Share

137 - Saatnya Menghajar Musuh Lama

‘Itu emang yang aku tunggu!’ jerit batin Vanya. ‘Deri bajingan! Aku nggak butuh kamu lagi!’

Maka, Vanya berlagak jalan tertatih sambil dipapah oleh kedua pria tersebut menuju ke apartemen salah satu dari mereka.

“Pak Alvian, saya terus ke kantor dulu, yah!” pamit salah satunya.

“Oh? Yakin, Pak Rendi?” tanya bos, empunya apartemen.

Rendi mengangguk dan berpamitan pada Vanya. Maka, kini hanya tinggal dua orang saja: Alvian dan Vanya.

Dibantu duduk di salah satu sofa ruang tengah, Vanya diolesi obat oleh Alvian.

“Awh! Perih ….” Vanya mengeluarkan suara manjanya.

Alvian merasa bersalah dan dengan refleks meniup-niup lutut Vanya.

“Umhh … enak, Pak.” Vanya tersenyum senang.

Melihat itu, Alvian meringis lega.

“Kayaknya pergelangan kakiku yang kiri agak keseleo juga, Pak. Ada obat untuk itu? Minimal balsam atau minyak urut.” Vanya meneruskan ke alur berikutnya dari jurus jeratannya.

“Oh, iya, ada! Tunggu bentar.” Alvian bangkit dari duduk dan pergi mengambil minyak oles.

Setelah itu, dia kemb
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status