Home / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 97. Sang Walet Putih

Share

97. Sang Walet Putih

Author: Zhu Phi
last update Last Updated: 2024-10-05 22:03:51

Bayangan putih itu bergerak dengan kecepatan luar biasa, melampaui kecepatan pandangan manusia biasa. Gerakannya begitu cepat hingga sulit dibedakan apakah itu sosok nyata atau ilusi. Keahlian meringankan tubuh yang digunakan berasal dari Kitab Kuno, sebuah seni yang nyaris punah di zaman modern ini. Tidak banyak orang yang masih mempraktikkan ilmu langka seperti itu, dan dari gerakannya yang elegan serta tubuhnya yang ramping, bisa dipastikan bahwa sosok ini adalah seorang wanita muda.

Saat bayangan putih mendekati bangunan kosong setengah jadi, tempat Rendy Wang—Dewa Perang yang tak terkalahkan—ditahan, sebuah suara lembut namun penuh kecemasan terdengar di udara.

"Kak Rendy..." suara itu terdengar jelas, meski samar, menggema di sekitar bangunan yang sepi.

Sosok bayangan itu adalah Renata Zhang, seorang wanita muda yang selama ini mengagumi Naga Perang dan merupakan salah satu Elemental Naga. Walet Putih, burung yang menjadi legenda di Khatulistiwa karena kecepatannya yang melampau
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Kebangkitan Naga Perang   98. Pil Pemusnah Jiwa

    Renata duduk di hadapan Rendy di dalam helikopter, atmosfer di antara mereka terasa tegang. Hening sejenak setelah kata-kata Rendy, dan hanya terdengar dengung mesin helikopter yang menyiapkan diri untuk terbang. Renata, yang biasanya tenang dan percaya diri, kini terlihat sedikit gelisah.“Aku tahu,” jawab Renata pelan, matanya menatap langsung ke arah Rendy. “Kamu tidak memanggilku ke sini hanya untuk urusan biasa.”Rendy mengangguk, matanya dingin namun fokus. “Ada sesuatu yang lebih besar yang sedang terjadi, Renata. Bukan hanya tentang James Chung atau Vera Huang. Mereka hanya pion di dalam permainan yang lebih luas.”“Aura pembunuh di Jamuan Makan Malam Emas,” lanjut Renata, mengikuti alur pikiran Rendy. “Aku juga merasakannya. Tapi aku tidak bisa menentukan siapa di antara para tamu yang membawanya.”Rendy menatap Renata dengan lebih serius, tanda bahwa mereka sedang berada di ambang bahaya yang lebih dalam dari yang diperkirakan. "Itu bukan sekadar aura pembunuh biasa. Ada kek

    Last Updated : 2024-10-05
  • Kebangkitan Naga Perang   99. Siasat Naga Perang

    Renata tetap berada di Kota Chindo, memantau segala pergerakan Sheila Tanoto yang mulai membangun markas di Kota Javali. Sheila memang cerdik, tetapi Renata lebih waspada dan punya jaringan pengawasan yang luas. Di balik semua itu, Renata tahu bahwa rencana besar ini bukan hanya soal menundukkan Sheila, tetapi juga menggagalkan sosok misterius yang mengendalikan Sheila dari balik layar.Setelah melihat dan mengawasi Rendy di Equator Cafe & Resto, Renata merasa sudah waktunya menghubungi Katrin Chow, Jessy Liu, dan Kristin Chen, tiga wanita yang bukan hanya sekadar sekutu, tetapi juga bagian dari kelompok Elemental Naga, yang memiliki kekuatan khusus. Mereka adalah kunci untuk menyelesaikan pertarungan ini.Saat Rendy tengah berpura-pura lengah dan jatuh ke dalam rencana Sheila, Renata yang berada di seberang ruangan dengan tenang memperhatikan. Dia tahu persis apa yang dilakukan Rendy—membiarkan Sheila berpikir bahwa dia sudah menang. Dengan Pil Pemusnah Jiwa milik Sheila, Rendy tampa

