Share

Bab 68. Kita Berhasil

Penulis: El Hawra
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-10 21:06:42
“Ada apa, Mario? Apa kamu mengenal Miguel?” tanya Diego heran.

“Tidak, tuan. Tapi kemaren ada yang melapor pada saya, mereka menemukan banyak selebaran di tempel di berbagai tempat umum,” jawab Mario.

“Di dalam selebaran itu ada gambar mirip nyonya, dan tertera nama dan nomor Miguel Hernandez, agar menghubungi nomor itu jika mengetahui keberadaan wanita ini.”

“Oh, apa kamu yakin wanita di selebaran itu aku, Mario?” timpal Elena terkejut.

“Iya, nyonya. Memang mirip Anda, hanya saja jika saya perhatikan itu seperti foto lama,” sahut Mario.

“Lalu apa yang kamu lakukan pada selebaran-selebaran itu, Mario?” tanya Diego memastikan.

“Saya sudah memerintahkan orang-orang kita untuk membersihkan selebaran-selebaran itu, khawatir dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, selain itu akan beresiko buat keamanan nyonya.”

“Ya, itu bagus!” Diego mengomentari.

“Orang-orang kita juga sedang menyelidiki, siapa Miguel Hernandez itu, jika sudah dapat informasi baru saya akan melapor pad
El Hawra

Note: *Sí : Ya *señora: nyonya *Cómo estás: Apa kabar? *cariño: sayang/ sweetheart/dear *Bien: baik

| 1
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 69. Kamu Harus Yakin

    Elena tertegun mendengar pertanyaan yang dilontarkan bibi Inez, ia memang sudah menduga akan ditanya seperti itu, namun tak urung membuatnya terasa berat untuk menceritakan, karena mau tidak mau ia harus mengorek kembali luka di masa lalunya.Wanita itu menghela napas panjang sebelum akhirnya ia berkata, “Maafkan aku, Bi. Semua terjadi diluar rencana dan kuasaku.”Elena pun menceritakan mengenai pertemuannya dengan nenek Maria, salah seorang pelanggan di tempat dia bekerja. Siapa sangka, wanita kaya itu sangat menyukai Elena, dan meminta Elena menikahi cucunya.Suara Elena bergetar, manakala ia teringat bagaimana perlakuan orang-orang di kediaman Mendez padanya, bukannya keluarga Mendez saja, tetapi juga para pelayan di sana memperlakukannya dengan buruk.“Jadi, mereka memperlakukanmu seperti budak?” tanya Bibi Inez geram, Elena terdiam tak bisa berkata-kata. “Elena, bukankah nyonya Maria Mendez sangat menyayangimu? Mengapa kamu tidak mengadu padanya atas perlakuan mereka padamu di b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-10
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 70. Tolong Rahasiakan

    “Apa ini, Bi?” tanya Elena sambil menatap bibi Inez.“Bukalah Elena, nanti kamu akan tahu,” sahutt bibi Inez. Elena pun segera membuka amplop itu dan mengeluarkan isinya. Wanita itu terperanjat setelah membuka lipatan surat itu. Seketika ia menatap sang bibi yang dibalas anggukan kepala bibi Inez sebagai responnya.Elena melanjutkan membaca isi surat itu, tiba-tiba mata wanita itu berkaca-kaca, tanpa sadar Elena mendekap surat itu sambil bergumam lirih.“Nenek Maria….”“Ya Elena, nenek Maria sangat sayang padamu, dia juga sangat mengkhawatirkanmu setelah kepergiannya kelak, makanya diam-diam dia menulis surat wasiat itu untukmu.”Bibi Inez mengomentari mengenai surat wasiat yang sedang dipegang oleh keponakannya. Elena hanya terdiam, ingatannya kembali mengembara pada masa-masa dimana nenek Maria masih hidup, dia sendiri juga sangat menyayangi sang nenek yang sudah dianggapnya seperti neneknya sendiri.Tiba-tiba Elena menoleh pada bibi Inez dan menatap wanita paruh baya itu dengan bing

