Selamat membaca, maaf baru up lagi.
“Xiongrui? Wang Songrui?” gumam Gaozhi.“Tidak mungkin! Kau sudah mati!” lanjutnya lagi dengan tatapan tak percaya.“Kau juga tak melihat tubuhku dimakan hewan buas, bagaimana kau bisa meyakinkan aku sudah mati?” bisik Songrui.Ia kembali berdiri, menghunuskan belati ke arah Gaozhi dengan wajah dingin.“Katakan! Di mana para pendekar yang menghilang disembunyikan?” lanjutnya membentak.“Baik! Akan kuberitahu!” Gaozhi mengangguk-angguk sambil berdiri.Tling!Belati di tangan Songrui terlempar.Gaozhi secara tiba-tiba menggunakan trik mencuri kesempatan di saat Songrui mulai lengah.Bukh!Songrui yang terkejut dipukul hingga terenyak ke belakang.Kesempatan ini digunakan Gaozhi melarikan diri.Kedua mata Songrui menatap diam.Secara perlahan sudut bibirnya melengkung dengan sorot mata dingin melihat bayangan Gaozhi menghilang di tengah hutan.“Dik Xiongrui, kau tak apa?”“Perlu aku mengejarnya?” tanya murid pertama usai memastikan keadaan Songrui.“Tidak perlu!”“Kenapa?” murid pertama m
Melihat ekspresi dari permaisuri, Songrui merasa ada sesuatu yang disembunyikan.Ia memberanikan diri untuk bertanya.Tak menyangka jawaban permaisuri mengejutkan mereka.Ternyata penyakit yang dialami kaisar adalah perbuatan seseorang.“Selir Hua Rong!”“Tapi, bukankah selir Hua Rong sangat mencintai kaisar?” tanya guru Yizhen.“Cinta?!” Permaisuri tersenyum remeh, “satu-satunya wanita yang mencintai kaisar hanya aku seorang!”“Aku tahu kau mungkin tidak akan mempercayaiku, guru Yizhen! Apalagi selir Hua Rong adalah murid dari perguruan Yuancheng.”“Tapi sejak ia memasuki istana, semua gerak-gerik dan niatnya aku sendiri tahu lebih jelas!”“Maaf, permaisuri. Bukan aku tidak percaya terhadapmu, hanya saja aku tak menyangka selir Hua Rong bisa sekejam itu,” balas guru Yizhen memasang wajah bersalah.Permaisuri menarik napas panjang. Ia kembali melanjutkan penjelasan tentang semua tindakan selir Hua Rong sejak memasuki istana.“Semua orang yang memasuki istana memiliki ambisi demi keuntu
Setelah mendapatkan jawaban dari permasuri Songrui kembali ke ruang kamar penginapannya.Keesokkan pagi Songrui, guru Yizhen, dan murid pertama telah berada di depan penginapan—menunggu permaisuri dan Haoyun keluar.Tak lama menunggu akhirnya permaisuri keluar dari gedung penginapan seorang diri.Sepasang mata Songrui memperhatikan arah belakang permaisuri sambil berkata, “di mana Tuan Donghai?”“Dia sudah pergi tadi subuh. Aku memintanya melakukan sesuatu hal penting,” jawab permaisuri.Songrui memasang wajah kaku dan perlahan ia berucap kembali, “sendirian?!”“Aku tahu apa yang kau pikirkan, Xiongrui,” balas permaisuri tersenyum kecil.“Tapi kakakku itu bukanlah orang yang sederhana. Jadi jangan mengkhawatirkannya,” lanjutnya lalu berjalan memasuki kereta.Lagi Songrui menatap murid pertama, "bagaimana dengan Kak Haoyun? Kakak pertama, bukankah Kak Haoyun semalam bersama denganmu?"Pertanyaan Songrui dibalas dengan wajah gugup dari murid pertama hingga membuat Songrui semakin khawati
TRANG!Bunyi dari arah lain menarik perhatian!“Itu di sana!”“Kejar!”Perhatian petugas keamanan teralihkan sebelum Songrui mengangkat wajahnya.Semua petugas keamanan mengejar lelaki berpenampilan acak-acakkan yang terlihat misterius.Dari jauh, Songrui justru memperhatikan sosok lelaki yang dikejar petugas keamanan hingga bayangannya menghilang di antara bangunan.“Kenapa diam saja? Apa kau mau menunggu petugas keamanan kembali lagi dan menangkapmu?”Murid pertama dengan cepat menarik tangan Songrui dan berlari menjauhi keramaian.Merasa situasi telah aman, keduanya berhenti di lorong kecil.Sementara Songrui diam dalam pemikirannya sendiri, murid pertama mengintip di balik bangunan—mewaspadai jangan sampai ada yang mengikuti mereka.“Xiongrui, apa rencanamu?” tanya murid pertama yang tak lepas dari pengawasan di kejauhan.“Dengan begitu banyak petugas keamanan, bersembunyi seperti ini bukanlah pilihan terbaik,” lanjutnya lagi.Sayangnya Songrui tidak fokus mendengarkan perkataan m
