Sejujurnya, kalau wanita Helena ini bukan wanita Tiano, aku tidak akan menghindarinya dan takut padanya.Dia benar-benar kecantikan kelas atas. Biarpun tidak melakukan apa-apa, wajahnya yang cantik dan menawan sudah cukup membuat pria terpesona.Setiap kali aku melihatnya, aku membayangkan betapa hebatnya kalau aku menjatuhkannya!Jadi ketika aku melihat tubuh Helena yang menggoda, hasrat tetap mengalahkan akal sehatku, memaksaku untuk berjalan kembali.Biarpun aku tahu bahwa wanita ini tidak mungkin menelanjangi dirinya, dia pasti mengenakan pakaian dalam.Tapi, melihat tubuhnya ditutupi selimut, tubuhnya yang terlihat samar-samar membuat orang semakin berimajinasi.Sebenarnya kecantikan wanita tak harus ditampilkan dengan telanjang bulat. Terkadang perasaan kabur yang membayangi justru semakin memanjakan mata.Tepat ketika aku sedang melihatnya, Helena tiba-tiba berbalik dan berbaring miring di tempat tidur seperti putri duyung.Di bawah selimut, gunung kembar putih di dadanya terlih
Ini adalah semacam pesona yang melampaui tubuh fisik dan merupakan ketegangan seksual yang sangat menakutkan.Aku benar-benar tidak tahan lagi.Tapi, aku terus berkata dalam hati bahwa aku tidak boleh menyentuh wanita ini!Tidak peduli bagaimana aku mati, tapi aku tidak bisa melibatkan Kak Lina dan kakak iparku.Mengingat hal ini, aku menggertakkan gigi dan menahannya."Aku nggak menyangka kamu begitu tahan." Helena juga terkejut.Cara yang baru saja dia gunakan padaku, kalau digunakan dengan santai pada Tiano, sudah cukup membuat Tiano tidak bisa bangun dari tempat tidur selama beberapa hari.Helena memang seorang penggoda alami. Tidak ada pria yang bisa lepas dari cengkeramannya ketika melihatnya.Aku satu-satunya yang acuh tak acuh dan mampu menahan diri!Hal ini semakin membangkitkan rasa penasaran Helena."Apa menurutmu aku nggak bisa melakukan apa pun kalau kamu seperti ini?"Helena punya banyak trik. Dia memaksaku membuka mataku.Aku menutup mataku dan tidak berani membukanya, j
Ternyata wanita ini melakukan semua ini hanya agar aku menambahkannya sebagai teman.Tapi, aku tidak berani, aku takut kalau aku berhubungan dengannya, dia akan semakin menggangguku.Aku sudah belajar banyak tentang metode wanita ini dan aku rasa sepuluh dari aku juga tidak bisa menjadi tandingannya.Aku hanya bisa terus memohon belas kasihan dan berkata, "Kamu punya status, penampilan dan bodi bagus, kenapa kamu bersikeras menggangguku?""Aku hanya seorang mahasiswa yang baru saja lulus, yang nggak punya apa pun. Ampuni saja aku."Helena menatapku dengan mata terlena dan tatapannya yang berapi-api tertuju ke dadaku, "Karena kamu memiliki sosok yang bagus, lihat otot dada ini, lihat otot perut ini, membuat orang ingin melihatnya.""Tapi, kamu mencelakaiku. Kamu adalah wanita Tiano. Kalau aku menyentuhmu, berarti aku nggak ingin hidup lagi."Helena dengan lembut mencubit dadaku dengan tangannya, "Siapa bilang aku ingin kamu menyentuhku? Tahukah kamu bahwa melihat pria tampan dan memanda