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 71. Kejutan

    “A-Anda…” Chavela tersentak manakala kursi besar itu berputar, seorang wanita cantik duduk dengan anggun dan berwibawa, lalu menyapanya sambil tersenyum manis.Chavela mematung, seakan tidak percaya dengan penglihatannya. Ia kembali mengedarkan tatapannya ke sekeliling ruangan itu, bukankah ini ruangan sang direktur. Tapi…“Apa kabar sweetheart,” sapa wanita itu memecahkan kebingungan Chavela. Perlahan ia membuka kaca mata hitam yang menutupi separuh wajahnya. Refleks Chavela menutup mulut dengan kedua tangannya.“E-Elena… Be-benarkah kamu Elena…?” tanya Chavela takjub. Wanita itu tersenyum seraya berdiri lalu merentangkan kedua tangannya.“Vela, sayang. Adikku….”Spontan Chavela berdiri lalu bergegas memeluk sosok yang sangat dirindukannya, tangis keduanya pun tak bisa terbendung lagi.“Elena mengapa kamu ada di ruangan ini? Dan mengapa kamu nggak pernah memberi kabar? Apa kamu sudah melupakan aku, Elena?”Chavela meracau sambil terisak, pertanyaan-demi pertanyaan terlontar bertubi-t

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 72. Dikira Pelayan

    Tanpa disadari oleh Mia dan Chavela, diam-diam seseorang memperhatikan keduanya dengan tatapan yang rumit dan penuh tanda tanya.Mia segera membuka pintu dan mempersilahkan Chavela untuk masuk.“Silahkan Nona, ini ruangan Anda. Jika membutuhkan sesuatu jangan sungkan untuk memanggil saya.”“Terima kasih, Mia.” Chavela menjawab ramah. Gadis itu mengedarkan tatapannya ke sekeliling ruangan. Kamar itu cukup besar dengan perabot yang serba lux. Ada meja belajar, rak buku, lemari besar, meja hias dan pastinya tempat tidur besar dan nyaman, juga kamar mandi yang mewah.Chavela segera melemparkan tubuhnya ke atas tempat tidur besar itu, terasa sangat empuk dan menyenangkan. Kamar ini jauh lebih nyaman dari kamarnya di kampung. Chavela tersenyum sendiri, kenapa harus dibandingkan, meskipun tak seluas kamar ini, tapi kamarnya di kampung tentu lebih berarti lagi, karena di kamar itu ada kenangan tentang masa kecilnya yang bahagia bersama kedua orang tuanya dan juga kakaknya.Chavela mendekati

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 73. Perubahan Diri Elena

    “Ternyata, dia adiknya nyonya kampung itu, pasti dia juga dari kampung, pantas barbar,” gumam Dona pelan, tatapannya tajam, tak lepas dari Chavela yang berjalan di samping Mia. “Ini tidak boleh dibiarkan, lama-lama orang sekampungnya dibawa semua ke mari, harus segera dilaporkan,” gerutunya.Sedangkan Chavela dan Mia telah tiba di ruang cuci, Mia meminta Chavela menunggu di luar, wanita itu segera masuk ke dalam. Tidak lama kemudian Mia keluar bersama seorang gadis dengan pakaian khusus.“Oh, Vela?” tanya Bellen terkejut.“Hola, Bellen!” teriak Chavela gembira, ia segera memeluk Bellen, Chavela tidak bisa lagi menyembunyikan kegembiraannya.“Wah Vela, maaf, aku belum sempat bicara pada Mia dan nyonya, karena kemarin beliau pergi berlibur ke luar kota, ternyata hari ini kamu langsung melamar.”Bellen masih berpikir kalau Chavela datang ke situ untuk bekerja, ia merasa menyesal karena Chavela harus datang sendiri melamar pekerjaan.“Ah lupakan soal itu Bellen, aku ada kabar penting,” sah

