Share

Rencana Pandya

Penulis: Deschya.77
last update Terakhir Diperbarui: 2023-08-26 08:58:22

BLAAAR!

Suara kedua tenaga dalam yang saling bertubrukan terdengar menggema di seluruh area gunung. Semua hewan-hewan yang tinggal di tempat itu, langsung pergi berlari terbirit-birit—setelah merasakan sisa gelombang energi yang telah meratakan area tempat pertarungan Pandya dan Gala.

Gala yang sudah menyatu dengan jurus terlarang langsung menyerang Pandya, untunglah tenaga dalam yang digabungkannya dengan Sakra dapat menahan serangan itu. Pandya yang baru merasakan tenaga dalam sebesar itu cukup takjub. Namun, dia juga merasakan perasaan khawatir disaat bersamaan.

'Bagaimana setelah ini Sakra?' tanya Pandya yang mulai panik.

'Tenanglah! Seperti yang aku katakan sebelumnya, jurus terlarang juga memiliki kelemahan.' Sakra mencoba menenangkan.

'Lalu apa kelemahannya? Aku tidak melihat kita bisa melawannya dengan kekuatannya yang seperti itu?!' sanggah Pandya meragukan.

'Lihatlah! Dia juga membutuhkan waktu untuk bisa melakukan serangan berikutnya, jadi kita bisa melawannya di jeda waktu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Penyair Cinta
updatnya sedikit amat.. hanya 1 bab
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Rumor Yang Menyebar

    Pandya tidak menjawab pertanyaan itu dan hanya tersenyum miring, sambil menggendong tubuh Gala di pundaknya. Dengan jurus meringankan tubuh, Pandya langsung berpindah tempat dalam satu hentakan kaki.Sakra yang sejak tadi melayang, langsung mengikuti pergerakan Pandya tanpa kesulitan sedikitpun. Hanya dalam beberapa langkah, Pandya berhasil sampai di tempat para pengikutnya berkumpul.Semua tatapan langsung mengarah pada Pandya, beserta seseorang yang kini sedang ada di pundaknya—yang mereka yakin jika itu tubuh Gala yang telah menggunakan jurus terlarang. Senyuman mengembang pada semua wajah para pengikut, karena senang pada akhirnya sang pangeran berhasil mengalahkan seseorang yang menggunakan jurus terlarang yang terkenal sangat kuat itu."Apa Pangeran baik-baik saja?" tanya Atreya khawatir, walaupun dia tahu jika pada akhirnya Pandya berhasil mengalahkan Gala."Aku baik-baik saja seperti yang kau lihat. Bagaimana dengan kalian semua?!" tanya Pandya sambil mengedarkan pandangan ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-28
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Rencana Baru

    Akandra bertanya pada diri sendiri, masih menundukkan kepalanya memberi hormat. Padahal, Pemimpin Padepokan hanya akan datang ke akademi disaat penerimaan murid atau acara besar tertentu. Namun, kini beliau datang secara tiba-tiba dengan aura yang sangat menekan.'Sepertinya memang ada yang tidak aku ketahui. Mereka terlihat masih tenang, walau hal yang mengejutkan seperti ini terjadi,' pikir Akandra sambil ujung matanya melirik gerak-gerik semua orang yang ada di ruangan itu.Pemimpin Padepokan duduk di kursi yang memang disiapkan untuk dirinya. Sedangkan para guru dan tetua ikut duduk mengikuti sang pemimpin.KRIEEET!Suara decitan kursi yang ditarik secara bersamaan membuat Akandra semakin cemas. Dia yang masih khawatir dengan kondisi Pandya, tidak bisa berbuat apapun saat ini. Dan dia hanya bisa mengikuti perintah tidak langsung itu untuk ikut duduk di kursinya.Sang pemimpin yang kini berada di ujung ruangan sebagai pusatnya, terlihat secuil amarah di wajahnya. Entah alasan apa y

    Terakhir Diperbarui : 2023-08-30
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Suara Gala

    BRUUK!Murid itu tidak memberikan jawaban, dan hanya menjatuhkan seseorang yang ada di gendongannya dengan kasar. Danar yang melihat sosok yang dijatuhkan adalah Falan yang sudah tidak sadarkan diri, cukup terkejut walaupun hanya beberapa saat—yang langsung ditutupinya dengan kembali bersikap biasa."Falan?" tanya Danar tanpa membutuhkan jawaban.BRUUK!BRUUK!BRUUK!Para pengikut murid itu juga menjatuhkan orang-orang yang mereka panggul sejak tadi. Wajah orang-orang yang sedang terkapar tidak sadarkan diri, membuat Danar cukup tercekat."Dipta, Atreya…, Bukankah mereka semua para pengikut Pandya?" tanya Danar memastikan."Benar Pangeran. Mereka semua pengikut Pangeran Pandya," jawab murid itu dengan santai."Lalu siapa dia?" tanya Danar kembali sambil menunjuk salah satu orang yang tergeletak dengan penutup wajah—yang sama seperti yang digunakan murid itu."Dia Pangeran Pandya." Murid itu menjawab singkat."Pandya?! Bagaimana kau bisa melakukannya?" sahut Danar dengan senyum lebar m

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-02
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Persiapan Pertarungan

    Pandya memberi perintah kepada Atreya dan Dipta menggunakan telepati, untuk mengumpulkan semua pengikut ke lahan kosong dekat ruang pelatihan. Dia meraih sebuah kain hitam bekas pakaiannya yang sudah tidak terpakai, dan merobeknya menjadi beberapa bagian.SHIIIIING!TAAAP!WHUUUSH!Dalam beberapa gerakan, Pandya berhasil sampai ke lahan kosong yang dia maksud terlebih dahulu. Sambil menunggu para pengikutnya, dia kembali melatih perubahan suara yang dia berhasil coba sebelumnya.'Sepertinya aku sudah mulai terbiasa dengan suara ini,' ucap Pandya pada Sakra yang terbang di hadapannya.'Yah, memang lebih baik dari sebelumnya. Tapi, sebenarnya apa rencanamu dengan suara itu?' tanya Sakra penasaran.'Kau juga akan tahu nanti. Aku malas jika harus menjelaskan berkali-kali,' jawab Pandya santai sambil memamerkan deretan giginya.'Terserah kau saja!' teriak Sakra merajuk.Tepat saat Sakra masuk ke dalam sarung pedangnya, para pengikut Pandya terlihat mulai mendekat. Ada perasaan menggelitik

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-03
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Pertarungan 2 Pangeran

    (Kembali saat ini)"Kau tidak perlu tahu, saat ini lebih baik kau pikirkan dengan cara apa kau akan melawanku!" jawab Pandya kembali menyerang Danar.Danar cukup terkejut mendapat serangan mendadak, hingga dia hanya bisa terdorong sambil bertahan selama beberapa saat. Darahnya yang terus keluar dari bekas tebasan pedang Pandya, tidak mau berhenti walaupun dia sudah merapalkan mantra penyembuhan."Kau tidak akan bisa menyembuhkannya semudah itu! Aku sudah membubuhkan racun pelumpuh di pedangku, jadi nikmati saja rasa sakitnya!" ucap Pandya sambil menyeringai."Ternyata kau mempersiapkannya dengan cermat, tapi aku tidak akan kalah hanya karena racun seperti ini!" jawab Danar sambil menatap Pandya dengan tajam.Merasa kesal, Danar kembali menyerang Pandya. Kini dengan beberapa mantra untuk menggerakkan beberapa pedang sekaligus.TRAAAANG!WHUUUSH!BAAATS!CTAAAK!BUUUUK!Serangan dan pertahanan yang berjalan cukup lama, membuat pergerakan Pandya mulai sedikit melambat. Melihat celah itu,

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-05
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Pengampunan

    TRAAANG!TRIIING!BHUUUM!BAAATS!Belum ada tanda-tanda pertarungan antara Danar dan Pandya akan berakhir. Padahal, di sisi lain gunung terlihat seluruh pengikut Danar sudah berhasil dilumpuhkan oleh pengikut Gala. Walaupun, hampir semua murid memiliki luka di tubuhnya.Pandya seperti dapat membaca setiap gerakan Danar. Dia menangkis, menghindar dan menyerang disaat yang tepat. Walaupun, hingga kini belum ada satupun dari mereka yang berhasil mengalahkan lawannya."Sepertinya kau tidak terkejut dengan kondisi Gala tadi, apa kau mengetahuinya sejak awal?" tanya Pandya mencoba membuyarkan fokus Danar, sambil menangkis serangan dari Danar.Namun, Danar sama sekali tidak terpengaruh dengan pertanyaan Pandya. Dia masih memasang ekspresi wajah yang sama dan masih terus menyerang."Atau jangan-jangan kau juga mempelajarinya?!" tanya Pandya lagi.Kali ini mata Danar sedikit bergetar, walau hanya sesaat—tapi Pandya dapat menangkap perubahan itu.'Sakra! Kau lihat itu lagi?! Aku yakin pertanyaan

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-07
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Sistem Kasta

    "Apa kalian sudah mengambil papannya?" tanya Pandya setelah bergabung dengan para pengikutnya."Kami mendapatkan 2 papan, Pangeran." jawab Atreya sambil memperlihatkan 2 papan ruang latihan yang dibawanya."Kerja bagus!" ucap Pandya sambil tersenyum puas.Sudut matanya melihat para pengikutnya dan pengikut Danar yang terluka. Dia tidak menyangka jika perasaannya menjadi sangat buruk melihat hasil dari pertarungan tadi.Padahal, disaat ini seharusnya dia ikut berbahagia atas kemenangannya. Tapi, nyatanya perasaannya malah lebih buruk dari sebelumnya. Dia merasa tidak jauh berbeda dengan para saudaranya selama ini, walaupun sebenarnya dia tahu jika pertarungan seperti ini tidak akan terelakkan di kemudian hari."Kalian bawa semua murid yang terluka, termasuk Danar yang membutuhkan pertolongan segera! Tapi, kalian juga kabarkan kepada semua pengikut Danar, untuk memilih setia atau bersumpah setia kepadaku!" Perintah Pandya sambil menatap ke arah tubuh Danar yang masih terkapar."Setelah s

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-09
  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Ajaran Air

    "Apa usul yang kau pikirkan?" tanya Pandya menatap ke arah Raka.Semua tatapan juga mengarah pada Raka, karena menunggunya menyampaikan usul yang membuat mereka semua penasaran."Karena sebelumnya Faruq membutuhkan dua papan untuk kelompoknya, dan dia sudah mendapatkan satu sebelumnya—kita bisa memberikan salah satu papan itu kepada mereka," jawab Raka sambil mengalihkan pandangan pada Faruq dan kelompoknya.Pandya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda setuju sambil ikut menatap ke arah Faruq dan kelompoknya. "Tapi apa di kelompok kalian masih ada pemimpin kelompok selain Faruq?" Pandya bertanya untuk memastikan.BAATS!Salah satu murid mengangkat tangannya tiba-tiba. Awalnya, Pandya mengira jika murid itu ingin menyampaikan sesuatu. Tapi, nyatanya murid itu mengangkat tangan karena bermaksud menjawab pertanyaan Pandya tadi."Saya juga pemimpin kelompok, Pangeran! Papan saya direbut oleh kelompok lain, karena waktu itu kelompok kami dikeroyok setelah Pangeran Atreya meninggalkan kelomp

    Terakhir Diperbarui : 2023-09-11

Bab terbaru

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Sang Pewaris

    Ribuan aura berbentuk pedang itu langsung berjatuhan, dan menancap di tubuh semua pasukan beserta Tuan Huda. Tidak ada satu orangpun yang selamat dari pedang-pedang itu.Tuan Urdha yang melihat sang anak, merasa sangat bangga dengan kemampuan yang berhasil dicapainya. Dan dirinya menjadi paham, dengan alasan Pandya memintanya membuat perisai untuk dirinya beserta anak-anak dan para istrinya.Dan bertepatan saat Pandya mengeluarkan jurus itu, para saudaranya telah sadarkan diri setelah dibuat tidak sadarkan diri oleh sang ayah. Dan saat mereka melihat apa yang dilakukan oleh Pandya, mereka semua terdiam takjub dengan apa yang terlihat di depan mata.Tibra pun dalam hati akhirnya mengakui kekuatan Pandya dan kekalahannya. Seberapa keras dirinya berlatih selama ini, dan seberapa besar tuntutan yang harus diembannya, tidak membuat kekuatannya bisa bersaing dengan Pandya.Tibra beserta keempat saudara Pandya yang lain, hanya korban dari keegoisan dan keserakahan para orang-orang tua di seki

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Jurus Seribu Pedang

    Setelah berteriak dengan lantang, Tuan Huda semakin menggencarkan serangannya. Dia bahkan sudah merencanakan serangan, dengan bekerja sama dengan para pasukannya untuk membuat sebuah pola sihir tanpa disadari oleh Pandya.Pandya terus terdorong walaupun tanpa terluka, mengingat jumlah orang yang menyerangnya secara bersamaan bukan hanya puluhan orang—tapi bahkan ratusan orang. Puluhan orang berterbangan setelah satu serangan yang Pandya lakukan, namun puluhan lainnya ganti menyerangnya lagi. Dan itu terus berlanjut, karena sejak awal Tuan Huda merencanakan penyerangan saat Pandya sudah dalam keadaan kelelahan.Apalagi, saat ini tidak ada satu orang pun yang menolong Pandya. Sebenarnya Tuan Urdha yang masih ada di tempat itu berencana untuk keluar dari perisai yang dibuatnya, namun pikirannya itu langsung dihentikan oleh Pandya.‘Aku masih merasa aneh dengan keadaan ini!’ ucap Sakra dalam pikiran Pandya.‘Bukankah dengan ini kita jadi lebih bisa menyatu?!’ sahut Pandya dengan seringa

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Serangan Kedua

    SRIIING!Sebuah sihir kutukan yang ditujukan pada Pandya, berhasil ditangkis dengan perisai sihir yang dibuat oleh Sakra. Pandya yang melihat itu cukup terkejut, karena sejak tadi dirinya tidak melihat Sakra sama sekali dan tiba-tiba saja muncul dihadapannya.‘Sakra! Darimana saja kau?!’ tanya Pandya bersemangat dalam hati.‘Entahlah, sesuatu terjadi padaku. Tapi, aku sama sekali tidak ingat apa yang terjadi!’ sahut Sakra dengan suara lirih.Pandya menatap pedang Sakra sekilas, sebelum dirinya kembali disibukkan dengan serangan-serangan yang semakin menjadi. Para pendekar, tetua dan bahkan pemimpin dari lima Ajaran menyerbu mereka secara bersamaan.WHUUUUSH!ZHIIIING!BLAAAAR!Pandya dan seluruh pengikutnya semakin terdorong, walaupun Tuan Agha sudah membantu sebagai perisai utama. Namun, dengan kekuatan dan jumlah yang dimiliki musuh jauh lebih banyak dibandingkan jumlah pengikut yang Tuan Urdha dan Pandya miliki. Belum lagi aliansi yang dimiliki saudara-saudaranya yang sudah memilik

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Pertempuran

    “Apa maksud, Pemimpin?!” tanya Tibra terkejut dengan ucapan Tuan Urdha.“Kau sama sekali tidak memperdulikan aku, tapi kau bersikap seolah ingin melindungiku! Apa kau pikir karena aku sudah tua jadi bisa kau bodohi?!” teriak Tuan Urdha yang terlihat kehabisan kesabarannya.Semua terdiam. Tidak ada yang berani menjawab, karena ruangan itu kini penuh sesak dengan tenaga dalam yang luar biasa besar yang dikeluarkan oleh Tuan Urdha. Namun, seperti ada isyarat khusus yang dimiliki oleh Tibra, para tetua yang berada di luar ruangan masuk secara bersamaan sambil menekan tenaga dalam yang besar itu.“Apa yang kalian lakukan?!” teriak Tuan Huda marah, sambil melototkan mata tajam ke arah para tetua.“Maafkan kami, Pemimpin! Tapi, kami setuju dengan ucapan Pangeran Tibra! Jika perkamen itu tersebar, maka akan sangat banyak pemberontakan yang akan terjadi!” jawab salah satu tetua dengan kemampuan yang cukup hebat diantara yang lainnya.“Bukankah pemberontakan ini kalian yang buat?! Aku tidak mel

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Menggagalkan Penyerbuan

    “Mereka membuat kesepakatan berlainan dari yang aku ajukan. Tapi, mereka berjanji untuk memberikan balasan yang setimpal dari perkamen itu,” jawab Tuan Huda sambil was-was dengan reaksi yang akan diberikan oleh Pandya.“Jadi, maksudmu mereka saat ini mulai mencoba mengambil alih kepemimpinan secara paksa?!” Pandya mulai meninggikan suara, sambil menahan amarahnya.“Bukan hanya padepokan, sanggar Klan milikmu juga mereka datangi saat mereka tahu kau sedang tidak ada di tempat!” tambah Tuan Huda yang membuat Pandya langsung membuka sub ruang yang dibuatnya, dan berlari meninggalkan ruangan itu dengan tergesa.Setelah mendapatkan seluruh senjatanya termasuk pedang Sakra, Pandya langsung menggunakan jurus meringankan tubuh miliknya dan melesat meninggalkan Padepokan Janardana dalam sekejap.WHUUUSH!Sakra yang langsung tahu apa yang terjadi dari pikiran Pandya, ikut merasakan amarah yang tidak jauh berbeda. Begitu pula Akandra, yang sejak tadi masih menunggu mereka di luar gerbang Padepok

