Beranda / Urban / Kebangkitan Naga Perang / 166. Keangkuhan Kendall Chang

Share

166. Keangkuhan Kendall Chang

Penulis: Zhu Phi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 22:52:38

Kristin merasakan dingin menusuk hingga ke tulang, seolah aura Mister Sakamoto masih membekas di sekitarnya. Bulu kuduknya berdiri, dan napasnya terasa berat. “Ren… kamu tahu dia dari mana?” tanyanya, suaranya bergetar.

Rendy tertawa pendek, getir. “Dia itu legenda di dunia bayangan. Pembunuh profesional, salah satu yang terhebat. Dulu, saat aku pertama kali masuk ke dunia ini, aku hampir mengidolakan ketenangannya yang mematikan.”

Sekilas, kilatan masa lalu melintas di wajah Rendy, membawa keremangan yang membuatnya terdiam. Kristin mengamati ekspresinya, lalu berkata dengan nada pelan, “Dia bahkan tahu semua tentangmu… seolah dia sudah lama mengikuti setiap langkahmu.”

Rendy menghela napas panjang. “Aku sudah melupakannya, Kris. Sampai hari ini… sampai dia muncul kembali.”

Kristin melirik pedang yang tergeletak di dekat mereka. Cahaya dingin memantul dari bilahnya, memancarkan bahaya yang mengintimidasi. “Mungkin kita tinggalkan saja Samurai Ninjitsu ini. Terlalu riskan untuk dib
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Kebangkitan Naga Perang   167. Ujian Pedang Samurai Ninjitsu

    Rendy dan Kristin melanjutkan langkah mereka dengan hati-hati. Di setiap langkah, angin lembut membawa serpihan kelopak bunga sakura yang berguguran, seperti pesan-pesan diam dari masa lalu yang teramat rahasia. Mata Rendy berkilat, penuh kecemasan namun juga rasa penasaran yang tak terelakkan."Apa yang sebenarnya kau pikirkan, Ren?" Kristin bertanya, memecah keheningan di antara mereka.Rendy terdiam sesaat, seolah memilih kata yang tepat. "Samurai Ninjitsu ini… bukan sekadar pedang. Energinya… terhubung langsung dengan jiwaku, seperti bayangan yang tak bisa kulepaskan. Mister Sakamoto mungkin tahu apa yang dia lakukan saat memberikan ini padaku, tapi aku belum sepenuhnya paham apa yang dia inginkan.”Kristin menatapnya penuh perhatian. "Kamu yakin dia bukan hanya ingin melemahkanmu? Mungkin Samurai Ninjitsu itu membawa dampak yang lebih besar dari yang kamu bayangkan."Rendy mengangguk, bibirnya menyunggingkan senyum pahit. “Itulah yang aku khawatirkan, Kris. Kekuatan ini—sekuat ap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-04
  • Kebangkitan Naga Perang   168. Menyamar Lagi

    "Rendy!"Suara nyaring itu menikam keheningan, membuat Rendy tersentak dari tidurnya, tatapannya kabur sejenak sebelum kesadarannya kembali.Ia baru saja pulang dari Negeri Sakura, dan sekarang ia kembali mengenakan topengnya di Keluarga Huang. Musuh-musuhnya, terlalu banyak dan terlalu keji, mengintai dari berbagai sudut. Dalam bayang-bayang inilah Naga Perang yang ditakuti kini bersembunyi sebagai menantu yang dicemooh, menyelinap tanpa terlihat, sambil memetakan musuh-musuhnya dari balik identitas yang dianggap hina. Tiga tahun berlalu, dan belum ada yang curiga pada penyamaran sempurnanya—sosok yang tak lebih dari menantu 'tak berguna' bagi keluarga yang, dalam dunia bisnis Khatulistiwa, bahkan tak mampu menyentuh puncak."Ada apa, Ma?" ujarnya datar, memasang wajah tak berdosa yang sudah ia latih dengan sempurna.Vera Huang, berdiri di hadapannya dengan senyum dingin dan matanya penuh cemooh. "Dasar menantu sampah! Berapa kali aku harus bilang? Jangan panggil aku 'Ma'!" Suaranya