Usaha Songrui tidak sia-sia.Gadis itu berupaya menahan Songrui tinggal lebih lama di dalam ruang kamarnya dengan menawarkan jasanya demi mendapatkan informasi tentang keberadaan prajurit yang ada di dalam cerita Songrui.“Asalkan Tuan mempertemukanku dengannya, akan aku lakukan apapun keinginan Tuan,” lagi gadis itu melemparkan wajah memelas dengan tatapan berkaca-kaca.Songrui terdiam sejenak.Saat ini rencana yang disusunnya belum sempurna, sebab ia sendiri tidak yakin bisa bertemu dengan lelaki yang dimaksud.Namun informasi dari permaisuri telah memudahkannya bertemu dengan sahabatnya di masa lalu yang merupakan kekasih dari nona Giok, sebab lelaki itu ternyata selama ini selalu melindungi nona giok dari jauh secara diam-diam.Beruntung sekali situasi kini membantu Songrui.Sepasang telinganya merespon cepat—merasakan suatu pergerakkan.“Baiklah! Aku bisa membantu Nona, tapi harus melihat kemampuanmu malam ini!”Songrui melangkah ke depan dengan senyuman kecil.“Kau! Apa yang kau
DEG!Ternyata kalian hidup menderita seperti ini.Maafkan aku….Pertemuan sekian lama itu menguras emosi.Tanpa sadar kedua mata Songrui mulai berkaca-kaca.Beberapa lelaki yang berkumpul menyambut kedatangan komandan Jing menatap waspada ke arah Songrui.Dari tatapan itu sangat jelas mereka tak mau menerima kehadiran Songrui dan murid pertama.“Komandan Jing? Siapa mereka berdua?”“Apakah baik-baik saja membawa masuk orang tak dikenal ke tempat persembunyian kita?”“Bagaimana jika mereka berdua adalah mata-mata?”Di depan Songrui beberapa lelaki mengajukan pertanyaan sambil memperhatikannya.Tatapan penuh kewaspadaan ditujukan seolah tak terima jika ada orang asing berada di tempat mereka.“Mereka….” Komandan Jing membalikkan badan, “adalah temanku!”“Teman?! Kalau begitu biar kita memastikannya sendiri jika benar!”Wush!Tling!Semua lelaki yang ada serentak menyerang Songrui.“Kalian! Berhenti!” pintah komandan Jing.Sayangnya perintah itu tidak didengarkan.Songrui sedikit kesulita
Keesokkan harinya, sebelum menjalankan rencana, Songrui meminta bantuan murid pertama untuk mempersiapkan senjata rahasia yang akan mereka gunakan sebagai pilhan kedua jika rencana tidak sesuai harapan.“Kakak pertama, apa semuanya sudah siap?” tanya Songrui memasuki dapur kecil.“Jangan bertanya, kau memintaku—seorang tabib untuk meracik sesuatu yang bertolak belakang dengan profesiku?” jawab murid pertama fokus meracik beberapa bahan di atas meja.“Ada apa, Kak? Jika masih ada yang kurang, aku akan meminta komandan Jing untuk menyiapkan semua bahannya.”“Bukan seperti itu,” bantah murid pertama sambil memegangi tengkuk lehernya seolah sedang menahan sakit.“Sebenarnya apa yang terjadi semalam? Kenapa badanku semua rasanya sakit seperti dipukul?”Mendengar perkataan murid pertama, Songrui segera memijat bahu dan lengan murid pertama.Ia ingat semalam tanpa sengaja melempar murid pertama.“Semalam kau mabuk berat!”Murid pertama tiba-tiba memelototi Songrui, “apa aku melakukan sesuatu