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Perbantuan Tanpa Tawaran

    “Aku yakin kau akan menggunakan ini untuk membuat kesepakatan dengan para saudaraku. Apa aku salah?!” tanya Pandya dengan santai.Tuan Huda tidak langsung menjawab. Dia cukup terkejut, karena tidak mengira jika pemimpin Padepokan Nagendra memberitahukan aibnya sendiri kepada seseorang.“Hahaha…, ternyata kau cukup cerdik, Nak! Tapi, kalau kau mengetahuinya, apa kau memiliki tawaran yang lebih baik untukku?!” tanya Tuan Huda setelah kembali tertawa untuk menutupi rasa terkejutnya.Bukannya menjawab, Pandya kembali menggulung perkamen yang dibukanya tadi. Setelah memasukkan perkamen itu kembali ke balik jubahnya, dia mengeluarkan sebuah perkamen yang lain.“Sayangnya aku tidak memerlukan tawaran yang lebih baik, karena kau akan membantuku tanpa tawaran apapun!” jawab Pandya santai sambil memperlihatkan perkamen yang baru.Tuan Huda mengernyitkan dahinya, kemudian membaca isi perkamen yang baru saja dibuka oleh Pandya. Dan rasa terkejutnya semakin besar, saat melihat isi perkamen itu.“Ka

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Perubahan Rencana

    “Aaarrghhh! Kenapa kau memukulku Sakra!” teriak Pandya setelah mengerang cukup keras.PLAK! PLAK! PLAK!Bukannya menjawab, Sakra kembali memukuli Pandya namun dengan lebih pelan dibandingkan pukulan pertama. Sedangkan Akandra yang melihat itu, hanya tersenyum tipis dengan tatapan hangat.“Aku kira kau akan mati begitu saja! Kenapa kau mengabaikan retakan itu?!” teriak Sakra setelah puas memukuli Pandya.“Aku tidak akan mati semudah itu!” jawab Pandya sambil kembali menyeringai dengan memperlihatkan deretan giginya.“Kau tahu, tubuhmu sudah hampir meledak! Mungkin, jika terlambat sedikit lagi kau akan menjadi arang!” teriak Sakra yang kembali kesal karena jawaban Pandya yang begitu santaiPandya hanya terkekeh kecil, saat melihat reaksi Sakra yang seperti cacing kepanasan. Namun, tidak lama sudut matanya akhirnya menyadari kehadiran seseorang diantara mereka.Akandra yang menatap mereka sejak tadi, masih tersenyum penuh arti kearah Pandya yang akhirnya menyadari keberadaannya. Pandya

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Membuka Segel

    Akandra langsung menghampiri tubuh Pandya yang tergeletak, tanpa menyadari sebuah pedang sedang melayang di hadapannya. Sambil membangunkan sebagian tubuh Pandya dan menyandarkannya di bahunya, Akandra mencoba memeriksa tubuh Pandya dengan tenaga dalamnya.“Sebenarnya apa yang terjadi, Pandya?! Kenapa tenaga dalammu berantakan seperti ini?!” tanya Akandra tanpa berharap mendapat balasan.“Sepertinya, itu karena efek tenaga dari Batu Ratnaraj yang disegel dalam tubuhnya retak!” sahut Sakra yang membuat Akandra terkejut, dan tanpa sadar menarik tubuh Pandya menjauh.“Ba–bagaimana pe–pedang bisa berbicara?!” teriak Akandra terbata dengan suara tercekat.Akandra berusaha untuk meyakinkan diri jika pendengarannya tadi tidaklah salah, dengan mengorek telinganya. Dirinya juga mengucek matanya, untuk memastikan apa yang dilihatnya bukan hanya halusinasinya saja.“Akulah yang mengirimkan pola sihir pelacak itu padamu!” ucap Sakra kesal karena melihat reaksi Akandra yang seperti melihat hantu.

  • Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang   Pertolongan

    Sakra mencoba memasukkan energinya untuk membantu Pandya, namun sayangnya semua usahanya tidak membuahkan hasil. Pandya benar-benar sudah tidak sadarkan diri, dengan suhu tubuh yang semakin panas.PLAK! PLAK!Pandya mencoba menampar pipi Pandya dengan badan pedangnya, sambil memanggil-manggil Pandya dengan suara lantang. Namun, Pandya sama sekali tidak memberikan respon.“Apa yang harus aku lakukan?! Bahkan, tidak ada yang mengetahui posisi kami saat ini?” ucap Sakra pada diri sendiri, karena panik dengan kondisi Pandya yang semakin memburuk.ZHIIING!Sakra mencoba memasukkan energinya kembali, sembari mencari penyebab utama kondisi Pandya seperti itu. Dan saat energinya mencapai pusat tubuh Pandya, Sakra menemukan celah di dalam energi Batu Ratnaraj yang di segel sebelumnya.‘Mungkinkah retakan itu muncul saat Pandya tidak sadarkan diri dan muncul cahaya pada tubuhnya?!” pikir Sakra sambil memikirkan cara agar bisa menyelamatkan Pandya.Saat dirinya hendak kembali memukuli Pandya agar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status