Share

Bab 412

Awalnya, aku memejamkan mata, tetapi aku kesulitan mengambil barang dengan mata terpejam. Jadi, aku membuka mataku dan melihat adegan yang mengejutkan.

"Pfft." Aku langsung menyemburkan seteguk air.

Helena bertanya dengan sengaja, "Kenapa? Posturku bermasalah?"

Aku berpikir dalam hati, 'Bermasalah atau nggak, kamu nggak tahu?'

Dasar licik.

Aku tercengang.

Aku hanya bisa berkata, "Kamu duduk begini, aku nggak bisa pijat kamu. Kak Helena, tolong duduk."

"Hari ini, pinggangku nggak sakit, kakiku yang sakit. Duduk macam ini, rasanya lebih nyaman. Cepat pijat aku."

Aku tercengang dan berpikir, 'Aku mana bisa pijat kamu?'

'Aku nggak mungkin berlutut di depanmu dan menghadap ke area sensitifmu, 'kan?'

Ini namanya bukan memijat.

Apa ini ujian untuk menjadi makhluk suci?

Aku memohon ampun. "Kak, posturmu ini sangat ambigu. Aku nggak bisa pijat kamu. Ampuni aku, aku nggak sanggup hadapi cobaan macam ini."

"Hei, kamu ini tukang pijat, bahkan tukang pijat buta. Untuk apa peduli sama cara dudukku?"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status