Share

Bab 402

Sekitar pukul sembilan, aku sampai di depan pintu Aula Damai.

Begitu aku turun dari mobil, sesosok tubuh menghalangi jalanku.

Aku melihat Wiki tampak kuyu dan marah, aku merasakan emosi campur aduk di hatiku.

Terlihat jelas dia kurang tidur tadi malam.

Dia lesu dan matanya merah.

Tapi, aku tidak merasa kasihan sama sekali.

Karena semua ini salahnya.

"Edo, beri tahu aku, di mana kakak iparmu?" Wiki berbicara lebih dulu.

Aku hanya berkata, "Aku benar-benar nggak tahu."

Mata Wiki berkilat marah.

"Edo, kamu adalah saudaraku. Kamu seharusnya tahu bagaimana aku memperlakukanmu sejak kamu masih kecil 'kan?"

"Aku sudah seperti ini sekarang dan kamu masih ingin berbohong padaku?"

"Apakah kamu nggak bersalah padaku?"

Wiki sangat emosional, jadi terus memarahi dan menekanku secara moral.

Sebenarnya aku kesal.

Kalau sebelumnya aku tidak tahu apa-apa, aku pasti akan merasa bersalah, menyalahkan diri sendiri dan merasa bersalah pada kakakku.

Tapi, sejak aku tahu bahwa semua kebaikan yang dia lakukan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status