Share

Bab 185

Salah satu kakiku patah ringan dan dipasang gipsum.

Kak Nia menatapku sedih, "Edo, sakit nggak?"

Aku berkata lemah, "Kak Nia, maafkan aku."

"Edo bodoh, kenapa kamu minta maaf?"

"Awalnya aku ingin buru-buru pulang dan berdiskusi denganmu apa yang harus dilakukan malam ini? Aku nggak menyangka ...."

Aku berpura-pura merasa sangat bersalah.

Kak Nia menatapku dengan penuh kasih sayang, memegang tanganku dan berkata, "Nggak perlu terburu-buru. Kamu rawat dirimu dulu."

"Ini juga salah Kak Nia. Seharusnya aku nggak terlalu mendesakmu."

"Kak Nia sedih sekali melihatmu seperti ini."

Aku tahu Kak Nia memang prihatin padaku, matanya mengatakan segalanya.

Sebenarnya aku merasa sangat bersalah.

Kak Nia tulus mengkhawatirkanku, tapi aku menipu Kak Nia.

Aku merasa sangat bersalah hingga tidak berani menatap mata Kak Nia.

"Edo, jangan banyak berpikir, jaga dirimu baik-baik dulu. Kak Nia akan mengatur sisanya."

Aku mengangguk.

Saat ini, seorang dokter masuk.

Ketika aku melihat dokter wanita berjalan di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status