Nau Sang adalah seorang jenderal perang kerajaan Namgala yang sangat dikagumi, banyak peperangan yang sudah dimenangkannya. Nau Sang memiliki adik yang dibesarkannya sejak kecil seorang diri bernama Ran, Nau Sang yang sangat menyayangi adiknya membantu adiknya menjadi kuat dan membuat adiknya menjadi prajurit kesayangannya.
Daaaang daaaang daaaaang.Jenderal besar Nau sang Sang pemimpin perang berdarah dingin sudah bersiap dengan ribuan pasukan siap mati di belakangnya, hanya tinggal mengangkat bendera lambang kerajaan yang ada di tangannya peperangan antara kerajaan Namgala dengan kerajaan musuh resmi dimulai dan pertumpahan darah akan terjadi, kemenangan akan dibawa olehnya.Satu tusukan anak panah beracun yang sudah disiapkan khusus tepat mengenai jantungnya dan tembus ke punggung belakang tubuhnya, membuat Jenderal Nau Sang terjatuh dari kuda yang ditungganginya, sebelum menutup matanya Jenderal Nau Sang menatap dengan penuh kebencian pada adiknya yang tega mengarahkan panahnya untuk membunuhnya.Jenderal Nau Sang masih tidak habis pikir kenapa adiknya melakukan semua itu, apa salahnya sampai membuat adiknya dengan tega mengkhianatinya dan membunuhnya."Aku tidak ingin mati seperti ini, aku ingin mati dengan cara terhormat mati di tangan musuh bukan di tangan adik ku sendiri," ucap Jenderal Nau Sang sebelum benar-benar menutup matanya.***Siraman air berbau menyengat membangunkan seorang pemuda berusia sembilan belas tahun yang tidak sadarkan diri dari berjam-jam lalu tidak jauh dari kota besar, Nau Sang yang membuka mata terkejut karena semua sudah berubah dan tidak seperti yang seharusnya, dirinya yang mati di tangan adiknya sendiri saat ini berada di tempat lain dan beberapa orang sedang menertawakannya."Lihatlah si bodoh itu, akhirnya bangun juga membuat ku kesal saja.""Hahahaha, kenapa kamu jauh jauh membuang air kotor itu padanya, air kotor itu bahkan lebih bagus dari pada tubuhnya yang tidak berguna itu.""Hahahaha.""Aku masih hidup, aku benar-benar masih hidup."Suara tawa dan teriakan Nau Sang membuat beberapa orang di sampingnya sangat ketakutan, mereka mengira kalau Nau Sang sudah menjadi gila karena terlalu lama tertidur di jalanan."Lebih baik kita pergi saja, buat apa kita bersama orang gila di sini.""Benar, yang ada kita akan ikut menjadi gila juga."Nau Sang merasa sangat senang ternyata dirinya masih hidup walau sudah di bunuh adiknya, karena terlalu senang Nau Sang tidak merasakan apapun dan tidak menyadari kalau saat ini ada yang berbeda darinya.Tepat saat berusaha untuk bangun dari tempatnya Nau Sang dibuat terkejut karena kakinya tidak bisa digerakkan, tidak hanya itu Nau Sang juga baru menyadari kalau saat ini tubuhnya dipenuhi luka bahkan bau tubuhnya sangat busuk karena siraman air yang diterimanya."Apa yang sebenarnya terjadi padaku?," ucap Nau Sang.Saat melihat ke genangan air yang ada di sampingnya Nau Sang terdiam mematung, usianya yang seharusnya menginjak empat puluh dua tahun bagaimana bisa berubah kembali menjadi muda, apalagi wajah itu terlihat sangat asing baginya tidak seperti wajahnya yang berkarisma.Sambil terdiam sejenak Nau Sang mencoba berpikir jernih apa yang sebenarnya terjadi padanya, sebelumnya dirinya mati di tangan adiknya, setelah terbangun dirinya berada di tempat berbeda dengan tubuh berbeda serta wajah yang berbeda.Setelah menyatukan semua yang dipikirkannya Nau Sang mengambil kesimpulan kalau dirinya