“Aku tidak mengerti maksud guru agung.”Songrui menggeleng bingung. Bo Bingwen mengungkit kembali jimat perlindungan yang digunakan Songrui saat pertarungan. dikatakannya bahwa hanya murid dari perguruan Yuancheng yang bisa menguasai ilmu seperti itu. “Siapa kau sebenarnya, pendekar Xiongrui?” Songrui mengelak santai. Dengan beralasan dirinya yang selama ini menjadi pendekar pengelana telah banyak hal yang ia temui. Dan mungkin saja salah satu jurus yang dia gunakan saat pertarungan tadi adalah hasil dari pengelananya. “Kau pikir ajaran dari perguruan Yuancheng bisa semudah itu dikuasai?” Bingwen menaikkan nada bicaranya. Songrui berusaha meyakinkan Bo Bingwen dengan menceritakan semua jurus-jurus khas perguruan yang ada di kerajaan. Untung saja pengetahuannya di masa lalu membantu menyingkirkan kecurigaan Bingwen yang berlebihan. “Ternyata aku yang berpikir berlebihan.” “Pendekar Xiongrui
Layangan pedang Songrui menghentikan tangan Yueling yang hendak mengayunkan cambuk. Semua yang menyaksikan pertarungan menegangkan itu terperangah melihat beberapa bilah pedang pusaka berhenti tepat di depan wajah wanita berhidung mancung. “Lumayan!” tutur Yueling menghilangkan kecanggungan. Songrui tersenyum tipis beriring disimpan kembali pedang pusaka miliknya. “Terima kasih pendekar Yueling sudah mengalah!” Meski kalimat yang dilontarkan Songrui bertujuan agar Yueling tidak diremehkan oleh pengawal istana namun sorot mata wanita itu masih menyimpan kekesalan. “Tentu saja aku harus menepati janjiku. Lagipula aku hanya mengujimu sesuai dengan permintaan Tuan Donghai.” “Oh ia, ada satu hal lagi,” ucap Yueling menyodorkan selembar kertas pesan ke depan Songrui, “ada pesan dari Tuan Donghai untukmu.” Usai berucap, Yueling dan bawahannya pergi dari sana. Sementara kedua murid mengagumi pemberian Donghai, Songrui justru lebih penasaran dengan ap
Usai menguburkan mayat pendekar, mereka kembali ke desa.“Itu mereka!”Baru saja memasuki desa, sekumpulan warga berlarian mendekati Songrui dan lainnya.BUKH!“Para pendekar!”“Tolong bantu kami!”Seorang wanita tua bertekuk lutut di depan Songrui dengan mata berkaca-kaca.“Nek, berdirilah dulu!” Songrui sontak memapah perempuan tua di depannya. Namun usahanya sia-sia, beberapa warga juga melakukan hal yang sama.“Kami telah kehilangan putra-putra kami dalam waktu yang singkat!”Semua warga memohon agar Songrui dan lainnya mencari keberadaan pemuda-pemuda di desa yang telah menghilang tanpa jejak.Bahkan baru-baru ini anak semata wayang dari seorang nenek hilang di dalam rumah.Keadaan ini semakin mengkhawatirkan semua warga sebab kabut hitam bukan hanya beraksi di luar melainkan di dalam rumah.“Semuanya! Tolong berdiri dulu. Kami tentu saja akan berusaha mencari semua pemuda yang hilang dan menemukan pelakunya!”Setelah menenangkan para rakyat, Songrui dan lainnya menemui kepala de
Songrui tersenyum kecil lalu berucap, “kalau begitu, aku juga ingin lihat seperti apa kemampuanmu!”BYUUR!Dengan cepat ia melompat ke dalam air.Merasa semua orang mungkin telah berada di daratan akhirnya Songrui melepaskan diri dari sosok hitam itu.Namun tak menyangka, kabut hitam mengejar Songrui di dalam air.Meski tidak diserang tapi Songrui justru kesulitan berenang sebab kedua pergelangan kakinya telah dicengkeram kabut hitam.Susah payah Songrui melepaskan cengkeraman itu akhirnya ia lolos juga.Namun belum lama ia berenang untuk mencapai permukaan air, sekali lagi kedua kakinya ditarik hingga menyebabkan ia harus kembali ke bawah.Lama bergelut dengan bayangan hitam, Songrui tak bisa bertahan lagi.Oksigen di dalam tubuh mulai menipis!Ia mencoba peruntungannya dengan memunculkan pedang pusaka.Tak menyangka air tak dapat memadamkan kobaran api di pedang pusaka.Dengan cepat Songrui melayangkan pedang pusaka hingga memotong kabut hitam yang mencengkeram kakinya.
