“Siap, sayangku?” Jay sudah mengarahkan tongkat pusakanya ke area istimewa istrinya.Jantungnya berdegup kencang, sudah tak sabar ingin segera menenggelamkan diri dalam nikmat dunia yang telah lama tak dia rasakan.Sebelum ini, dia sudah menolak Lina dan juga Rabbit, meski sekeras apa pun upaya kedua gadis memesona itu merayunya. Jika dia sudah menginginkan Zafia, maka hanya Zafia yang harus bertanggung jawab untuk memuaskannya saja.Piipp! Piipp! Piipp!Mendadak saja terdengar dari ponsel Jay di atas meja nakas. Jay sangat mengenali alarm tersebut. Ingin sekali dia abaikan saat ini, tapi tak bisa!“Jay, ponselmu!” Zafia mendorong pelan suaminya dan mulai duduk tegak.Maka, dengan geraman rendah akibat kekesalan tak terkira, Jay meraih ponselnya. Alarm itu memang dia atur jika ada sesuatu yang gawat darurat, terjadi.“Bos, maaf jika terpaksa menggangu! Tapi ini darurat! Gedung NeoTech dimasuki paksa oleh kelompok mafia timur yang kemarin Bos lawan!” Baskara melapor.Mata Jay langsung
“Apa kamu sedang mengancamku, Tiger?” tanya Jay dengan sikap setenang air danau.Setelahnya, Jay menghela napas perlahan, lalu berusaha menilai situasinya. Di satu sisi, dia enggan tunduk pada kelompok mafia yang sudah pernah dia hadapi sebelumnya.Namun, di sisi lain, para ilmuwan mudanya yang bekerja keras untuk NeoTech terjebak dalam situasi berbahaya ini. Kalau dia bertindak gegabah, banyak yang bisa terluka, atau lebih buruk lagi.“Aku tidak sedang mengancam, Jay. Aku menawarkan kerja sama.” Tiger menjawab, sama tenangnya seperti Jay.“Kerja sama, ya?” Jay bertanya, seolah mempertimbangkan usulan itu. “Aku kira dengan kemitraan kalian ini ... errr, sebaiknya aku pastikan dulu apakah kalian benar-benar bisa dipercaya menjaga orang-orangku.”Rabbit tertawa kecil mendengar sindiran Jay, dan langsung menyela, “Oh, Jek, kamu udah terlalu ngeremehin kami!”Disertai mata yang memicing, Jay memberikan seulas senyum sinis.Rabbit melangkah maju, sedikit merendahkan tubuhnya sambil menatap
Namun, jumlah lawan yang sangat banyak dan energi tenaga dalam mereka yang kuat membuat Jay dan timnya mulai kewalahan.Serangan demi serangan mereka balas, tapi ketangguhan ilmu kultivasi Tiger dan Rabbit membuat mereka sulit dilumpuhkan.“Arghh!” Ghea menjerit kesakitan.Di tengah pertarungan yang sengit, Ghea dan Erlangga mengalami luka yang cukup parah.Sementara Erlangga terhuyung dengan darah yang mengucur di lengan kirinya, Ghea juga terkapar di lantai dengan luka tusuk di perutnya, napasnya tersengal.“Arkh! Jangan!” Kirana berteriak.Pada saat yang genting itu, Tiger berhasil meraih Kirana yang paling belakang dari barisan ilmuwan yang hendak dibawa keluar oleh anak buah Jay.“Temani kami sebentar!” ucap santai Tiger ke Kirana.Tangannya menggenggam lengan Kirana dengan keras, membuat gadis itu merintih ketakutan.Dengan wajah yang penuh kemenangan, Tiger menatap Jay, menyeringai puas sambil berkata dengan dingin, “Apa kamu akan tetap keras kepala, Jay? Atau menyelamatkan ora
