Rosaline menggunakan nama Riona untuk mendaftar turnamen. Hari ini dia memiliki jadwal untuk bertanding. Semua mata memandang ke arahnya saat dia memasuki arena pertandingan. Meskipun sudah tahu tak seharusnya dia mengenakan celana pendek yang mengekspos kaki jenjangnya, tetapi saat ini dia tidak punya waktu untuk membeli pakaian baru.“Laki-laki tidak bisa menjaga matanya,” gerutu Rosaline.Suara siulan dari beberapa peserta lain membuat suasana hati Rosaline semakin kesal. Dia berdiri di sudut ruangan untuk menunggu gilirannya.Pria yang bernama Rocky berjalan ke arah Rosaline dan bersandar di tembok di sebelahnya.“Kau benar-benar peserta di sini?” tanyanya masih tidak percaya.Rosaline melihat ke arah pria ini dengan malas. Dia tidak ingin menjawab pertanyaannya.“Riona, apa kau memang terobsesi menjadi petarung? Kalau tujuanmu uang, kurasa aku bisa memberikan uang yang …,” ucap Rocky terhenti saat nama Riona disebut dan gadis itu berjalan menuju arena pertandingan. Rocky memperha
Pria itu bersikukuh ingin Rosaline tetap mengikuti prosedur ujian seperti yang lainnya sementara anak kecil yang ada di depannya mulai berjalan menuju ke arah tengah aula.“Jika kalian masih bisa berdiri sampai akhir, kuanggap lolos,” ucap Pangeran Yuan.Rosaline melihat sesuatu yang berbeda saat pangeran kedua ini mulai tersenyum. Senyumannya terlihat menyeramkan, dia tidak terlihat ramah layaknya Putri Yui, sesuatu yang gelap terasa menyelimuti dirinya.“Kau merasakannya?”Rosaline menoleh ke arah sumber suara yang tak lain adalah Jenderal Archilles.“Apa yang terjadi dengan pangeran?” tanya Rosaline.“Hidupnya tidak mudah, hanya itu yang bisa kukatakan.” Jenderal Archilles meninggalkan Rosaline yang bersandar di tembok aula memperhatikan kesembilan belas peserta yang sedang diuji oleh pangeran kedua. “Dia sudah mencapai tahap ini, luar biasa,” gumam Rosaline saat merasakan perubahan suhu yang terjadi di aula. Lantai sudah mulai berubah menjadi es dan terasa licin, salah satu dari
Raja Yuichi memasuki Istana Mawar, tempat dia dan sang permaisuri melepaskan lelah dan beristirahat. Istana Mawar sengaja dibangun untuk sang permaisuri yang menyukai bunga mawar. Di istana itu pula tumbuh berbagai macam bunga mawar beraneka warna dan beraneka rupa baik dari dunia manusia maupun dunia kristal termasuk beberapa jenis mawar dari dunia bawah yang berwarna lebih gelap dibandingkan mawar dari kedua dunia lainnya. Raja Yuichi melihat sang permaisuri terlelap di kursi panjang. Dia mendekati wanita yang telah memberikannya anak-anak yang begitu manis, membelai wajahnya dengan lembut. “Kau pasti terlalu lelah menunggu hingga tertidur di sini,” ucap sang raja yang jelas tidak terdengar oleh sang permaisuri yang sudah terlelap. Tak ingin mengganggu tidurnya, Raja Yuichi memindahkan sang permaisuri ke dalam kamar dan meletakkannya perlahan di atas tempat tidur besar yang empuk. Aroma mawar tercium dari banyaknya bunga mawar yang dirangkai di sekitar tempat tidur. “Sawatari, kau