“Kirimkan undangan kepada semua pejabat yang ada di kertas ini!” ucap Songrui mengulurkan selembar kertas.“Minta mereka untuk menemuimu sendirian!”Tak ada pilihan lain, tuan pejabat dengan cepat menulis undangan kepada pejabat yang dimaksud.Untuk mewaspadai jangan sampai tuan pejabat bertindak licik, Songrui mengawasi setiap tulisan tangan tuan pejabat—memastikan setiap kata yang ditulis tidak mencurigakan.Usai menulis, tuan pejabat memanggil pengawalnya dan meminta agar pesan yang diberikan segera disampaikan kepada semua undangan.“Apa kalian puas?! Sekarang berikan aku penawarnya!”“Eh, jangan terburu-buru, Tuan pejabat,” sela Songrui duduk santai, “kami harus memastikan sendiri semua tamu yang kau undang datang tepat waktu tanpa pengawal mereka.”“Dasar licik!”Sementara menunggu, nona giok memainkan musik kembali.Tak menyangka hanya satu jam menunggu semua pejabat yang diundang telah berkumpul dalam ruangan.Mereka terlihat bingung dengan undangan tiba-tiba dari tuan pejabat.
“Apa yang kau lakukan!?” jiwa jahat berucap cemas.Sebilah pisau yang berada dalam genggaman Songrui kini telah menusuk dadanya sendiri.Tsk!“Ugh!”Sekali lagi ia mendorong kuat pisau yang dipegangnya hingga sepenuhnya masuk ke dalam dada.“Dasar bodoh! Beraninya kau?!” lagi jiwa jahat berucap.Tindakan Songrui menggagalkan ritual jiwa jahat terhadap kedua kakaknya.Sret!Ditariknya keluar pisau yang menusuk jantung.Meski Songrui menahan rasa sakit yang luar biasa, tapi ia bisa merasakan energi jiwa jahat mulai melemah.Trang!Memanfaatkan peluang itu ia melepaskan semua belenggu di pergelangan.Brukh!Ia terduduk sambil menahan bekas tusukkan di dadanya.Bayangan penderitaan semua orang masih terlintas dalam pikiran.Hanya memikirkan itu saja, Songrui berupaya mengambil kembali kendali atas tubuhnya sendiri.Ia duduk bersila.Memejamkan mata dan menenangkan pikiran.Rencana yang telah ia susun tidak boleh berhenti hanya karena luka di tubuhnya.Meski peluang keberhasilan rencana it
“Jangan khawatir, setelah semuanya selesai, kalian berdua akan melihat seberapa besar kekuatanku!” ucap Songrui melemparkan pandangan matanya ke arah jiwa jahat.“Akhirnya kau sadar juga, Xiongrui. Jika dari awal kau menerimanya, aku tentu tidak akan menyakitimu.”Jiwa jahat begitu bersemangat. Ia segera memulai ritual!Tubuh Songrui perlahan mengudara bersama jiwa jahat.Proses ritual dilanjutkan.“Hentikan!” seru murid pertama menyerang—mencoba menggagalkan.Sliiing!Sayangnya serangan murid pertama digagalkan oleh jiwa jahat.“Meskipun harus mengorbankan nyawaku, tidak akan kubiarkan kau melakukannya!”“Jangan terbaru-buru!” sosor jiwa jahat menyela, “kau masih berguna untuk keberhasilan rencanaku.”“Setelah aku berhasil, nyawamu tidak lagi berharga, kau bisa pergi dengan tenang!” lanjut jiwa jahat mengulurkan tangannya.Murid pertama diposisikan di antara Songrui dan jiwa jahat.Ritual penyatuan dilanjutkan.Dengan menggunakan kekuatannya, jiwa jahat memaksa wujud asli murid pertam
Setelah mendapat serangan itu Songrui merasa ada keanehan dengan tubuhnya.Secara alami orang biasa pasti akan mengalami kesakitan luar biasa, tapi saat ini ada ledakan energi jahat yang besar dalam tubuhnya.Songrui berdiri sambil menatap bingung kedua telapak tangannya.Adanya energi jahat sebesar itu, tubuhnya bahkan tidak ada penolakan atau reaksi seperti biasa. Namun beberapa detik kemudian, dadanya terasa aneh.“Sudah saatnya!” seru jiwa jahat.Pandangan Songrui teralihkan melihat jiwa jahat berdiri di depannya.Sreek!Tangan jiwa jahat secepat kilat mengarah ke depannyaDEG!Kedua mata Songrui membulat besar!Sesuatu yang masuk di dalam sana seperti mencengkeram kuat dan menarik paksa jantungnya keluar!“Apa yang kau lakukan?!”“Karena kau menolak tawaran yang kuberikan, maka akan kuambil apa yang menjadi milikku!Krak!“Segel jiwa!” ucap jiwa jahat kesal, “pantas saja aku tidak bisa mengendalikanmu. Tapi sekarang dengan kekuatanku, segel ini tidak berguna sama sekali!”"Buum!
