Nau Sang bergegas pergi meninggalkan istana Raja Demon dirinya memang baru pertama kali ke wilayah Osaka, tapi saat dirinya masih menjadi Jenderal perang dirinya banyak membaca tentang wilayah Osaka, ada beberapa tempat yang sangat pas untuknya saat ini.
Nau Sang bergegas pergi menuju tempat yang pernah di baca sebelumnya, tempat itu bernama wilayah Hutan Setan, hutan setan memiliki energi Yin dan Yang yang sangat melimpah. Energi Yin dan Yang mampu menutupi kekuatan Demon di dalam tubuhnya, Nau Sang berani menerima pelatihan Demon karena sudah mengetahui cara untuk menutupi kekuatan Demon jika dirinya kembali ke dunia manusia.Nau Sang yang baru bisa menggunakan kekuatan Demon di tubuhnya sudah bisa mengendalikannya dengan sempurna, perjalanan menuju wilayah hutan setan yang sangat jauh bisa dilaluinya dengan langkah peringan tubuh seperti para kultivator yang ada di dunianya.Khuuuu, khuuuu.Suara burung bersahut-sahutan menyambut Nau Sang yang baru tiba di wilayah hutan setan, Nau Sang yang berjalan pelan sambil memperhatikan sekelilingnya bisa melihat semua hewan aneh yang sedang melihat ke arahnya.Buah berbentuk Mata besar yang melihat ke arahnya sama sekali tidak membuat Nau Sang ketakutan, hewan hewan aneh bahkan buah buahan aneh seperti mengetahui kalau Nau Sang adalah Raja Demon sebelumnya dan mereka tidak bisa sembarang mengganggunya.Setibanya di tempat yang dituju Nau sang mulai menghentikan langkahnya, sama seperti yang sudah dibacanya sebelumnya energi Yin dan Yang yang ada di sekitarnya sangat melimpah ruah, Nau Sang sama sekali tidak peduli dari mana asal energi itu dan bersiap menyerapnya karena itu sangat dibutuhkannya jika keluar dari wilayah Osaka.Selain energi Yin dan Yang Nau Sang ingin melatih pelatihan fisiknya yang sama seperti saat dirinya menjadi jenderal perang, wilayah hutan setan memiliki rintangan yang sangat sulit dilalui bahkan oleh para Demon sekalipun, dan setiap ada yang datang rintangan akan berganti dengan sendirinya.Nau Sang yang tidak ingin membuang waktu langsung duduk bersila dan langsung menutup matanya, Nau Sang bergegas menyerap energi Yin dan Yang yang berada di sekitarnya sampai kedua energi itu menyatu ke dalam tubuhnya.Saat menyerap energi Yin dan Yang Nau Sang bisa merasakan perbedaan di dalamnya dengan energi alam biasa, energi Yin dan Yang yang masuk ke dalam tubuhnya menyebar dengan sendirinya dan langsung masuk ke dalam lautan spiritualnya.Membutuhkan waktu satu jam untuk Nau Sang menyerap energi Yin dan Yang dan membuat kedua energi menyatu dengan energi alam yang sebelumnya masih berada di tubuhnya, setelah selesai menyerap energi Yin dan Yang Chen yang membuka matanya langsung melihat ke langit.Langit di wilayah Osaka tidak pernah mendung apalagi sampai turun hujan, wilayah Osaka hanya memiliki satu musim yaitu musim panas, tidak peduli siang dan malam hawa panas tidak pernah berhenti sedetikpun.Melihat langit yang mulai mendung secara tiba-tiba merasa kebingungan, Nau Sang tahu betul kalau di wilayah Osaka tidak akan pernah turun hujan tapi apa yang dilihatnya saat ini benar-benar tidak bisa dipercayanya."Apa ini sebuah pertanda?" Gumam Nau Sang tanpa mengalihkan pandangannya yang masih melihat ke arah langit.Jheeeeeeeeeddddaaaaaaar.Nau Sang yang baru mau bangkit berdiri tersambar oleh petir yang tiba-tiba muncul, asap memenuhi tubuhnya yang baru saja tersambar petir.Walau tersambar petir Nau Sang sama sekali tidak merasakan sakit di tubuhnya, sambaran petir membuatnya terasa seperti di cambuk satu kali dengan suara menggelegar, tentu saja cambukan yang sudah biasa diterimanya saat pelatihan menjadi prajurit dulu tidak membuatnya merasa kesakitan saat ini.Belum sempat berpikir kenapa petir tiba-tiba menyambar tubuhnya sesuatu masuk begitu saja ke dalam tubuhnya, Nau Sang langsung memegangi dadanya karena yang masuk ke dalam tubuhnya bertentangan