Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 195. Kecepatan Bayangan Akuma

Share

195. Kecepatan Bayangan Akuma

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-15 23:38:55

Di Kartanesia, suasana semakin tegang seiring persiapan menghadapi The Infinity yang berlangsung cepat dan penuh intensitas. Kota ini bagaikan sebuah benteng yang sedang disiapkan untuk menghadapi serangan besar. Para anggota Klan Sembilan Naga Sakti bersama pasukan elit mereka tersebar di berbagai titik strategis, setiap sudut kota dipenuhi dengan pasukan, mata-mata, dan ahli strategi yang bersiap menghadapi ancaman dari pasukan The Immortality.

Rendy Wang berdiri tegak di atas gedung pusat komando Wang Industries, wajahnya keras dan dipenuhi ketegangan. Angin malam yang dingin menerpa kulitnya, tetapi rasa cemas yang menggelayuti hatinya jauh lebih menonjol. Di tangannya, Kitab Abadi terbuka, memberikan petunjuk tentang keberadaan Pilar Sembilan Bayangan yang harus mereka hancurkan. Di sampingnya, Katrin Chow memandang jauh ke bawah, ke pusat kota yang gelap dan sepi, menyadari bahwa semua ini akan menentukan nasib mereka.

"Kita tidak punya banyak waktu," kata Rendy dengan suara t
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Perang   196. Ancaman Yin Xi

    "Dia mengandalkan bayangannya untuk bergerak," Katrin menyarankan, suaranya tenang meski ada ketegangan yang menggantung. "Jika kita bisa memanipulasi cahaya di sekitar kita, kita bisa memaksanya keluar dari bayangannya."Dengan kecepatan yang luar biasa, Akuma muncul lagi, meluncurkan serangan bayangan yang mematikan. Tapi Rendy sudah siap, menggerakkan tangan untuk mengubah posisi cahaya di sekitar mereka, menciptakan sorotan terang yang menyilaukan. Bayangan Akuma mulai menghilang, dan saat itulah Ryu Ten meluncurkan serangan petir kedua, yang akhirnya menghantam Akuma dengan kekuatan penuh.Akuma terjerembab ke tanah, tubuhnya gemetar oleh petir yang menyengat. "Ini baru permulaan," katanya dengan suara teredam, sebelum tubuhnya menghilang dalam bayangan lagi, menghilang tanpa jejak."Tidak akan mudah," kata Rendy, suara berat dan penuh peringatan. "Tapi kita akan terus maju, kita tidak akan berhenti sampai Pilar Sembilan Bayangan ini hancur."***Di sisi lain, Naga Besi Tian Wu,

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Kebangkitan Naga Perang   197. Pasukan Bayangan Hitam

    Beberapa minggu setelah pertempuran di Kartanesia, kota perlahan kembali hidup. Reruntuhan mulai disingkirkan, gedung-gedung dibangun ulang, dan warga yang sebelumnya hidup dalam ketakutan mencoba mengembalikan semangat mereka. Namun, bayangan perang masih terasa. Di lantai tertinggi Wang Industries, Rendy berdiri dengan pandangan tajam mengamati lanskap kota dari balik jendela kaca yang luas. Suasana ruangan terasa berat, dan keheningan hanya dipecahkan oleh langkah kaki Katrin Chow yang memasuki ruangan bersama Huo Ming.“Kondisi pertahanan kita sudah lebih kuat dari sebelumnya,” kata Huo Ming, suaranya rendah tapi tegas. “Namun, kita tidak bisa santai. Jika The Infinity kembali dengan strategi baru, kita harus siap menghadapi mereka.”Rendy mengangguk, mengalihkan pandangannya dari jendela ke arah Katrin dan Huo Ming. “Kalian sudah mendengar kabar tentang Pasukan Bayangan Hitam?” tanya Rendy, sorot matanya penuh kehati-hatian.Katrin menunduk sejenak, lalu berkata, “Mereka bukan se

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-15
  • Kebangkitan Naga Perang   198. Dataran Kabut Awan

    Waktu terus berlalu, dan persiapan untuk menghadapi The Infinity semakin matang. Di bawah komando Rendy Wang, Kartanesia berubah menjadi benteng pertahanan yang sulit ditembus. Klan Sembilan Naga Sakti telah mengerahkan pengaruh dan sumber daya mereka untuk memperkuat aliansi global ini. Namun, ancaman dari The Infinity semakin nyata, dengan berbagai intelijen yang mengabarkan bahwa markas pusat mereka tersembunyi di suatu tempat di Dataran Kabut Awan—sebuah wilayah misterius yang hanya diketahui oleh beberapa orang terpilih.Dataran Kabut Awan merupakan wilayah yang tidak tercantum di mapmanapun, bahkan Mata Dewa yang amsih dalam pengembangan tidak berhasil melacak keberadaan tempat ini, seakan tempat ini tidak pernah ada di dunia.Setelah berhasil menjalin komunikasi dengan beberapa sekutu internasional, Rendy memutuskan untuk mengambil tindakan lebih agresif. Ia mengundang perwakilan dari berbagai negara dan organisasi yang telah setuju untuk bergabung dalam aliansi ini. Di Undergr

