Selamat membaca. Semoga terhibur. Dan semoga semua pembaca setia Wang Songrui diberikan kesehatan dan rejeki melimpah.
Setelah mendapatkan jawaban dari permasuri Songrui kembali ke ruang kamar penginapannya.Keesokkan pagi Songrui, guru Yizhen, dan murid pertama telah berada di depan penginapan—menunggu permaisuri dan Haoyun keluar.Tak lama menunggu akhirnya permaisuri keluar dari gedung penginapan seorang diri.Sepasang mata Songrui memperhatikan arah belakang permaisuri sambil berkata, “di mana Tuan Donghai?”“Dia sudah pergi tadi subuh. Aku memintanya melakukan sesuatu hal penting,” jawab permaisuri.Songrui memasang wajah kaku dan perlahan ia berucap kembali, “sendirian?!”“Aku tahu apa yang kau pikirkan, Xiongrui,” balas permaisuri tersenyum kecil.“Tapi kakakku itu bukanlah orang yang sederhana. Jadi jangan mengkhawatirkannya,” lanjutnya lalu berjalan memasuki kereta.Lagi Songrui menatap murid pertama, "bagaimana dengan Kak Haoyun? Kakak pertama, bukankah Kak Haoyun semalam bersama denganmu?"Pertanyaan Songrui dibalas dengan wajah gugup dari murid pertama hingga membuat Songrui semakin khawati
TRANG!Bunyi dari arah lain menarik perhatian!“Itu di sana!”“Kejar!”Perhatian petugas keamanan teralihkan sebelum Songrui mengangkat wajahnya.Semua petugas keamanan mengejar lelaki berpenampilan acak-acakkan yang terlihat misterius.Dari jauh, Songrui justru memperhatikan sosok lelaki yang dikejar petugas keamanan hingga bayangannya menghilang di antara bangunan.“Kenapa diam saja? Apa kau mau menunggu petugas keamanan kembali lagi dan menangkapmu?”Murid pertama dengan cepat menarik tangan Songrui dan berlari menjauhi keramaian.Merasa situasi telah aman, keduanya berhenti di lorong kecil.Sementara Songrui diam dalam pemikirannya sendiri, murid pertama mengintip di balik bangunan—mewaspadai jangan sampai ada yang mengikuti mereka.“Xiongrui, apa rencanamu?” tanya murid pertama yang tak lepas dari pengawasan di kejauhan.“Dengan begitu banyak petugas keamanan, bersembunyi seperti ini bukanlah pilihan terbaik,” lanjutnya lagi.Sayangnya Songrui tidak fokus mendengarkan perkataan m
Usaha Songrui tidak sia-sia.Gadis itu berupaya menahan Songrui tinggal lebih lama di dalam ruang kamarnya dengan menawarkan jasanya demi mendapatkan informasi tentang keberadaan prajurit yang ada di dalam cerita Songrui.“Asalkan Tuan mempertemukanku dengannya, akan aku lakukan apapun keinginan Tuan,” lagi gadis itu melemparkan wajah memelas dengan tatapan berkaca-kaca.Songrui terdiam sejenak.Saat ini rencana yang disusunnya belum sempurna, sebab ia sendiri tidak yakin bisa bertemu dengan lelaki yang dimaksud.Namun informasi dari permaisuri telah memudahkannya bertemu dengan sahabatnya di masa lalu yang merupakan kekasih dari nona Giok, sebab lelaki itu ternyata selama ini selalu melindungi nona giok dari jauh secara diam-diam.Beruntung sekali situasi kini membantu Songrui.Sepasang telinganya merespon cepat—merasakan suatu pergerakkan.“Baiklah! Aku bisa membantu Nona, tapi harus melihat kemampuanmu malam ini!”Songrui melangkah ke depan dengan senyuman kecil.“Kau! Apa yang kau