saat ini telah bangkit di tubuh seseorang, Nau Sang yang sudah memahami semuanya langsung menganggukkan kepalanya dan perlahan bangkit berdiri.Arrrrrrrrrrrrrkkkkkkhh.Nau Sang berteriak menahan sakit yang sangat menjadi-jadi di kepalanya, bersamaan dengan itu ingatan-ingatan pemilik tubuh yang digunakannya saat ini mulai berputaran.Nama pemilik tubuh sebelumnya sama seperti namanya yaitu Nau Sang, pemuda berusia 19 tahun yang dianggap sampah tidak berguna oleh orang sekitarnya, tidak memiliki orangtua dan saudara hidup Sebatang Kara dan selalu diperlakukan tidak adil semua orang yang ditemuinya termasuk orang orang yang tadi menertawakannya, selain ingatan itu Nau Sang juga merasakan ingatan lain walau hanya samar.Mengingat itu Nau Sang hanya menggelengkan kepalanya, betapa malangnya pemilik tubuh sebelumnya, tapi semalang malangnya pemilik tubuh sebelumnya tentu lebih malang lagi dirinya."Haaaaaaah, baiklah, karena saat ini aku menggunakan tubuhmu aku akan membalaskan dendam dendam mu, kamu tenanglah di sana," ucap Nau Sang sambil berusaha kembali bangkit berdiri.Nau Sang memperhatikan sekelilingnya, tak jauh darinya saat ini Nau Sang sangat tahu satu jalan menuju wilayah Osaka, dan wilayah Osaka adalah wilayah ras Demon.Seketika Nau Sang mengerti kenapa pemilik tubuh sebelumnya terjatuh di tengah tengah jalan, Nau Sang tahu kalau pemilik tubuh sebelumnya ingin ke wilayah Osaka, walau Nau Sang tidak tahu kenapa pemilik tubuh itu ingin ke sana."Ahhhhh, sebagai rasa terima kasih ku karena aku menggunakan tubuh mu aku akan mengabulkan keinginan terakhir mu, aku akan pergi ke sana menggantikan mu," ucap Nau Sang.Dengan langkah pelan dan terseok menahan sakit Nau Sang berjalan menuju gerbang yang hanya berbentuk dua pohon besar, setelah melewati gerbang masuk wilayah Osaka Nau Sang mulai memperhatikan sekelilingnya.Tidak berbeda jauh dengan wilayah manusia, semua Demon yang ada di wilayah Osaka melakukan aktivitasnya seperti biasa, tepat setelah melihat dirinya semua Demon terdiam sejenak dan langsung menundukkan kepala, semua Demon bahkan tidak ada yang berani menatapnya terang terangan.Nau Sang masih tidak habis pikir kenapa semua Demon menundukkan kepala padanya, walau merasa heran Nau Sang mencoba tidak banyak berpikir, Nau Sang kembali melanjutkan langkahnya melewati para Demon yang masih menundukkan kepala."Sebenarnya mereka semua kenapa," gumam Nau Sang sambil terus berjalan.Baaaaag, baaaaag, baaaaag.Suara yang terdengar dari kejauhan membuat Nau Sang seketika menghentikan langkahnya. Nau Sang menatap seseorang menunggangi Serigala besar yang sudah bermutasi mengerikan mengarah padanya, dari penampilannya Nau Sang bisa melihat kalau yang datang bukanlah sembarang Demon."Kakak ku akhirnya kamu pulang."Nau Sang menolehkan kepalanya ke kanan dan kiri mencoba mencari siapa yang dimaksud Raja Demon di depannya, setelah mencari dan tidak menemukan seseorang selain dirinya Nau Sang terdiam menatap Raja Demon."Kamu bicara padaku?" Tanya Nau Sang.Raja Demon bergegas turun dari tunggangannya dan berjalan ke arah Nau Sang, tanpa Nau Sang duga Raja Demon yang sangat menyeramkan itu langsung memeluknya."Apa kita saling mengenal?" Tanya Nau Sang lagi."Kamu sudah melupakanku? Apa jiwa mu sudah dicuci oleh mereka? Kamu adalah Raja Demon yang sebenarnya," Raja Demon melepaskan pelukannya dari Nau Sang yang masih terdiam.Nau Sang benar-benar tidak mengerti maksud