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Kebangkitan Naga Perang   169. Suatu Pagi di Menara Naga Perang

    Kota Kartanesia sudah ramai dengan lalu lalang pekerja kantoran serta kendaraan yang merayap, suatu bukti tentang semrawutnya situasi di ibukota suatu negara yang sudah maju.Rendy melangkah masuk ke aula Menara Naga Perang, tempat yang berkilauan dengan kemewahan dingin dan teknologi paling mutakhir yang bisa dibeli dengan uang dan kekuasaan. Suara sepatunya menggema di sepanjang lorong marmer hitam yang memandu langkahnya menuju ruang kendali utama. Di sana, berdiri Katrin—dengan wajah sedikit masam, matanya penuh dengan sorot tak terbaca.“Lama tak jumpa,” sapa Rendy santai, tanpa menyadari nada tajam dalam pandangan Katrin.Katrin menyilangkan tangan di dadanya. "Bagaimana perjalananmu dengan Kristin?" tanyanya, sengaja melontarkan nama itu dengan nada yang dingin.Rendy menaikkan alis, bingung. "Oh, Kristin? Dia hanya membantuku dalam urusan kecil. Kau tahu, tidak ada yang istimewa."Tapi Katrin hanya mendengus, masih tak puas. Sebetulnya ia merasa cemburu, tak bisa mengabaikan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Kebangkitan Naga Perang   170. Penolakan Halus

    Rendy memutar pandangannya ke arah Katrin, ekspresi wajahnya tak tersentuh oleh kehangatan atau kemarahan, hanya tatapan yang dingin dan terukur. Sejenak, dia seperti mempertimbangkan ajakan Katrin, tapi kemudian ia tersenyum tipis, sebuah senyum yang penuh teka-teki, sulit ditebak artinya.“Perjalanan ke Chung Kuo, ya?” tanyanya, menekankan kata-kata itu. “Tawaran yang menarik, Katrin. Tapi saat ini, ada lebih banyak hal yang perlu aku urus di sini.”Katrin menghela napas pelan, kecewa namun tak ingin memperlihatkannya. Senyum dingin itu, meski tampak ramah, menyiratkan sesuatu yang lebih dalam, mungkin sebuah penolakan halus yang membuat hatinya teriris. Namun ia tak mau menyerah begitu saja.“Kalau begitu, bagaimana dengan rencana pembangunan Megastruktur yang sedang dikerjakan oleh perusahaan Dragon War?” tanyanya, mencari topik lain. “Apa kita perlu mencari investor dan kemitraan untuk pengembangan teknologi? Aku lihat Jessy terlalu memaksakan diri dengan menggunakan dana perusaha

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Kebangkitan Naga Perang   171. Siasat Licik The Killer

    Rendy melangkah masuk ke Red Lotus dengan ketenangan yang dingin, sorot matanya menyapu seluruh ruangan yang dipenuhi cahaya temaram dan wangi khas campuran dupa dan parfum mahal. Tempat ini memancarkan atmosfer eksklusif, namun baginya, malam itu ada yang terasa ganjil. Ia mencari-cari sosok Jessy, namun yang ia temukan hanyalah petugas keamanan yang mendekatinya dengan wajah tegang."Bos Jessy sudah lama tidak muncul di sini," kata petugas itu dengan suara nyaris berbisik. Rendy mendengar nada ketakutan dalam ucapannya, seolah pria itu menyadari betapa besar ancaman yang bisa datang darinya.Rendy memperhatikan pria itu dengan tatapan tajam, lalu memerintahkan, "Panggil asisten Jessy sekarang juga." Rasa curiga mulai menggerogoti dirinya, terutama karena Jessy yang seharusnya bertanggung jawab justru tak ada di tempatnya.Setelah beberapa saat, pria lain muncul, wajahnya berseri namun licik—terlalu tenang untuk orang yang seharusnya berada di bawah komando Jessy. Pria ini menatap Re