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-16
  • Kebangkitan Naga Perang   199. Gadis Misterius Bertopeng Merah

    Setelah mengatasi pasukan bayangan, Rendy dan timnya akhirnya berhasil mencapai pusat kekuatan The Infinity. Mereka dihadapkan pada benteng kokoh yang dijaga oleh berbagai ahli strategi dan pendekar kuat dari seluruh dunia yang telah direkrut oleh The Infinity. Di sana, mereka menemukan markas pusat yang menyimpan rahasia kekuasaan dunia bayangan ini.Di dalam benteng, Rendy bertemu dengan seorang pria tua yang dikenal sebagai The Wise Immortal, pemimpin tertinggi The Infinity. Pria itu memandang Rendy dengan tatapan penuh kebijaksanaan dan kegilaan, seakan telah merencanakan segalanya.“Kalian pikir bisa menghentikan kami? Kami adalah bayangan yang sudah lama menguasai dunia dari balik layar,” ujar The Wise Immortal sambil tertawa kecil. “Kami adalah ketidakabadian, ketidakterbatasan, yang tidak bisa dihancurkan.”Pertempuran sengit pun terjadi di dalam markas. Para Naga Sakti dan Rendy menghadapi berbagai jebakan dan serangan dari pasukan elit The Infinity. Dengan strategi yang mata

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-17
  • Kebangkitan Naga Perang   200. Kembalinya Menantu Sampah

    Suatu pagi di Paradise Hill,Langit masih berwarna keabu-abuan saat teriakan Vera Huang menggema di kediaman megah Keluarga Huang.“RENDY...!!!”Suaranya yang melengking mengiris kesunyian pagi, menembus setiap sudut rumah hingga ke kamar sempit di ujung koridor. Kamar itu tak lebih dari sebuah gudang yang dipenuhi tumpukan kardus dan barang-barang tak terpakai. Di tengah kekacauan ruang itu, Rendy Wang, sang Naga Perang, meringkuk santai di atas kasur tipis. Matanya tetap terpejam, napasnya tenang, seolah teriakan Vera hanyalah angin lalu.Bagi Rendy, setelah berminggu-minggu menghadapi pertempuran brutal melawan The Infinity dan The Immortality, kamar sederhana itu terasa lebih nyaman daripada istana mana pun. Bau debu bercampur aroma kayu tua justru menenangkan pikirannya yang lelah.“Dasar menantu malas! Masih saja tidur, padahal sudah pagi begini!” Suara Vera menggema lagi, kali ini disertai ketukan keras di pintu.Langkah ringan mendekat. Cindy Huang, putri Vera, muncul dari uju

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-18
  • Kebangkitan Naga Perang   201. Paket Misterius

    Hari bergulir menuju siang, dan rumah Keluarga Huang mulai sepi. Cindy sudah berangkat ke kantor dengan Vera yang terus menjejalkan berbagai nasihat tentang bagaimana seharusnya ia menghadapi Naga Perang.Di kamar sempitnya, Rendy bangun perlahan. Mata hitamnya menyapu ruangan kecil yang penuh barang berdebu. Udara lembap menggantung di sekitarnya, bercampur bau kertas tua yang menguning di sudut. Rendy meraih sebotol air di atas meja reyot, menyesap pelan sambil bersandar pada dinding yang dingin.Ia menatap lurus ke depan, ke sebuah cermin kecil yang menggantung miring di dinding. Sosoknya yang memantul tampak lusuh—kaus usang, rambut berantakan. Namun, di balik penampilan sederhana itu, ada aura yang tak bisa disembunyikan. Sorot matanya menyimpan sesuatu yang lebih dalam yaitu ketegasan, luka, dan rahasia.“Seharusnya aku pergi tadi malam,” gumamnya pelan. Tapi entah mengapa, kaki ini terasa berat meninggalkan rumah yang penuh pertikaian ini. Bukan karena ia merasa diterima, melai

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Kebangkitan Naga Perang   202. Awal Dari Akhir