‘Fi … maafin aku yang mungkin terlihat menyakiti kamu.’Jay membatin sedih ketika mobil Tiger membawanya pergi dari sana. Dia sempat melihat tatapan kecewa Zafia saat melihat dia terlihat mesra dengan Rabbit.Mau bagaimana lagi? Itu satu-satunya cara yang bisa Jay pikirkan untuk membuat Zafia berpikir bahwa Jay bukan dalah bahaya, melainkan Tiger dan Rabbit adalah kawannya.Dengan begitu, Zafia tidak perlu nekat turun ke medan perang yang tak bisa dimenangkan hanya untuk menyelamatkan dia.Jikalau Zafia sampai tertangkap Tiger, Jay akan mengutuk dirinya seumur hidup.“Ummchh … Jek ... mmchh … Jek?” Rabbit yang tadinya bergairah di atas pangkuan Jay, kini mulai mengernyit heran.Sikap mesra Jay tadi mendadak hilang setelah mobil bergerak menjauh dari gedung Supreme NeoTech.“Ada apa denganmu? Apa kamu butuh dipanaskan lebih dari ini?” goda Rabbit sambil menempelkan dirinya ke Jay lebih banyak, menekankan dada montoknya ke dagu Jay. “Nggak usah khawatir, aku ini ahlinya untuk itu!”Samb
“Urmmlhh! Mmmllpphh!” Rabbit mulai menyibukkan diri dengan tongkat pusaka kebanggan Jay. Jay menarik napas panjang sambil mengetatkan rahangnya dengan tatapan lurus ke depan, berjuang untuk mengalihkan pikiran dari tindakan cabul Rabbit terhadap tongkat pusakanya.Namun, setelah 5 menit lebih, tidak juga Rabbit mendapatkan yang dia harapkan."Urrmmllhh ... Jek, kenapa belalaimu masih belum mau tegang? Ummllhh ... Jek?" Rabbit melirik ke wajah Jay tanpa melepaskan kulumannya di tongkat pusaka Jay.Jay melirik ke mata Rabbit yang masih intens menatapnya.“Mungkin karena aku nggak merasa rileks sama sekali. Atau juga karena ini di dalam mobil dan ada banyak orang di sini. Apalagi aku teringat traumaku dan juga nggak merasa nyaman.” Jay menggunakan alasan yang sangat masuk akal.Kening Rabbit berkerut dan dia pun melepaskan tongkat lunglai milik Jay dari mulutnya. Wajahnya mulai cemberut. Dia kesal jika tidak mendapatkan apa yang dia mau.“Kenapa?” Jay menatap Rabbit yang cemberut. “Kamu
“Untungnya … nggak ada, Jek!” Rabbit menyeringai penuh dengan aroma ejekan.Di matanya, Jay terlihat seperti tikus yang terjebak di sudut dan dia adalah sang kucing yang siap menerkam sampai puas.“He he heh!” Jay terkekeh dan mulai melepas pakaiannya. “Biar aku aja yang melakukannya untuk meringankan pekerjaanmu.”Dia tak mau kehilangan harga dirinya untuk wanita seperti Rabbit. Ingin mencabik-cabik bajunya? Jangan harap!Mata mesum Rabbit menikmati cara Jay melepas pakaiannya dengan gerakan perlahan tanpa meninggalkan kesan maskulinnya.“Awhh, Jek … kamu pantas jadi budakku yang paling hebat! Kamu bakalan dilimpahi banyak keberuntungan setelah ini.” Rabbit menikmati pemandangan di depannya.Gairahnya semakin tersulut ketika Jay terkekeh sambil menyeringai, sungguh terlihat macho sekaligus menggoda di mata Rabbit. Dia memang menyukai pria yang sedikit melawan tanpa kehilangan pesonanya.“He he … begitukah?” ucap Jay sambil mulai mengurai kait di celana panjangnya.Napas Rabbit kian me
“Anhh … Jek … mmfhh ….” Rabbit bergerak aktif meski berada di posisi bawah.Sedangkan Jay di atasnya, terlihat menyeringai sambil mulai giat menggerakkan pinggul secara harmonis dengan ayunan tubuh Rabbit.Pergumulan panas berlangsung di kamar jet pribadi, di atas ketinggian belasan ribu meter.“Haaahh ….” Sementara itu, di sofa kamar yang nyaman, Jay menatap dari jendela kamar jet sambil menggigit apel yang disediakan di meja.Sesekali dia menoleh ke arah ranjang dan melihat Rabbit sedang bergumul aktif dengan guling.“Jek … umcchh! Haummchh!” Rabbit secara agresif bersuara keras tanpa malu-malu.Wanita itu sibuk menciumi guling yang sedang ditunggangi lalu bergerak heboh sendiri di atas gulingnya.“Pfftt!” Jay mendengus geli, diiringi tawa ringannya.Dia memang mengerjai Rabbit. Lebih tepatnya, menipu.“Untung aja aku udah diajari Pak Atin ilmu baru. Kanuragan yang bisa bikin orang berhalusinasi dan masuk ke ilusi ciptaan,” gumamnya pelan sebelum menggigit apelnya lagi dan mengunyah
