Share

Bab 408

Author: Galang Damares
last update Last Updated: 2024-11-06 18:00:00
Harmin mengingatkan Dono untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak seharusnya dilakukannya.

Suami Bu Dora bukanlah orang yang bisa dianggap enteng dan yang terpenting Bu Dora jelas tidak senang saat pergi kemarin.

Harmin tahu Dono mengincar Bu Dora, jadi dia harus mengingatkan Dono.

Dia boleh saja kalau ingin mengandalkan orang kaya, tapi harus juga memperhatikan kesopanan.

Hati Dono sudah terlanjur berdetak kencang menuju rumah Bu Dora, dia mengangguk berkali-kali, lalu mengemasi barang-barangnya dan pergi.

Melihat Dono pergi, aku merasa jauh lebih santai.

Yang penting aku bisa melakukan apa pun yang aku mau tanpa Dono mencari masalah untukku.

Pagi harinya, banyak pelanggan mulai datang ke kamarku.

Aku adalah orang yang berperilaku baik dan melakukan apa pun yang perlu aku lakukan untuk pelanggan. Semua pelanggan memujiku.

Beberapa kakak muda bahkan menambahkanku di WhatsApp dan mengatakan mereka akan kembali mencariku di masa depan.

Aku merasa kakak-kakak muda ini benar-benar mengangg
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 409

    Aku memandang Dono sambil mencibir, berpikir kalau seekor harimau tidak menunjukkan kekuatannya, apakah kamu benar-benar mengira aku kucing yang sakit?Aku hanya tidak ingin menimbulkan masalah, tapi bukan berarti aku mudah diajak bicara.Aku tidak akan menyinggung siapa pun kecuali mereka menyinggungku, tapi kalau seseorang menyinggungku, aku akan membasmi mereka!Biarpun kalimat ini mungkin terdengar agak kurang dewasa sekarang, tapi sangat berguna."Sudah, kalian berdiri terpisah." Pak Hasan menegur dengan sikap acuh tak acuh dan melanjutkan ceramahnya.Dono jelas ingin membalas dendam padaku dan tetap berdiri di tempat.Dia tidak bergerak, aku yang bergerak.Aku langsung pindah ke sisi Pak Hasan.Dono tidak mengikuti kali ini.Aku tidak mengambil hati apa yang baru saja terjadi dan terus mendengarkan kelas dengan penuh perhatian.Tapi, Dono berbeda. Sorot matanya itu jelas menandakan dia menaruh dendam padaku lagi.Alasan Dono menaruh dendam padaku adalah karena pagi harinya dia pe

    Last Updated : 2024-11-06
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 410

    Hanya saja dia tidak pernah menyangka kalau dia tetap akan dikalahkan olehku.Hal ini membuat Dono semakin marah dan benci padaku.Akulah yang mencuri Bu Dora miliknya.Itu semua karena aku!Diam-diam Dono bersumpah dalam hatinya bahwa dia tidak akan membiarkan aku hidup damai.Sebelum Pak Hasan menyelesaikan pelajarannya, Dono pergi dengan marah.Aku melihat Dono pergi tapi aku diam saja.Apakah pria itu pergi atau tidak, tidak ada hubungannya denganku dan aku tidak peduli.Aku hanya ingin mendengarkan kelas dengan baik dan melakukan pekerjaanku dengan baik.Setelah Pak Hasan menyelesaikan ceramahnya, dia secara khusus memanggilku."Edo, aku ingin tanya, apakah Dono tadi mengincar kamu?" Pak Hasan bertanya kepadaku."Ini bukan masalah besar, Pak Hasan. Kamu nggak perlu mengkhawatirkannya. Aku bisa mengatasinya sendiri."Aku merasa bahwa aku bukan anak kecil dan aku tidak bisa mengeluh kepada Pak Hasan tentang segala hal. Itu akan sangat membosankan.Pak Hasan juga memahami apa yang ak