Suasana yang tadinya dipenuhi sorak-sorai penonton kini menjadi hening!“A-ada apa dengannya?”Semua orang terperangah melihat adegan di arena pertarungan. Mereka kebingungan dengan apa yang terjadi pada lawan Songrui.Hanya dalam satu kali layangan pedang telah membuat lawan terjatuh ke lantai arena dengan menekuk lututnya.“Sudah berakhir!” ucap Songrui memandang ke bawah.“Kau akan cacat seumur hidup jika memaksakan dirimu!”Peringatan dari Songrui sepertinya dipahami sang lawan saat mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.Serangan yang diberikan Songrui memang terlihat biasa-biasa saja, tapi jika hal itu terjadi pada seseorang yang mengandalkan kecepatan maka akan berdampak besar.“BAIK!”“Aku kalah!”Mendengar pengakuan kalah dari lawan, Songrui mengulurkan tangannya.“Aku tidak butuh bantuanmu!” lelaki itu merespon acuh sambil berdiri perlahan tak mau meladeni Songrui.Nyatanya bukan bantuan yang disodorkan Songrui melainkan sebuah benda yang ada di telapak tangannya.“Obat in
Lelaki bertopeng melemparkan sebuah benda yang akhirnya berhasil ditangkap oleh Songrui.“Dengan token ini, kau bisa keluar masuk di pasar gelapku. Dan tentu saja, apa yang kau inginkan bisa kau dapatkan di wilayah kekuasaanku!”Sebuah token yang terbuat dari kayu berwarna hitam berada dalam genggaman Songrui.“Mengenai informasi yang kau inginkan, aku sudah berusaha semampunya untuk mencari tahu.”Masalah hilangnya para pendekar memang ada hubungannya dengan sosok di dalam kabut hitam yang diceritakan Songrui.Namun ada hal besar di balik semua itu. Sosok kabut hitam yang dilihat oleh Songrui berhubungan dengan seseorang di dalam istana.Songrui tertegun mendengar kalimat terakhir!“Apa Tuan punya petunjuk lain tentang seseorang di dalam istana itu?”Pertanyaan Songrui tak dijawab. Lelaki itu bergerak cepat seperti kilat dan berdiri di depan Songrui dengan jarak sangat dekat. Kedua bola matanya memperhatikan wajah Songrui.“Kenapa kau begitu tertarik dengan masalah ini?”“Siapa kau s
Selesai berbincang dengan pedagang tua Songrui memutuskan keluar dari wilayah pasar gelap.Dengan token pemberian lelaki bertopeng kedua pengawal di pintu gerbang merespon cepat membuka portal penghubung.SLING!Begitu melewati bulatan cahaya besar Songrui keluar dari batang pohon yang ada di bukit.“Kedua Kakak, semoga kalian baik-baik saja.”Ditatapnya jauh ke depan.Pintu keluar pasar gelap ternyata berada jauh dari desa yang ia kunjungi.Songrui bergegas menuruni bukit menemui kedua murid yang masih berada di desa.******“KAMI MENUNTUT KEADILAN!”“KEMBALIKAN ANAK-ANAK KAMI!”Segerombolan rakyat berkumpul di depan pintu gerbang sambil berteriak dan memaksa masuk ke dalam.“SURUH KEPALA DESA KELUAR!”“KAMI MENGINGINKAN PENJELASAN DAN KEADILAN!”Sayang sekali para rakyat yang memaksa masuk justru didorong beberapa pengawal yang bertugas di depan gerbang.Tak tahan melihat para rakyat diperlakukan secara kasar, akhirnya Songrui mendekati kerumunan.“BERHENTI!”Suara lantang Songrui m