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 74. Penyesalan Tiada Akhir

    “Ah sial! Apa lagi yang dilakukan perempuan kampung itu!” gerutu Emma kesal, dia baru saja menerima laporan dari Dona yang mengganggu ketenangannya.“Ini tidak bisa dibiarkan! Aku harus turun tangan mengusir perempuan kampung itu!” Emma bersungut-sungut dengan kemarahan di wajahnya. Ia menyimpan ponselnya dan bergegas kembali ke apartmennya.Sementara itu di kediaman Mendez, Raul masih belum menyerah mencari Elena. Entah mengapa pria itu merasakan cintanya kepada Elena semakin dalam. Ia juga sangat yakin jika Elena masih ada di kota itu. Sedangkan pernikahannya dengan Beatriz semakin kacau.Semenjak mendapatkan berbagai manipulasi dari Beatriz, Raul menjadi sangat berhati-hati. Lelaki itu tidak pernah lagi mau makan di rumah, bahkan saat pulang pun selalu diantar sang asisten hingga ke kamar, lalu mengunci pintu.Apalagi setelah mendengar laporan dari sang mama apa yang diucapkan Beatriz pada Chavela dan Miguel, lelaki itu menjadi sangat membenci Beatriz. Perlakuannya pada Beatriz men

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-16
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 75. Surat Cerai?

    “Akhiri saja semua ini, Raul.” jawab nyonya victoria, wajahnya nampak lelah dan tak berdaya.“Maksud Mama bagaimana?” tanya Raul masih dengan tatapan penasaran.“Yang pertama mengenai pernikahanmu dengan Beatriz,” sahut nyonya Victoria.“Maksudnya Mama ingin aku menceraikan wanita itu?” desak Raul, nyonya Victoria mengangguk. “Kenapa, Ma? Bukankah dulu mama sangat ingin aku menikah dengan perempuan itu? Hingga mama menyuruhku menceraikan Elena?”Raul bertanya sarkas, menyindir sikap ibunya di masa lalu. Bagaimana pun, ibunya mempunyai andil besar terhadap perceraiannya dengan Elena. Nyonya Victoria tertunduk sedih, kini wanita itu menyadari semua kebodohannya di masa lalu.“Maafkan mama, Raul. Dulu mama dibutakan dengan sikap manis dan lugu Beatriz. Mama berpikir dengan menikahnya kamu dan Beatriz hubungan persaudaraan keluarga besar kita akan semakin kuat. Tapi ternyata mama salah….”“Sekarang mama tahu kan bedanya emas murni dengan emas palsu? Emas murni akan tetap berkilau sampai

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-17
  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 76. Kamu Sakit?

    “Elena, semua ini gara-gara perempuan sialan itu! Aku harus mencarinya untuk membalaskan dendamku ini!” Beatriz bergumam dengan penuh kemarahan, ia segera melangkah meninggalkan kediaman Mendez.Sementara itu, di kediaman Rodriguez, Chavela mendapatkan hadiah dari sang kakak ipar. Diego membelikan Chavela sebuah mobil agar gadis itu bisa menggunakannya untuk alat transportasinya ke kampus.Semula Chavela menolak, namun Diego berkeras supaya Chavela tidak ketinggalan ke kampus, karena jarak kediaman Rodriguez dengan kampusnya cukup jauh. Elena pun membujuk sang adik agar menerimanya, Akhirnya Chavela menerima, tidak lupa dia selalu mengajak Bellen bersama.“Yeah, akhirnya sampe rumah juga ya Bellen, kelas terakhir tadi benar-benar membosankan,” sungut Chavela sambil turun dari mobil barunya.“Habis kamu kepikiran sang pangeran terus sih, Vela. Sudah gak sabar pengen ketemu, jadinya gak fokus sama pelajaran,” goda Bellen, keduanya pun tertawa. Namun mereka terdiam ketika tiba-tiba terde