    Langit sore di Buitenzorg memerah, seolah menggambarkan ketegangan yang menguap di udara. Rendy melangkah keluar dari Paradise Hill, menyusuri jalan berbatu yang dihiasi pepohonan rindang. Angin membawa aroma tanah yang kering dan asap kendaraan dari kejauhan, mengingatkan pada kota yang tak pernah berhenti bergerak.Rendy tak membawa apa-apa selain jam saku tua yang kini tergantung di saku dadanya, berayun perlahan mengikuti langkahnya. Ia tahu, langkah ini membawa dirinya kembali ke medan yang tak pernah ia ingin tempuh lagi. Dunia bayangan yang penuh tipu muslihat, darah, dan janji yang tak pernah ditepati.Ia masih penasaran dengan jam saku tua yang dikirimkan oleh seseorang kepada dirinya, yang kemungkinan bisa mengungkap masa kecilnya yang terlupakan.Sesampainya di pinggiran kota, ia mendapati sebuah mobil hitam mengilap menunggunya. Sopirnya, seorang pria berwajah tirus dengan setelan serba hitam, membungkuk hormat begitu melihat Rendy. “Selamat datang kembali, Tuan Naga Perang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-19
  • Kebangkitan Naga Perang   203. Musuh Baru Naga Perang

    Langit di Khatulistiwa tampak kelam, meski matahari berada di puncak siangnya. Aura mencekam menyelimuti kota Kartanesia saat kabar tentang kejatuhan The Wise Immortal menyebar. Bukan kemenangan yang dirayakan, tetapi ketakutan yang tumbuh. Organisasi bayangan seperti The Infinity tidak melemah karena kehilangan seorang pemimpin—sebaliknya, musuh-musuh baru mulai bermunculan, membawa ancaman yang lebih nyata.Di sebuah lorong gelap, Rendy Wang berdiri tegak meski napasnya berat. Pedang di tangannya berlumur darah, bekas pertempuran melawan Reysha yang baru saja usai. Sebelum ia sempat menarik napas lega, suara langkah kaki yang berat dan mantap bergema, seolah menantang keberaniannya.Dari balik bayang-bayang lorong, seorang pria bertubuh besar muncul. Bekas luka yang memanjang dari dahi ke pipinya menambah kesan mengintimidasi pada wajahnya. Matanya menyala dengan gairah bertarung yang tak tertahankan. Khan. Nama yang terlalu dikenal oleh Rendy—musuh lama yang ia kira telah dikalahka

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-21

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Perang   449. Formasi Kutub Es Kedua

    Rendy menarik napas dalam-dalam, udara dingin menusuk paru-parunya, sementara matanya yang tajam menyapu badai salju yang mengamuk di sekelilingnya. Setiap butir salju yang beterbangan seakan menceritakan ancaman, namun tekadnya tak tergoyahkan. Setelah berhasil menaklukkan prajurit es pertama yang menyerang dengan keberanian setara badai itu, ia melangkah ke dalam kegelapan beku Formasi Kutub Es Tujuh Langkah. Angin mengaum lebih liar, menyembunyikan jebakan mematikan di balik tirai putih yang terus berputar.Saat langkah pertamanya menuju formasi kedua, tanah di bawahnya tiba-tiba bergetar hebat, mengirimkan getaran menakutkan ke seluruh tubuhnya. Tanah itu runtuh, menciptakan celah besar seakan ingin menelannya hidup-hidup. Dengan refleks instan, Rendy melompat ke samping, namun matanya menangkap gerakan kilat ... dinding es raksasa melesat dari bawah dan atas, berusaha menjepitnya dalam pelukan maut."Sial!" teriak Rendy, suara yang tertiup angin seolah menyatu dengan rintihan bad

  • Kebangkitan Naga Perang   448. Prajurit Es

    Angin menderu tanpa ampun, menerjang wajah Rendy dengan suhu yang menusuk, seakan ribuan jarum es menyusup ke dalam kulitnya. Di sekelilingnya, salju menari liar, berputar-putar membentuk pusaran putih yang seakan ingin menelan segala sesuatu yang berada di lintasan badai. Di tengah kekacauan itu, dua sosok prajurit es meluncur bak bayangan, melangkah tanpa jejak di atas permukaan salju yang telah membeku kaku.Rendy, yang tengah berlari menyusuri medan yang terselimuti badai, tiba-tiba mengayunkan tubuhnya ke samping. Tepat di saat itulah, sebuah pedang es berkilauan meluncur mendekat, hampir saja menyapu bahunya dengan kecepatan yang mematikan. Udara di sekitar pedang itu bergetar, menampakkan efek membekukan yang menyeramkan pada setiap hal yang disentuhnya."Dekat sekali!" seru Rendy dengan nada terkejut, namun ia tak sempat mengeluh. Dalam satu gerakan refleks, ia memutar badannya dan melayangkan tendangan ke arah bayang-bayang prajurit itu. Namun, tendangannya hanya menyentuh ke