Rainsword sudah berada di Woodclift bersama dengan Gilbert. Mereka sedang berada di ibukota dan menikmati istirahat siang di sebuah rumah makan.“Adikmu apa akan datang?” tanya Gilbert sambil meneguk minuman yang ada di tangannya. Teh dari daun teh terbaik di Woodclift memiliki cita rasa tersendiri. Konon katanya tanaman di daerah Woodclift dinyanyikan oleh para elf sehingga khasiatnya berbeda dengan tanaman lainnya.“Kurasa,” jawab Rainsword. Dia tidak mungkin mengatakan kalau adiknya akan datang dengan gerbang dimensi.“Aku sering melihatmu dengan pangeran cantik, apa dia sungguh-sungguh pangeran?” Gilbert penasaran dengan Pangeran Yuasa yang sering bersama dengan Rainsword.“Ya, dia laki-laki. Kenapa? Apa kau naksir dia?” Celoteh Rainsword dan keduanya tertawa bersama-sama.“Tentu saja tidak, seingatku kau selalu dikelilingi pangeran cantik, adikmu juga kan,” lanjut Gilbert yang pernah
Rainsword mengamati Light yang sangat berbeda dengan Yuan. Anak ini sangat mudah meluluhkan hati ayahnya. Raja Edward terlihat begitu senang dengan keberadaan Light di sampingnya.“Apa ayah sudah lupa dengan Yuan,” batin Rainsword.Beberapa hari berlalu dan acara perjamuan pun dimulai. Semua tamu undangan mendapatkan tempat duduk khusus dan juga mendapatkan bingkisan khusus.Gilbert tidak terlihat seperti semua orang yang merasa senang dengan adanya perjamuan. Dia terus menatap ke arah hutan seakan menunggu kedatangan seseorang.“Apa yang kau cari?” tanya Rainsword mengikuti arah tatapan mata Gilbert.“Kakakku, dia menghilang tanpa jejak,” jawab Gilbert.Rainsword merasa khawatir mendengar kata-kata Gilbert, “Bagaimana kalau Yuan juga mengalami hal yang sama dengan kakak Gilbert,” batin Rainsword.“Apa kamu tahu tentang Ergions?” tanya Rainsword dan Gilbert menarik Rainsword menuju ujung ruangan yang sepi.“Rains, kau tidak boleh menyebut Ergions. Di sini semua tumbuhan memili
Rainsword kembali bersama dengan Gilbert, mereka berdua berhenti saat dihadang oleh seorang anak. “Light, sedang apa kau ….” Rainsword belum sempat melanjutkan kata-katanya, dia merasakan tubuhnya tersengat aliran listrik yang sangat kuat. “Li—Light!” Rainsword terjatuh ke tanah, sengatan aliran listrik itu membuatnya pingsan. Dia tidak tahu berapa lama dirinya pingsan perlahan-lahan matanya terbuka dan didepannya anak yang memiliki rambut keperakan seperti dirinya sedang melakukan sesuatu kepada Gilbert. Rainsword melihat Light membuka ingatan yang terlihat jelas tergambar seperti tayangan film. Dia menghapus bagian saat kedua anak kembar itu bertemu hingga mereka menghilang ke dalam hutan. “Ke—kenapa?” tanya Rainsword yang merasakan tubuhnya kesemutan dan belum bisa bergerak dengan baik. “Maaf, Kak. Dia tidak boleh tahu keberadaan mereka berdua,” jawab Light. Wajahnya yang mirip dengan sang penjaga air terlihat menyeramkan saat dia menyeringai. “Bukan hanya dia, tapi mereka
Tangan Rainsword terulur, dia memanggil makhluk legendaris yang paling ditakuti, ular berkepala sembilan. Lingkaran sihir terbentuk dan dalam sekejap mata makhluk setinggi hampir empat meter itu muncul dengan sembilan kepala yang siap mencabik musuhnya.“Sial! Kenapa spiritnya makhluk ini!” Xavier melompat beberapa langkah mundur menghindari kepala-kepala ular yang menyerangnya bertubi-tubi. Dia melukai kepala ular itu dengan tombak hitamnya.“Sial! Makhluk ini memiliki kemampuan regenerasi yang tinggi,” umpat Xavier mulai kesulitan melawan. Ular itu akan menyembuhkan dirinya dalam waktu yang sangat cepat saat terluka.Xavier dikejutkan lagi dengan serangan api yang mengarah padanya. Dia miring ke kiri untuk menghindari serangan tersebut. Namun, masih terasa panas api phoenix dari serangan Recca meskipun dirinya tidak tersentuh api tersebut.“Anak ini lebih kuat dari ayahnya,” gumam Xavier.Recca yang sudah terluka parah oleh tombak Xavier masih bisa berdiri dan menyerang makhluk dari