DEG!Ternyata kalian hidup menderita seperti ini.Maafkan aku….Pertemuan sekian lama itu menguras emosi.Tanpa sadar kedua mata Songrui mulai berkaca-kaca.Beberapa lelaki yang berkumpul menyambut kedatangan komandan Jing menatap waspada ke arah Songrui.Dari tatapan itu sangat jelas mereka tak mau menerima kehadiran Songrui dan murid pertama.“Komandan Jing? Siapa mereka berdua?”“Apakah baik-baik saja membawa masuk orang tak dikenal ke tempat persembunyian kita?”“Bagaimana jika mereka berdua adalah mata-mata?”Di depan Songrui beberapa lelaki mengajukan pertanyaan sambil memperhatikannya.Tatapan penuh kewaspadaan ditujukan seolah tak terima jika ada orang asing berada di tempat mereka.“Mereka….” Komandan Jing membalikkan badan, “adalah temanku!”“Teman?! Kalau begitu biar kita memastikannya sendiri jika benar!”Wush!Tling!Semua lelaki yang ada serentak menyerang Songrui.“Kalian! Berhenti!” pintah komandan Jing.Sayangnya perintah itu tidak didengarkan.Songrui sedikit kesulita
Keesokkan harinya, sebelum menjalankan rencana, Songrui meminta bantuan murid pertama untuk mempersiapkan senjata rahasia yang akan mereka gunakan sebagai pilhan kedua jika rencana tidak sesuai harapan.“Kakak pertama, apa semuanya sudah siap?” tanya Songrui memasuki dapur kecil.“Jangan bertanya, kau memintaku—seorang tabib untuk meracik sesuatu yang bertolak belakang dengan profesiku?” jawab murid pertama fokus meracik beberapa bahan di atas meja.“Ada apa, Kak? Jika masih ada yang kurang, aku akan meminta komandan Jing untuk menyiapkan semua bahannya.”“Bukan seperti itu,” bantah murid pertama sambil memegangi tengkuk lehernya seolah sedang menahan sakit.“Sebenarnya apa yang terjadi semalam? Kenapa badanku semua rasanya sakit seperti dipukul?”Mendengar perkataan murid pertama, Songrui segera memijat bahu dan lengan murid pertama.Ia ingat semalam tanpa sengaja melempar murid pertama.“Semalam kau mabuk berat!”Murid pertama tiba-tiba memelototi Songrui, “apa aku melakukan sesuatu
“Kirimkan undangan kepada semua pejabat yang ada di kertas ini!” ucap Songrui mengulurkan selembar kertas.“Minta mereka untuk menemuimu sendirian!”Tak ada pilihan lain, tuan pejabat dengan cepat menulis undangan kepada pejabat yang dimaksud.Untuk mewaspadai jangan sampai tuan pejabat bertindak licik, Songrui mengawasi setiap tulisan tangan tuan pejabat—memastikan setiap kata yang ditulis tidak mencurigakan.Usai menulis, tuan pejabat memanggil pengawalnya dan meminta agar pesan yang diberikan segera disampaikan kepada semua undangan.“Apa kalian puas?! Sekarang berikan aku penawarnya!”“Eh, jangan terburu-buru, Tuan pejabat,” sela Songrui duduk santai, “kami harus memastikan sendiri semua tamu yang kau undang datang tepat waktu tanpa pengawal mereka.”“Dasar licik!”Sementara menunggu, nona giok memainkan musik kembali.Tak menyangka hanya satu jam menunggu semua pejabat yang diundang telah berkumpul dalam ruangan.Mereka terlihat bingung dengan undangan tiba-tiba dari tuan pejabat.