Waktu yang diberikan guru agung—Bo Bingwen tertinggal seminggu. Songrui dan pendekar lainnya memutuskan kembali ke ibukota untuk melaporkan apa yang telah mereka temukan di dalam desa.Dalam perjalanan mereka dihadang oleh segerombolan pria berjubah hitam yang muncul dalam kabut hitam.Pertarungan sengit terjadi hingga menyebabkan kedua pendekar lainnya terluka.Sayangnya Songrui sendiri tak bisa menolong ketiga pendekar yang terluka karena di saat yang sama Haoyun dan murid pertama membutuhkan bantuannya.“Kak Haoyun!”“Kakak pertama!”WUSH!SYUUT!SYUUT!Dua buah pedang pusaka melayang cepat ke dua arah!TLING!Hampir saja layangan pedang mengenai tubuh Haoyun dan murid pertama yang saat itu tersungkur di tanah.Dengan cepat tangannya bergerak mengendalikan kedua pedang dan menyerang balik hingga kedua penyerang terlempar jauh.“Kak Haoyun, Kakak pertama, kalian baik-baik saja?”“Terima kasih, Adik Xiongrui.”Sementara Songrui membantu kedua murid berdiri, gerombolan pria berjubah h
Usai menyimpan kedua wujud asli kakaknya, Songrui memasang wajah datar berjalan melewati guru misterius.“Xiongrui, kau mau ke mana?”Pertanyaan guru misterius menghentikan langkah kakinya.Ia terdiam.Suasana hening itu berubah setelah kedatangan guru pemabuk dan guru penjudi.“Ada apa dengan kalian berdua?” tanya guru penjudi.Pertanyaan itu dijawab langsung oleh guru misterius.“Jangan terlalu bersedih, mereka berdua hanya kembali dari awal, seperti saat kami menemukannya,” sambung guru pemabuk.“Tapi, butuh waktu yang sangat lama untuk membuat mereka bereinkarnasi kembali,” lanjut guru penjudi.Sedikitpun ekspresi sedih tidak terlihat di wajah kedua guru itu.Raut wajah Songrui sedikit berubah mendengar perkataan kedua guru.Ia teringat kembali perkataan biksu tua sebelum akhirnya tersadar.“Maksud guru, mereka berdua masih bisa diselamatkan?”Guru penjudi dan guru pemabuk dengan santai menjelaskan bahwa kedua kakaknya adalah benda roh milik para dewa yang kemungkinan besar sedang
“Kak pertama, sekarang bagaimana?” Haoyun menatap murid pertama.“Guru pasti akan menyalahkanku karena tidak menjaga Dik Xiongrui dengan baik.”Murid pertama mengacuhkan perkataan Haoyun. Tatapan matanya hanya fokus pada tubuh Songrui yang terbaring di depan mereka.“Sudahlah Kak, jika kau ingin manangis, maka menangislah—”“Diam!” sela murid pertama memasang wajah serius menatap ke depan.Ngiiing!Haoyun yang sejak tadi ribut kini terdiam.Sebuah benda aneh keluar dari tubuh Songrui.“Kak, ini? Bukankah ini?”“Haoyun, sekarang Songrui masih punya harapan!” tutur murid pertama.“Kak, sejak awal kau sudah tahu dan menyembunyikannya dariku?”Murid pertama menoleh ke arah Haoyun.“Diamlah, dan cepat bantu aku!” desak murid pertama.********“Tempat apa ini?”Mendapati dirinya terbangun di tempat yang serupa seperti langit, Songrui menoleh ke kiri dan ke kanan.Ia kembali mengingat bayangan pertempuran dengan jiwa jahat.“Ini tidak seperti lautan kesadaranku.”“Jadi aku benar-benar sudah m
Gerakan terakhir Songrui mengakhiri ritualnya.Ujung pedang penghakiman tertuju ke arahnya!(Menggunakan pedang penghakiman untuk membunuhku?! Sungguh naif!)Ngiing!Jiwa jahat kembali berupaya mengendalikan tubuh Songrui, tapi Songrui menggunakan kedua energi di dalam tubuhnya untuk menekan jiwa jahat di dalam sana.(Roh pedang sialan! Beraninya kau mengkhianatiku!)Ngiiing!Tsk!Deg!Upaya Songrui berhasil!Pedang penghakiman menembus tubuhnya.“Jiwa jahat, kau sudah kalah! Sekarang semuanya telah berakhir!” ucap Songrui pelan.(Dasar bodoh! Kita berdua telah menyatu, membunuhku sama saja dengan membunuh dirimu sendiri. Selamanya kau tidak akan pernah bereinkarnasi!)Songrui tersenyum lega.Ia sama sekali tidak terkejut mendengar perkataan jiwa jahat, sebab roh pedang telah memberitahu sebelumnya bahwa satu-satunya cara agar jiwa jahat binasa selamanya, yaitu membiarkan jiwa jahat menyatu dengan tubuh Songrui.Awalnya Songrui sedikit ragu, tapi ketika roh pedang memberitahukan bahwa
