Share

Bab 16

Tapi, aku tidak menyentuh bibir merah lembut apa pun, melainkan mencium udara.

Aku membuka mataku dan mendapati Kak Nia sedang berdiri di depan pintu kamar mandi sambil menatapku dengan tangan terlipat di dada.

Dia menatapku dengan mempertanyakan.

"Edo, apa yang kamu lakukan tadi?" tanya Kak Nia padaku.

Aku merasa sangat bersalah.

Semula aku ingin berbuat jahat, tapi gagal dan ketahuan oleh Kak Nia.

Ini terlalu memalukan.

Yang terpenting, keberanian yang akhirnya kukumpulkan langsung dihancurkan oleh Kak Nia.

Aku tergagap, aku panik, aku sama sekali tidak berani menatap Kak Nia.

"Kak Nia, aku salah, aku nggak akan berani melakukannya lagi."

"Kamu mandi saja pelan-pelan, aku masak dulu."

Setelah Kak Nia selesai berbicara, dia berbalik dan pergi.

Aku merasa sangat menyesal.

Bagaimana bisa aku mengatakan hal itu pada Kak Nia barusan?

Kak Nia pasti mengira aku bajingan.

Aku menampar wajahku dengan keras.

"Edo, Edo, bisa-bisanya kamu berkata seperti itu pada kakak iparmu?"

"Kak Nia nggak me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status