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Kebangkitan Naga Perang   172. Black Swamp

    Langit mulai gelap ketika Rendy berjalan menjauh dari Red Lotus. Aroma malam yang dipenuhi kabut tipis bercampur dengan sisa adrenalin yang masih mengalir di nadinya. Benaknya berputar cepat, mencoba merangkai setiap potongan yang tersebar, namun semuanya terasa kabur, terbungkus dalam misteri yang pekat.Rendy merogoh ponselnya dan menatap layar yang kosong dari pesan Jessy. Sejak kepergiannya untuk mencari Artefak Kuno, gadis itu seolah menghilang tanpa jejak. Kini, Bhadrika yang muncul seolah menggantikan posisinya di Red Lotus, sosok yang sangat mencurigakan dan tak bisa dianggap remeh. Rasa tidak tenang terus menghantuinya—bayangan Jessy yang tak diketahui keberadaannya dan kehadiran pria yang tak jelas identitasnya.Langkah Rendy terhenti di tepi trotoar, pikirannya diselimuti kecemasan yang samar. Dalam remang lampu jalan, ia menelusuri kembali wajah Bhadrika, menilai senyum licik pria itu yang seakan menyimpan ratusan rahasia. Kenangan pertemuannya dengan The Killer tiba-tiba

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Kebangkitan Naga Perang   173. Munculnya Musuh Lama

    Rendy menahan napas sejenak, mencoba memahami situasinya. Dia dikepung, tidak ada jalan keluar yang terlihat, hanya sosok-sosok berwajah dingin dan asing, menatapnya seperti serigala menunggu mangsa. Hatinya menggelora, tetapi dia tahu bahwa kepanikan hanya akan membuatnya semakin rentan. Dalam sekejap, sosok-sosok itu semakin mendekat, mengepungnya dalam jarak yang semakin sempit. Kabut tebal melingkar di sekitar mereka, memperkuat aura ancaman yang menggantung di udara.“Jadi, inikah cara kalian menyambut tamu?” ucap Rendy dengan nada tenang yang berbahaya, meski matanya tak lepas dari Bhadrika.Bhadrika tersenyum tipis, seakan menikmati ketegangan yang ia ciptakan. “Kau harus tahu, Bos, kau adalah tamu istimewa. Tentu saja untukmu, kami menyiapkan sesuatu yang… berbeda.” Dia melangkah lebih dekat, menatap Rendy dengan tatapan yang penuh kebencian yang tak tersamarkan lagi. “Kau pikir bisa masuk ke Red Lotus, memerintah seenaknya, tanpa konsekuensi?”Rendy mengepalkan tinjunya, mema

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-07
  • Kebangkitan Naga Perang   174. Kekalahan Telak

    Rendy tertegun sejenak, napasnya seolah terhenti saat sosok The Killer melangkah maju, menembus kabut dengan langkah yang mantap dan penuh kepercayaan diri. Pria itu terlihat nyaris tak tersentuh oleh waktu ... tatapan matanya yang tajam menyorotkan aura dingin yang mematikan, bibirnya menyunggingkan senyum tipis, seolah menikmati ketakutan yang ia bawa bersamanya. Bhadrika mundur selangkah, wajahnya berubah cemas. Tampaknya kehadiran The Killer bukan bagian dari rencananya. Namun, dia mencoba menutupinya dengan senyuman yang dipaksakan. "Selamat datang, Bos. Saya tidak tahu Anda akan hadir di sini malam ini," ujarnya dengan nada sopan yang terdengar kaku. The Killer hanya mengangkat sebelah alis, tidak sedikit pun memedulikan Bhadrika. Tatapannya terkunci pada Rendy, seperti elang yang sudah mengincar mangsanya sejak lama. “Rendy,” suaranya dalam dan menggema di antara bayang-bayang. “Kau membuatku harus mencarimu sendiri. Itu tindakan yang sangat ceroboh.” Rendy berusaha tetap