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-18

Bab terbaru

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 159. Akhir

    “Apa? Ke kantor polisi? Tapi ada pak?”“Nanti akan kami jelaskan di kantor, kami menunggu kedatangan Anda segera, nyonya.”Raul terbangun mendengar suara percakapan Elena dengan polisi.“Ada apa, sayang?” tanya Raul pelan dengan suara yang serak.“Polisi meminta untuk datang, tapi tidak menjelaskan masalah apa,” jawab Elena dengan suara rendah.Raul mengangguk seraya mengelus tangan Elena lembut, “kita akan segera ke sana.”“Baiklah, pak. Kami akan segera ke sana,” ucap Elena kembali berbicara di telepon.“Siap nyonya, terima kasih atas kerjasamanya.”Setelah panggilan berakhir Elena menghela napas, ada kekhawatiran di wajahnya.“Kira-kira ada masalah apa ya, Raul?”“Entahlah, sayang. Nanti kita akan tahu setelah di kantor polisi. Kamu tenang saja, aku akan menemanimu. Sekarang kamu bersiap-siap dulu, aku akan menghubungi Mario dan tim pengacara agar mereka datang terlebih dahulu ke kantor polisi.”Raul berkata lembut sambil membelai rambut Elena, wanita itu mengangguk. Raul menghadia

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 158. Malam Yang Menggelora

    “Tuan muda…” Raul dan Elena menghentikan langkah mereka, keduanya saling menatap lalu membalikan tubuh mereka.Seorang lelaki paruh baya berjalan tergopoh-gopoh menghampiri Raul dan Elena. Wajah lelaki itu ditumbuhi janggut dan jambang lebat, ia mengenakan mantel hitam dan penutup kepala rajut serta syal abu-abu membelit lehernya. Tatapan lelaki itu lurus pada Raul dengan tatapan penuh tanya.“Ah, paman. Senang bertemu denganmu kembali,” sambut Raul sambil tersenyum, ia menyalami pria itu dengan ramah.“Saya juga senang bisa melihat tuan muda lagi, dan…” Pria itu terdiam sejenak, ia melihat pada Elena, seulas senyum menghiasi wajahnya, “sepertinya, tuan telah menemukan apa yang Anda cari.”“Haha, itu benar paman,” sahut Raul bahagia dan bangga, “Oya, ini Elena, cintaku yang selama ini aku cari.” Raul mengenalkan Elena pada lelaki itu, “Sayang, ini paman penjaga makam, beliau tinggal di sekitar sini. Dulu disaat masa-masa suram dan kehancuran hatiku, paman ini yang menemaniku dan mem

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 157. Lupakan Yang Sudah Terjadi

    “Mia, ada apa?” tanya Elena bingung melihat perubahan ekspresi Mia yang seperti ketakutan. Begitu pun Raul dan Mario serta Chavela dan Miguel, mereka semua yang ada di tempat itu kebingungan.“Mia, apa yang membuatmu terlihat cemas dan ketakutan begini? Kamu sekarang sudah aman bersama kami,” ujar Raul yang ditimpali dengan anggukan yang lain.“Tuan, nyonya… Bagaimana dengan Emma? Sa-saya khawatir dia akan kembali melakukan hal-hal yang buruk.” Mia mengungkapkan kekhawatirannya dengan suara terbata-bata. Masih segar dalam ingatannya bagaimana Emma melakukan berbagai manipulasi. Sewaktu Diego masih hidup saja Emma sangat berani, apalagi sekarang. Dan semua itu sudah terbukti, bahkan ia sendiri sudah menjadi korban kekejaman Emma.“Kamu tenang saja, Mia. Dalam insiden terakhir, orang-orang kita berhasil melumpuhkan orang-orangnya Emma. Tidak lama kemudian polisi pun datang membekuk mereka.”Kali ini Mario angkat bicara, karena dia ada dikejadian terakhir dalam baku hantam dengan orang-o