“Kak Haoyun telah menemukan keberadaan Bo Bingwen, tapi ada hal lain lagi yang ia temukan!”Pangeran kedua belas ternyata masih hidup dan kembali menyerang benteng perbatasan.Dan setiap pesan yang dikirimkan oleh jenderal ke istana untuk memberitahukan situasi di benteng perbatasan telah dicegat oleh bawahan Bingwen.Untuk itu Haoyun memutuskan membantu jenderal di benteng perbatasan.“Mendengar dari ceritamu, apa Bo Bingwen bersekongkol dengan pangeran kedua belas?” tanya komandan Jing serius.Songrui menganggukkan kepala. Ia mengungkit kembali tentang masalah para pendekar yang selama ini menghilang secara misterius oleh kabut hitam adalah rencana Bingwen untuk membentuk pasukan tiada tanding.“Kabut hitam yang kau maksud apa mungkin sama dengan kabut hitam yang membunuh para prajurit bawahan jenderal Wang?” gumam komandan JingEntah mengapa setelah mendengar hal itu ekspresi komandan Jing berubah cepat.Usai beberapa detik memikirkan sesuatu, komandan Jing pergi tergesa-gesa.Melih
Beberapa menit menunggu, terlihat tak jauh di depan mereka sekumpulan pria berbondong-bondong berjalan mendekati pintu gerbang.Setelah berhasil keluar dari pintu gerbang, sekumpulan pria berbaris dan menatap ke arah Songrui.Bersamaan dengan komandan Jing yang menyatu dengan mereka, serentak semua orang menjura di hadapan Songrui.“Pendekar Xiongrui, terima kasih!” seru semua orang serentak.Bingung dengan tindakan mereka, Songrui segera mendekati komandan Jing dan menurunkan tangannya yang masih dalam keadaan menjura.“Apa maksudnya ini, komandan Jing?”“Kalian semua, jangan seperti ini,” lanjut Songrui meminta yang lain untuk tidak menjura lagi.“Pendekar Xiongrui, terima kasih atas bantuanmu. Kami dan keluarga kami sudah terbebas dari persembunyian,” balas komandan Jing menatap haru.Semua lelaki yang masih menjura mendukung perkataan komandan Jing. Bahkan meminta Songrui agar bisa mengijinkan mereka mengikutinya untuk melawan Bo Bingwen.“Pendekar Xiongrui, kami sudah mendengar se
“Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran bah
Entah sudah berapa lama ia berdiri di sana—memandang lautan semut hitam di kejauhan, hingga kedatangan murid pertama dan Haoyun mengalihkan pandangannya.“Apa yang kau pikirkan, Xiongrui?”Songrui menarik napas panjang.“Tidak ada, Kak.”Melihat ekspresi Songrui, murid pertama segera menarik lengannya dan menekankan jari di nadi pergelangan tangan.Usai melepaskan pergelangan tangan Songrui, murid pertama berucap, “Xiongrui, kamu mungkin bisa melawan takdirmu, tapi kamu tak bisa melawan apa yang seharusnya ditakdirkan terjadi.”“Dik Xiongrui, aku sudah mendengarnya dari Kakak pertama,” sambung Haoyun memandang dalam, “jangan khawatir, kamu memiliki kami berdua. Ikuti saja apa kata hatimu yang menurutmu benar.”Melihat Haoyun, Songrui teringat akan bayangan burung legendaris.“Kak Haoyun, kalian berdua menyembunyikan sesuatu dariku?”Kedua kakaknya terdiam sejenak.“Setiap manusia dilahirkan ke dunia dengan tugasnya masing-masing. Akupun yakin dengan latar belakang kalian berdua pasti m
