Meski luka cambukkan di tubuh Songrui belum sembuh sepenuhnya, ia telah menemui Bingwen untuk menjalankan hukuman kurungan.Di depan pintu ruang kesunyian Songrui menunggu Bingwen melakukan ritual untuk membuka pintu yang terkunci.“Guru agung, ada hal yang ingin aku katakan padamu!”Bingwen menghentikan ritual yang hendak ia mulai lalu membalikkan badan, menatap Songrui dengan senyuman licik.“Kau bisa membohongi para guru, tapi kau tak bisa membohongiku, Bo Bingwen!”Bingwen tertawa kecil.“Xiongrui-xiongrui ... aku akui kepintaranmu, tapi kau tak bisa meyakinkan para guru bodoh itu!” ucap Bingwen dengan ekspresi dingin.“Kau pikir aku tak tahu apa yang kau lakukan selama ini?"Bingwen menjelaskan secara singkat bahwa ia tahu setiap tindakkan Songrui. Bahkan ia tahu siapa sebenarnya kedua kakaknya itu.“Sebenarnya jika kau berada dipihakku dan mau setia mengikutiku, apapun yang kau inginkan akan aku berikan,” lanjutnya menatap dalam.“Sayangnya kau terlalu mencampuri rencana yang tel
Ilusi yang dibuat sosok bayangan hitam hanya untuk membangkitkan kebenciannya.Songrui kembali tersadar.Ia duduk bersila.Berusaha mengendalikan kebencian di hati seperti saat biksu tua mengujinya dengan perisai hati.Songrui menarik napas panjang.Memejamkan mata.Hingga di menit berikut, suasana menjadi hening.Udara dingin menyadarkan bahwa ilusi telah berakhir.Songruipun kembali membuka matanya.“Tidak ada satu orangpun yang bisa keluar dari ilusiku!”“Bagaimana kau bisa melakukannya?!” Sosok bayangan hitam berucap kesal.Songrui tersenyum remeh.“Itu karena aku berbeda dari orang lain!”“Baik! Kalau begitu, tak ada gunanya aku membiarkanmu hidup!” ucapan terakhir itu beriring dengan keluarnya sosok bayangan hitam sekali lagi dari dalam kubuh balok es.Secara tiba-tiba Songrui diserang!Kali ini serangan yang diterima berbeda dari sebelumnya.Meski selama bertahun-tahun sosok bayangan hitam dikurung, namun kekuatannya tak bisa diremehkan.Ia menghindar dan mencoba melawan balik s
Songrui yang hendak berlari menuju ke arah makam dihentikan oleh perkataan Yizhen.“Tak ada gunanya kau ke sana!”“Tubuh fana guru pendiri telah dibawa oleh Bo Bingwen!”Mata Songrui membulat besar.Ia menarik napas dalam.Menekan emosi hingga kedua kepalan tangannya ikut bergetar.“Sekarang kita kehilangan jejak Bingwen. Tak tahu ke mana ia membawa tubuh fana guru pendiri dan untuk apa ia melakukannya?”Kali ini Songrui benar-benar tak tahu harus berbuat apa.Perasaan campur aduk telah membuntukan pikirannya.Ia bahkan hampir tak bisa menopang tubuhnya berdiri.Clap!Untung saja murid pertama cepat meraih lengan Songrui—mencegahnya terjatuh.“Darah?!” ungkap murid pertama memelototi punggung Songrui.“Kau terluka! Cepat obati lukamu dulu!”“Tidak!” bantah Songrui memaksakan tubuhnya berdiri tegak, “aku baik-baik sa….”Bruuk!“XIONGRUI!”Sayangnya ia justru kehilangan kesadaran meski memaksakan diri untuk terlihat baik-baik saja.Songrui dibawa ke dalam ruangan oleh beberapa murid.Di
Bagaimana dia bisa ada di sini?Jika mereka sengaja disiapkan oleh selir Hua Rong ke sini, tentunya ada hal besar yang sengaja ingin dilindungi.Dan hal ini semakin membuktikan bahwa memang benar semua pendekar yang menghilang disembunyikan di dalam wilayah gunung Qianshen.Ia meminta guru Yizhen dan Haoyun untuk menemukan lokasi para pendekar yang hilang di dalam gunung.“Gunung seluas ini, kau ingin kami berdua saja yang mencarinya?!” guru Yizhen memelototi dengan nada tak terima.“Guru jangan khawatir, kemampuan Kak Haoyun tidak bisa diremehkan!” sosor Songrui menoleh ke arah Haoyun.“Dik Xiongrui jangan khawatir, serahkan padaku!”Usai berucap Haoyun segera pergi meninggalkan Songrui, diikuti guru Yizhen dengan ekspresi terpaksa.Para prajurit yang menyerang Tuan Donghai dan murid pertama berhasil dihentikan Songrui tepat pada waktunya.Tliing!Pedang yang hampir mendarat tepat di kepala Donghai dihadang oleh Songrui.Buukh!Dalam sekali pukulan lelaki yang menyerang terlempar ke b