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 156. Jangan Pergi Lagi

    Keesokan harinya Elena membuka mata dan mendapati dirinya masih dalam pelukan hangat Raul. Lelaki itu memeluknya erat seolah takut kehilangan lagi. Elena tersenyum, ditatapnya pria tampan di sampingnya yang tertidur nyenyak itu. Perlahan Elena mengangkat tangan Raul, namun tangan kekar itu tidak bergerak, malah memeluknya semakin erat.Elena hanya menghela napas panjang. “Raul…” Lelaki itu hanya menggeliat sebentar, namun tidak melepaskan tangannya dari pinggang Elena.“Raul… Sudah pagi, aku lapar…” gumam Elena pelan.“Selamat pagi, sayang,” sahut Raul sambil tersenyum, ia membuka matanya, lalu mencium kening Elena lembut. “Ya sudah kamu mandi dulu, aku akan siapkan sarapan kita.”“Apa? Kamu mau menyiapkan sarapan?” tanya Elena heran.“Loh memangnya kenapa?”“Sudahlah Raul, tunjukan saja dapurnya di mana biar aku siapkan sarapannya.”“Tidak-tidak, sayang. Kamu adalah ratuku, maka kewajibanku untuk melayanimu. Kamu bersih-bersih diri dulu, di lemari itu ada pakaianmu, aku pikir masih f

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 155. Menikahlah Denganku

    “Elena? Ada apa?” tanya Raul cemas.“Raul, Mia… tolong selamatkan Mia, Emma sudah menyiksanya, dia bahkan nyaris membunuh Mia jika aku tidak mau menandatangani berkas-berkas itu.”Elena menjadi sangat syock, tubuhnya bergetar ketakutan, air matanya tidak terbendung lagi, seketika dia teringat kembali bagaimana kejamnya orang-orang itu menyiksa Mia.Raul segera merengkuh Elena ke pelukannya, ia berusaha menenangkan wanita itu.“Tenang Elena, semua baik-baik saja. Mia sudah berada di tempat yang aman,” ucap Raul sambil mengelus punggung Elena.“Maksudmu? Mia?”“Ketika kami tiba di tempat itu, kami menemukan Mia tergeletak tak sadarkan diri dengan tubuh penuh luka, tidak jauh dari tempat kamu disekap. Aku memerintahkan Miguel dan beberapa orang untuk membawa Mia ke rumah sakit.”“Migu? Berarti Vela…?”“Ya Elena, sebenarnya Vela juga ikut dalam misi penyelamatan dirimu, tapi aku meminta Vela untuk menunggu di mobil.”“Oh, aku harus menemui adikku, dia pasti cemas…” Elena hendak bangun, na

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 154. Semua Sudah Jelas

    Perlahan Elena membuka matanya, lalu berkedip-kedip sambil memperhatikan sekeliling. Ia menyadari dirinya terbaring di atas sebuah tempat tidur di dalam sebuah kamar yang nyaman. Elena mencoba mengingat-ingat apa yang terjadi padanya, terakhir yang ingat ketika ia akan menandatangani berkas yang disodorkan Emma, tiba-tiba datang serangan dari sekelompok orang bertopeng, mereka menyerang Emma dan orang-orangnya, lalu salah satu dari mereka menangkap tubuh Elena yang dilemparkan oleh orangnya Emma, kemudian membawanya pergi, setelah itu Elena tidak ingat apa-apa lagi.“Siapa sebenarnya mereka? Dan, di mana aku sekarang?” gumam Elena, ia mencoba bangun namun tubuhnya terasa lemas. Elena ingat, sejak pagi perutnya belum terisi apa pun. Tanpa sengaja Elea menoleh ke samping tempatnya terbaring, sebuah meja penuh dengan makanan dan minuman. Elena menelan ludah, seketika rasa lapar menyergapnya. Ingin rasanya ia menyantap makanan-makanan itu agar tubuhnya mempunyai energi. Tapi tidak, Elena

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 153. Siapa Mereka?