    Last Updated : 2024-10-06
  • Kebangkitan Naga Perang   100. Aksi Elemental Naga

    Tak lama kemudian, Sheila tiba dengan beberapa pasukan yang dibentuknya di Khatulistiwa untuk melihat kondisi Naga Perang. Namun yang dilihatnya adalah Naga Perang yang sudah sadar sepenuhnya serta dikelilingi empat wanita yang berdiri di sampingnya.Tentu saja ia terkejut melihat kondisi Naga Perang yang sehat dan bugar, padahal Racun Pemusnah Jiwa dari pil yang dimasukkannya ke minuman Naga Perang telah mempengaruhi tubuhnya dan membuatnya lemah tak berdaya. Belum sempat ia bicara, sudah terdengar suara keras dari Elemental Naga."Sheila Tanoto! Beraninya kamu menggunakan cara licik untuk menangkap Naga Perang!" seru Katrin yang berpakaian serba merah."Dasar wanita jahat! Naga Perang telah mengampunimu tapi begini balasan yang didapatkannya darimu?" tanya Jessy yang berpakaian serba hitam."Jendral Wang akan menghancurkanmu kali ini, Sheila! Aku akan minta Presiden menurunkan titah untuk menyerang Negeri Malam dan menghancurkannya!" ancam Kristin yang berpakaian serba biru."Berani

    Last Updated : 2024-10-06
  • Kebangkitan Naga Perang   101. Pasukan Bayangan

    Bangunan kosong itu masih sunyi, dikelilingi reruntuhan dan bayang-bayang senja yang mulai memudar. Sheila berdiri tegak di depan Naga Perang, matanya tak goyah sedikit pun meski kekuatan besar yang meliputi musuhnya tampak menguasai sekitarnya. Ucapan mereka tentang pasukan Elemental Naga yang sudah mengepung Kota Javali seolah angin lalu baginya. Pandangannya menyapu sekeliling, namun ia tidak melihat satu sosok pun."Sekarang, Sheila... apa kamu mau menyerah?" Naga Perang menantang, senyuman licik terlukis di wajahnya.Sheila mendengus sinis. "Menyerah padamu? Cih! Di Negeri Malam, kamu bukan apa-apa. Legenda di Khatulistiwa mungkin menyebutmu hebat, tapi kami memiliki sosok yang jauh lebih kuat!" Ia bicara penuh keyakinan, keangkuhan terpancar di setiap kata.Naga Perang hanya tertawa pendek. "Aku bukan yang terhebat. Elemental Naga-lah yang hebat," balasnya datar.Tawa Sheila pecah, menggema di udara yang makin berat. "Kamu terlalu meremehkan Negeri Malam, Naga Perang. Sekarang,

    Last Updated : 2024-10-07
  • Kebangkitan Naga Perang   102. Empat Penjuru Angin

    Suara payung Laras bertemu dengan serangan Jessy yang luar biasa kuat menimbulkan getaran kekuatan yang mengalir di udara. Laras terkejut, payungnya hampir terlepas dari tangannya akibat kekuatan pukulan itu. Jessy tersenyum sinis, matanya memancarkan kepuasan. "Apakah ini kekuatan yang kamu banggakan, Empat Penjuru Angin?"Laras mendengus, kembali memperkuat posisinya. "Jangan meremehkan kami!" teriaknya, memutar payungnya dengan cepat dan mengarahkan serangan balik ke arah Jessy.Namun, Jessy hanya melangkah ke samping, dengan mudah menghindari serangan itu. "Lambat," gumamnya sebelum melancarkan tendangan yang mengenai tubuh Laras, melemparkannya ke belakang beberapa meter.Sementara itu, Lena, dengan selendangnya yang melambai-lambai di udara, bergerak maju. "Kami tidak akan menyerah dengan mudah," katanya, suaranya dipenuhi keyakinan. Selendangnya bergerak dengan kecepatan kilat, seperti ular yang melilit, berusaha mengikat Jessy.Tetapi Jessy bergerak lebih cepat, tubuhnya memut