“Xiongrui? Wang Songrui?” gumam Gaozhi.“Tidak mungkin! Kau sudah mati!” lanjutnya lagi dengan tatapan tak percaya.“Kau juga tak melihat tubuhku dimakan hewan buas, bagaimana kau bisa meyakinkan aku sudah mati?” bisik Songrui.Ia kembali berdiri, menghunuskan belati ke arah Gaozhi dengan wajah dingin.“Katakan! Di mana para pendekar yang menghilang disembunyikan?” lanjutnya membentak.“Baik! Akan kuberitahu!” Gaozhi mengangguk-angguk sambil berdiri.Tling!Belati di tangan Songrui terlempar.Gaozhi secara tiba-tiba menggunakan trik mencuri kesempatan di saat Songrui mulai lengah.Bukh!Songrui yang terkejut dipukul hingga terenyak ke belakang.Kesempatan ini digunakan Gaozhi melarikan diri.Kedua mata Songrui menatap diam.Secara perlahan sudut bibirnya melengkung dengan sorot mata dingin melihat bayangan Gaozhi menghilang di tengah hutan.“Dik Xiongrui, kau tak apa?”“Perlu aku mengejarnya?” tanya murid pertama usai memastikan keadaan Songrui.“Tidak perlu!”“Kenapa?” murid pertama m
Melihat ekspresi dari permaisuri, Songrui merasa ada sesuatu yang disembunyikan.Ia memberanikan diri untuk bertanya.Tak menyangka jawaban permaisuri mengejutkan mereka.Ternyata penyakit yang dialami kaisar adalah perbuatan seseorang.“Selir Hua Rong!”“Tapi, bukankah selir Hua Rong sangat mencintai kaisar?” tanya guru Yizhen.“Cinta?!” Permaisuri tersenyum remeh, “satu-satunya wanita yang mencintai kaisar hanya aku seorang!”“Aku tahu kau mungkin tidak akan mempercayaiku, guru Yizhen! Apalagi selir Hua Rong adalah murid dari perguruan Yuancheng.”“Tapi sejak ia memasuki istana, semua gerak-gerik dan niatnya aku sendiri tahu lebih jelas!”“Maaf, permaisuri. Bukan aku tidak percaya terhadapmu, hanya saja aku tak menyangka selir Hua Rong bisa sekejam itu,” balas guru Yizhen memasang wajah bersalah.Permaisuri menarik napas panjang. Ia kembali melanjutkan penjelasan tentang semua tindakan selir Hua Rong sejak memasuki istana.“Semua orang yang memasuki istana memiliki ambisi demi keuntu
Setelah mendapatkan jawaban dari permasuri Songrui kembali ke ruang kamar penginapannya.Keesokkan pagi Songrui, guru Yizhen, dan murid pertama telah berada di depan penginapan—menunggu permaisuri dan Haoyun keluar.Tak lama menunggu akhirnya permaisuri keluar dari gedung penginapan seorang diri.Sepasang mata Songrui memperhatikan arah belakang permaisuri sambil berkata, “di mana Tuan Donghai?”“Dia sudah pergi tadi subuh. Aku memintanya melakukan sesuatu hal penting,” jawab permaisuri.Songrui memasang wajah kaku dan perlahan ia berucap kembali, “sendirian?!”“Aku tahu apa yang kau pikirkan, Xiongrui,” balas permaisuri tersenyum kecil.“Tapi kakakku itu bukanlah orang yang sederhana. Jadi jangan mengkhawatirkannya,” lanjutnya lalu berjalan memasuki kereta.Lagi Songrui menatap murid pertama, "bagaimana dengan Kak Haoyun? Kakak pertama, bukankah Kak Haoyun semalam bersama denganmu?"Pertanyaan Songrui dibalas dengan wajah gugup dari murid pertama hingga membuat Songrui semakin khawati
TRANG!Bunyi dari arah lain menarik perhatian!“Itu di sana!”“Kejar!”Perhatian petugas keamanan teralihkan sebelum Songrui mengangkat wajahnya.Semua petugas keamanan mengejar lelaki berpenampilan acak-acakkan yang terlihat misterius.Dari jauh, Songrui justru memperhatikan sosok lelaki yang dikejar petugas keamanan hingga bayangannya menghilang di antara bangunan.“Kenapa diam saja? Apa kau mau menunggu petugas keamanan kembali lagi dan menangkapmu?”Murid pertama dengan cepat menarik tangan Songrui dan berlari menjauhi keramaian.Merasa situasi telah aman, keduanya berhenti di lorong kecil.Sementara Songrui diam dalam pemikirannya sendiri, murid pertama mengintip di balik bangunan—mewaspadai jangan sampai ada yang mengikuti mereka.“Xiongrui, apa rencanamu?” tanya murid pertama yang tak lepas dari pengawasan di kejauhan.“Dengan begitu banyak petugas keamanan, bersembunyi seperti ini bukanlah pilihan terbaik,” lanjutnya lagi.Sayangnya Songrui tidak fokus mendengarkan perkataan m
“Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran ba
Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m
Kreeek!Baru saja mendengar Xiongrui berucap, pintu gerbang benteng segera terbuka!“Dik Xiongrui!” seru Haoyun berlari keluar dari pintu gerbang.“Dik Xiongrui, Kakak pertama kau?….” Haoyun menatap ke arah murid pertama, “kenapa bisa begini?”“Jangan pedulikan aku, cepat bawa kami masuk!” sela murid pertama mengalihkan situasi.Begitu masuk ke dalam benteng, Haoyun segera membawa mereka menemui jenderal.Namun di depan ruang peristirahatan, mereka dicegat.Pengawal pribadi jenderal keluar dan meminta Songrui dan kedua kakaknya untuk segera menemui jenderal.Sedangkan yang lain menunggu di luar.Begitu masuk ke dalam ruangan, jenderal yang tadinya terbaring segera dipapah pengawal pribadi, duduk di tempat tidurnya.“Pendekar Xiongrui, lama tidak berjumpa! Syukurlah ... kami punya harapan untuk mempertahankan benteng perbatasan!” ucap jenderal tersenyum penuh semangat.“Jenderal, kakakku adalah seorang tabib, biarkan dia memeriksa keadaanmu dulu,” sambung Songrui melirik ke arah murid p
“Pangeran kedua belas kembali menyerang!”“Syukurlah aku bertemu dengan Tuan pendekar, tolonglah kami Tuan!”Songrui menoleh ke arah para guru, ia tahu bahwa perguruan Yuancheng tidak akan mengambil risiko bergabung dalam masalah kerajaan. Tapi karena hal ini berhubungan dengan pangeran kedua belas Songruipun menjelaskan secara singkat.“Pangeran kedua belas memiliki pasukan tak terkalahkan yang sangat persis dengan pasukan yang dikendalikan oleh jiwa jahat.”Semua guru saling melemparkan pandangan satu sama lain.Meski di awal mereka sempat berbisik merundingkan sesuatu, tapi pada akhirnya mereka setuju untuk membantu.“Karena hal ini telah berhubungan dengan jiwa jahat, maka perguruan Yuancheng lebih tak boleh membiarkannya!”Perjalanan dilanjutkan kembali menuju ke benteng perbatasan.Namun belum lama menempuh perjalanan, sekian banyak orang yang terluka terkulai lemah.Mereka yang terluka meminta agar ditinggalkan karena hanya menambah beban, tapi Songrui tidak setuju akan hal itu.
“Tidak apa-apa, Kak. Sebentar lagi akan pulih.”Sayangnya perkataan Songrui dibantah murid pertama dengan tegas hingga Songrui terbungkam.DEG!Ia kembali mengingat perkataan Bingwen yang tidak selesai.Setiap kata yang terngiang di telinganya membuat perasaan Songrui semakin cemas jika apa yang ia pikirkan ternyata benar.“Kak, apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?” tanya Songrui dengan tatapan kosong.“Pedang yang melukaimu telah diolesi racun milik jiwa jahat!”Sorot mata murid pertama menatap dalam mata Songrui sambil memegang pundaknya.“Xiongrui, aku tidak akan membiarkan kau dimanfaatkan oleh jiwa jahat itu!”Perkataan murid pertama membangkitkan harapan Songrui.Sambil menahan sakit ia tersenyum kecil, “apa Kakak sudah punya solusinya?”Murid pertama terdiam sejenak. Perlahan ia bergerak duduk bersila di depan Songrui.“Masalah sudah seperti ini, mau atau tidak aku tetap harus melakukannya!” tutur murid pertama lalu bersiap melakukan ritual.Kedua tangan murid pertama