Sekian banyak pasukan jiwa jahat keluar dari dalam portal.Hanya dalam hitungan detik mereka telah dikelilingi pasukan jiwa jahat.Para guru, murid seperguruan, bahkan semua orang diserang secara membabi buta.Melihat ketidakberdayaan, Songrui terpaksa bertindak.Tebasan pedang penghakiman melenyapkan jiwa jahat, akan tetapi hal itu justru membuat Songrui kehilangan kendali.Semakin banyak prajurit jiwa jahat yang dibinasakan, energi jahat di tubuh Songrui semakin besar.Racun jiwa jahat bereaksi.Keinginan membunuh semakin kuat.CLAP!Tindakan Songrui terhenti.Sebuah tangan mencengkeram kuat pergelangan tangannya.“Xiongrui! Cukup!” pungkas murid pertama, “kau tak boleh melakukannya lagi!”“Menyingkir!” bentak Songrui menatap tajam ke arah murid pertama.“Jika dilanjutkan, kau akan dikendalikan sepenuhnya oleh energi jahat!”Mendengar hal itu, Songrui tersenyum menakutkan lalu kembali berucap “mereka ditakdirkan untuk mati di tanganku!”Kegeramannya memuncak saat melihat pergelangan
???Saat semua tenggelam dalam kebingungan, jiwa jahat muncul kembali.Energi jahat dari berbagai arah muncul dan diserap oleh jiwa jahat.Kenapa pedang penghakiman tak bisa menghancurkan jiwa jahat?Sebenarnya apa yang salah? “Kau masih tak cukup kuat untuk menandingiku, Xiongrui!”“Di dunia ini, kejahatan di hati manusia jauh lebih besar dari kebaikan!”Swiing!Tubuh Songrui terangkat.Racun jiwa jahat bereaksi berkali-kali lipat.Keinginan membunuh menjadi semakin kuat.Bayangan peperangan di masa lalu muncul dalam ingatannya.Terasa seperti nyata.Menahan reaksi racun jiwa jahat ia kehilangan kesadaran, dan terbangun di suatu tempat yang berbeda.Istana langit yang megah.Berpakaian zirah perang.Dikerumuni oleh para dewa yang siap menyerang.Pedang penghakiman di tangan mengayun bebas membalas para dewa yang menghujaninya dengan serangan bertubi-tubi.Sementara Songrui bingung dengan apa yang terjadi, salah satu dewa menyadarkannya dengan satu kalimat.“Rupanya ini ingatan jiwa j
Awalnya Songrui tak percaya sedikitpun perkataan Hua Rong. Namun saat wanita itu memberitahukan bahwa selama ini ingatannya sengaja disegel oleh guru Liu Yaoshan, Songrui mulai meragukan kepercayaannya sendiri.Ia teringat kejadian masa lalu di saat kedua orang tuanya yang merupakan seorang jenderal sedang ditugaskan oleh kaisar sebelumnya untuk membinasakan sebuah kerajaan.Semua yang dikatakan Hua Rong jika dikaitkan dengan masa lalu memang sangat masuk akal.Apalagi saat Hua Rong dibawa guru Liu Yaoshan masuk ke dalam perguruan, bertepatan setelah kedua orang tuanya memenangkan pertempuran.“Guru Liu Yaoshan, kaisar dan semua orang yang ada di kerajaan ini pantas mendapatkan balasan!”“Terutama kau, Songrui!”“Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!”Songrui terdiam menatap Hua Rong.Sepasang mata yang dipenuhi dendam, persis seperti dirinya dulu yang dipenuhi dendam atas kematian sang guru.Wuushh!Dalam diamnya, Hua Rong berlari dengan tangan yang memegang lurus sebilah peda