Raja Demon, mereka siapa yang dimaksud olehnya? dan tidak mungkin dirinya adalah Raja Demon yang asli sedangkan Raja Demon sesungguhnya ada di depannya.Melihat Nau Sang yang hanya terdiam Raja Demon menggelengkan kepalanya, Raja Demon mengira Nau Sang yang ada di depannya saat ini sudah dicuci oleh mereka, karena sudah dicuci Nau Sang bahkan tidak mengingat siapa dirinya yang sudah jelas adalah Kakaknya, dirinya menggantikan Nau Sang karena Nau Sang harus di hukum oleh Dewa."Kamu ikutlah denganku, melihatmu yang seperti ini aku benar-benar tidak tega. Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Tubuhmu yang dipenuhi luka seperti ini malah membuatmu bukan seperti Raja Demon," ucap Raja Demon sambil menaiki tunggangannya.Raja Demom tanpa menunggu jawaban Nau Sang langsung memindahkannya ke tunggangannya, Raja Demon meminta tunggangannya berjalan kembali pulang tidak peduli Nau Sang yang terdiam kebingungan.Dari apa yang dikatakan Raja Demon Nau Sang hanya mengerti satu hal, jiwa pemilik tubuh sebelumnya adalah Kakak Raja Demon yang sekarang. Tapi Nau Sang tidak mengerti satu hal lainnya, jika pemilik tubuh sebelumnya adalah Raja Demon lalu kenapa dia sangat lemah, sampai-sampai membuat banyak orang menindas nya dan nasibnya begitu sangat buruk.Nau Sang masih diam melihat tunggangan Raja Demon yang berhenti, sama seperti sebelumnya Raja Demon tanpa mengatakan apapun langsung membawanya turun."Ikutlah denganku, kamu yang sekarang ini sama sekali tidak seperti Raja Demon," ucap Raja Demon sambil berjalan pergi.Nau Sang bergegas mengikuti Raja Demon yang berjalan memasuki kediamannya, tulang-tulang dan tanduk hewan spiritual memenuhi setiap dinding kediamannya.Nau Sang yang sebelumnya Jenderal perang sama sekali tidak terkejut melihat tulang-tulang dan tanduk di sepanjang dinding, sebagai Jenderal perang dirinya juga sering berburu, tulang-tulang dan tanduk sudah sering dilihatnya bahkan dirinya sendiri yang melepasnya dari dagingnya."Tubuhmu yang sangat lemah itu bisa menjadi aib buatku, aku akan membantumu menjadi kuat kembali seperti seharusnya," ucap Raja Demon.Nau Sang yang masih tidak menjawab hanya mengikuti ke mana Raja Demon pergi, Nau Sang juga tidak memberitahu jika sebenarnya dirinya bukan Raja Demon yang asli, karena jika memberitahunya Nau Sang yakin Raja Demon yang sekarang juga tidak akan mempercayainya.Nau Sang yang mengikuti Raja Demon berhenti di depan sebuah ruangan, Nau Sang masih terdiam menatap ruangan di depannya yang memiliki aura berbeda dari ruangan lainnya."Kenapa hanya diam? Masuklah."Gaura sang Raja Demon yang baru membuka ruangan meminta Nau Sang bergegas memasukinya, sama seperti sebelumnya tanpa menjawab Nau Sang langsung mengikuti Gaura yang berjalan masuk ke dalam ruangan.Setibanya di dalam ruangan Nau Sang yang menghentikan langkahnya terdiam menatap kobaran api berwarna merah darah, di bawah kobaran api terdapat lava panas dengan warna merah menyala terang.Nau Sang yang sebelumnya adalah jenderal perang sudah menghadapi banyak pelatihan untuk menjadi kuat, melihat api dan lava yang ada di depannya Nau Sang bisa tahu kalau Raja Demon ingin dirinya berlatih di sana."Untuk melatih kembali kekuatanmu kamu harus... ." Gaura tidak melanjutkan perkataannya dan terdiam menatap Nau Sang."Masuk ke dalam Lava dan terbakar api," sahut Nau Sang membuat Gaura semakin ter