“Apa yang kau lakukan!?” jiwa jahat berucap cemas.Sebilah pisau yang berada dalam genggaman Songrui kini telah menusuk dadanya sendiri.Tsk!“Ugh!”Sekali lagi ia mendorong kuat pisau yang dipegangnya hingga sepenuhnya masuk ke dalam dada.“Dasar bodoh! Beraninya kau?!” lagi jiwa jahat berucap.Tindakan Songrui menggagalkan ritual jiwa jahat terhadap kedua kakaknya.Sret!Ditariknya keluar pisau yang menusuk jantung.Meski Songrui menahan rasa sakit yang luar biasa, tapi ia bisa merasakan energi jiwa jahat mulai melemah.Trang!Memanfaatkan peluang itu ia melepaskan semua belenggu di pergelangan.Brukh!Ia terduduk sambil menahan bekas tusukkan di dadanya.Bayangan penderitaan semua orang masih terlintas dalam pikiran.Hanya memikirkan itu saja, Songrui berupaya mengambil kembali kendali atas tubuhnya sendiri.Ia duduk bersila.Memejamkan mata dan menenangkan pikiran.Rencana yang telah ia susun tidak boleh berhenti hanya karena luka di tubuhnya.Meski peluang keberhasilan rencana itu
“Jangan khawatir, setelah semuanya selesai, kalian berdua akan melihat seberapa besar kekuatanku!” ucap Songrui melemparkan pandangan matanya ke arah jiwa jahat.“Akhirnya kau sadar juga, Xiongrui. Jika dari awal kau menerimanya, aku tentu tidak akan menyakitimu.”Jiwa jahat begitu bersemangat. Ia segera memulai ritual!Tubuh Songrui perlahan mengudara bersama jiwa jahat.Proses ritual dilanjutkan.“Hentikan!” seru murid pertama menyerang—mencoba menggagalkan.Sliiing!Sayangnya serangan murid pertama digagalkan oleh jiwa jahat.“Meskipun harus mengorbankan nyawaku, tidak akan kubiarkan kau melakukannya!”“Jangan terbaru-buru!” sosor jiwa jahat menyela, “kau masih berguna untuk keberhasilan rencanaku.”“Setelah aku berhasil, nyawamu tidak lagi berharga, kau bisa pergi dengan tenang!” lanjut jiwa jahat mengulurkan tangannya.Murid pertama diposisikan di antara Songrui dan jiwa jahat.Ritual penyatuan dilanjutkan.Dengan menggunakan kekuatannya, jiwa jahat memaksa wujud asli murid pertam
Setelah mendapat serangan itu Songrui merasa ada keanehan dengan tubuhnya.Secara alami orang biasa pasti akan mengalami kesakitan luar biasa, tapi saat ini ada ledakan energi jahat yang besar dalam tubuhnya.Songrui berdiri sambil menatap bingung kedua telapak tangannya.Adanya energi jahat sebesar itu, tubuhnya bahkan tidak ada penolakan atau reaksi seperti biasa. Namun beberapa detik kemudian, dadanya terasa aneh.“Sudah saatnya!” seru jiwa jahat.Pandangan Songrui teralihkan melihat jiwa jahat berdiri di depannya.Sreek!Tangan jiwa jahat secepat kilat mengarah ke depannyaDEG!Kedua mata Songrui membulat besar!Sesuatu yang masuk di dalam sana seperti mencengkeram kuat dan menarik paksa jantungnya keluar!“Apa yang kau lakukan?!”“Karena kau menolak tawaran yang kuberikan, maka akan kuambil apa yang menjadi milikku!Krak!“Segel jiwa!” ucap jiwa jahat kesal, “pantas saja aku tidak bisa mengendalikanmu. Tapi sekarang dengan kekuatanku, segel ini tidak berguna sama sekali!”"Buum!