dengan kekuatan Demon yang sudah dibangkitkan nya.Dag, dug, dag, dug.Detak jantung Nau Sang terus berdetak sangat cepat dan tidak menentu, dirinya yang sebelumnya tidak merasa kesakitan setelah tersambar petir malah merasa sangat kesakitan menahan kedua kekuatan yang masih bergejolak bertolak satu sama lain.Nau Sang bukan seseorang yang bisa terus berdiam menahan sakit di tubuhnya, Nau Sang yang masih bersila mencoba merasakan kedua kekuatan itu dan mencoba mengendalikannya.Walau tidak mudah Nau Sang akhirnya berhasil menguasai kedua kekuatan di dalam tubuhnya, kekuatan Demon dan kekuatan kultivasi manusia saat ini berdampingan menjadi satu."Sebenarnya apa yang terjadi, aku seharusnya tidak bisa berkultivasi seperti manusia lagi," gumam Nau Sang berbicara sendiri.Nau Sang masih kebingungan bagaimana bisa dirinya memiliki dua kekuatan sekarang, kekuatan Demon yang masuk ke aliran hitam dan kekuatan kultivasi yang masuk ke dalam aliran putih benar-benar berada di dalam tubuhnya.Bukan hanya dua kekuatan yang ada di dalam tubuhnya yang membuat Nau Sang kebingungan, Nau Sang bisa merasakan kekuatan Demon di tubuhnya meningkat pesat setelah tersambar petir, kekuatan kultivasinya juga saat ini langsung berada di tingkat menengah.Nau Sang yang masih tidak percaya memiliki kedua kekuatan itu langsung mengeluarkan keduanya, Nau Sang mengeluarkan kekuatan Demon di tangan kirinya dan kekuatan kultivasi di tangan kanannya.Setelah mengeluarkan kedua kekuatan di kedua tangannya Nau Sang yang sebelumnya tidak percaya sekarang mempercayainya, Nau Sang percaya kalau saat ini dirinya benar benar memiliki dua kekuatan itu.Nau Sang berpikir dirinya mungkin mendapatkan keajaiban dari Dewa, Nau Sang juga berpikir mungkin saja Dewa memberinya ganti rugi karena dirinya mati dengan tidak adil.Kekuatan hitam dan putih yang ada di kedua tangannya langsung di lemparkannya ke depannya, kekuatan kultivasi yang di lemparkannya langsung membakar pepohonan aneh yang ada di depannya.Melihat betapa bahayanya kekuatan kultivasinya Nau Sang melepaskan kembali kekuatan Demon nya, kedua kekuatannya seperti saling melengkapi, Nau Sang yakin jika kekuatan Demon digunakan di dunia manusia kekuatan kultivasinya akan membantunya meredam kekuatan Demon nya."Haaaaaaaaah."Nau Sang menarik nafas panjang dan menghembuskan nya perlahan, Nau Sang tidak begitu saja puas karena sudah memiliki kedua kekuatan itu, Nau Sang masih tetap ingin melatih kekuatan fisiknya dan mencoba melatih pikirannya, Nau Sang tidak ingin dirinya dibodohi lagi dan mati dua kali.Nau Sang ingin dirinya mati di medan pertempuran karena dirinya adalah jenderal perang, tapi kali ini jika dirinya mati bukan di tangan adiknya sendiri karena dirinya yang saat ini tidak memiliki saudara dan Raja Demon yang sekarang tentu bukan saudaranya."Sekarang aku harus berlatih kekuatan fisik, setelah itu aku akan keluar dari wilayah Osaka ini," ucap Nau Sang berbicara sendiri.Nau Sang yang sudah siap dengan pelatihan fisiknya langsung berjalan semakin masuk ke dalam wilayah hutan setan, dirinya harus melewati rawa beracun sebelum sampai di tempat pelatihan fisiknya yang sebenarnyaMembutuhkan waktu beberapa jam untuk Nau Sang tiba di wilayah rawa beracun, setibanya di sana Nau Sang terdiam beberapa saat, rawa beracun yang ada di depannya saat ini mengeluarkan bau yang sangat menyengat sampai mengganggu indra penciumannya.Jalan satu-satunya untuk dirinya pergi ke wilayah tempat pelatihan fisik hanya dengan menyebrangi rawa yang cukup besar di depannya, Nau Sang berpikir keras bagaimana caranya agar dirinya bisa melewati rawa di depannya.Bisa saja dirinya terbang melewati Rawa tapi siapa tahu jebakan seperti apa yang ada di depannya, belum lagi bagaimana jika ada tanaman menjalar yang bisa keluar dari rawa dan menariknya seperti yang pernah dibacanya di kehidupan sebelumnya.Setelah berpikir dan tidak menemukan cara lain untuk melewatinya Nau Sang memutuskan untuk melewati rawa dengan terbang, Nau Sang tidak peduli jika ada tanaman rambat yang akan menariknya karena dirinya tidak lemah dan pasti bisa mengatasinya.Whuuuuuuuuuuuuuusss.Whuuuuuuuuuuuuuusss.Nau S