Jauh di dalam dunia lain, dunia yang tidak bisa didatangi mereka yang tidak memiliki spirit. Dunia ini berbeda dengan dunia pada umumnya, karena dunia ini berada dalam benak dari pemilik makhluk yang bisa dipanggil dengan perjanjian.“Yuasa, Yuasa!”Aurum terus memanggil nama Yuasa dan menggerakkan tubuhnya dengan moncongnya. Cakarnya terlalu tajam, dia takut bukan hanya membangunkannya tapi juga melukainya.Aurum bergelung di dekat Yuasa dia menggunakan sayapnya untuk melindungi pemuda yang tak kunjung tbangun juga. “Sampai kapan kau akan tertidur, aku tidak bisa terus menggunakan tubuhmu. Bangunlah, Yuasa, tubuh manusia tidak cocok untuk naga,” ucap Aurum mendekatkan moncongnya dan memberikan kehangatan untuk makhluk kecil yang ada di sampingnya.Yuasa terjebak di satu tempat yang begitu gelap. Sesuatu menariknya dengan kuat. Dia hanya bisa berpegang pada satu hal, Aurum. Dia tahu naga itu melindunginya dan dengan sekuat tenaga Yuasa berusaha menggapai Aurum yang terlihat jelas di m
Raja Quattro dikejutkan dengan tanaman merambat yang mulai menjalar dan terus tumbuh di bawah kakinya. Tanaman itu mengikuti ke mana sang raja baru melangkah. Seakan tahu sasarannya, tanaman rambat itu mengikat kaki Raja Quattro.“Kau mengendalikan tanaman!” teriak Raja Quattro saat tanaman rambat mulai melilitnya dari bawah. Kakinya telah terikat sempurna hingga lutut. Dia berusaha memotong sulur-sulur yang merambat cepat.“Aku tidak menguasai pengendalian tanaman,” balas Pangeran Yuasa.Pangeran Yuasa juga bingung dengan kondisi angin yang bertiup bersamaan dengan helai dedaunan. Aroma mint lembut terbawa dalam hembusan angin hingga semua pasukan berhenti berlari saat menghirup aromanya.“Jangan berkilah, hentikan tanaman ini!” teriak Raja Quattro saat tanaman rambat itu kini membungkus seluruh kakinya hingga ke pinggang dan masih menjalar. Bukan hanya di bawah kaki Raja Quattro tanaman mulai tumbuh di seluruh bagian. Ada beberapa bunga kecil yang mulai mekar pula.“Ayahanda,” gumam
“Rosaline!” Damian menangkap tubuh Rosaline. Dia menepuk pipi adik perempuannya supaya sadar.Raja Quattro yang melihat barrier tujuh lapis. Rosaline menghilang menyeringai. Senyumannya membuat Damian merasa merinding. Tubuh Rosaline tiba-tiba terasa ringan. Damian yang melihat perubahan itu menyipitkan mata tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tubuh Rosaline yang sedang pingsan tiba-tiba berpindah dari tangan Damian ke tangan Raja Quattro tanpa disadarinya. Angin Raja Quattro yang memindahkannya secepat kilat.Keberadaan Rosaline di tangan Raja Quattro membuat mereka semua bergidik. Raja itu melakukan segala cara demi tercapai tujuannya.“Pangeran! Turun dan serahkan dirimu, atau ....” Raja Quattro memperlihatkan Rosaline yang berada di tangannya dan memberikan isyarat gerakan tangan di depan leher seperti diiris.“Bagaimana Yuasa?” Aurum yang bersatu dengan Pangeran Yuasa tidak bisa tinggal diam. Baginya Rosaline merupakan orang yang berharga, setidaknya dia menganggap gadis itu