Helena mengedipkan matanya yang besar dan jernih, seolah dia sangat polos.Tapi, aku sangat terkejut dengan perkataannya hingga aku berpikir ada yang salah dengan otak wanita ini. Kenapa dia selalu menanyakan pertanyaan rumit seperti itu kepada orang-orang?Aku merasa dia ingin menggodaku lagi, jadi aku berkata dengan marah, "Aku seorang tukang pijat, bukan tuan muda. Tolong jangan tanya aku pertanyaan membosankan seperti itu lagi.""Cih, itu hanya palsu. Kamu nggak benar-benar buta."Aku benar-benar terlalu malas untuk berbicara dengannya, tapi tidak bisa juga kami hanya duduk seperti ini.Aku memandang wanita itu dan berkata lagi, "Mau dipijat? Kalau nggak mau dipijat, silakan keluar dan jangan terus-menerus menempati waktuku.""Beraninya kamu berbicara seperti ini padaku? Apakah kamu percaya aku akan mengirimkan fotomu ke Tiano?""Apakah itu menarik? Selalu seperti ini. Kalau kamu suka, kirimkan saja. Kalau aku dibunuh oleh Tiano, kamu nggak akan bisa menyiksaku lagi."Kataku dengan
Helena bertingkah manja, "Ayo menari, menarilah, Kakak ingin melihatnya."Saat dia berbicara, dia terlihat meneteskan air liur, terutama matanya yang menyipit, yang membuatku merasa seperti dia akan memakanku.Saat ini, aku seperti gadis yang lemah dan tidak berdaya sedangkan Helena seperti seorang paman yang penuh nafsu dan cabul.Aku sangat takut dan tidak berdaya!Aku memeluk diriku erat-erat dan berkata, "Bisakah kamu berhenti melakukan ini? Bukankah ini terlalu menakutkan?"Helena tiba-tiba melingkarkan lengannya di leherku, "Kalau begitu, kamu mau menari atau nggak?""Bagaimana kalau aku nggak mau menari?" tanyaku dengan nada bernegosiasi.Helena langsung mengeluarkan fotoku yang sedang memegang kakinya, "Kalau kamu nggak menari, maka aku akan mengirimkan fotonya."Aku hampir pingsan."Aku salut!""Apakah kamu siap untuk menari? Kakak yang akan mendandanimu. Aku harus membuatmu terlihat menawan, tampan dan seksi!"Kata Helena sambil langsung melepas seluruh pakaian yang ada di tu
"Kalau Tiano melihat hal-hal ini, dia akan memotongku menjadi beberapa bagian."Helena berkata dengan enggan, "Aku akan mengenkripsi album foto itu agar dia nggak bisa melihatnya.""Itu lebih parah lagi. Kenapa kamu mengenkripsi album fotoku? Bukankah itu membuktikan kejahatanmu?"Aku merasa wanita ini dengan tulus mencoba membunuhku.Aku masih muda dan aku masih memiliki banyak masa muda untuk dinikmati, aku tidak ingin mati secepat ini.Jadi aku dengan tegas tidak mengizinkan dia merekam video tersebut."Oke oke, kalau begitu aku nggak akan merekamnya. Aku akan menonton langsung, boleh 'kan?""Kamu menari lagi biar kutonton. Kamu harus meniru gaya di video. Semakin genit dan menawan kamu, itu semakin bagus.""Kalau aku menari lagi, apa kamu akan melepaskanku sepenuhnya?"Helena mengangkat satu tangannya dan bersumpah, "Aku berjanji, selama kamu menari lagi, aku akan segera pergi."Oke, kalau begitu aku akan mencobanya.Aku memegang ponsel Helena dan meliuk-liuk seperti pria di dalamn
Dono menatapku dengan marah, menunjuk ke hidungku dan berkata, "Edo, dengar kamu, akulah pemimpin di sini!""Kalau kamu berani nggak mendengarkanku, aku punya banyak cara untuk menghadapimu di masa depan!"Aku membalas, "Kamu bilang kamu yang nomor satu, jadi di mana kamu menempatkan Pak Hasan?"Dono tersenyum tidak puas, "Berapa hari lagi Hasan bisa terus bekerja? Kamu belum tahu, dia akan pensiun dua hari lagi.""Setelah dia pergi, aku akan menjadi pegawai tertua di sini. Bukankah semua orang harus mendengarkanku?"Aku terkejut. Pak Hasan akan segera mengundurkan diri? Kenapa aku tidak tahu?Aku mendorong Dono menjauh dan pergi mencari Pak Hasan.Pak Hasan sedang mengajari murid-muridnya.Aku mendatangi Pak Hasan dan buru-buru bertanya, "Pak Hasan, apakah kamu ingin pensiun?"Pak Hasan menatapku dan bertanya, "Siapa yang memberitahumu?""Dono yang memberitahuku," kataku jujur.Saat itu, Dono kebetulan keluar dari kamarku.Dia bertatapan muka dengan Pak Hasan.Dono berkata sambil ters