Setelah memperhatikan sekelilingnya Nau Sang yang tidak menemukan siapapun kembali terdiam, Nau Sang merasa sangat yakin dengan apa yang baru saja didengarnya karena dirinya tidak mungkin salah mendengar."Kenapa tidak menjawab? Apa kamu tidak melihat halilintar itu?" Tanya Gaura.Gaura sang Raja iblis masih menunggu jawaban Nau Sang yang saat ini hanya diam, Gaura mulai menebak-nebak apa mungkin halilintar itu masih berkaitan dengan Nau Sang yang berlatih di wilayah bawah."Jangan memberitahunya."Suara yang kembali terdengar membuat Nau Sang lekas memperhatikan sekelilingnya, sama seperti sebelumnya Nau Sang yang tidak menemukan apapun kembali terdiam."Jika aku tidak boleh memberitahunya maka tunjukkan dirimu," ucap Nau Sang."Kamu tidak boleh memberitahunya."Jawaban yang sama yang di dengarnya membuat Nau Sang yakin jika ada yang berbicara padanya, siapapun itu dia tidak menginginkan dirinya memberitahu raja Demon Gaura kalau dirinyalah yang tersambar halilintar dan memiliki keku
Nau Sang memutuskan untuk diam dan pergi kembali ke tempat pelatihan fisiknya, Nau Sang malas bertengkar dengan roh pedang yang sangat sensitif karena Nau Sang merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya."Setelah menghinaku beraninya kamu hanya diam, apa kamu meremehkan ku!" Teriak roh pedang dengan kesal.Nau Sang masih tidak menjawab perkataan roh pedang dan tidak peduli dia marah-marah, Nau Sang berpikir membiarkannya pasti akan membuatnya diam dengan sendirinya."Kamu orang yang sangat menyebalkan yang pernah membangkitkan ku, orang orang sebelumnya akan langsung menjilat ku setelah tahu aku adalah roh pedang," ucap roh pedang yang semakin tidak terima di diamkan oleh Nau Sang."Itu mereka, bukan aku," sahut Nau Sang sambil terus berjalan pergi."Kamu!"Roh pedang yang semakin marah tidak tahu harus berkata apa lagi, roh pedang memang dari awal merasa kalau Nau Sang berbeda dari yang lainnya.Nau Sang kembali diam dan terus berjalan ke tempatnya sebelumnya, karena Nau Sang te
Sambil berjalan pergi meninggalkan wilayah Osaka kenangan buruk pemilik tubuh sebelumya kembali memenuhi kepala Nau Sang. Pemilik tubuh sebelumnya terlahir dari keluarga Suh, kedua orangtuanya yang meninggal saat dirinya masih kecil membuatnya harus tinggal bersama Nenek nya.Sang nenek yang tidak pernah menghiraukannya membuatnya dikucilkan oleh para paman, bibi dan para anak anak bibinya , apalagi dirinya juga tidak memiliki kekuatan semua orang yang ada di kota terus menindas nya tanpa henti.Tidak memiliki orang tua dan saudara kandung membuat pemilik tubuh sebelumnya tidak bisa berbagi cerita dengan siapapun, pemilik tubuh sebelumnya hanya bisa diam menyimpan kesedihannya dari kecil sampai dirinya besar dan mati dengan sangat menyedihkan.Walau roda berputar Nau Sang yang mengingat semua itu ikut merasa sedih, Nau Sang yakin yang terjadi pada pemilik tubuh sebelumnya adalah karma karena dirinya adalah Raja Demon yang reinkarnasi menjadi manusia, tapi bagi Nau Sang sendiri janji a
Nau Sang masih menatap Sangu yang terus berbicara sendiri, Sangu terus saja meremehkan Nau Sang yang hanya diam menatapnya, kesal terus mendengar perkataan Sangu Nau Sang bergegas menarik pedangnya.Gleeeek.Sangu menelan ludah saat melihat Nau Sang menarik pedangnya, pedang yang sangat berkilau dan terlihat tajam membuat Sangu terdiam tidak lagi berani meremehkannya."Lawan dia Sangu," ucap bawahan Sangu."Apa kalian tidak melihat pedangnya," sahut Sangu.Wheeeeeeeeeeeeeesssss.Wheeeeeeeeeeeeeesssss.Nau Sang mengayunkan pedangnya ke arah Sangu dan bawahannya, Nau Sang yang sengaja menekan kekuatannya membuat Sangu dan bawahannya hanya kehilangan bajunya karena sobek terkena serangan ayunan pedang."Kamu!"Sangu tidak terima baju mahalnya disobek oleh Nau Sang, walau merasa sedikit takut melihat pedang Nau Sang Sangu tetap berlari ke arah Nau Sang."Mati saja kamu!" Teriak Sangu.Buuuuuuuuuuug.Satu pukulan yang dilayangkan Sangu ke Nau Sang dengan kekuatan penuh berhasil di tangkap