Nau Sang berjalan mengikuti Gaura yang sudah berjalan lebih dulu di depannya, Gaura sengaja mengeluarkan auranya agar Nau Sang mengetahui kalau saat ini dirinya sangat marah bahkan sampai mau membunuh banyak orang.Nau Sang walau bisa merasakan aura membunuh Gaura yang terlihat sangat marah masih terlihat biasa saja, Nau Sang sama sekali tidak takut karena dirinya sama sekali tidak berbohong pada Gaura, dari awal dirinya tidak pernah mengaku mengaku kalau dirinya adalah Nau Sang sang Raja Demon sebelumnya walau namanya juga Nau Sang.Setelah berjalan cukup jauh Gaura yang berhenti di depan sebuah ruangan yang sangat besar langsung memutar badannya, Gaura menatap Nau Sang sekilas lalu kembali memutar badannya dan membuka pintu yang ada di depannya.Suara pintu yang terbuka sangat keras terdengar berbeda dari pintu yang lainnya, Nau Sang yang sama sekali tidak mau memikirkannya langsung masuk ke dalam mengikuti Gaura.Dua buah rantai yang sangat besar langsung mengikat kaki dan tangan N
Nau Sang menatap Gaura yang seperti memiliki tujuannya sendiri, walau begitu Nau Sang berpikir tidak ada salahnya menyetujui apapun syaratnya itu."Katakan saja apa syaratmu aku akan menyetujuinya," ucap Nau Sang."Haaaaah, Apa kamu yakin akan menuruti apa saja persyaratanku," sahut Gaura.Nau Sang hanya menjawab perkataan Gaura dengan anggukan kepalanya, Nau Sang yakin apapun persyaratan dari Gaura tidak seburuk mati di tangan adiknya sendiri."Aku mau kamu tidak mengakui kalau kamu adalah pemilik tubuh Raja Demon sebelumnya, dan kamu juga tidak diizinkan datang kembali ke wilayah Osaka tanpa memberitahu ku, kamu juga harus membantuku suatu hari nanti," ucap Gaura."Tapi kamu juga tenang saja aku akan membantu pelatihan mu sebelum kamu pergi meninggalkan tempat ini," sambung Gaura."Aku setuju," sahut Nau Sang membuat Gaura yang mendengarnya cukup terkejut.Gaura mengira Nau Sang membutuhkan beberapa waktu untuk berpikir, Siapa yang menyangka dia akan langsung menyetujuinya begitu sa
Nau Sang bergegas pergi meninggalkan istana Raja Demon dirinya memang baru pertama kali ke wilayah Osaka, tapi saat dirinya masih menjadi Jenderal perang dirinya banyak membaca tentang wilayah Osaka, ada beberapa tempat yang sangat pas untuknya saat ini.Nau Sang bergegas pergi menuju tempat yang pernah di baca sebelumnya, tempat itu bernama wilayah Hutan Setan, hutan setan memiliki energi Yin dan Yang yang sangat melimpah. Energi Yin dan Yang mampu menutupi kekuatan Demon di dalam tubuhnya, Nau Sang berani menerima pelatihan Demon karena sudah mengetahui cara untuk menutupi kekuatan Demon jika dirinya kembali ke dunia manusia.Nau Sang yang baru bisa menggunakan kekuatan Demon di tubuhnya sudah bisa mengendalikannya dengan sempurna, perjalanan menuju wilayah hutan setan yang sangat jauh bisa dilaluinya dengan langkah peringan tubuh seperti para kultivator yang ada di dunianya.Khuuuu, khuuuu.Suara burung bersahut-sahutan menyambut Nau Sang yang baru tiba di wilayah hutan setan, Nau