    Last Updated : 2024-11-06
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 411

    Bisa dibilang kami seumuran.Menyuruhku memanggil wanita seumuran "kakak", aku merasa agak canggung."Hei, kok nggak panggil? Minta dihajar?"Sembari berbicara, Helena mulai membuka kancing kemejanya dan kulit putihnya pun terlihat.Aku sangat memahami wanita ini. Aku segera berbalik dan berkata, "Oke, Kak Helena. Jangan begini, aku sudah tahu salah.""Hehe, begitu dong. Harus kugertak, baru takut? Jawab jujur, kamu cuma modus, 'kan?"Sejujurnya, aku tidak berpikir demikian.Aku mengetahui sifat wanita ini, jadi aku tidak pernah mengincarnya.Namun, ketika digoda olehnya, aku cukup menikmati.Tentu saja, aku tidak boleh mengaku. Kalau aku mengaku, berarti aku mencelakai diri sendiri."Aku mana berani. Aku cuma orang biasa, masih mau hidup." Aku berbohong.Helena tiba-tiba berjalan ke hadapanku, aku hampir mimisan.Bagaimana bisa dia menelanjangi diri sendiri?Piyama seksi berwarna merah muda, sepertinya dia tidak memakai pakaian dalam.Gunung putih yang menjulang tinggi sangat memukau.

    Last Updated : 2024-11-07
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 412

    Awalnya, aku memejamkan mata, tetapi aku kesulitan mengambil barang dengan mata terpejam. Jadi, aku membuka mataku dan melihat adegan yang mengejutkan."Pfft." Aku langsung menyemburkan seteguk air.Helena bertanya dengan sengaja, "Kenapa? Posturku bermasalah?"Aku berpikir dalam hati, 'Bermasalah atau nggak, kamu nggak tahu?'Dasar licik.Aku tercengang.Aku hanya bisa berkata, "Kamu duduk begini, aku nggak bisa pijat kamu. Kak Helena, tolong duduk.""Hari ini, pinggangku nggak sakit, kakiku yang sakit. Duduk macam ini, rasanya lebih nyaman. Cepat pijat aku."Aku tercengang dan berpikir, 'Aku mana bisa pijat kamu?''Aku nggak mungkin berlutut di depanmu dan menghadap ke area sensitifmu, 'kan?'Ini namanya bukan memijat.Apa ini ujian untuk menjadi makhluk suci?Aku memohon ampun. "Kak, posturmu ini sangat ambigu. Aku nggak bisa pijat kamu. Ampuni aku, aku nggak sanggup hadapi cobaan macam ini.""Hei, kamu ini tukang pijat, bahkan tukang pijat buta. Untuk apa peduli sama cara dudukku?"

    Last Updated : 2024-11-07
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 413

    "Lebih kuat, lebih kuat lagi. Aku suka yang kasar macam kamu."Sembari berbicara, dia menjambak rambutku.Aku sungguh kesakitan.Aku berteriak, "Ah, jangan seperti ini. Rambutku bisa patah."Helena seolah-olah tidak mendengar ucapanku, dia mempererat cengkeramannya.Aku terpaksa berhenti memijatnya.Helena tiba-tiba menatapku dengan galak. "Siapa suruh kamu berhenti? Lanjutkan!Aku terpaksa lanjut memijatnya.Helena kembali menunjukkan ekspresi nikmat. Dia menjambak rambutku sambil menggerakkan tangannya.Aku curiga wanita ini suka menyiksa orang.Kulit kepalaku hampir robek."Ah, aku benar-benar kesakitan. Tenagamu kuat sekali, rambutku sudah mau putus."Aku tidak bisa menahan diri lagi dan langsung bangkit.Melihat rambutku berdiri tegak, Helena tertawa terbahak-bahak.Dia tidak menyangka dirinya begitu ganas dan menjambak rambutku hingga seperti ini.Aku mengusap kulit kepalaku sambil berkata dengan tertekan, "Masih tertawa, aku sudah kesakitan."Helena menyuruhku mendekat. "Sini, b