“Benar, Nyonya.” Atin mengangguk dengan sikap penuh hormat.Dia dan Erlangga mengetahui siapa itu Zafia. Tapi dia belum ingin mengundang wanita itu ke mansion Jay sebelum ada izin dari sang empunya.Pintu ruang tamu di tutup dan dijaga Erlangga dari dalam, memastikan tak ada yang bisa masuk untuk menginterupsi.“Saya menunggu.” Zafia duduk sambil menopangkan satu kakinya di paha.Sikap jumawanya memang menyiratkan boss lady, sangat pantas menjadi pendamping Jay yang juga memberikan aura dominasi serupa.“Yang datang ke gedung ini kemarin, adalah kelompok kekuatan dari benua Timur. Mereka bersikeras ingin formula rompi milik kami.” Atin dengan suara tenangnya, mulai menjabarkan.Setelahnya, dia menceritakan secara mendetail mengenai apa saja yang terjadi di gedung NeoTech pada hari lalu. Atin masih memperhalus penyebutan kelompok Tiger dan Rabbit sebagai sebuah kekuatan dari Timur.Dia tidak ingin menakuti Zafia dengan terminologi ‘mafia’.“Jadi … Jay sebenarnya terancam waktu dibawa k
“Eh?!” Jay tak siap dengan kecupan Phoenix.Wanita itu bergerak sangat cepat sampai Jay tak berhasil menghindar. Ini benar-benar di luar dugaan Jay.Sedangkan Zafia di samping Jay hanya bisa membelalakkan mata selama sekian detik, tak bisa melakukan apa-apa.“Maafkan sikapku, Nyonya.” Phoenix memberikan salam soja dengan menangkupkan dua tangan di depan tubuh ke Zafia.Dia menggunakan bahasa internasional agar Zafia paham apa yang diucapkannya.Karena sudah begitu, Zafia tersenyum sambil menanggapinya menggunakan bahasa internasional juga, “Tidak mengapa, Nona Phoenix. Tak perlu meminta maaf.”Setelah itu, Jay dan rombongan kecilnya naik ke jet pribadinya. Tak berapa lama kemudian, pintu pesawat pun mulai ditutup dan bergerak di landasan pacu.“Hong’er … kamu menyukainya, bukan?” tanya Dragon di samping putrinya.Phoenix menoleh cepat ke ayahnya, cukup terkejut dengan penilaian Dragon.“Ayah, kecupan tadi itu … bukan mengenai perasaan, tapi … itu memang sudah menjadi perjanjian yang k
“Kamu dengar aku, Rabbit? Ikutlah aku ke Astronesia dan menjadi bawahanku!” ulang Jay tanpa menjeda tatapannya ke Rabbit.Mata Rabbit terus tertuju pada Jay dengan tatapan kosong. Di sanalah Jay sedang menggempur kesadaran Rabbit, mengikis logika wanita itu menggunakan sebuah ajian kuat yang dia pelajari dari Atin.Ajian yang mampu membuat orang tunduk dan takluk sepenuhnya. Ajian yang bisa mengambil alih kesadaran orang lain.“Ikut Jay … ke Astronesia … menjadi bawahan … Jay.” Setelah beberapa menit yang terasa sangat panjang bagi mereka bertiga, akhirnya muncullah ucapan tersebut dari Rabbit.Jay tersenyum, lega karena ajiannya berhasil. Tidak sia-sia dia mengorbankan energi kanuragannya sebanyak 50 persen lebih hanya untuk bisa melancarkan ajian ilusi perenggut kesadaran tersebut.Sedangkan Phoenix, dia mengerutkan kening, raut wajahnya menunjukkan ketidakpercayaan atas apa yang dia saksikan di depan mata.“Apa-apaan adikku? Kenapa dia begitu?” tanya Pheonix ke Jay.Ketika lengan J