“Gu-guru! Bu-bukan aku—”“Kau membunuh guru, Wang Songrui!”Sepasang mata yang berkaca-kaca itu teralihkan ketika melihat bayangan wajah orang lain muncul dari belakang kepala sang guru.Bo Bingwen menatap Songrui dengan senyum puas.Tsk!Lagi tubuh sang guru didorong kuat oleh Bo Bingwen hingga menembus tubuh sendiri.Di saat yang sama sosok bayangan hitam menggunakan kesempatan itu keluar dari dalam tubuh guru Liu Yaoshan dan berhasil melarikan diri.“Aku sudah membantumu melakukan apa yang tak sanggup kau lakukan,” ucap Bingwen dengan suara pelan.“Songrui, bagaimanapun kau sama denganku!”“Tanganmu juga telah tercemar! Kau telah melukai tubuh guru!”“Ha ha ha!”Sreet!Pedang penghakiman ditarik kembali.Bedukh!“Guru!” seru Songrui merangkul tubuh sang guru yang baru terjatuh ke tanah.Sayangnya waktu sangat singkat.Tubuh sang guru menghilang bagai debu dalam rangkulan Songrui.Guru!“Guru!”Teriakkan Songrui pecah memanggil-manggil gurunya.Sepasang mata menyedihkan meratap di ud
“Ternyata biksu tua bodoh itu masih belum menyerah!”“Setelah ketiga muridnya yang sama bodoh dengannya gagal melenyapkanku, ia malah memilihmu?!”DEG!Songrui tertegun.Sekilas ia mengingat pertempuran besar yang diperlihatkan ketiga guru padanya.Ternyata saat itu yang dilawan ketiga guru adalah jiwa jahat yang masuk di tubuh fana guru Liu Yaoshan.Tapi apa maksud dari perkataannya?Jiwa jahat melanjutkan pembicaraannya ketika melihat Songrui hanya terdiam.Setelah pertempuran dahsyat itu ia tidak lenyap, melainkan sisa jiwanya berkeliaran mencari sebuah tempat untuk mempertahankan kehidupan kecilnya.Tak menyangka ia tertangkap oleh guru Liu Yaoshan dan berakhir disegel di dalam ruang kesunyian.Setelah sekian lama mencari cara untuk terbebas, ia akhirnya menemukan sebuah jalan.Aura kebencian yang sangat besar di dalam tubuh Bo Bingwen menarik perhatiannya.Hanya dengan memanfaatkan kebencian di hati Bo Bingwen, rencananya baru berhasil.“Kau!” sela Bo Bingwen dengan wajah geram se
Syuut!Entah serangan yang muncul dari arah mana melukai lengan Songrui.“Songrui!”“Terimalah nasibmu!”Syuut!Tsk!Ujung pedang tajam menembus tubuh Songrui dari belakang!“Setelah masuk di dalam sini, kau tidak akan bisa keluar kecuali mati!”Luka tusukkan di tubuhnya mengingatkan kembali perkataan murid pertama.Ia berupaya menggunakan pedang penghakiman.Menebaskan ke dinding pusaran berkali-kali.Namun hal itu justru membuatnya merasakan keanehan pada telapak tangan yang memegang gagang pedang.“Akh!” ia meringis kesakitan setelah menyimpan pedang penghakiman.Kenapa bisa begini?Apa yang terjadi?Songrui terdiam menatap telapak tangannya yang terluka seperti baru saja terbakar.“Tidak ada gunanya, Songrui!”Suara Bingwen terdengar.“Pedang penghakiman, tidak akan berguna bagimu!”Songrui terdiam mendengar perkataan Bingwen.Ia menyadari bahwa hal aneh yang terjadi pasti ada hubungannya dengan Bingwen.Syuut!Sebilah pedang keluar dari dinding pusaran energi dengan cepat.Namun b
Krezzz!Peluh di dahi perlahan membeku!Beriring hawa dingin mengalir keluar dari lengan.Energi api dan es kini berada di telapak tangan Songrui.Secara serentak ia menghantamkannya ke atas.Buuum!Dinding energi penyerapan hancur!Senyuman kecil terukir di bibir.Ia berhasil menghancurkan dinding energi penyerapan.“Tidak mungkin!” tutur Bingwen membulatkan kedua matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Ekspresi yang sama juga dialami oleh para guru saat menyaksikan tindakan Songrui.“Kekuatan seperti ini….”“Hanya seorang dewa yang bisa memilikinya!” tutur guru Yan memandang takjub.Sosok Songrui yang memunggungi para guru memancarkan dua energi berlawanan dari tubuhnya.Dalam keheningan Songrui tersenyum puas melihat ke arah Bingwen yang terpaku menatapnya.Jika bukan karena terdesak akan situasi ia tidak dapat memahami kemampuan diri sendiri.Penderitaannya di masa lalu untuk mendapatkan kembali kehidupan tidaklah sia-sia.“Bo Bingwen, apa kau mengakui semua d