Lima bandit yang tersisa dan sang pemimpinnya masih menetap ke arah Nau Sang, pemimpin bandit yang tidak terima melihat semua anggotanya mati bersiap memanggil bantuan, pemimpin Bandit mempunyai terompet yang bisa memanggil semua bawahannya untuk segera berkumpul tidak peduli mereka semua berada sejauh mana.Pemimpin Bandit membunyikan terompet berulang kali sambil memperhatikan sekelilingnya, setelah membunyikan terompet beberapa kali dan tidak melihat satupun bawahannya datang pemimpin Bandit langsung menatap ke arah Nau Sang.Pemimpin Bandit sangat yakin tidak datangnya anggotanya yang lain masih berkaitan dengan Nau Sang atau mungkin saja saat ini semua bawahannya sudah dihabisi sama seperti bawahan yang berada di sekelilingnya."Kenapa tidak ada yang berbicara? Apa yang kalian tunggu?" Tanya Nau Sang sambil menatap pemimpin bandit dan tersenyum ke arahnya."Bawahan Ku... .""Seperti yang sudah kamu pikirkan, aku sudah membunuh mereka semua," ucap Nau Sang."Aku menghabisi mereka
Nau Sang yang keluar dari kota masih menyesal karena tidak bisa membunuh seluruh anggota keluarga Suh, tubuhnya saat ini seperti masih memiliki kesadaran tersendiri sampai dirinya malah membantu seluruh warga kota yang seharusnya mereka semua mati saja.Haaaaah.Nau Sang menarik nafas panjang sambil terus berjalan pergi, karena permasalahan dendam sudah selesai saat ini dirinya hanya perlu kembali ke kerajaan Namgala untuk bertanya pada adiknya kenapa sampai tega membunuhnya, padahal diantara mereka sama sekali tidak ada dendam.Kerajaan Namgala memiliki wilayah yang sangat luas, kota Tarin yang menjadi ibukota kerajaan Namgala menjadi kota terbesar, kota Tarin disebut juga sebagai kota terkaya karena seluruh rumah di sana hanya dihuni oleh para pejabat istana dan orang-orang keluarga kaya.Nau Sang tiba-tiba teringat bagaimana mulanya semua bisa sampai seperti itu, dirinya ikut membantu Raja Sanwan saat memindahkan rakyat biasa ke wilayah lain, walau sebenarnya dirinya tidak mau memb
Sang pelayan menceritakan semua yang sudah di dengarnya dan benar-benar berharap Nau Sang sebagai teman sang Jenderal perang bisa membalaskan dendamnya, sang pelayan bahkan sampai berlutut pada Nau Sang dan berulang kali memintanya membalaskan dendam dirinya.Mendengar semua itu perasaan Nau Sang semakin menggebu amarah dan dendamnya juga semakin menjadi-jadi, sebenarnya tanpa diminta oleh sang pelayan dirinya akan membalas dendam pada adiknya dan Raja Sanwan, Nau Sang akan membalas dendam pada mereka dan membuat mereka menyesali perbuatan mereka.Nau Sang yang sebelumnya kelelahan dan sangat lapar seketika tidak lagi merasakan lapar sedikitpun, Nau Sang langsung berjalan pergi meninggalkan restoran saat itu juga, Nau Sang sama sekali tidak peduli ke mana dirinya harus pergi memikirkan apa yang akan dilakukan olehnya."Jujur saja, aku sama sekali tidak mengerti apa yang kalian bicarakan, siapa Jenderal perang itu sebenarnya?" ucap Aru yang melihat Nau Sang berjalan dengan penuh amarah
Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b
Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l
Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d
Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak
Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang
Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj
Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u
Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men
Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta