“Ini … cincinmu?” tanya Zafia dengan pandangan menyelidik.Jay mengangkat kedua alisnya dengan sikap misterius.“Lebih tepatnya … cincin untukmu.” Jay membetulkan.Keluar dengusan sedikit geli dari Zafia. Dia tak yakin dengan yang ada di depannya. Apakah Jay sedang menggodanya dengan cincin pengunjung lain yang tertinggal?“Apa kamu berpikir aku sedang memanfaatkan cincin orang lain yang tertinggal?” Jay seakan bisa membaca pikiran Zafia. “Coba kamu liat bagian dalamnya, ada nama siapa di sana.”Zafia segera melakukannya dan dia terkejut. Itu benar-benar sesuai dengan klaim Jay.Ada nama Jay-Zafia di bagian dalam cincin.Lalu Jay memajukan lagi tubuhnya ke depan seraya berkata pelan, “Jadi … Zafia Narendra, apa kamu mau menjadi istriku?”Tatapan bingung Zafia berubah menjadi tatapan lembut dengan bibir tersenyum hangat.“Aww Jay … aku nggak nyangka akan dilamar dengan cara semanis ini,” ucap Zafia sambil melanjutkan dengan tubuh dimajukan juga untuk berkata pelan, “Kamu yakin baru per
“Fi, akan aku buat kamu menjadi wanita paling bahagia karena cinta.” Jay menggenggam tangan Zafia.Keduanya saling bertukar senyum.Ketika Jay dan Zafia sedang menikmati kegembiraan mereka karena akan melangkah ke tahap yang lebih serius, di tempat lain ada Vanya yang justru terpuruk.“Sayang, tolong jangan begini. Sayang, aku … aku cinta banget ke kamu, melebihi siapa pun!” Vanya mengiba ke pria yang selama ini menjadi sugar daddy-nya, Deri.Dia rela menjatuhkan lutut untuk memeluk kaki Deri, pria paruh baya yang menjadi penyebab dia bercerai dengan Jay.Padahal baru saja mereka kembali berhubungan setelah sempat putus beberapa bulan lalu.“Udahlah! Kamu nggak usah lagi panggil sayang-sayang ke aku!” Deri terlihat kusut dan kacau. “Mendingan kita bubar aja!”Perusahaannya, MekaPrima Tech merugi sampai menyentuh nominal Rp1 triliun. Dia sedang pusing tak terkira memikirkan masa depan perusahaannya. Tak akan terpikirkan olehnya bahwa kerugian besar perusahaannya dikarenakan oleh Jay.“
‘Itu emang yang aku tunggu!’ jerit batin Vanya. ‘Deri bajingan! Aku nggak butuh kamu lagi!’Maka, Vanya berlagak jalan tertatih sambil dipapah oleh kedua pria tersebut menuju ke apartemen salah satu dari mereka.“Pak Alvian, saya terus ke kantor dulu, yah!” pamit salah satunya.“Oh? Yakin, Pak Rendi?” tanya bos, empunya apartemen.Rendi mengangguk dan berpamitan pada Vanya. Maka, kini hanya tinggal dua orang saja: Alvian dan Vanya.Dibantu duduk di salah satu sofa ruang tengah, Vanya diolesi obat oleh Alvian.“Awh! Perih ….” Vanya mengeluarkan suara manjanya.Alvian merasa bersalah dan dengan refleks meniup-niup lutut Vanya.“Umhh … enak, Pak.” Vanya tersenyum senang.Melihat itu, Alvian meringis lega.“Kayaknya pergelangan kakiku yang kiri agak keseleo juga, Pak. Ada obat untuk itu? Minimal balsam atau minyak urut.” Vanya meneruskan ke alur berikutnya dari jurus jeratannya.“Oh, iya, ada! Tunggu bentar.” Alvian bangkit dari duduk dan pergi mengambil minyak oles.Setelah itu, dia kemb
“Ada 70 persen karyawan yang diberhentikan dari perusahaan itu, Bos,” lapor Baskara. “Pemberhentian dilakukan bertahap dalam 3 gelombang. Nama yang Bos sebutkan ada di gelombang pertama.”Sebenarnya Baskara mengetahui siapa yang disebutkan Jay tadi. Semua anak buah PhantomClaw tentu paham siapa mantan istri Jay, tapi Baskara sengaja tidak menyebutkan mengenai itu untuk menjaga perasaan bosnya.“Oke, terus lanjutkan menghajar Deri dan MekaPrima. Aku ingin dia bukan siapa-siapa lagi di dunia. Tapi jangan bunuh dia. Aku ingin dia hidup, karena hidup menjadi bukan siapa-siapa adalah kepahitan sesungguhnya.” Lalu Jay menyudahi video call.Setelah itu, seringai iblis Jay muncul. Dia tak sabar membayangkan Deri yang terlunta-lunta“Kita lihat, sampai di mana kemampuanmu bertahan hidup, Deri. Dulu aku membiarkan kamu berlagak tinggi, tapi sekarang … jangan harap kamu bisa mendongak selain untuk menatapku!” geramnya sambil menyeringai.* * *"Saya bersedia dan siap menjadi suami dari Zafia Nar
Mendengar pujian dari Jay, maka Zafia membalas, “Kayaknya aku harus kasi suamiku ini hadiah karena udah muji aku, deh! Sini, ambil hadiahmu!”Kerlingan mata jenaka Zafia beserta senyumannya terlihat menyenangkan di mata Jay.Maka, Jay pun merunduk untuk ‘menerima’ hadiah dari istrinya.Bibir mereka saling bertemu dan mulai memagut satu sama lain, memberikan stimulus-stimulus membahagiakan di jiwa mereka, laksana hormon endorphin.“Fi … hmmchh ….” Jay mendesahkan nama istrinya.Satu tangannya digunakan untuk meremas bongkahan aset sang istri yang terasa kenyal dan empuk di tangannya.“Angghh … Jay ….” Zafia melenguh manja ketika dadanya diremas lembut oleh tangan kokoh suaminya.Ciuman Jay berlanjut ke telinga Zafia yang sensitif akan sentuhan. Wanita itu menggelinjang saat lidah nakal suaminya bermain menggelitik sembari membawa nuansa seduktif di sana.Desahan demi desahan berlompatan keluar dari mulut Zafia seraya matanya terpejam dan tangannya meremas bahu Jay.“Terus keluarin suar
“Eh? Maksudnya?” Zafia agak gugup dan waswas.Apakah suaminya sudah mengetahui identitasnya sebagai Ratu Kota Jatayu?“Maksudku … kamu bisa berterima kasih melalui aku. Nanti kalau aku ketemu lagi sama dia, aku akan sampaikan terima kasihmu.” Jay menjelaskan.Senyuman lega muncul di wajah cantik Zafia. Untuk saat ini, dia belum ingin menguak jati diri lainnya sebagai Ratu Kota Jatayu. Mungkin nanti saja.Kemudian, Jay meraih tangan Zafia dan menggenggamnya disertai ucapan, “Fi, sampai kapan pun, kamu istriku dan aku suamimu. Ingatlah itu baik-baik.”“Kamu nggak lagi mau pergi setelah ini, kan Jay?” Zafia hanya sekedar menggoda, seperti biasa.Jay mengecup tangan di genggamannya dan berkata, “Umch! Aku akan berusaha selalu ada di sisimu. Aku cuma ngomong gitu agar kamu selalu mengingat akan aku dan hubungan kita yang luar biasa ini.”Zafia tersenyum dan mengangguk.“Apa aku udah boleh buka hadiahku?” tanya Jay.Tawa renyah Zafia keluar, memperlihatkan deretan gigi putih rapinya yang te
“Siap, sayangku?” Jay sudah mengarahkan tongkat pusakanya ke area istimewa istrinya.Jantungnya berdegup kencang, sudah tak sabar ingin segera menenggelamkan diri dalam nikmat dunia yang telah lama tak dia rasakan.Sebelum ini, dia sudah menolak Lina dan juga Rabbit, meski sekeras apa pun upaya kedua gadis memesona itu merayunya. Jika dia sudah menginginkan Zafia, maka hanya Zafia yang harus bertanggung jawab untuk memuaskannya saja.Piipp! Piipp! Piipp!Mendadak saja terdengar dari ponsel Jay di atas meja nakas. Jay sangat mengenali alarm tersebut. Ingin sekali dia abaikan saat ini, tapi tak bisa!“Jay, ponselmu!” Zafia mendorong pelan suaminya dan mulai duduk tegak.Maka, dengan geraman rendah akibat kekesalan tak terkira, Jay meraih ponselnya. Alarm itu memang dia atur jika ada sesuatu yang gawat darurat, terjadi.“Bos, maaf jika terpaksa menggangu! Tapi ini darurat! Gedung NeoTech dimasuki paksa oleh kelompok mafia timur yang kemarin Bos lawan!” Baskara melapor.Mata Jay langsung
“Apa kamu sedang mengancamku, Tiger?” tanya Jay dengan sikap setenang air danau.Setelahnya, Jay menghela napas perlahan, lalu berusaha menilai situasinya. Di satu sisi, dia enggan tunduk pada kelompok mafia yang sudah pernah dia hadapi sebelumnya.Namun, di sisi lain, para ilmuwan mudanya yang bekerja keras untuk NeoTech terjebak dalam situasi berbahaya ini. Kalau dia bertindak gegabah, banyak yang bisa terluka, atau lebih buruk lagi.“Aku tidak sedang mengancam, Jay. Aku menawarkan kerja sama.” Tiger menjawab, sama tenangnya seperti Jay.“Kerja sama, ya?” Jay bertanya, seolah mempertimbangkan usulan itu. “Aku kira dengan kemitraan kalian ini ... errr, sebaiknya aku pastikan dulu apakah kalian benar-benar bisa dipercaya menjaga orang-orangku.”Rabbit tertawa kecil mendengar sindiran Jay, dan langsung menyela, “Oh, Jek, kamu udah terlalu ngeremehin kami!”Disertai mata yang memicing, Jay memberikan seulas senyum sinis.Rabbit melangkah maju, sedikit merendahkan tubuhnya sambil menatap
“Eh?!” Jay tak siap dengan kecupan Phoenix.Wanita itu bergerak sangat cepat sampai Jay tak berhasil menghindar. Ini benar-benar di luar dugaan Jay.Sedangkan Zafia di samping Jay hanya bisa membelalakkan mata selama sekian detik, tak bisa melakukan apa-apa.“Maafkan sikapku, Nyonya.” Phoenix memberikan salam soja dengan menangkupkan dua tangan di depan tubuh ke Zafia.Dia menggunakan bahasa internasional agar Zafia paham apa yang diucapkannya.Karena sudah begitu, Zafia tersenyum sambil menanggapinya menggunakan bahasa internasional juga, “Tidak mengapa, Nona Phoenix. Tak perlu meminta maaf.”Setelah itu, Jay dan rombongan kecilnya naik ke jet pribadinya. Tak berapa lama kemudian, pintu pesawat pun mulai ditutup dan bergerak di landasan pacu.“Hong’er … kamu menyukainya, bukan?” tanya Dragon di samping putrinya.Phoenix menoleh cepat ke ayahnya, cukup terkejut dengan penilaian Dragon.“Ayah, kecupan tadi itu … bukan mengenai perasaan, tapi … itu memang sudah menjadi perjanjian yang k
“Kamu dengar aku, Rabbit? Ikutlah aku ke Astronesia dan menjadi bawahanku!” ulang Jay tanpa menjeda tatapannya ke Rabbit.Mata Rabbit terus tertuju pada Jay dengan tatapan kosong. Di sanalah Jay sedang menggempur kesadaran Rabbit, mengikis logika wanita itu menggunakan sebuah ajian kuat yang dia pelajari dari Atin.Ajian yang mampu membuat orang tunduk dan takluk sepenuhnya. Ajian yang bisa mengambil alih kesadaran orang lain.“Ikut Jay … ke Astronesia … menjadi bawahan … Jay.” Setelah beberapa menit yang terasa sangat panjang bagi mereka bertiga, akhirnya muncullah ucapan tersebut dari Rabbit.Jay tersenyum, lega karena ajiannya berhasil. Tidak sia-sia dia mengorbankan energi kanuragannya sebanyak 50 persen lebih hanya untuk bisa melancarkan ajian ilusi perenggut kesadaran tersebut.Sedangkan Phoenix, dia mengerutkan kening, raut wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan atas apa yang dia saksikan di depan mata.“Apa-apaan adikku? Kenapa dia begitu?” tanya Pheonix ke Jay.Ketika lengan J
“Membawa Rabbit ke Astronesia?” Dragon sampai menaikkan kedua alisnya tinggi-tinggi.Pria paruh baya itu tidak menyangka bahwa hal yang diminta darinya dari Jay adalah salah satu putrinya yang kebetulan sedang dihukum.“Benar, Tuan Dragon. Itu pun jika Anda berkenan.” Jay menatap lurus ke mata Dragon.Bahkan Phoenix saja sampai membelalakkan matanya ketika mendengarnya. Berani sekali Jay meminta sesuatu sejauh itu!“Tuan Jay, bukankah permintaan Anda terlalu berlebihan? Kenapa Anda menginginkan anak saya yang itu untuk Anda bawa ke negara Anda?” tanya Dragon sembari menyipitkan matanya.Nada suaranya rendah dan berat, dengan membawa sekilas raut wajah curiga.Supaya tidak menimbulkan asumsi liar dari Dragon, maka Jay lekas mengatakan alasannya. “Tuan Dragon, saya tidak bermaksud ingin menyakiti atau berbuat hal yang sekiranya berlawanan dengan norma. Saya hanya ingin menjadikan dia salah satu anak buah saya. Itu pun jika Anda memperbolehkan.”Mendengar penjelasan dari Jay, Dragon diam
“Jay!” Zafia terkejut ketika tubuhnya diangkat sang suami dan mulai direbahkan di kasur besar nan mewah di sana.Jay bergerak cekatan melucuti celana jins istrinya, beserta kain segitiga mungil berwarna putih, dan menikmati pemandangan luar biasa indah yang tergolek pasrah di atas ranjang.Mata Zafia basah dengan mulut terbuka sedikit, menimbulkan sensasi birahi tersendiri untuk Jay.“Fi … kamu keterlaluan godain aku kayak gitu.” Jay mulai mengurai semua lapisan pakaiannya sendiri dan menjatuhkan secara sembarangan di lantai.Dia sudah tak sabar ingin menjadikan Zafia miliknya, utuh dan sempurna.“Hi hi! Aku ingin belajar menggoda kamu, Jay.” Zafia tersenyum binal sambil menggigit jarinya. Mata mengerling nakal ke Jay. "Gimana? Apakah udah lulus?"Yang membuat jantung Jay serasa digedor palu Thor, ketika Zafia membuka kedua kakinya dan memperlihatkan keutuhan dari surga dunia pada Jay, meski kemudian dia merayapkan tangan untuk menutupi lembah suburnya, menaikkan rasa penasaran Jay.“
“Zafia?” Betapa terkejutnya Jay ketika mendengar nama istrinya disebutkan.Karena Dragon menghargai Jay, maka Zafia tentu saja diizinkan masuk ke ruangan.“Silakan, Nona.” Pelayan membungkuk, mempersilakan Zafia masuk.Ketika Jay melihat kedatangan istrinya yang dirindukan, dia langsung maju. “Fi ….” Kemudian dia memeluk erat Zafia.Sebenarnya Zafia sudah bersiap untuk bertempur mati-matian andaikan memang diharuskan jika dia dipersulit bertemu Jay.“Jay ….” Zafia membalas pelukan erat suaminya. Matanya terpejam dengan pelupuknya basah oleh air mata.Dia lega, sangat lega karena ternyata Jay baik-baik saja, tidak terluka ataupun tersandera.Setelah pelukan itu diurai satu sama lain, Jay memperkenalkan Zafia. “Tuan Dragon, Phoenix, perkenalkan … ini istriku, Zafia.”Ada kilat keterkejutan di mata Phoenix, meski setelah itu reda dengan cepat.“Wah, selamat datang kepada Nyonya Jay.” Dragon menyambut disertai senyuman.Atas kuasa Dragon, Jay dan Zafia diberikan kamar tamu yang layak. Bag
“Ayah!” jerit Phoenix.Sayang sekali, Phoenix terlalu jauh untuk menjangkau ayahnya.Burfhh!Sebuah sapuan energi kuat melanda tubuh Tiger, menyebabkan dia terpental cukup jauh ke belakang. Ternyata itu Jay yang menghantamkan energi kanuragannya ke Tiger.“Buhaahh!” Tiger berteriak kaget.Brakk!Tiger jatuh dengan kedua lutut terlebih dahulu mendarat ke lantai dengan keras.“Arrghhh!” Tiger meraung kesakitan disertai bunyi retakan renyah di bagian kedua lututnya.Di saat dia sedang dalam kondisi paling lemah karena belum pulihnya energi tenaga dalam dia, justru mendapatkan tragedi pada lututnya.“Hui’er!” seru Dragon pada putranya dengan mata melebar.Dia lekas mendekat ke Tiger dengan raut wajah cemas. Putra tercinta mengalami keretakan tulang di kedua lutut, akan sesakit apa itu?“Arrghhh! Sialan kalian semua! Jek, awas saja kamu! Akan kubuat NeoTech milikmu hancur! Arghhh! Kultivasiku! Dantianku pecah! Arghhh!” Tiger berteriak-teriak penuh amarah.Dia menatap nyalang ke Jay yang be
Jay paham dan menebaskan telapak tangannya di udara, seakan memutus sesuatu.Swuung!Dari atas, tiba-tiba saja muncul sebuah jaring yang jatuh di atas Tiger, sedangkan Phoenix sudah menyingkir.“Apa maksudmu ini?” Tiger marah karena sadar bahwa itu jaring khusus pelemah tenaga dalam.Ini sama halnya dengan jarum yang diterima Jay sebelumnya, hanya saja kekuatan pelemahannya lebih kuat sehingga Tiger yang sudah kalah dominasi, semakin tak berdaya.“Kamu harus menerima hukuman mati, Tiger!” seru Phoenix.Meski Tiger merupakan half brother dia, tapi apa yang sudah dilakukan Tiger sudah terlalu jauh untuk bisa dimaafkan.Sementara, Rabbit yang sedang bertarung melawan Jay, melihat kakak tercintanya terkena jaring pelemah tenaga dalam. “Kakak!” serunya.Rabbit menembakkan energinya untuk bisa terlepas dari dominasi Jay. Dia bermaksud ingin menolong kakaknya.“Argh!” Rabbit berteriak ketika mendadak saja kakinya terjerat sesuatu. “Sialan!”Dia berteriak ketika menyadari bahwa ada tali energ
Rabbit mendekat dan ikut berbicara, “Ayah, jangan salahkan kami. Jangan bilang kami kejam karena meracuni Ayah, yah! Ini semua karena kebodohan Ayah sendiri. Sudah jelas Kak Tiger lebih hebat dan lebih mampu mengurus organisasimu, tapi Ayah justru melimpahkan kuasa penerus ke wanita sialan itu.”Dengan lancarnya, Rabbit mengakui dosanya di depan Dragon.“Ayah, jangan khawatir, kalau kamu kesepian di alam baka, aku akan mengirim si sialan anak jalang itu untuk menemanimu.” Kemudian Tiger terkekeh.Dia benar-benar menyampaikan semua kejahatannya di hadapan Dragon, bahkan tersirat mengenai rencana hendak membunuh Phoenix pula. Sedangkan Rabbit tertawa kecil di sebelah kakaknya.Yang mengejutkan, mendadak saja mereka saling tatap dan kemudian berciuman mesra seakan itu bukan hal aneh lagi bagi mereka. Tiger mndekap erat pinggang adiknya.Sedangkan Rabbit mengalungkan lengannya ke leher kakaknya dengan sikap manja agresifnya.“Kamu sepertinya sudah melupakan kakakmu ini, bermain dengan bud
“Satu hal penting lainnya, Tuan Dragon … bahwa Anda patut waspada terhadap putra Anda, Tiger.” Jay tidak menahan diri dari menyampaikan informasi ini.Mata Dragon menyala akan keterkejutan. Mana pernah dia menyangka bahwa dia diminta waspada pada salah satu anaknya?!“Tuan Jay dari Astronesia, bukankah Anda sudah keterlaluan, hanya karena Tiger menindasmu?” Suara berat Dragon keluar disertai wajah curiganya.“Ayah, aku sudah melihat memorinya ketika dia menguping pembicaraan Tiger dengan pelayanku yang berkhianat.Kemudian, Phoenix menceritakan apa yang dia dengar dari berbagi ingatan dengan Jay. Raut wajah Dragon semakin terkejut atas apa yang dituturkan putrinya.Rasanya Dragon tidak ingin percaya tapi ketika putrinya ini sudah meyakini sesuatu hal, tak ada alasan baginya untuk menyangsikannya. Phoenix merupakan orang yang paling teliti dan bisa diandalkan dari semua orang di sekelilingnya. Itulah kenapa Dragon memilih Phoenix menjadi penerusnya.Dragon mengembuskan napas panjang se