Tapi, kalau Dono terus-menerus menyusahkanku, aku pasti tidak akan menoleransinya.Aku berkata pada Dono dengan wajah dingin, "Sudah selesai? Silakan keluar kalau sudah selesai. Aku masih harus bekerja.""Dari maksudmu, apakah kamu siap memberikan wanita itu kepadaku?""Sudah tahu, kamu masih bertanya.""Kamu punya nyali, mari kita lihat."Setelah Dono meninggalkan kata-kata kasar tersebut, dia berbalik dan pergi.Dulu urusan Bu Dora, sekarang urusan Helena. Hubungan aku dan Dono sudah rusak total.Tidak masalah.Lagipula sudah seperti ini, jadi apa gunanya memikirkannya lagi?Tapi, Dono terus mengincar aku, yang mengakibatkan aku tidak menerima satu pun pelanggan sepanjang sore itu.Tidak ada tamu, tidak ada tip.Lebih penting lagi, aku selalu merasa bersalah karena aku tidak melakukan apa pun tapi mendapatkan gaji pokok 14 juta per bulan.Adapun Dono, dia sangat sibuk sepanjang sore. Konon dia menerima tip lebih dari empat juta sendirian.Aku tidak mengatakan apa-apa dan pergi setela
Jika dia tiba-tiba tertawa padaku, aku akan sangat terkejut."Tunggu sampai kamu punya kemampuan.""Kak Andre, kalau begitu, kerjakanlah tugasmu. Aku nggak akan mengganggumu lagi." Aku tidak percaya diri di hadapan Andre.Aku merasa sangat lemah.Setelah bertemu Andre, aku menelepon Fajar dan mengatakan bahwa aku ingin belajar secepat mungkin."Tentu saja. Datanglah kapan saja kamu ingin belajar."Fajar mengirimkanku sebuah alamat.Setelah aku menuliskan alamatnya, aku bersiap untuk segera mencarinya.Yuna dan Harmin berjalan-jalan sebentar. Cuaca berangsur-angsur menjadi panas, jadi aku membantu mendorong Harmin kembali.Yuna berkeringat karena kepanasan, jadi dia berganti piyama rumahnya.Saat berjalan, aku melihat tato kupu-kupu terbang di kakinya yang panjang dan putih.Tato itu persis seperti kupu-kupu yang beterbangan di depanku malam itu.Menurut Harmin, Yuna tampak berbeda sejak dia kembali dari Vila Dragonfly.Hal ini membuatku semakin curiga jika orang yang berhubungan dengan
Aku segera bersembunyi di tempat sepi, lalu mengambil kartu nama Fajar.Setelah beberapa hari ini, lukaku sudah hampir pulih. Sekarang, saatnya aku mencari Fajar.Namun, aku tidak lupa tentang kesepakatan sepuluh hari antara aku dan Andre.Meski aku tahu aku pasti tidak akan mampu memenuhi permintaan Andre, aku tidak mau mengingkari janji.Aku akan mematuhi janji yang harus dipatuhi.Jadi, aku menghubungi Andre terlebih dahulu. Aku memutuskan untuk menjelaskan semua padanya terlebih dahulu."Kak Andre, di mana kamu?" tanyaku."Danau Kapas."Begitu mendengarnya, aku tercengang.Bukankah Danau Kapas berada di lingkungan tempat tinggal Harmin dan Yuna?Aku segera bertanya lagi, "Kamu juga tinggal di Danau Kapas?""Aku nggak tinggal di sini," jawab Andre dengan singkat."Kalau begitu, apa yang kamu lakukan di Danau Kapas?""Mengawasi bawahan Tiano."Aku semakin ketakutan sehingga semua bulu kudukku berdiri.Saat mengetahui bahwa anak buah Tiano mengikutiku tadi, aku tercengang. Namun, aku
"Kamu masih berani datang hari ini?" tanya Yuna padaku.Aku berkata tanpa ragu, "Tentu saja aku harus pergi. Pak Harmin baru menyelesaikan pengobatan pertama. Pengobatan lanjutan juga sangat penting. Kita nggak boleh menyerah di tengah jalan.""Haha, aku hanya bercanda denganmu. Aku sudah mengantar orang tuaku pergi," kata Yuna padaku dengan suara imut.Suara yang merdu itu membuat jantungku berdebar.Yuna jarang sekali bercanda seperti ini padaku. Dia berkata dengan nada yang santai sehingga aku merasa sedikit tersanjung.Namun, aku segera mengetahui apa yang terjadi. Ternyata setelah perawatan kemarin, kondisi Harmin telah membaik secara signifikan.Kesehatan Harmin membaik, Yuna juga merasa senang. Tentu saja sikapnya padaku menjadi jauh lebih baik.Namun, aku tidak tahu apa yang terjadi. Aku merasa sedikit linglung.Aku tahu aku seharusnya tidak bersikap seperti ini, jadi aku segera menenangkan diri dan berkata, "Bu Yuna, aku akan ke sana setelah sarapan.""Yah."Setelah selesai me
Maksud dari kata tidur adalah membantu Zudith menaklukkan Sharlina, bukan sekadar mempermainkan perasaannya.Saat Zudith mendengarku mengatakan ini, dia bersemangat hingga hampir terbang. "Yah. Tentu saja aku mau. Edo, aku dengar dari Kiki bahwa kamu sangat ahli dalam merayu gadis. Kalau kamu dapat membantuku memenangkan hati Sharlina, aku akan memanggilmu ayah.""Sialan, aku nggak mau punya anak setua kamu.""Edo, tolong aku. Cepat tolong aku." Zudith terus mendesakku seakan-akan aku adalah penyelamat hidupnya.Aku memintanya untuk tenang, lalu berkata, "Alasan aku berkata seperti ini karena menurutku, kamu dan Sharlina sangat cocok, tapi kalau kamu mengecewakannya ...."Zudith langsung bersumpah, "Jangan khawatir, aku nggak akan pernah mengecewakan Sharlina. Kalau aku berani mengecewakannya, aku akan impoten selama sisa hidupku."Sadis sekali?Tampaknya Zudith benar-benar serius.Yah. Dia tampaknya memperlakukan setiap hubungan dengan sangat serius. Namun, sayangnya, tampaknya tidak
Cindy bersandar di sofa dan berkata dengan ekspresi sedih, "Bukannya aku nggak bersemangat. Aku merindukan laki-laki.""Uhuk ... uhuk ...." Setelah mendengar kata-kata itu, aku langsung terdiam.Aku bertanya-tanya apakah ketiga saudara ini berpikiran begitu terbuka?"Kak Nia, kalian istirahatlah. Aku pergi dulu." Aku segera mencari alasan untuk kabur dari sini.Setelah aku pergi, Nia duduk di sebelah Cindy dan berkata untuk menghiburnya, "Kalau kamu ingin mencari pria, carilah. Bagas boleh mencari wanita, kenapa kamu nggak boleh mencari pria lain?"Cindy berkata, "Kamu pikir aku ini kamu, nggak punya anak, nggak punya beban dan bisa melakukan apa saja yang kamu mau? Kalau aku melakukan itu, apa yang akan terjadi pada anak-anakku?"Nia menolak untuk mengakuinya. "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Aku kakakmu, berhati-hatilah saat berbicara padaku."Cindy terkekeh, "Jangan berpura-pura. Kamu dan Edo pasti memiliki hubungan.""Wiki nggak bisa memuaskanmu, dia juga nggak bersikap baik
"Kak Nia ...." kataku dengan tidak berdaya. "Aku bisa mencarimu karena alasan lain. Aku nggak mesti hanya ingin berhubungan denganmu."Nia langsung mengangkat bahu dan berkata, "Setelah kamu punya Nancy, kamu nggak peduli lagi padaku, 'kan?"Aku segera meraih tangan Nia dan berkata, "Kak Nia, apa yang kamu bicarakan? Kak Nancy dan kamu berbeda. Nggak ada seorang pun yang dapat menggantikan posisimu di hatiku."Akhirnya, ekspresi Nia jauh lebih tenang.Nia hanya tertawa kecil, lalu dia menatapku dan berkata, "Kamu memuaskan Nancy sebelumnya, kapan kamu akan memuaskanku?"Melihat ekspresi Nia yang linglung dan menawan, aku tahu dia menginginkannya. Namun, aku tidak bisa melakukannya sekarang.Aku segera menyalakan mobil dan berkata, "Kak Nia, sebaiknya aku antar kamu ke tempat Cindy dulu."Saat Nia melihat aku sengaja menghindarinya, dia mencengkeramku dengan kuat."Dasar munafik. kamu jelas menginginkannya ...."Aku juga tidak berdaya. Aku baru saja berhubungan dengan Nancy. Kenapa sepe