  • Kebangkitan Naga Perang   447. Formasi Kutub Es

    Di balik tirai salju tebal yang menutupi setiap sudut Pegunungan Es Abadi, dunia terlihat seperti lukisan sunyi yang menyimpan keindahan dan kematian sekaligus. Namun, Rendy, dengan tatapan waspada dan langkah yang terukur, tahu bahwa di balik pesona dingin itu tersimpan jebakan mematikan yang dirancang oleh Keluarga Besar Bai. Setiap langkah yang diambilnya terasa bagai melangkah di atas kristal pecah; dingin yang menusuk hingga ke dalam tulang, diiringi oleh ketidakpastian medan yang licin dan berbahaya. Angin kencang menyusup lewat celah-celah antara puncak gunung, mendesis seperti bisikan kematian. Butiran es kecil yang tersapu angin menghantam wajahnya, meninggalkan rasa perih yang membakar, sementara jubah hitamnya menari liar di tengah pusaran salju, kontras dengan hamparan putih yang tak berujung. Rendy menatap sekeliling dengan mata tajam, menyusuri setiap bayangan dan jejak samar yang tertutup salju. Tiba-tiba, ia berhenti. Di bawah langkahnya, ada sebuah bekas jejak yang

  • Kebangkitan Naga Perang   446. Keluarga Besar Terakhir

    Rendy melangkah mantap ke utara, angin dingin menerpa wajahnya, membawa serta butiran salju yang berkilauan di bawah cahaya rembulan. Hembusan napasnya mengepul, seiring dengan tekad yang semakin menguat di dalam dadanya. Ia harus menemui Keluarga Besar Bai secara langsung. Tiga kultivator Bai yang ia biarkan hidup telah menyampaikan pesannya, tetapi ia ragu pesan itu cukup kuat untuk menghentikan mereka."Aku harus memastikan mereka tidak menggangguku saat berhadapan dengan Zhang Wen," gumamnya, kedua matanya menatap lurus ke depan, penuh determinasi.Dalam perjalanannya, Rendy menyadari satu hal: ia telah melewatkan kesempatan menanyakan keberadaan ayahnya kepada Keluarga Xie dan Zhao. Pertarungan sengit dengan mereka telah menyita seluruh perhatiannya, dan kini, hanya Keluarga Besar Bai yang mungkin memiliki jawaban.Pegunungan Es Abadi membentang di hadapannya, rumah bagi Keluarga Besar Bai. Sebuah perkampungan luas tersembunyi di balik lapisan pertahanan berlapis, dengan formasi

  • Kebangkitan Naga Perang   445. Akhir Keluarga Besar Zhao

    Rendy Wang berdiri tegak di antara puing-puing kediaman keluarga Zhao. Angin malam berdesir, membawa aroma debu dan darah yang masih hangat. Kedua pedangnya—Pedang Kabut Darah dan Pedang Penakluk Iblis—berkilauan tajam di bawah cahaya bulan. Di hadapannya, Zhao Tiangxin menatap tajam, jubah patriarknya berkibar ditiup energi qi yang bergetar di sekelilingnya."Naga Perang!" suara Zhao Tiangxin bergema seperti guntur. "Aku akan menunjukkan padamu mengapa aku disebut sebagai Patriark Zhao!"Tangannya terangkat tinggi, telapak tangannya bersinar emas. Dengan satu gerakan sigil tangan, ia menarik energi langit dan bumi. "Formasi Penghancur Langit!"Awan di atas mereka bergolak, berputar membentuk pusaran yang menyedot kekuatan dari sekelilingnya. Udara bergetar, dan dalam sekejap, ratusan tombak qi berwarna emas terbentuk di langit, melayang dengan ujungnya mengarah lurus ke tubuh Rendy.Rendy mengangkat satu alis. "Begitu? Kau pikir formasi ini bisa menghentikanku?"Dengan satu hentakan