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-08

Bab terbaru

  • Kebangkitan Naga Perang   447. Formasi Kutub Es

    Di balik tirai salju tebal yang menutupi setiap sudut Pegunungan Es Abadi, dunia terlihat seperti lukisan sunyi yang menyimpan keindahan dan kematian sekaligus. Namun, Rendy, dengan tatapan waspada dan langkah yang terukur, tahu bahwa di balik pesona dingin itu tersimpan jebakan mematikan yang dirancang oleh Keluarga Besar Bai. Setiap langkah yang diambilnya terasa bagai melangkah di atas kristal pecah; dingin yang menusuk hingga ke dalam tulang, diiringi oleh ketidakpastian medan yang licin dan berbahaya. Angin kencang menyusup lewat celah-celah antara puncak gunung, mendesis seperti bisikan kematian. Butiran es kecil yang tersapu angin menghantam wajahnya, meninggalkan rasa perih yang membakar, sementara jubah hitamnya menari liar di tengah pusaran salju, kontras dengan hamparan putih yang tak berujung. Rendy menatap sekeliling dengan mata tajam, menyusuri setiap bayangan dan jejak samar yang tertutup salju. Tiba-tiba, ia berhenti. Di bawah langkahnya, ada sebuah bekas jejak yang

  • Kebangkitan Naga Perang   446. Keluarga Besar Terakhir

    Rendy melangkah mantap ke utara, angin dingin menerpa wajahnya, membawa serta butiran salju yang berkilauan di bawah cahaya rembulan. Hembusan napasnya mengepul, seiring dengan tekad yang semakin menguat di dalam dadanya. Ia harus menemui Keluarga Besar Bai secara langsung. Tiga kultivator Bai yang ia biarkan hidup telah menyampaikan pesannya, tetapi ia ragu pesan itu cukup kuat untuk menghentikan mereka."Aku harus memastikan mereka tidak menggangguku saat berhadapan dengan Zhang Wen," gumamnya, kedua matanya menatap lurus ke depan, penuh determinasi.Dalam perjalanannya, Rendy menyadari satu hal: ia telah melewatkan kesempatan menanyakan keberadaan ayahnya kepada Keluarga Xie dan Zhao. Pertarungan sengit dengan mereka telah menyita seluruh perhatiannya, dan kini, hanya Keluarga Besar Bai yang mungkin memiliki jawaban.Pegunungan Es Abadi membentang di hadapannya, rumah bagi Keluarga Besar Bai. Sebuah perkampungan luas tersembunyi di balik lapisan pertahanan berlapis, dengan formasi

  • Kebangkitan Naga Perang   445. Akhir Keluarga Besar Zhao

    Rendy Wang berdiri tegak di antara puing-puing kediaman keluarga Zhao. Angin malam berdesir, membawa aroma debu dan darah yang masih hangat. Kedua pedangnya—Pedang Kabut Darah dan Pedang Penakluk Iblis—berkilauan tajam di bawah cahaya bulan. Di hadapannya, Zhao Tiangxin menatap tajam, jubah patriarknya berkibar ditiup energi qi yang bergetar di sekelilingnya."Naga Perang!" suara Zhao Tiangxin bergema seperti guntur. "Aku akan menunjukkan padamu mengapa aku disebut sebagai Patriark Zhao!"Tangannya terangkat tinggi, telapak tangannya bersinar emas. Dengan satu gerakan sigil tangan, ia menarik energi langit dan bumi. "Formasi Penghancur Langit!"Awan di atas mereka bergolak, berputar membentuk pusaran yang menyedot kekuatan dari sekelilingnya. Udara bergetar, dan dalam sekejap, ratusan tombak qi berwarna emas terbentuk di langit, melayang dengan ujungnya mengarah lurus ke tubuh Rendy.Rendy mengangkat satu alis. "Begitu? Kau pikir formasi ini bisa menghentikanku?"Dengan satu hentakan