Kreeek!Baru saja mendengar Xiongrui berucap, pintu gerbang benteng segera terbuka!“Dik Xiongrui!” seru Haoyun berlari keluar dari pintu gerbang.“Dik Xiongrui, Kakak pertama kau?….” Haoyun menatap ke arah murid pertama, “kenapa bisa begini?”“Jangan pedulikan aku, cepat bawa kami masuk!” sela murid pertama mengalihkan situasi.Begitu masuk ke dalam benteng, Haoyun segera membawa mereka menemui jenderal.Namun di depan ruang peristirahatan, mereka dicegat.Pengawal pribadi jenderal keluar dan meminta Songrui dan kedua kakaknya untuk segera menemui jenderal.Sedangkan yang lain menunggu di luar.Begitu masuk ke dalam ruangan, jenderal yang tadinya terbaring segera dipapah pengawal pribadi, duduk di tempat tidurnya.“Pendekar Xiongrui, lama tidak berjumpa! Syukurlah ... kami punya harapan untuk mempertahankan benteng perbatasan!” ucap jenderal tersenyum penuh semangat.“Jenderal, kakakku adalah seorang tabib, biarkan dia memeriksa keadaanmu dulu,” sambung Songrui melirik ke arah murid p
“Pangeran kedua belas kembali menyerang!”“Syukurlah aku bertemu dengan Tuan pendekar, tolonglah kami Tuan!”Songrui menoleh ke arah para guru, ia tahu bahwa perguruan Yuancheng tidak akan mengambil risiko bergabung dalam masalah kerajaan. Tapi karena hal ini berhubungan dengan pangeran kedua belas Songruipun menjelaskan secara singkat.“Pangeran kedua belas memiliki pasukan tak terkalahkan yang sangat persis dengan pasukan yang dikendalikan oleh jiwa jahat.”Semua guru saling melemparkan pandangan satu sama lain.Meski di awal mereka sempat berbisik merundingkan sesuatu, tapi pada akhirnya mereka setuju untuk membantu.“Karena hal ini telah berhubungan dengan jiwa jahat, maka perguruan Yuancheng lebih tak boleh membiarkannya!”Perjalanan dilanjutkan kembali menuju ke benteng perbatasan.Namun belum lama menempuh perjalanan, sekian banyak orang yang terluka terkulai lemah.Mereka yang terluka meminta agar ditinggalkan karena hanya menambah beban, tapi Songrui tidak setuju akan hal itu.
“Tidak apa-apa, Kak. Sebentar lagi akan pulih.”Sayangnya perkataan Songrui dibantah murid pertama dengan tegas hingga Songrui terbungkam.DEG!Ia kembali mengingat perkataan Bingwen yang tidak selesai.Setiap kata yang terngiang di telinganya membuat perasaan Songrui semakin cemas jika apa yang ia pikirkan ternyata benar.“Kak, apa tidak ada cara lain untuk menyembuhkannya?” tanya Songrui dengan tatapan kosong.“Pedang yang melukaimu telah diolesi racun milik jiwa jahat!”Sorot mata murid pertama menatap dalam mata Songrui sambil memegang pundaknya.“Xiongrui, aku tidak akan membiarkan kau dimanfaatkan oleh jiwa jahat itu!”Perkataan murid pertama membangkitkan harapan Songrui.Sambil menahan sakit ia tersenyum kecil, “apa Kakak sudah punya solusinya?”Murid pertama terdiam sejenak. Perlahan ia bergerak duduk bersila di depan Songrui.“Masalah sudah seperti ini, mau atau tidak aku tetap harus melakukannya!” tutur murid pertama lalu bersiap melakukan ritual.Kedua tangan murid pertama
“Gu-guru! Bu-bukan aku—”“Kau membunuh guru, Wang Songrui!”Sepasang mata yang berkaca-kaca itu teralihkan ketika melihat bayangan wajah orang lain muncul dari belakang kepala sang guru.Bo Bingwen menatap Songrui dengan senyum puas.Tsk!Lagi tubuh sang guru didorong kuat oleh Bo Bingwen hingga menembus tubuh sendiri.Di saat yang sama sosok bayangan hitam menggunakan kesempatan itu keluar dari dalam tubuh guru Liu Yaoshan dan berhasil melarikan diri.“Aku sudah membantumu melakukan apa yang tak sanggup kau lakukan,” ucap Bingwen dengan suara pelan.“Songrui, bagaimanapun kau sama denganku!”“Tanganmu juga telah tercemar! Kau telah melukai tubuh guru!”“Ha ha ha!”Sreet!Pedang penghakiman ditarik kembali.Bedukh!“Guru!” seru Songrui merangkul tubuh sang guru yang baru terjatuh ke tanah.Sayangnya waktu sangat singkat.Tubuh sang guru menghilang bagai debu dalam rangkulan Songrui.Guru!“Guru!”Teriakkan Songrui pecah memanggil-manggil gurunya.Sepasang mata menyedihkan meratap di ud