    Last Updated : 2024-10-07
  • Kebangkitan Naga Perang   103. Larasati vs Katrin - Hasutan

    Larasati Wijaya berdiri mematung di bawah langit malam yang mendung, tubuhnya yang ramping berbalut mantel hitam menyatu dengan kegelapan, namun kulitnya—putih bersih, seakan memancarkan cahaya dari dalam—berbeda jauh dari penduduk Negeri Malam di sekelilingnya. Mereka, dengan wajah pucat dan tatapan kosong, bergerak lamban, sementara Laras tersenyum sinis, memperlihatkan gigi-giginya yang biasa, tidak seperti taring tajam yang sering muncul di wajah warga Negeri Malam saat berbicara."Katrin Chow," Laras memulai dengan suara yang hampir berbisik, tapi penuh arti. Udara di sekitar mereka terasa dingin, menusuk tulang. "Aku sudah lama mengagumi caramu berbisnis. Bagaimana dalam waktu singkat, Wang Industries menelan habis semua yang ada di hadapannya, seperti monster yang lapar tak terpuaskan. Tapi aku tak pernah menyangka, selain pengusaha, kau juga petarung hebat. Pasukan Bayanganmu... mengerikan. Mereka bisa membantai pasukan Negeri Malam tanpa berkedip. Jika saja kita bukan musuh,

    Last Updated : 2024-10-08
  • Kebangkitan Naga Perang   104. Larasati vs Katrin - Wing Chun

    Laras mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat, tatapannya tajam dan dingin. “Bagaimana kalau suatu hari, kau harus memilih antara Naga Perang dan dirimu sendiri? Apa kau masih akan setia? Atau kau akan menyelamatkan dirimu sendiri?”Kata-kata itu menggantung di udara, berat dan tajam, menusuk malam yang semakin pekat. Katrin tidak segera menjawab. Ia menatap Laras dengan tatapan yang sulit ditebak, seolah menimbang-nimbang makna di balik pertanyaan itu.“Aku tidak pernah memilih antara diriku dan Naga Perang,” jawab Katrin akhirnya, suaranya rendah tapi tegas. “Karena kami adalah satu. Apa yang terjadi pada Naga Perang, terjadi pada kami semua. Kami akan menang atau jatuh bersama.”Laras memandang Katrin dengan mata menyipit, mencoba membaca setiap getaran dalam suara dan gerakan tubuh lawannya. Namun, ia hanya menemukan ketenangan yang tak tergoyahkan, seperti batu karang yang diterjang ombak ribuan kali namun tetap berdiri kokoh.“Sungguh tangguh,” gumam Laras, hampir kepada diri

    Last Updated : 2024-10-08
  • Kebangkitan Naga Perang   105. Lintang vs Jessy

    Di bawah cahaya remang-remang, Jessy berdiri berhadapan dengan Lintang Kalani, salah satu pengawal Sheila yang dikenal sebagai anggota Empat Penjuru Angin. Wajah Lintang memancarkan pesona eksotik, perpaduan kecantikan oriental dan tropis, membuatnya tampak luar biasa memikat. Kulitnya kecokelatan, ciri khas penduduk Kepulauan Tropis di Negeri Khatulistiwa—tempat di mana garis keturunan Khatulistiwa dan Negeri Cakrawala bertemu. Namun, Jessy tidak bisa mengabaikan rasa heran melihat gadis ini bergabung dengan Negeri Malam. Bagaimana bisa gadis yang terlihat begitu polos ini terlibat di dunia kelam itu? Pasti Sang Pewaris yang merekrutnya, mungkin saat pria itu berada di Khatulistiwa.Lintang memang lebih mungil dibandingkan Laras. Rambutnya dikuncir kuda seperti Renata, memberinya kesan manis dan tanpa ancaman. Namun, Jessy tahu lebih baik daripada percaya penampilan. Sebuah bisikan dingin dari Naga Perang mengingatkan, "Jangan tertipu wajahnya yang imut. Lintang jauh lebih berbahaya

    Last Updated : 2024-10-09

Latest chapter

  • Kebangkitan Naga Perang   479. Jessy, Sang Ahli Teknologi

    Di balik kerlip lampu dan gemerlap modernitas Red Lotus Club and Resort, Rendy melangkah dengan penuh ketegasan, namun di balik mata dinginnya tersimpan segudang kenangan. Di tengah kekacauan hidupnya—konflik dengan Cindy dan keputusannya untuk mencari kebenaran tentang ibunya—hanya satu hal yang selalu ia rindukan yaitu kehadiran Jessy Liu.Jessy, wanita yang telah lama menjadi bagian dari hidupnya, kini duduk di sebuah ruangan rahasia di balik dinding resort yang mewah. Di sana, di antara deretan monitor dan kode-kode digital yang menari, ia mungkin bisa menyusun petunjuk-petunjuk yang akan membongkar rahasia Kekuatan Tertinggi. Setiap detik tanpa Rendy terasa begitu lama baginya. Rindu yang selama ini tersembunyi di balik ketenangan profesional kini terpancar jelas saat ia melihat pintu terbuka perlahan."Ketua," panggilnya dengan nada lembut penuh harap, suaranya seakan melunakkan segala kegamangan. Saat Rendy melangkah mendekat, hatinya sejenak luluh oleh kehadiran wanita yang ta

  • Kebangkitan Naga Perang   478. The New Rendy

    Rendy tidak lagi menghiraukan Vera Huang. Wanita itu baginya bukan lagi seorang mertua, melainkan hanya semut yang bisa ia injak kapan saja jika ia mau. Matanya menatap kosong ke depan, tapi pikirannya dipenuhi kemarahan yang mendidih. Hatinya telah beku. Jika Cindy lebih memilih ibunya, maka ia akan pergi—mereka akan bercerai. Sesederhana itu."Masih ada hal yang lebih penting daripada mengurusi seorang mertua yang tidak berarti!" gumamnya, suara rendahnya nyaris seperti geraman. "Aku harus mencari tahu di mana ibuku yang ditahan oleh Kekuatan Tertinggi."Ia melangkah menuju gudang garasi, membuka pintu dengan sedikit tenaga. Derit engsel yang berkarat memenuhi udara, menyambutnya dengan suasana yang muram. Di dalam, skuter bututnya masih berdiri dengan setia, lapisan debu tipis menyelimutinya. Tanpa ragu, ia menyalakan mesin tua itu, suara bisingnya langsung menggema di seantero garasi.Baru saja ia hendak memutar gas, suara langkah kaki yang terburu-buru menghentikannya."Ren...!"

  • Kebangkitan Naga Perang   477. Kehancuran Huang Corporation

    Vera menggertakkan giginya, rahangnya mengeras sementara napasnya memburu. Matanya menyala penuh kebencian, seperti bara api yang siap melalap habis apa pun di hadapannya. Dengan suara yang lebih tajam dari pisau belati, ia berdesis, "Aku tidak akan membiarkan ini terjadi! Huang Corporation tidak akan runtuh hanya karena seorang pria yang dulu kupandang sebelah mata! Kau bukan Naga Perang... Semua ini hanya kebetulan belaka."Rendy tetap berdiri dengan tenang, sikapnya tegap bagai gunung yang tak tergoyahkan oleh badai. Sorot matanya dingin, penuh ketegasan yang tak terbantahkan. "Sudah kubilang, Vera, ini baru permulaan. Kau pikir aku akan berhenti di sini? Tidak. Aku akan memastikan kau merasakan kehancuran yang lebih menyakitkan daripada sekadar kehilangan investasi. Kau telah mempermainkan hidupku, dan sekarang, aku yang akan menentukan nasibmu."Wajahnya yang dulu dikenal lemah lembut kini menampakkan ketegasan yang mengerikan. Rendy bukan lagi pria yang bisa diabaikan begitu saj

  • Kebangkitan Naga Perang   476. Membongkar Penyamaran

    Di tengah ruangan yang remang, bayangan senja menari di dinding-dinding mewah, Vera mengeluarkan dengusan penuh ejekan. Matanya yang tajam dan dingin menembus kegelapan, seolah memancarkan bara amarah. Dengan suara yang menyeruak, ia mencaci,"Menolak? Hah! Kamu pikir dirimu siapa? Hanya seorang pecundang yang bahkan tidak mampu membeli dasi layak, berani menantangku!"Rendy, berdiri tegap bagaikan patung besi di tengah badai, menatap balik tanpa setitik ragu. Tatapannya yang tajam dan dingin menantang, seolah berkata bahwa ia telah lelah menjadi korban hinaan. Suaranya rendah namun menggema dengan kepastian, "Aku sudah muak dipandang rendah. Jika aku mengaku sebagai Naga Perang, maka aku memang Naga Perang! Dan jika kau memaksaku menceraikan Cindy demi keuntunganmu sendiri, kau akan merasakan penyesalan yang meendalam!"Rendy sudah habis kesabaran dengan sikap arogan Vera yang selalu menghinanya.Tawa sinis Vera pecah, melayang ke udara seperti asap pahit, "Oh, jadi sekarang kau meng

  • Kebangkitan Naga Perang   475. Hinaan Vera

    HA-HA-HA ...!!!Tawa itu meledak di udara, menggetarkan ruangan dengan gaungnya yang menusuk telinga. Vera Huang menepuk-nepuk pahanya, seolah ucapan yang baru didengarnya adalah lelucon paling konyol yang pernah ada."Ha-ha-ha! Astaga, Rendy! Aku tahu kamu ini miskin dan tidak berguna, tapi aku sungguh tidak menyangka kamu juga pintar membual!" katanya dengan nada mengejek, matanya menyipit penuh penghinaan.Rendy mengepalkan tangan, kuku-kukunya hampir menembus kulit telapak tangannya sendiri. Napasnya berat, dadanya naik turun dengan penuh amarah. "Aku tidak berbohong! Aku memang Naga Perang yang akan menarik seluruh investasi Wang Industries dari Huang Corporation! Aku sudah muak hidup seperti ini, tanpa kejelasan dan tanpa harga diri!" suaranya bergetar, bukan karena ketakutan, tapi karena tekad yang sudah tak bisa dibendung lagi"Mentang-mentang nama margamu sama dengan nama perusahaan Grade A, terus kamu klaim kalau itu perusahaanmu? Hah! Sungguh lucu dan tak masuk akal!" sind

  • Kebangkitan Naga Perang   474. Sepuluh Tahun Lalu

    Tanpa ragu, Rendy Wang melangkah maju, tubuhnya masih berlumuran debu pertempuran. Portal dimensi di hadapannya berputar liar, cahaya biru kehijauan berpendar seperti ombak liar. Setelah mengalahkan Zhang Wei dan menyelamatkan Negeri Langit dari kehancuran, ia tahu ini adalah satu-satunya jalan pulang. Dengan satu tarikan napas, ia melangkah masuk.Saat portal menutup di belakangnya, kegelapan langsung menyergap. Kesadarannya menghilang.Ketika membuka mata, aroma kayu tua dan udara dingin menyeruak ke hidungnya. Dia mengenali tempat ini—kamar sempit di rumah Keluarga Huang, Paradise Hill, Kota Buitenzorg. Dinding-dinding kayu masih sama, catnya mengelupas di beberapa tempat, dan kasur tipis di bawahnya berderit saat ia bangkit."Sepertinya kamar ini memang gerbang antar dimensi," gumamnya. "Setiap kali kembali ke Khatulistiwa, selalu melalui tempat ini."Sebelum sempat berpikir lebih jauh, suara nyaring menusuk telinganya."Untuk apa lagi pengangguran itu pulang ke rumah?" suara cemp

  • Kebangkitan Naga Perang   473. Dunia Baru

    Pagi itu, sinar matahari menembus tirai sutra jendela kamar, mengusap wajah Rendy Wang yang perlahan terbangun. Ia membuka matanya, mendapati ruangan yang begitu akrab—suasana mewah Resort Red Lotus Resort and Club yang pernah ia kunjungi sebelumnya. Meski begitu, ada keanehan yang menyelinap ke dalam ingatannya, seolah waktu telah mengubah segalanya. Aroma lavender dan kayu manis yang lembut menyatu dengan semilir angin dari balkon, mengiringi kebingungan yang menggelayuti pikirannya.Saat tangannya meraba permukaan lembut sprei sutra, ia mendapati sosok di sampingnya. Punggung putih mulus Renata, istrinya kah? Benar-benar mengundang kehangatan sekaligus teka-teki. Dalam keheningan pagi itu, Renata terbangun dan menatap Rendy dengan tatapan penuh tanya."Kak Rendy, sudah bangun?" suaranya serak namun penuh keakraban, mengisi ruangan dengan nuansa kenangan.Rendy mengerutkan dahi, matanya menyusuri sosok Renata yang kini tampak lebih dewasa, lebih matang. "Renata... kenapa kita di sin

  • Kebangkitan Naga Perang   472. Menaklukan Kegelapan Abadi

    Langit masih bergetar hebat setelah kehancuran Zhang Wen. Namun, sebelum Rendy Wang sempat bernapas lega, Negeri Langit bergetar kembali. Dari reruntuhan medan perang, aura kegelapan yang lebih kelam muncul. Udara di sekeliling membeku, dan langit yang sebelumnya mulai cerah kembali diselimuti awan hitam pekat."Tidak... Ini tidak mungkin..." gumam Rendy, merasakan tekanan yang jauh lebih dahsyat dibandingkan yang ditimbulkan oleh Zhang Wen.Dari balik kabut hitam, muncul sosok berbalut jubah gelap dengan mata merah menyala. Energinya begitu besar hingga membuat tanah di sekelilingnya merekah. Sosok itu tertawa kecil, suaranya menggema seperti berasal dari dunia lain."Rendy Wang... kau mungkin telah mengalahkan Zhang Wen, tapi kegelapan sejati tak akan pernah bisa dihancurkan oleh cahaya sekecil milikmu. Aku adalah Kegelapan Abadi, pemilik sejati kegelapan di alam semesta ini!"Rendy menggertakkan giginya. Ia sudah mengerahkan seluruh kemampuannya dalam pertempuran melawan Zhang Wen,

  • Kebangkitan Naga Perang   471. Pengorbanan Zhang Wei

    Dalam ledakan energi yang membelah langit, Rendy Wang melayang di udara, tubuhnya bersinar dengan cahaya Qi murni yang membentuk bayangan naga raksasa di belakangnya. Zhang Wen, dengan tawa menggema, menyambutnya dengan tangan terangkat tinggi, menyerap energi dari Kuburan Pedang Iblis yang mulai bergetar ganas."Hahaha! Lihatlah! Inilah kekuatan kegelapan sejati!" Zhang Wen berteriak. Dari tanah di sekitarnya, ribuan pedang terkutuk melesat ke langit, membentuk pusaran kematian yang berputar mengelilinginya.Rendy Wang menghunuskan tangan kanannya ke depan, mengumpulkan energi Qi yang menyatu dengan semangat naga di dalam tubuhnya. "Naga Surgawi Penghancur Langit!" Dengan raungan naga yang mengguncang alam, sebuah serangan berbentuk naga merah meluncur, menghantam pusaran pedang Zhang Wen dengan kekuatan dahsyat.Ledakan terjadi! Cahaya merah dan hitam bertabrakan, membentuk gelombang kejut yang menghancurkan pegunungan di sekeliling. Para pasukan iblis dan kultivator pemberontak ter

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status