    Last Updated : 2024-11-07
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 414

    "Main apaan? Aku nggak main-main sama kamu. Jawab dengan jujur, nikmat nggak?" tanya Helena.Aku sangat kesal.Amahku membara, tetapi tidak bisa dilampiaskan dan harus mendengar godaan Helena. Bagaimana mungkin aku tidak kesal?Namun, aku harus sabar.Aku menuruti keinginan Helena. "Nikmat, nikmat sekali. Puas?""Kamu nikmat, aku belum nikmat. Sini, biar aku nikmat juga." Helena tidak berencana untuk melepaskanku.Aku tidak bisa berkata-kata."Gimana caranya? Biarkan kamu jambak aku lagi? Aku takut botak."Mengingat adegan Helena menjambak rambutku, aku sungguh takut.Tak disangka, wanita secantik Helena memiliki kebiasaan buruk seperti itu.Sangat aneh."Aku nggak jambak kamu lagi. Sini, pijat aku.""Cuma itu?""Kalau nggak? Kusuruh kamu tiduri aku?" tanya Helena.Dilihat dari penampilannya, seharusnya dia tahu batas.Kalau tidak, bagaimana mungkin dia membujukku? Buang-buang waktu saja.Selama dia tidak memaksaku melakukan hal yang keterlaluan, aku akan bersabar.Bagaimanapun, aku ti

    Last Updated : 2024-11-07
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 415

    Bagaimanapun, wanita ini sangat cantik. Aku bahkan tidak berani berpikir untuk menggenggam dengannya.Apalagi melakukan hal seperti itu dengannya.Namun, aku tidak boleh gegabah.Wanita ini bukan wanita biasa. Orang sepertiku tidak pantas menyentuhnya.Meskipun kebahagiaan sesaat menyenangkan, nyawa lebih berharga.Aku masih muda, belum menikah dan belum mempunyai keturunan, aku tidak ingin meninggal dini."Aku serius. Kalau kamu bantu aku, aku pasti bantu kamu." Helena masih tidak menyerah, dia mencoba untuk membujukku.Aku berkata dalam hati, 'Jangan dengarkan, ini jebakan!'Aku terus melafalkan kalimat ini. Akhirnya, aku terbebas dari sihir Helena.Melihatku begitu gigih, Helena mulai berulah.Dia tiba-tiba berbalik, dia berbaring telungkup sambil menggoyangkan pantatnya."Kak, begini bisa?"Aku mengabaikannya.Helena terus mengganti postur tubuhnya.Aku tetap mengabaikannya.Helena melepas kacamata hitamku dan menyadari mataku tertutup rapat."Buka matamu!" seru Helena dengan nada

    Last Updated : 2024-11-08
  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 416

    Kalau pukulannya pelan, aku akan membiarkannya memukulku. Kalau pukulannya kuat, aku akan menghindar.Perlahan-lahan, kita seperti pasangan yang sedang bertengkar.Amarah Helena mereda dan aku tidak terlalu takut padanya.Aku membujuknya. "Kak Helena, jangan seperti ini. Nggak ada pria yang mau diselingkuhi. Kalau Tiano tahu, kamu bisa celaka."Akhirnya, Helena kembali normal. Dia tidak lagi memukulku atau menggodaku.Sebaliknya, dia berkata dengan serius, "Ya sudah kalau celaka, daripada harus jadi mumi."Aku berpikir dalam hati, 'Kamu mana macam mumi?''Hidupmu begitu menyenangkan!'"Apa maksud tatapanmu ini? Kamu nggak percaya?"Aku segera menggelengkan kepala. "Tentu aku percaya.""Hmph. Kamu nggak percaya, matamu nggak bisa bohong.""Kamu macam orang lain. Kira aku hidup mewah, jadi pacar Tiano, nggak perlu khawatirkan apa pun, bisa foya-foya.""Kamu nggak tahu betapa banyaknya orang yang katai aku dari belakang."Aku menjawab, "Mana mungkin. Siapa begitu berani? Paling-paling mer