Sekarang, semua kelemahan dan rahasia itu tidak dapat menaklukkan Nia sama sekali. Nia tidak merasa khawatir sehingga dia langsung menyerangnya."Nia, kamu ...." Wiki sangat marah hingga wajahnya memucat. Dia terus mengatakan "kamu" untuk waktu yang lama, tetapi dia tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Nia langsung masuk ke dalam rumah untuk mengemasi barang-barangnya. "Mulai hari ini, aku nggak akan diancam olehmu lagi. Edo, bantu aku mengemasi barang-barangku. Aku akan pergi dari sini malam ini."Saat mendengar Nia mengatakan hal itu, aku menjadi sangat gembira. Kemudian, aku bergegas menghampirinya.Wiki berteriak padaku, "Edo, kamu berani! Jangan lupa, kita berasal dari desa yang sama. Kamu nggak takut apa yang akan aku katakan tentangmu di depan penduduk desa?"Aku meletakkan barang di tanganku, lalu berjalan ke arah Wiki dengan ekspresi masam. "Katakan saja apa pun yang ingin kau katakan. Aku nggak peduli.""Kamu nggak peduli. Bagaimana dengan orang tuamu? Apa kamu nggak takut pe
Wajah Nia tampak lebih masam daripada hari yang mendung dan disertai badai petir.Nia mencibir dan berkata dengan sengaja, "Aku pernah melakukannya. Kenapa?"Wiki langsung berdiri. "Sialan, kamu benar-benar pernah melakukannya?"Nia ingin merangsangnya. "Yah, aku pernah melakukannya sebelumnya. Ukurannya jauh lebih bagus darimu. Nggak seperti ukuranmu yang seperti tusuk gigi."Aku sungguh mengagumi Nia. Dia sangat andal membuat orang kesal.Hal ini adalah kelemahan fatal Wiki. Wiki memang memiliki ukuran yang pendek dan kecil, jadi dia sulit untuk memuaskan Nia.Selain itu, mereka tidak dapat menikmati setiap berhubungan di ranjang. Lambat laun, dia pun merasa rendah diri.Nia telah tinggal bersamanya selama bertahun-tahun. Dia tahu betul kelemahan Wiki."Diamlah, Nia. Kamu ingin memaksaku menggunakan kartu trufku, 'kan?"Nia tidak berani berkata apa-apa lagi. Terlihat jelas ini adalah titik lemahnya.Wiki berteriak dengan marah, "Edo, kamu sudah dengar? Dia adalah wanita baik yang kam
Perkataanku sangat menyakiti hati Wiki. Saat ini, wajahnya tiba-tiba menjadi sangat masam."Haha, lanjutkanlah." Wiki menatapku sambil mencibir. Dia bahkan memintaku untuk melanjutkan.Saat ini, aku tidak lagi merasa khawatir. Aku berbicara kepadanya dengan tegas, "Bahkan pernikahanmu dengan Kak Nia juga disebabkan oleh kesombonganmu. Kak Nia cantik dan memiliki tubuh yang bagus. Kamu selalu bersikap sangat baik padanya di depan orang luar. Kamu ingin membuat penduduk desa berpikir bahwa seorang pemuda desa biasa sepertimu dapat menikahi gadis kota yang cantik. Hal ini membuatmu merasa sangat puas.""Kamu menikmati tatapan iri dari orang lain, sementara kamu juga ingin menjadi sesukses Johan. Tapi, kamu nggak seberuntung Johan. Kamu hanya bisa menjadi bawahannya dan mengandalkan kebaikannya untuk mempertahankan perusahaanmu.""Kamu ingin sukses seperti Johan, jadi kamu membantunya. Kamu juga ingin berbuat onar seperti Johan, tapi kamu nggak ingin merusak citra baikmu. Jadi, kamu membia