“Membawa Rabbit ke Astronesia?” Dragon sampai menaikkan kedua alisnya tinggi-tinggi.Pria paruh baya itu tidak menyangka bahwa hal yang diminta darinya dari Jay adalah salah satu putrinya yang kebetulan sedang dihukum.“Benar, Tuan Dragon. Itu pun jika Anda berkenan.” Jay menatap lurus ke mata Dragon.Bahkan Phoenix saja sampai membelalakkan matanya ketika mendengarnya. Berani sekali Jay meminta sesuatu sejauh itu!“Tuan Jay, bukankah permintaan Anda terlalu berlebihan? Kenapa Anda menginginkan anak saya yang itu untuk Anda bawa ke negara Anda?” tanya Dragon sembari menyipitkan matanya.Nada suaranya rendah dan berat, dengan membawa sekilas raut wajah curiga.Supaya tidak menimbulkan asumsi liar dari Dragon, maka Jay lekas mengatakan alasannya. “Tuan Dragon, saya tidak bermaksud ingin menyakiti atau berbuat hal yang sekiranya berlawanan dengan norma. Saya hanya ingin menjadikan dia salah satu anak buah saya. Itu pun jika Anda memperbolehkan.”Mendengar penjelasan dari Jay, Dragon diam
“Jay!” Zafia terkejut ketika tubuhnya diangkat sang suami dan mulai direbahkan di kasur besar nan mewah di sana.Jay bergerak cekatan melucuti celana jins istrinya, beserta kain segitiga mungil berwarna putih, dan menikmati pemandangan luar biasa indah yang tergolek pasrah di atas ranjang.Mata Zafia basah dengan mulut terbuka sedikit, menimbulkan sensasi birahi tersendiri untuk Jay.“Fi … kamu keterlaluan godain aku kayak gitu.” Jay mulai mengurai semua lapisan pakaiannya sendiri dan menjatuhkan secara sembarangan di lantai.Dia sudah tak sabar ingin menjadikan Zafia miliknya, utuh dan sempurna.“Hi hi! Aku ingin belajar menggoda kamu, Jay.” Zafia tersenyum binal sambil menggigit jarinya. Mata mengerling nakal ke Jay. "Gimana? Apakah udah lulus?"Yang membuat jantung Jay serasa digedor palu Thor, ketika Zafia membuka kedua kakinya dan memperlihatkan keutuhan dari surga dunia pada Jay, meski kemudian dia merayapkan tangan untuk menutupi lembah suburnya, menaikkan rasa penasaran Jay.“
“Zafia?” Betapa terkejutnya Jay ketika mendengar nama istrinya disebutkan.Karena Dragon menghargai Jay, maka Zafia tentu saja diizinkan masuk ke ruangan.“Silakan, Nona.” Pelayan membungkuk, mempersilakan Zafia masuk.Ketika Jay melihat kedatangan istrinya yang dirindukan, dia langsung maju. “Fi ….” Kemudian dia memeluk erat Zafia.Sebenarnya Zafia sudah bersiap untuk bertempur mati-matian andaikan memang diharuskan jika dia dipersulit bertemu Jay.“Jay ….” Zafia membalas pelukan erat suaminya. Matanya terpejam dengan pelupuknya basah oleh air mata.Dia lega, sangat lega karena ternyata Jay baik-baik saja, tidak terluka ataupun tersandera.Setelah pelukan itu diurai satu sama lain, Jay memperkenalkan Zafia. “Tuan Dragon, Phoenix, perkenalkan … ini istriku, Zafia.”Ada kilat keterkejutan di mata Phoenix, meski setelah itu reda dengan cepat.“Wah, selamat datang kepada Nyonya Jay.” Dragon menyambut disertai senyuman.Atas kuasa Dragon, Jay dan Zafia diberikan kamar tamu yang layak. Bag
“Ayah!” jerit Phoenix.Sayang sekali, Phoenix terlalu jauh untuk menjangkau ayahnya.Burfhh!Sebuah sapuan energi kuat melanda tubuh Tiger, menyebabkan dia terpental cukup jauh ke belakang. Ternyata itu Jay yang menghantamkan energi kanuragannya ke Tiger.“Buhaahh!” Tiger berteriak kaget.Brakk!Tiger jatuh dengan kedua lutut terlebih dahulu mendarat ke lantai dengan keras.“Arrghhh!” Tiger meraung kesakitan disertai bunyi retakan renyah di bagian kedua lututnya.Di saat dia sedang dalam kondisi paling lemah karena belum pulihnya energi tenaga dalam dia, justru mendapatkan tragedi pada lututnya.“Hui’er!” seru Dragon pada putranya dengan mata melebar.Dia lekas mendekat ke Tiger dengan raut wajah cemas. Putra tercinta mengalami keretakan tulang di kedua lutut, akan sesakit apa itu?“Arrghhh! Sialan kalian semua! Jek, awas saja kamu! Akan kubuat NeoTech milikmu hancur! Arghhh! Kultivasiku! Dantianku pecah! Arghhh!” Tiger berteriak-teriak penuh amarah.Dia menatap nyalang ke Jay yang be