    Last Updated : 2024-11-08

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 628

    "Semua ini salahmu!""Kalau kamu nggak mengurungku, aku nggak akan tinggal di sini selama berhari-hari, apalagi membayar biaya kamar dengan sia-sia."Edo memelototi Bella dengan marah. Hati Edo merasa sangat kesal sehingga dia bahkan tidak merasa takut sama sekali.Bella menatap Edo sambil tersenyum dan berkata, "Lalu, apa yang kamu inginkan?"Wanita ini selalu bersikap acuh tak acuh pada Edo. Namun, sekarang, dia tiba-tiba merayunya. Hal ini membuat Edo sedikit tidak bisa menerimanya.Edo berkata sambil gemetar, "Aku nggak ingin melakukan apa pun. Aku hanya ingin kamu pergi secepat mungkin."Wajah Bella menjadi masam. "Apa katamu? Kalau berani, katakan sekali lagi!"Ekspresi wanita ini berubah dengan secepat kilat."Aku nggak bilang apa-apa."Edo menyerah.Jika Edo tidak mampu menyinggung perasaannya, bukankah Edo bisa bersembunyi darinya?Saat Edo hendak bangun dari ranjang, Bella tiba-tiba berkata, "Jangan turun. Kemarilah.""Nona Bella, apa yang ingin kamu lakukan?" Edo benar-benar

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 627

    Edo segera membungkus tubuhnya dengan selimut. Saat ini, jantung Edo berdetak kencang. "Bahkan kalau kamu memberiku nyali pun, aku nggak akan berani berbohong padamu. Ini adalah wilayahmu. Aku nggak ingin mati muda."Bella tiba-tiba duduk di ranjangnya dan memerintahkan Edo, "Lepaskan selimutmu!""Apa yang kamu lakukan?""Aku suruh kamu lepaskan, kenapa kamu berbicara omong kosong?" Wanita ini selalu bersikap dingin terhadap Edo.Edo mau tidak mau menuruti keinginan Bella untuk melepaskan selimutnya itu.Bella mencubit dadanya dengan keras dan berkata, "Dengarkan baik-baik. Kamu nggak hanya dilarang menyentuh sahabatku, tapi kamu juga nggak boleh merayu ibuku.""Kalau kamu berani melanggar salah satu dari keduanya, aku jamin kamu akan mati dengan tragis."Bella mencubit Edo dengan keras, sehingga Edo tanpa sadar menutupi dadanya. "Bisakah kamu berhenti mencubitku? Aku tahu ini bukan dadamu."Dada wanita sangat sensitif, dada pria juga sensitif.Edo berpikir dalam hati, "Aku akan merema

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 626

    "Tentu saja." Herman tersenyum sambil memberi Edo jawaban yang tegas.Edo tampak kebingungan. Dia bahkan mengira apakah Herman salah mengenalinya?Namun, Edo tidak mengatakan apa-apa.Biarkan saja Herman salah mengenalinya. Edo akan diam-diam menerimanya.Lagi pula, Edo hanya akan tinggal di sini selama beberapa hari. Saat Herman mengetahuinya, Edo mungkin sudah pergi."Kalian bersenang-senanglah. Aku nggak mengganggu kalian lagi." Herman berbalik dan berjalan pergi.Setelah Herman pergi, Lina langsung bertanya pada Edo, "Edo, ada apa ini? Kenapa Pak Herman begitu menghormatimu?"Edo berkata, "Aku juga nggak tahu. Mungkin dia salah orang. Apa pun yang terjadi, dia telah membantu kita memecahkan masalah.""Oh, aku nggak menyangka Bagas terlihat cukup jujur sebelumnya. Tapi, sekarang dia juga seperti."Nia merasa sakit kepala.Alasan utamanya adalah adiknya dan Bagas sudah memiliki dua anak. Bahkan Nia tahu Bagas melakukan ini, Nia akan sulit untuk mengatakan yang sebenarnya kepada adikn