  • Kebangkitan Naga Perang   444. Korban Pedang Penakluk Iblis

    Dengan kecepatan yang tak terbayangkan, Rendy melesat ke depan seperti kilatan petir yang menyambar langit. Pedang Penakluk Iblis di tangannya bergetar, memancarkan cahaya merah menyala yang menebarkan hawa kematian di sekelilingnya. Dalam satu tebasan, gelombang energi memancar deras, menggetarkan udara dan menciptakan pusaran angin yang menghantam para praktisi keluarga Zhao dengan kekuatan dahsyat."Kalian yang mencari kematian kalian sendiri! Aku telah memberi kalian kesempatan untuk hidup! Kini, kesempatan itu telah hilang!" teriak Rendy yang bergerak dengan sangat cepat sehingga tidak kelihatan oleh mata biasa.Wuuusssh!Clash!Jeritan kesakitan menggema saat beberapa dari mereka terpental ke belakang, menghantam dinding dengan keras hingga retakan besar terbentuk di sekitarnya. Sementara itu, yang lain bahkan tak sempat menghindar—hanya ada kilatan merah yang membelah tubuh mereka, meninggalkan sisa-sisa tubuh yang jatuh dengan suara berdebum ke tanah."Apa ini? Dasar iblis! Ti

  • Kebangkitan Naga Perang   443. Badai Keluarga Besar Zhao

    Malam itu, kediaman Keluarga Besar Zhao dipenuhi ketegangan yang merayap di setiap sudut benteng megah mereka. Cahaya lentera berkelap-kelip, memantulkan bayangan tajam dari para kultivator dan praktisi bela diri yang berjaga. Mata mereka tajam, napas tertahan, tangan menggenggam erat senjata seolah bersiap menghadapi bahaya yang sewaktu-waktu bisa menerjang.Di tengah ruang utama yang dipenuhi aroma dupa, seorang pria tua duduk di singgasananya dengan tenang. Rambut dan janggut putihnya tergerai panjang, namun tubuhnya yang bercahaya menunjukkan bahwa usia bukanlah batasan bagi kekuatannya. Zhao Tiangxin, pemimpin Keluarga Besar Zhao, menatap tajam ke arah seorang pengintai yang baru saja kembali dari misi penyelidikan."Siapa yang cukup kejam menghancurkan Keluarga Besar Xie?" Suaranya berat, penuh wibawa, bergema di seluruh ruangan.Kultivator pengintai itu menelan ludah sebelum menjawab, tubuhnya sedikit gemetar. "Lapor, Tuan Besar! Pembunuh Patriark Xie adalah seorang pemuda yang

  • Kebangkitan Naga Perang   442. Kehancuran Keluarga Besar Xie

    Rendy Wang berdiri tegap, tubuhnya dikelilingi aura merah dan emas yang berkobar liar, seolah mencerminkan amarah yang membakar dalam dirinya. Luka di bahunya menghangat, darah menetes perlahan, tetapi tatapannya tetap dingin, penuh determinasi.Xie Wu Jie, terhuyung di atas tanah yang retak, mencengkeram dadanya yang kini tercabik oleh tebasan Pedang Penakluk Iblis. Napasnya berat, tetapi di balik wajahnya yang penuh luka, senyum tipis terukir. "Kau pikir ini sudah berakhir?" suaranya parau, tapi penuh kepastian.Tiba-tiba, udara di sekitar mereka bergetar hebat. Gelombang energi hitam membuncah dari tubuh Xie Wu Jie, menyelimuti langit malam yang semakin kelam. Bayangan-bayangan pekat menjulur dari tanah, berputar-putar seperti tentakel yang mencari mangsa."Roh Pembalasan... Bangkitlah!"Teriakan Xie Wu Jie menggema, dan dari balik bayangan, sesosok entitas raksasa mulai terbentuk. Wujudnya menyerupai iblis bertaring dengan mata merah menyala dan tanduk berliku. Udara menjadi semak