Adrian merasa ada yang janggal. Saat mereka meninggalkan Istana Mawar, permaisuri menyambut mereka. Namun, saat ini meskipun keributan sangat besar terjadi tidak ada tanda-tanda keberadaan permaisuri.“Tunggu.” Adrian menghentikan Pangeran Yuan yang akan membuka pintu ke kamar Raja Yuichi.“Ada apa?”Kedua anak kembar itu saling berpandangan kemudian melihat ke arah Adrian.“Kalian tunggu sebentar,” ucap Adrian meminta kedua anak kembar ini menunggu dan dia menyelinap masuk diam-diam.Tak lama berselang, Aurum bersama dengan Pangeran Yuasa masuk ke dalam.“Sedang apa?” tanya Aurum yang melihat dua anak sedang berdiri di depan pintu. Dia mencari tempat untuk meletakkan Pangeran Yuasa yang sedang tidak sadarkan diri. Setelah memindai ruangan dengan teliti dia menemukan ada kursi panjang dan akhirnya merebahkan Pangeran Yuasa di sana.“Apa yang terjadi dengan Kakak?” tanya Pangeran Yuan.“Kehabisan energi, sudah hal biasa,” jawab Aurum.Rosaline menanyakan keberadaan Adrian kepada Putri
Pangeran Yuasa berjalan menuju ke bangunan utama Istana Mawar. Mereka yang berada di depan sang pangeran menyingkir tanpa perintah. Semua orang seakan mendapatkan tekanan yang begitu berat dan tidak bisa beranjak dari tempatnya kecuali mereka yang menghalangi jalan seakan kakinya bergerak sendiri untuk memberi jalan sang pangeran. “Apa ini?!” batin Raja Quattro. Dia tidak bisa bergerak bahkan menunduk saat Pangeran Yuasa lewat di depannya. “Kau ingin tahu kekuatan apakah ini? Ini adalah kekuatan untuk mengendalikan, aku memang lemah tapi dengan kekuatan ini kau pun akan bertekuk lutut,” bisik Pangeran Yuasa di depan Raja Quattro. “Salam kepada Yang Mulia,” ucap Raja Quattro, ucapan yang seharusnya tidak pernah keluar dari mulutnya. Dia berlutut di depan Pangeran Yuasa. Semua pengikut sang raja pun mengikuti apa yang dilakukannya. “Sial, bagaimana bisa tubuhku dipaksa seperti ini!” batin Raja Quattro mengumpat dalam hati, mengutuk sang pangeran atas perlakuannya merendahkan dirinya.
Aurum menerjang prajurit yang menghalanginya. Dia tidak peduli dengan mereka yang menghalangi dan berlari ke arah Pangeran Yuasa.“Yuasa!”Raja Quattro yang melihat Aurum mendekat mengangkat tangannya. Dia mengucapkan sesuatu dan angin besar menerbangkan Aurum, naga yang begitu besar seakan tidak memiliki berat. Aurum terhempas dan menimpa beberapa prajurit.“Dasar pengganggu.” Raja Quattro membuat pembatas, pembatas yang membuat gentar siapa pun yang ada di sana. Mereka berdua berada di tengah-tengah pusaran angin.“Siapa yang akan menolongmu sekarang, Pangeran? Kau bukan apa-apa tanpa teman-temanmu. Kau pikir aku tidak tahu, kau lemah, sangat lemah, hanya karena kau terlahir sebagai anak raja maka semua ini bisa kau miliki. Sungguh membuat iri. Aku yang berusaha sekuat tenaga, berjuang dari bawah hanya bisa menduduki posisi jenderal. Sementara kau akan menjadi raja? Enak saja. Aku juga bisa melakukan pemurnian, ternyata itu bukan kekuatan spesial.” Raja Quattro menyeringai. Dia mena
“Cepat, kita harus menolong ayah!” seru Pangeran Yuasa.Yuan terbang lebih dulu, dia dapat merasakan kekuatan kristal hitam yang begitu besar.“Aneh, kenapa kristal hitam sangat terasa di sini, ini akan sangat buruk untuk ayah dan kakak,” batin Pangeran Yuan. Dia mendekati Yui dan membicarakan tentang firasatnya.“Istana Mawar ada di depan.” Pangeran Yuasa memberikan komandonya.Putri Yui memperlambat terbangnya saat merasakan sesuatu yang tidak biasa.“Ada apa?” tanya Pangeran Yuasa saat melihat kedua adik kembarnya berhenti dan tidak melanjutkan perjalanan mereka.“Itu!” Mata Pangeran Yuasa terbelalak, pasukan yang berjajar rapi mungkin lebih dari 10.000 prajurit ada di sana. Mereka dipimpin oleh Raja Quattro dan para jenderalnya.“Melawan mereka rasanya seperti menggali kubur sendiri,” gumam Rosaline.Sekuat-kuatnya mereka jika lawannya begitu banyak tetap saja akan sangat sulit.Pangeran Yuasa melihat pergerakan pasukan Damian dan yang lain menuju Istana Mawar. Pasukan mereka hany