Membutuhkan waktu beberapa jam untuk Nau Sang tiba di wilayah rawa beracun, setibanya di sana Nau Sang terdiam beberapa saat, rawa beracun yang ada di depannya saat ini mengeluarkan bau yang sangat menyengat sampai mengganggu indra penciumannya.Jalan satu-satunya untuk dirinya pergi ke wilayah tempat pelatihan fisik hanya dengan menyebrangi rawa yang cukup besar di depannya, Nau Sang berpikir keras bagaimana caranya agar dirinya bisa melewati rawa di depannya.Bisa saja dirinya terbang melewati Rawa tapi siapa tahu jebakan seperti apa yang ada di depannya, belum lagi bagaimana jika ada tanaman menjalar yang bisa keluar dari rawa dan menariknya seperti yang pernah dibacanya di kehidupan sebelumnya.Setelah berpikir dan tidak menemukan cara lain untuk melewatinya Nau Sang memutuskan untuk melewati rawa dengan terbang, Nau Sang tidak peduli jika ada tanaman rambat yang akan menariknya karena dirinya tidak lemah dan pasti bisa mengatasinya.Whuuuuuuuuuuuuuusss.Whuuuuuuuuuuuuuusss.Nau S
Setelah memperhatikan sekelilingnya Nau Sang yang tidak menemukan siapapun kembali terdiam, Nau Sang merasa sangat yakin dengan apa yang baru saja didengarnya karena dirinya tidak mungkin salah mendengar."Kenapa tidak menjawab? Apa kamu tidak melihat halilintar itu?" Tanya Gaura.Gaura sang Raja iblis masih menunggu jawaban Nau Sang yang saat ini hanya diam, Gaura mulai menebak-nebak apa mungkin halilintar itu masih berkaitan dengan Nau Sang yang berlatih di wilayah bawah."Jangan memberitahunya."Suara yang kembali terdengar membuat Nau Sang lekas memperhatikan sekelilingnya, sama seperti sebelumnya Nau Sang yang tidak menemukan apapun kembali terdiam."Jika aku tidak boleh memberitahunya maka tunjukkan dirimu," ucap Nau Sang."Kamu tidak boleh memberitahunya."Jawaban yang sama yang di dengarnya membuat Nau Sang yakin jika ada yang berbicara padanya, siapapun itu dia tidak menginginkan dirinya memberitahu raja Demon Gaura kalau dirinyalah yang tersambar halilintar dan memiliki keku
Nau Sang memutuskan untuk diam dan pergi kembali ke tempat pelatihan fisiknya, Nau Sang malas bertengkar dengan roh pedang yang sangat sensitif karena Nau Sang merasa tidak ada yang salah dengan perkataannya."Setelah menghinaku beraninya kamu hanya diam, apa kamu meremehkan ku!" Teriak roh pedang dengan kesal.Nau Sang masih tidak menjawab perkataan roh pedang dan tidak peduli dia marah-marah, Nau Sang berpikir membiarkannya pasti akan membuatnya diam dengan sendirinya."Kamu orang yang sangat menyebalkan yang pernah membangkitkan ku, orang orang sebelumnya akan langsung menjilat ku setelah tahu aku adalah roh pedang," ucap roh pedang yang semakin tidak terima di diamkan oleh Nau Sang."Itu mereka, bukan aku," sahut Nau Sang sambil terus berjalan pergi."Kamu!"Roh pedang yang semakin marah tidak tahu harus berkata apa lagi, roh pedang memang dari awal merasa kalau Nau Sang berbeda dari yang lainnya.Nau Sang kembali diam dan terus berjalan ke tempatnya sebelumnya, karena Nau Sang te
Sambil berjalan pergi meninggalkan wilayah Osaka kenangan buruk pemilik tubuh sebelumya kembali memenuhi kepala Nau Sang. Pemilik tubuh sebelumnya terlahir dari keluarga Suh, kedua orangtuanya yang meninggal saat dirinya masih kecil membuatnya harus tinggal bersama Nenek nya.Sang nenek yang tidak pernah menghiraukannya membuatnya dikucilkan oleh para paman, bibi dan para anak anak bibinya , apalagi dirinya juga tidak memiliki kekuatan semua orang yang ada di kota terus menindas nya tanpa henti.Tidak memiliki orang tua dan saudara kandung membuat pemilik tubuh sebelumnya tidak bisa berbagi cerita dengan siapapun, pemilik tubuh sebelumnya hanya bisa diam menyimpan kesedihannya dari kecil sampai dirinya besar dan mati dengan sangat menyedihkan.Walau roda berputar Nau Sang yang mengingat semua itu ikut merasa sedih, Nau Sang yakin yang terjadi pada pemilik tubuh sebelumnya adalah karma karena dirinya adalah Raja Demon yang reinkarnasi menjadi manusia, tapi bagi Nau Sang sendiri janji a
Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b
Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l
Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d
Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak
Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang
Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj
Melihat semuanya sudah saling akrab Nau Sang tersenyum sendiri, saat Nau Sang datang semua langsung bangkit dan berbaris rapi tanpa ada yang berani berbicara.Nau Sang yang hanya diam menatap semua prajurit bantuan menarik nafas pelan, sekarang sudah waktunya memberitahu mereka di mana tata letak mereka dalam pertempuran besar nanti."Bukankah jika seperti ini semua terlihat bagus," ucap Nau Sang"Tapi aku datang bukan hanya ingin mengatakan itu," sambung Nau Sang."Apa kalian semua sudah siap menghadapi pertempuran besar?" Tanya Nau Sang."Siap jenderal," sahut semua serentak."Bagus, kalau begitu aku akan memberitahu apa yang bisa kalian lakukan," ucap Nau Sang."Kalian semua akan berada di kota dan di desa-desa terdekat, kalian semua berjaga dari serangan pengalihan kerajaan Namgala," sambung Nau Sang."Tunggu Jenderal apa kami akan jadi umpan?" Tanya ketua Kie."Hahahahahaha, jadi apa itu yang kalian pikirkan tentangku," sahut Nau Sang yang malah tertawa."Maafkan aku jenderal," u
Tap tap tap.Tap tap tap.Masing masing tiga ratus dari tujuh kerajaan telah sampai dengan satu ketua masing masing, semua beristirahat di markas lama prajurit Nau Sanh yang memang cukup besar.Selain prajurit tujuh kerajaan perwakilan kerajaan Bodax mengirim salah ketua prajuritnya, ketua Jain datang membawa racun yang dijanjikan Raja Man.Ketua Jain mendatangi Nau Sang yang saat ini berada di kediamannya, walau ketua Jain datang lebih dulu dirinya memilih menemui Nau Sang terakhir seperti yang dilakukannya saat ini. Penjaga Nau Sang yang tidak mengetahui siapa ketua Jain menjadi waspada, mereka meminta ketua Jain menunggu karena mereka masih harus memberitahu Nau Sang lebih dulu.Salah satu penjaga yang masuk ke dalam bergegas mengetuk pintu kamar Nau Sang, Walau saat ini penjaga itu tahu Nau Sang pasti sangat sibuk karena baru pulang dari mengurus pasukan bantuan yang datang.Tok tok tok."Permisi Tuan, ada yang datang dan sedang menunggu anda di luar," ucap penjaga dari luar.Men
Mendengar itu Nau Sang terlihat tenang dan berjalan semakin mendekat ke arah para warga, Nau Sang berdiri di tengah-tengah mereka dan membuka baju agar semua bisa melihatnya dengan jelas."Itu benar-benar bekas cambukan," ucap salah satu warga."Raja Tandua benar-benar sudah keterlaluan, padahal jenderal melakukan semua demi kerajaan Tapi masih saja menerima hukuman cambuk," sahut warga lainnya yang terlihat sangat marah."Aku tidak akan mengatakan kalau aku tidak menerima hukuman cambuk tapi kalian salah paham," ucap Nau Sang."Hukuman cambuk ini kudapat karena keinginanku sendiri, hukuman cambuk ini bukti kesetiaanku pada kerajaan Tarum," sambung Nau Sang."Aku tahu kalian pasti akan bertanya-tanya kenapa aku sampai melakukan semua itu, peperangan besar tidak lama lagi akan terjadi tapi kalian tenang saja kalian semua akan aman karena aku sendiri yang akan maju ke barisan paling depan menyerang kerajaan lawan, walaupun aku mati di medan perang nanti aku akan setia dengan kerajaan Ta