Jay paham dan menebaskan telapak tangannya di udara, seakan memutus sesuatu.Swuung!Dari atas, tiba-tiba saja muncul sebuah jaring yang jatuh di atas Tiger, sedangkan Phoenix sudah menyingkir.“Apa maksudmu ini?” Tiger marah karena sadar bahwa itu jaring khusus pelemah tenaga dalam.Ini sama halnya dengan jarum yang diterima Jay sebelumnya, hanya saja kekuatan pelemahannya lebih kuat sehingga Tiger yang sudah kalah dominasi, semakin tak berdaya.“Kamu harus menerima hukuman mati, Tiger!” seru Phoenix.Meski Tiger merupakan half brother dia, tapi apa yang sudah dilakukan Tiger sudah terlalu jauh untuk bisa dimaafkan.Sementara, Rabbit yang sedang bertarung melawan Jay, melihat kakak tercintanya terkena jaring pelemah tenaga dalam. “Kakak!” serunya.Rabbit menembakkan energinya untuk bisa terlepas dari dominasi Jay. Dia bermaksud ingin menolong kakaknya.“Argh!” Rabbit berteriak ketika mendadak saja kakinya terjerat sesuatu. “Sialan!”Dia berteriak ketika menyadari bahwa ada tali energ
Rabbit mendekat dan ikut berbicara, “Ayah, jangan salahkan kami. Jangan bilang kami kejam karena meracuni Ayah, yah! Ini semua karena kebodohan Ayah sendiri. Sudah jelas Kak Tiger lebih hebat dan lebih mampu mengurus organisasimu, tapi Ayah justru melimpahkan kuasa penerus ke wanita sialan itu.”Dengan lancarnya, Rabbit mengakui dosanya di depan Dragon.“Ayah, jangan khawatir, kalau kamu kesepian di alam baka, aku akan mengirim si sialan anak jalang itu untuk menemanimu.” Kemudian Tiger terkekeh.Dia benar-benar menyampaikan semua kejahatannya di hadapan Dragon, bahkan tersirat mengenai rencana hendak membunuh Phoenix pula. Sedangkan Rabbit tertawa kecil di sebelah kakaknya.Yang mengejutkan, mendadak saja mereka saling tatap dan kemudian berciuman mesra seakan itu bukan hal aneh lagi bagi mereka. Tiger mndekap erat pinggang adiknya.Sedangkan Rabbit mengalungkan lengannya ke leher kakaknya dengan sikap manja agresifnya.“Kamu sepertinya sudah melupakan kakakmu ini, bermain dengan bud
“Satu hal penting lainnya, Tuan Dragon … bahwa Anda patut waspada terhadap putra Anda, Tiger.” Jay tidak menahan diri dari menyampaikan informasi ini.Mata Dragon menyala akan keterkejutan. Mana pernah dia menyangka bahwa dia diminta waspada pada salah satu anaknya?!“Tuan Jay dari Astronesia, bukankah Anda sudah keterlaluan, hanya karena Tiger menindasmu?” Suara berat Dragon keluar disertai wajah curiganya.“Ayah, aku sudah melihat memorinya ketika dia menguping pembicaraan Tiger dengan pelayanku yang berkhianat.Kemudian, Phoenix menceritakan apa yang dia dengar dari berbagi ingatan dengan Jay. Raut wajah Dragon semakin terkejut atas apa yang dituturkan putrinya.Rasanya Dragon tidak ingin percaya tapi ketika putrinya ini sudah meyakini sesuatu hal, tak ada alasan baginya untuk menyangsikannya. Phoenix merupakan orang yang paling teliti dan bisa diandalkan dari semua orang di sekelilingnya. Itulah kenapa Dragon memilih Phoenix menjadi penerusnya.Dragon mengembuskan napas panjang se