Sekian banyak pasukan jiwa jahat keluar dari dalam portal.Hanya dalam hitungan detik mereka telah dikelilingi pasukan jiwa jahat.Para guru, murid seperguruan, bahkan semua orang diserang secara membabi buta.Melihat ketidakberdayaan, Songrui terpaksa bertindak.Tebasan pedang penghakiman melenyapkan jiwa jahat, akan tetapi hal itu justru membuat Songrui kehilangan kendali.Semakin banyak prajurit jiwa jahat yang dibinasakan, energi jahat di tubuh Songrui semakin besar.Racun jiwa jahat bereaksi.Keinginan membunuh semakin kuat.CLAP!Tindakan Songrui terhenti.Sebuah tangan mencengkeram kuat pergelangan tangannya.“Xiongrui! Cukup!” pungkas murid pertama, “kau tak boleh melakukannya lagi!”“Menyingkir!” bentak Songrui menatap tajam ke arah murid pertama.“Jika dilanjutkan, kau akan dikendalikan sepenuhnya oleh energi jahat!”Mendengar hal itu, Songrui tersenyum menakutkan lalu kembali berucap “mereka ditakdirkan untuk mati di tanganku!”Kegeramannya memuncak saat melihat pergelangan
???Saat semua tenggelam dalam kebingungan, jiwa jahat muncul kembali.Energi jahat dari berbagai arah muncul dan diserap oleh jiwa jahat.Kenapa pedang penghakiman tak bisa menghancurkan jiwa jahat?Sebenarnya apa yang salah? “Kau masih tak cukup kuat untuk menandingiku, Xiongrui!”“Di dunia ini, kejahatan di hati manusia jauh lebih besar dari kebaikan!”Swiing!Tubuh Songrui terangkat.Racun jiwa jahat bereaksi berkali-kali lipat.Keinginan membunuh menjadi semakin kuat.Bayangan peperangan di masa lalu muncul dalam ingatannya.Terasa seperti nyata.Menahan reaksi racun jiwa jahat ia kehilangan kesadaran, dan terbangun di suatu tempat yang berbeda.Istana langit yang megah.Berpakaian zirah perang.Dikerumuni oleh para dewa yang siap menyerang.Pedang penghakiman di tangan mengayun bebas membalas para dewa yang menghujaninya dengan serangan bertubi-tubi.Sementara Songrui bingung dengan apa yang terjadi, salah satu dewa menyadarkannya dengan satu kalimat.“Rupanya ini ingatan jiwa j
Awalnya Songrui tak percaya sedikitpun perkataan Hua Rong. Namun saat wanita itu memberitahukan bahwa selama ini ingatannya sengaja disegel oleh guru Liu Yaoshan, Songrui mulai meragukan kepercayaannya sendiri.Ia teringat kejadian masa lalu di saat kedua orang tuanya yang merupakan seorang jenderal sedang ditugaskan oleh kaisar sebelumnya untuk membinasakan sebuah kerajaan.Semua yang dikatakan Hua Rong jika dikaitkan dengan masa lalu memang sangat masuk akal.Apalagi saat Hua Rong dibawa guru Liu Yaoshan masuk ke dalam perguruan, bertepatan setelah kedua orang tuanya memenangkan pertempuran.“Guru Liu Yaoshan, kaisar dan semua orang yang ada di kerajaan ini pantas mendapatkan balasan!”“Terutama kau, Songrui!”“Aku ingin membunuhmu dengan tanganku sendiri!”Songrui terdiam menatap Hua Rong.Sepasang mata yang dipenuhi dendam, persis seperti dirinya dulu yang dipenuhi dendam atas kematian sang guru.Wuushh!Dalam diamnya, Hua Rong berlari dengan tangan yang memegang lurus sebilah peda