  • Kebangkitan Naga Perang   441. Rendy Wang vs Xie Wu Jie - II

    Langit malam membentang kelam, hanya dihiasi bulan pucat yang menggantung dingin di antara gumpalan awan gelap. Udara terasa berat, dipenuhi ketegangan yang nyaris tak tertahankan. Energi bertabrakan di udara, menggetarkan tanah dan membuat dedaunan berdesir liar seakan gemetar ketakutan. Aroma besi yang samar tercium, bercampur dengan hawa panas dari pertarungan yang akan segera meletus.Rendy Wang berdiri dengan kedua kakinya tertanam kokoh di tanah yang mulai retak akibat tekanan kekuatan mereka. Kedua tangannya menggenggam senjata masing-masing—Pedang Kabut Darah yang memancarkan aura merah pekat di tangan kiri, dan Pedang Penakluk Iblis yang berpendar keemasan di tangan kanan. Matanya menyala tajam, penuh dengan tekad yang tak tergoyahkan.Di hadapannya, Xie Wu Jie melangkah maju, auranya semakin pekat, seperti kabut hitam yang siap melahap segala yang mendekat. Ia memegang tombak hitam dengan ukiran naga yang melilit sepanjang gagangnya, sementara tangan satunya menggenggam tong

  • Kebangkitan Naga Perang   440. Rendy Wang vs Xie Wu Jie

    Angin malam berembus liar, menggugurkan dedaunan kering yang beterbangan di antara dua sosok yang berdiri berhadapan. Mata Rendy Wang menyala tajam, kilatan emas berpendar di irisnya, sementara Xie Wu Jie berdiri tegap dengan senyum meremehkan. Tidak tampak rasa takut sedikit pun terhadap Naga Perang padahal Rendy telah berhasil menghancurkan segel kunonya yaitu Formasi Tujuh Dewa Iblis Langit yang membuat kediaman Keluarga Xie terbuka untuk umum.Tanpa aba-aba, Rendy mengayunkan Pedang Penakluk Iblisnya. Kilatan keemasan membelah udara, meledak ke arah lawannya seperti ombak yang mengamuk. Gelombang energi yang ia lepaskan begitu kuat hingga tanah di bawahnya retak, menciptakan pola pecahan yang berpusat di kakinya.Namun, Xie Wu Jie tetap bergeming. Dengan satu tangan, ia membentuk segel aneh di udara, menciptakan perisai energi transparan yang menyerap serangan itu seakan tidak berarti."Hah!" Xie Wu Jie terkekeh meremehkan. "Pedangmu memang legendaris, tapi kekuatanmu masih belum

  • Kebangkitan Naga Perang   439. Kehancuran Keluarga Besar Xie

    Langkah Rendy menggema di sepanjang jalan berbatu menuju kediaman Keluarga Xie. Setiap derap kakinya terasa berat, namun tak ada keraguan dalam sorot matanya. Cahaya bulan menggantung pucat di langit, memantulkan bayangan tubuhnya yang berlumuran darah—bukan darahnya, melainkan darah para lawan yang telah ia tumbangkan. Aroma anyir masih melekat di bajunya yang terkoyak, namun itu tak menghambat langkahnya.Udara malam dipenuhi kesunyian yang menyesakkan, seolah alam pun menahan napas, menyaksikan kehadiran seorang lelaki yang datang membawa badai. Di halaman luas kediaman Xie, bayangan manusia mulai bergerak. Satu per satu, para praktisi bela diri Keluarga Xie bermunculan dari kegelapan, mengenakan jubah hitam bersulam lambang keluarga mereka. Mata mereka, penuh dengan kilatan kebencian yang telah mengendap bertahun-tahun, menatapnya tanpa sedikit pun rasa gentar.Seorang lelaki bertubuh tegap melangkah ke depan, wajahnya dipenuhi bekas luka yang menandakan pengalaman tempurnya. Suar

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status