Jiwa jahat menghajarnya hingga terlempar jauh.Racun di dalam tubuh benar-benar membuat Songrui lemah.Semua orang yang sadar kembali menyatukan kekuatan mereka dan serentak menyerang ke arah jiwa jahat.Namun usaha mereka berakhir sia-sia. Bahkan para guru yang berupaya menyegel jiwa jahat berakhir sama seperti Songrui.“Xiongrui-xiongrui, aku sudah muak dengan permainan lemah seperti ini!”Usai berucap jiwa jahat memulai ritual.“Biar aku tunjukan padamu, seperti apa kekuatan dewa sebenarnya!”Ngiiing!Jiwa jahat mengulurkan kedua tangannya ke depan.Sepasang mata Songrui terbelalak!Jiwa jahat mulai menyerap semua energi di dalam tubuh semua orang.Satu persatu orang yang diserap energinya berjatuhan di tanah bagai mayat kering.Hal ini membangkitkan emosi Songrui.Keadaan memaksanya untuk menghentikan tindakan jiwa jahat.Wuuushhh!Sliing!Ia melayangkan pedang penghakiman hingga berhasil memutus aliran ritual penyerapan dari jiwa jahat.Tak menyangka tindakan Songrui justru mempro
Ha ha ha!Jiwa jahat muncul di udara!Tak lama setelah kemunculannya sekian banyak sosok hitam bermata merah memenuhi wilayah sekitar benteng perbatasan.“Xiongrui, kali ini kau tak akan bisa melindungi mereka!” seru jiwa jahat dengan suara yang terdengar mengerikan.Usai berucap jiwa jahat mengulurkan tangannya ke depan—memerintahkan semua sosok hitam menyerang.Kesempatan ini juga digunakan pangeran kedua belas memerintahkan pasukannya menyerang serentak.Para guru dan murid menyatukan kekuatan dan membentuk formasi untuk menyerang balik sekian banyak bayangan hitam yang ada di sekitar mereka.Begitu juga jenderal dan prajuritnya yang berada di dalam benteng berjuang keras menyerang setiap bayangan hitam yang datang menyerang.Sementara Songrui menggunakan kesempatan ini untuk berhadapan dengan jiwa jahat.Namun pangeran kedua belas ikut membantu jiwa jahat dan menyerang Songrui.Meski begitu, pangeran kedua belas yang terluka bukanlah tandingan Songrui.Syuut!Brukh!Serangan terakh
“Xiongrui?”“Kali ini trik apalagi yang kau gunakan?”Di tengah keheningan, Songrui menjawab dengan suara lantang.“Aku ingin bernegosiasi denganmu!”“Ha ha ha!”“Cih!” pangeran meludah ke samping dengan wajah remeh, “negosiasi katamu?”“Dengan kemampuan pasukanku kau bahkan tak mampu mengalahkanku, Xiongrui!”Songrui terdiam, memberikan jeda bagi pangeran untuk tersenyum hingga situasi menjadi hening.“Sepertinya ingatan pangeran begitu buruk….”Songrui melanjutkan dengan mengeluarkan pedang penghakiman.“Kalau begitu, anggap saja aku tidak pernah mengatakannya!” lanjutnya santai lalu bersiap mengayunkan pedang.“Baik!” sosor pangeran.Songrui diajaknya mendekat.Di tengah-tengah kerumunan, beberapa prajurit dengan cepat menyediakan tempat duduk lengkap dengan meja yang di atasnya tersedia cangkir dan kendi.Iapun turun dari tunggangan dan dengan berani menerima ajakkan itu.“Aku bisa membantu pangeran kedua belas untuk mendapatkan keinginanmu!”Tawaran Songrui diacuhkan. Pangeran bah