“Ternyata biksu tua bodoh itu masih belum menyerah!”“Setelah ketiga muridnya yang sama bodoh dengannya gagal melenyapkanku, ia malah memilihmu?!”DEG!Songrui tertegun.Sekilas ia mengingat pertempuran besar yang diperlihatkan ketiga guru padanya.Ternyata saat itu yang dilawan ketiga guru adalah jiwa jahat yang masuk di tubuh fana guru Liu Yaoshan.Tapi apa maksud dari perkataannya?Jiwa jahat melanjutkan pembicaraannya ketika melihat Songrui hanya terdiam.Setelah pertempuran dahsyat itu ia tidak lenyap, melainkan sisa jiwanya berkeliaran mencari sebuah tempat untuk mempertahankan kehidupan kecilnya.Tak menyangka ia tertangkap oleh guru Liu Yaoshan dan berakhir disegel di dalam ruang kesunyian.Setelah sekian lama mencari cara untuk terbebas, ia akhirnya menemukan sebuah jalan.Aura kebencian yang sangat besar di dalam tubuh Bo Bingwen menarik perhatiannya.Hanya dengan memanfaatkan kebencian di hati Bo Bingwen, rencananya baru berhasil.“Kau!” sela Bo Bingwen dengan wajah geram se
Syuut!Entah serangan yang muncul dari arah mana melukai lengan Songrui.“Songrui!”“Terimalah nasibmu!”Syuut!Tsk!Ujung pedang tajam menembus tubuh Songrui dari belakang!“Setelah masuk di dalam sini, kau tidak akan bisa keluar kecuali mati!”Luka tusukkan di tubuhnya mengingatkan kembali perkataan murid pertama.Ia berupaya menggunakan pedang penghakiman.Menebaskan ke dinding pusaran berkali-kali.Namun hal itu justru membuatnya merasakan keanehan pada telapak tangan yang memegang gagang pedang.“Akh!” ia meringis kesakitan setelah menyimpan pedang penghakiman.Kenapa bisa begini?Apa yang terjadi?Songrui terdiam menatap telapak tangannya yang terluka seperti baru saja terbakar.“Tidak ada gunanya, Songrui!”Suara Bingwen terdengar.“Pedang penghakiman, tidak akan berguna bagimu!”Songrui terdiam mendengar perkataan Bingwen.Ia menyadari bahwa hal aneh yang terjadi pasti ada hubungannya dengan Bingwen.Syuut!Sebilah pedang keluar dari dinding pusaran energi dengan cepat.Namun b
Krezzz!Peluh di dahi perlahan membeku!Beriring hawa dingin mengalir keluar dari lengan.Energi api dan es kini berada di telapak tangan Songrui.Secara serentak ia menghantamkannya ke atas.Buuum!Dinding energi penyerapan hancur!Senyuman kecil terukir di bibir.Ia berhasil menghancurkan dinding energi penyerapan.“Tidak mungkin!” tutur Bingwen membulatkan kedua matanya seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi.Ekspresi yang sama juga dialami oleh para guru saat menyaksikan tindakan Songrui.“Kekuatan seperti ini….”“Hanya seorang dewa yang bisa memilikinya!” tutur guru Yan memandang takjub.Sosok Songrui yang memunggungi para guru memancarkan dua energi berlawanan dari tubuhnya.Dalam keheningan Songrui tersenyum puas melihat ke arah Bingwen yang terpaku menatapnya.Jika bukan karena terdesak akan situasi ia tidak dapat memahami kemampuan diri sendiri.Penderitaannya di masa lalu untuk mendapatkan kembali kehidupan tidaklah sia-sia.“Bo Bingwen, apa kau mengakui semua d