    “Tidak…! Hentikan!!” Elena berteriak histeris, ia tak tahan melihat Mia disiksa seperti itu. Tubuh Elena bergetar ketakutan. “Hentikan Emma, lepaskan Mia, dia tidak ada hubungannya dengan masalah ini. Urusanmu adalah denganku.”“Hmm, bagus. Sekarang cepat tanda tangani berkas-berkas itu, atau kau akan melihat perempuan tua itu mati.”“Baiklah Emma, aku akan turuti keinginanmu, tapi lepaskan Mia, biarkan dia pergi.” Elena mencoba mengajukan persyaratan.“Apa?” Emma bertanya sambil mendekati Elena, “kamu mau mencoba mengelabuiku hah? Setelah dilepas perempuan tua itu akan mencari bantuan, itu kan rencanamu, kamu pikir aku bodoh!”“Tidak, Emma. Aku sungguh-sungguh akan memenuhi keinginanmu, aku akan menandatangani berkas-berkas ini. Aku hanya tidak ingin ada korban dalam masalah ini.” Elena berkata dengan kesungguhan pada kata-katanya, perlahan ia melihat pada Mia yang sudah tidak berdaya.“Lihatlah, Mia sudah terluka dan tidak berdaya begitu, dia tidak akan bisa berbuat apa-apa, mau car

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 152. Cepat Tanda Tangani!

    “Apa maksudmu, Emma? Dan apa yang kamu inginkan?” Elena bertanya dengan tenang, meskipun dia sudah bisa meraba apa yang diinginkan Emma.Demi melihat ketenangan sikap Elena, Emma menjadi gusar, ia mendekati Elena lalu dengan geram menarik rambut wanita itu hingga Elena merasa kesakitan, ia memejamkan mata dan mengigit bibirnya menahan rasa sakit. Namun ia tidak berteriak, sebisa mungkin ia menahannya dan berusaha untuk tenang.“Jangan pura-pura lugu, aku tahu meskipun kamu perempuan kampung tapi kalau soal harta kamu tidak bodoh. Itu sebabnya kamu mau menikahi lelaki lumpuh yang sudah mau mati, sehingga bisa menguasai seluruh harta Rodriguez.” Emma berkata berang.“Bukan begitu, Emma. Sedikitpun aku tidak ada keinginan menguasai harta Rodriguez.” Elena berkata pelan, ia terdiam sesaat lalu menatap Emma dengan kesungguhan di matanya. “Begini saja Emma, aku akan memberikan bagianku padamu. Aku hanya akan mendampingi putraku hingga dewasa, setelah itu aku akan mengelola milik keluargaku

  • Keberuntungan Kedua: Pernikahan Tak Terduga   Bab 151. Apa Yang Kau Inginkan

    Malam terus merangkak hingga kegelapan menyelimuti sekeliling, hanya lampu-lampu jalan dan juga lampu-lampu dari celah jendela setiap bangunan yang menjadi pemandangan malam itu. Raul dan rombongannya mengambil jalan pintas sehingga tidak melalui jalan utama kota. Untungnya, Raul dulu aktif melakukan kegiatan outdoor, sehingga dia hapal setiap sudut wilayah kota itu.Setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit, mereka pun tiba di daerah yang di tuju. Raul menghentikan mobilnya diikuti mobil-mobil lain di belakangnya. Raul segera turun, begitu pun Mario dan Miguel. Mereka mengamati sekeliling tempat itu.Miguel kembali melihat map di ponselnya, dan memang titiknya sangat tepat. “Di arah sana lokasinya, tuan.” Migu menunjuk arah sesuai petunjuk peta. Raul dan Mario mengamati arah yang ditunjuk Miguel.“Yah benar, di sana ada bangunan yang terpisah dengan bangunan lainnya, tempatnya terpencil, kalau tidak salah dulu dipakai sebagai istal untuk menyimpan kuda, tapi sepertinya sud

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status