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 625

    Begitu Edo melihat Nia ditindas, dia segera mendekat.Edo menendang pria itu menjauh.Kemudian, Edo memandang Nia dengan sedih sambil bertanya, "Kak Nia, apa kamu baik-baik saja?"Nia berkata dengan marah, "Edo, tangkap dia. Aku akan merekam perbuatannya dan mengirimkannya ke Cindy."Edo segera menangkap pria paruh baya itu.Nia mengambil beberapa foto pria itu.Bagas Moeran meronta dan berteriak, "Nia, kamu bilang aku berengsek karena datang ke tempat seperti ini. Bagaimana denganmu? Sebagai wanita, kamu bahkan datang ke tempat seperti ini. Kamu bahkan lebih najis dariku!"Nia membeku, lalu dia menatap Bagas dengan ekspresi masam.Jelas sekali, Wiki tidak tahu jika Nia datang ke tempat seperti ini.Oleh karena itu, kata-kata Bagas membuat Nia terdiam.Melihat ekspresi malu Nia, Edo berkata sambil menampar kepala Bagas, "Kak Nia datang ke tempat ini hanya untuk bersenang-senang. Dia nggak seperti kamu. Kamu bahkan berciuman dengan wanita itu. Kami semua sudah melihatnya.""Sialan, siap

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 624

    "Mungkin dia sepertimu. Dia hanya datang ke sini untuk bersantai?"Nia langsung menatap Edo sambil berkata, "Apa kamu sendiri percaya dengan apa yang kamu katakan?"Edo langsung tertawa.Kata-kata Edo memang sulit dipercaya.Apalagi jika hal ini terjadi pada laki-laki. Orang-orang merasa pria itu lebih buruk bajingan."Kak Nia, apa kamu membutuhkan bantuan kami?" tanya Edo dengan khawatir.Nia melambaikan tangannya dan berkata, "Nggak perlu. Kamu kerjakanlah urusanmu sendiri. Aku bisa menyelesaikannya sendiri."Melihat Nia mengatakan ini, Edo tidak berkata apa-apa lagi.Lina dan Edo pergi ke lantai dansa, lalu menari bersama.Namun, Edo terus memperhatikan Nia dari waktu ke waktu.Nia tidak mengambil inisiatif. Namun, dia terus menatap adik iparnya itu seakan sedang menunggu sesuatu?Tidak lama kemudian, seorang wanita yang mengenakan gaun seksi berwarna hitam datang. Wanita itu duduk di sisi adik iparnya Nia.Selain itu, wanita itu duduk di pangkuan adik iparnya itu.Melihat pemandang

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 623

    Edo menggelengkan kepalanya dengan liar. "Tentu saja nggak.""Bagaimana kalau kamu diminta berpakaian seperti ini dan tampil di acara fashion show internasional?"Setelah memikirkannya, Edo berkata dengan serius, "Aku mungkin bisa menerimanya. Lagi pula, kostum di acara fashion show sangat berlebihan.""Hal yang sama juga terjadi di sini. Tempat ini disebut Paradiso. Kalau tempat ini hanya sekedar area rekreasi, area hiburan dan area bar, apa bedanya dengan tempat biasa?""Untuk menonjolkan perbedaannya di sini, setiap pelanggan harus mengenakan pakaian yang menurut mereka seksi.""Ini sesuai dengan tema di sini, Paradiso. Tapi, mereka nggak melewati batas."Bukankah tempat ini hampir melewati batas?Hanya saja, cara mereka hampir melewati batas ini sangat luar biasa.Tempat ini sama seperti tempat pijat mereka.Panti pijat dioperasikan secara legal. Namun, jika pelanggan jatuh cinta dengan salah satu tukang pijat di sana dan bersikeras meminta mereka memberikan pelayanan, itu bukanlah