Pangeran Yuasa terbang bersama dengan kedua adik kembarnya. Mereka mendarat di depan sebuah pintu besar yang terletak di tengah hutan.“Kurasa Aurum tidak akan muat,” ucap Pangeran Yuasa melihat sebuah pintu yang lebih besar dari pintu rumah pada umumnya, tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan gerbang dimensi.Pangeran Yuan tersenyum, “Dia bisa berubah, kan,” sambung Pangeran Yuan.Aurum berubah wujud. Dia terlihat seperti Pangeran Yuasa, yang berbeda hanya warna matanya, tetap keemasan.“Aku pasti muat dengan wujud ini,” ucap Aurum tersenyum simpul.“Rosaline,” panggil Pangeran Yuasa dan gadis itu mengangguk. Dia tahu dirinya diminta memasang barrier.“Tidak perlu,” tolak Pangeran Yuan saat gadis berambut merah itu akan memasangkan barrier padanya.“Tapi, Pangeran bisa terluka,” balas Rosaline.Pemuda dengan wajah yang sama seperti Putri Yui itu tersenyum, “Aku tidak apa-apa. Berikan pada Yui dan yang lainnya.”Rosaline berbalik dan membuat barrier untuk Putri Yui dan juga Aurum
Xavier menghadang mereka yang semuanya berpakaian hitam. Satu lawan sekumpulan orang tak membuat pria bersenjata tombak hitam ini gentar.“Kenapa kalian tidak menyerang saat kami sedang terlelap, sungguh baik hati sekali menunggu hingga kami bangun.” Xavier merasa mereka ternyata masih punya hati nurani.Salah satu dari mereka terlihat terluka oleh luka bakar, Xavier merasa mengenal luka tersebut, luka yang di akibatkan oleh api hitam.“Apa Rafael berjaga tadi malam? Bukankah dia tidur lebih dulu dariku,” batin Xavier.Malam itu mereka berusaha menyerang, menunggu mereka terlelap. Saat kaki mereka melangkah cukup dekat dengan rumah pohon, sebuah barrier tujuh lapis ternyata menyelubungi tempat itu. Barrier itu sangat keras dan dengan usaha yang cukup besar mereka menghancurkan ke tujuh lapis pelindung tersebut.“Tuan Xavier, kami masih segan dengan Anda. Mereka kristal berwarna tidak seharusnya Anda membelanya,” ucap salah satu dari pria berpakaian hitam di depan Xavier.“Kalian belum
Malam semakin larut, Damian menggigil seakan seluruh tubuhnya diselimuti salju.“Kak!” Adrian berusaha membuat barrier untuk membuat udara sekitar Damian lebih hangat, tetapi percuma hal itu tidak berdampak sedikitpun.Seperti para korban yang lain, Damian mulai meracau, mengatakan hal-hal aneh. Bahkan bahasa yang digunakan juga bukan bahasa yang biasa digunakan, dia seperti bersenandung kadang berteriak dan sesaat kemudian menangis.“Kak Damian?!”Adrian berusaha menyadarkan Damian yang seperti orang lain saat tengah malam tiba, dia sangat aneh.“Adrian, tidak ada yang bisa kita lakukan, dia bukan Damian saat ini, kontaminasi di tubuhnya sedang menguasainya, ingatan dari noda-noda kristal yang diserapnya tidak bisa dikendalikan. Percuma, dia akan kembali lagi esok hari, kita hanya bisa menjaganya agar tidak melukai dirinya sendiri.” Menteri Feng Zhui membuat suhu udara sekitar Damian menjadi hangat. Pria berambut merah itu terlihat tidak terlalu menggigil lagi. Adrian membuat barrier