  • Kebangkitan Naga Perang   444. Korban Pedang Penakluk Iblis

    Dengan kecepatan yang tak terbayangkan, Rendy melesat ke depan seperti kilatan petir yang menyambar langit. Pedang Penakluk Iblis di tangannya bergetar, memancarkan cahaya merah menyala yang menebarkan hawa kematian di sekelilingnya. Dalam satu tebasan, gelombang energi memancar deras, menggetarkan udara dan menciptakan pusaran angin yang menghantam para praktisi keluarga Zhao dengan kekuatan dahsyat."Kalian yang mencari kematian kalian sendiri! Aku telah memberi kalian kesempatan untuk hidup! Kini, kesempatan itu telah hilang!" teriak Rendy yang bergerak dengan sangat cepat sehingga tidak kelihatan oleh mata biasa.Wuuusssh!Clash!Jeritan kesakitan menggema saat beberapa dari mereka terpental ke belakang, menghantam dinding dengan keras hingga retakan besar terbentuk di sekitarnya. Sementara itu, yang lain bahkan tak sempat menghindar—hanya ada kilatan merah yang membelah tubuh mereka, meninggalkan sisa-sisa tubuh yang jatuh dengan suara berdebum ke tanah."Apa ini? Dasar iblis! Ti

  • Kebangkitan Naga Perang   443. Badai Keluarga Besar Zhao

    Malam itu, kediaman Keluarga Besar Zhao dipenuhi ketegangan yang merayap di setiap sudut benteng megah mereka. Cahaya lentera berkelap-kelip, memantulkan bayangan tajam dari para kultivator dan praktisi bela diri yang berjaga. Mata mereka tajam, napas tertahan, tangan menggenggam erat senjata seolah bersiap menghadapi bahaya yang sewaktu-waktu bisa menerjang.Di tengah ruang utama yang dipenuhi aroma dupa, seorang pria tua duduk di singgasananya dengan tenang. Rambut dan janggut putihnya tergerai panjang, namun tubuhnya yang bercahaya menunjukkan bahwa usia bukanlah batasan bagi kekuatannya. Zhao Tiangxin, pemimpin Keluarga Besar Zhao, menatap tajam ke arah seorang pengintai yang baru saja kembali dari misi penyelidikan."Siapa yang cukup kejam menghancurkan Keluarga Besar Xie?" Suaranya berat, penuh wibawa, bergema di seluruh ruangan.Kultivator pengintai itu menelan ludah sebelum menjawab, tubuhnya sedikit gemetar. "Lapor, Tuan Besar! Pembunuh Patriark Xie adalah seorang pemuda yang

  • Kebangkitan Naga Perang   442. Kehancuran Keluarga Besar Xie

    Rendy Wang berdiri tegap, tubuhnya dikelilingi aura merah dan emas yang berkobar liar, seolah mencerminkan amarah yang membakar dalam dirinya. Luka di bahunya menghangat, darah menetes perlahan, tetapi tatapannya tetap dingin, penuh determinasi.Xie Wu Jie, terhuyung di atas tanah yang retak, mencengkeram dadanya yang kini tercabik oleh tebasan Pedang Penakluk Iblis. Napasnya berat, tetapi di balik wajahnya yang penuh luka, senyum tipis terukir. "Kau pikir ini sudah berakhir?" suaranya parau, tapi penuh kepastian.Tiba-tiba, udara di sekitar mereka bergetar hebat. Gelombang energi hitam membuncah dari tubuh Xie Wu Jie, menyelimuti langit malam yang semakin kelam. Bayangan-bayangan pekat menjulur dari tanah, berputar-putar seperti tentakel yang mencari mangsa."Roh Pembalasan... Bangkitlah!"Teriakan Xie Wu Jie menggema, dan dari balik bayangan, sesosok entitas raksasa mulai terbentuk. Wujudnya menyerupai iblis bertaring dengan mata merah menyala dan tanduk berliku. Udara menjadi semak

  • Kebangkitan Naga Perang   441. Rendy Wang vs Xie Wu Jie - II

    Langit malam membentang kelam, hanya dihiasi bulan pucat yang menggantung dingin di antara gumpalan awan gelap. Udara terasa berat, dipenuhi ketegangan yang nyaris tak tertahankan. Energi bertabrakan di udara, menggetarkan tanah dan membuat dedaunan berdesir liar seakan gemetar ketakutan. Aroma besi yang samar tercium, bercampur dengan hawa panas dari pertarungan yang akan segera meletus.Rendy Wang berdiri dengan kedua kakinya tertanam kokoh di tanah yang mulai retak akibat tekanan kekuatan mereka. Kedua tangannya menggenggam senjata masing-masing—Pedang Kabut Darah yang memancarkan aura merah pekat di tangan kiri, dan Pedang Penakluk Iblis yang berpendar keemasan di tangan kanan. Matanya menyala tajam, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di hadapannya, Xie Wu Jie melangkah maju, auranya semakin pekat, seperti kabut hitam yang siap melahap segala yang mendekat. Ia memegang tombak hitam dengan ukiran naga yang melilit sepanjang gagangnya, sementara tangan satunya menggenggam tong

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status