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 622

    Terutama menurut Edo, Lina sangat lembut dan pemalu. Dia mungkin tidak akan datang ke tempat seperti ini.Namun, jika dilihat dari reaksi Lina, dia sepertinya cukup familier dengan tempat seperti ini.Jadi, Edo sangat penasaran. Dia ingin memastikan apakah Lina sering datang ke tempat seperti ini?Lina tersipu dan berkata, "Aku jarang datang ke sini. Aku hanya datang dua kali sebelumnya bersama Nia dan Nancy.""Lalu, bagaimana kalian menemukan tempat seperti ini?"Edo terus bertanya dengan ekspresi ingin tahu.Lina menjawab, "Aku juga nggak tahu. Nancy yang menemukannya. Dia berkata bahwa kita dapat melampiaskan emosi di sini. Dia bersikeras untuk mengajak Nia dan aku melihatnya.""Saat pertama kali, aku sama sepertimu. Aku mengira tempat ini adalah tempat ilegal. Tapi, setelah aku pergi ke sana sekali, aku menyadari bahwa tempat ini benar-benar bisa melepaskan emosi kita."Begitu mendengar Lina berkata seperti ini, Edo sangat mendambakannya.Tempat seperti apa itu?Tidak lama kemudian

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 621

    "Edo, bukan hanya kami yang harus mengganti baju, kamu juga.""Kenapa?"Edo tampak bingung.Lina menjelaskan pada Edo dengan sabar, "Karena Paradiso adalah pesta yang bergairah. Setiap orang yang ingin pergi ke sana harus berpakaian seksi.""Kalau kamu memakai baju kaus biasa atau jas dan dasi, kamu pasti nggak boleh masuk."Ternyata seperti itu.Setelah mendengar penjelasan Lina, Edo secara garis besar memahami bahwa Paradiso adalah sebuah pesta yang membuat orang tergila-gila.Pesta itu legal, tapi sangat terbuka.Singkatnya, seseorang dapat melampiaskan emosinya di pesta itu dalam batasan hukum.Edo secara garis besar telah memahami tempat seperti apa itu. Jadi, dia telah siap secara mental."Edo, pakailah baju ini. Kalau kamu memakai baju ini, kamu pasti akan membuat para wanita terpesona padamu."Nia memilih kemeja putih untuk Edo. Kemeja itu transparan. Setelah Edo memakainya, orang-orang dapat melihat bentuk tubuhnya itu.Namun, justru karena ini, Edo tampak semakin memikat.Edo

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 620

    "Markas rahasia apa?"Edo bertanya dengan penasaran.Nia mendekat ke telinga Edo dan berkata, "Itu adalah pesta yang bergairah dan asyik. Bagaimana kalau kita pergi melihatnya nanti?""Ah?"Berita ini sungguh mengejutkan Edo!Edo hanya berpikir bahwa ini adalah sebuah vila untuk liburan.Edo tidak menyangka ada tempat seperti itu.Edo bertanya kepada Nia, "Apa itu legal? Kita nggak akan ditangkap, 'kan?"Nia langsung terhibur hingga tertawa terbahak-bahak. "Dasar bodoh, apa yang kamu pikirkan? Kalau dia bisa mengoperasi di sini, itu pasti legal. Itu bukan tempat kotor yang kamu kira."Edo semakin penasaran.Tempat itu legal dan rahasia. Tempat seperti apa itu?Edo sangat ingin melihatnya.Lina melihat mereka tertawa dan bercanda, dia pun menghampiri dengan rasa ingin tahu, "Apa yang kalian berdua bicarakan? Apa kalian begitu bahagia?"Nia berkata sambil tersenyum, "Aku bilang aku akan mengajak Edo pergi ke Paradiso, tapi anak ini bahkan takut tempat itu ilegal. Dia takut ketahuan."Lin

DMCA.com Protection Status