Ketika Bryan dan Jerry bersama-sama menjemput Bella keluar dari kantor polisi, Bryan melepaskan jasnya dan meletakkannya di atas tubuh Bella. Sementara itu, Jerry membukakan pintu mobil untuknya. Kedua pria yang tinggi dan tampan itu melindungi Bella saat dia masuk ke dalam mobil.Ketika mobil Alex tiba, dia melihat semua kejadian ini dengan mata kepala sendiri. Hari itu, Bella kembali ke apartemen Jerry. Malam harinya, saat Bella baru saja tertidur, dia merasakan sesuatu yang mendesaknya dan sebuah ciuman penuh gairah dari seorang pria hampir menelan dirinya. Dia mendorong pria tersebut dengan keras, lalu menyalakan lampu dan melihat ke arah pria itu dengan dingin, "Alex, apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?" Alex mendekat lagi. Bella mendorongnya jauh-jauh sambil berkata, "Alex, hubungan kita sudah berakhir!"Alex mengerutkan kening sambil menatap Bella. "Karena itu kamu pindah dari Grand Palace ke tempat Jerry? Ada Jerry, Bryan, lalu muncul lagi Elvaro! Kenapa kamu selalu menggoda pr
Nada bicara Alex yang rendah dan dingin terdengar sungguh menakutkan. Emosinya siap meledak setiap saat. "Dia pacarmu? Bella, apa kamu lupa kamu milik siapa? Kamu malah membawanya ke sini?"Alex ingin sekali mencekik Bella dan mengakhiri semuanya. "Kamu juga ingin berhubungan dengannya di tempat aku merawatmu?"Bella berkata, "Ya!"Alex benar-benar ingin membunuh seseorang. "Katakan sekali lagi!"Pada saat ini, Elvaro mendekat dan ingin merebut Bella. "Pak Alex, Bella sudah bilang dia dan kamu ...."Sebelum Elvaro selesai berbicara, Alex meliriknya dengan tatapan yang dingin dan penuh kebencian. "Kalau kamu ingin menghilang dari Kota Yongum selamanya, coba saja katakan satu kata lagi! Aku akan mengabulkan keinginanmu sekarang!"Elvaro terdiam dan tidak berani berbicara lagi.Alex berkata, "Pergi!"Elvaro terus berlari tanpa berhenti. Alex menyuruh Bella untuk melihat Elvaro dan berkata sambil tersenyum dingin, "Apa kamu melihatnya? Inilah pria yang kamu sebut pacar!"Bella terdiam.Ale
Abby mendekat dan meletakkan mangkuk di tangannya. Kemudian, dia berjalan ke depan Alex, meraih tangannya yang besar, dan meletakkan tangan itu di perutnya sendiri. "Alex, coba sentuh ini. Anak kita sudah lebih dari empat bulan, dia sudah bisa bergerak."Abby mengenakan gaun tidur seksi dari bahan sutra. Saat Abby memegang tangan Alex dan meletakkannya di perut, rasanya hampir tidak ada bedanya dengan meletakkan tangan itu di tubuhnya langsung.Alex mengernyitkan alisnya dan langsung menarik tangannya. Dia menatap Abby dengan tatapan yang kesal. "Aku katakan sekali lagi, keluar!"Kali ini, Abby benar-benar menangis dan air matanya bercucuran. Dia menatap Alex dengan penuh kesedihan dan rasa sakit. "Apa kamu harus begitu dingin padaku?"Setelah menanyakan itu, Abby memeluk pinggang Alex tanpa memedulikan apa pun lagi. Dia menempelkan pipinya ke dada Alex dan menatap Alex dengan tatapan yang tulus dan antusias. Dia berkata pada Alex, "Alex, kamu belum pernah menyentuhku lagi setelah mala
Alex berkata pada Bella, "Jauhi Elvaro! Kamu tidak akan bisa pergi lagi seumur hidupmu, kamu hanya bisa menjadi milikku!"Di luar jendela, hujan deras masih terus turun dan tidak ada tanda-tanda akan berhenti.Fajar mulai menyingsing. Alex membawa Bella yang sangat kelelahan untuk mandi. Dia membantu Bella membersihkan diri dengan lembut, lalu memeluk dengan erat, dan mencium pipi Bella dengan lembut.Bella berbalik dan membelakangi Alex.Alex tersenyum dengan lembut. Dia memeluk Bella dari belakang dan menyandarkan dagunya di atas rambut Bella yang panjang dan lembut sehingga dia bisa mencium harum tubuh Bella saat bernapas."Aku sudah terbiasa. Aku harus bagaimana kalau tidak ada kamu? Jangan keras kepala lagi dan tetap bersamaku, ya?"...."Geledar!" Petir terus bergemuruh dan terdengar bunyi hujan yang turun makin deras di atap.Di bawah apartemen, Abby mengikuti Alex ke tempat itu. Kilatan petir menyinari wajahnya yang terlihat sangat mengerikan. Dia mengepalkan kedua tangannya de
Tatapan Abby tampak dipenuhi kebencian seperti sedang menatap musuh bebuyutannya. Dia ingin sekali membunuh Bella. "Kalau sesuatu terjadi pada anakku, aku tidak akan mengampunimu!"Bella mengerutkan dahinya. Semua orang mencela karena mengira dia tega mendorong wanita hamil! Bukankah tindakan seperti ini jelas-jelas ingin membunuh?Seseorang menelepon ambulans. "Tolong cepat kemari, ada wanita hamil yang didorong dari tangga. Dia mengalami pendarahan!"Ada juga yang mengepung Bella supaya dia tidak bisa kabur. Salah satunya berkata, "Semuanya, awasi dia baik-baik. Aku akan menelepon polisi."Abby merasa sangat puas melihat semua ini. Dia diam-diam memperlihatkan senyuman kemenangan, lalu segera menangis dan memohon dengan wajah pucat, "Tolong aku, anakku harus selamat. Jangan sampai terjadi sesuatu padanya ...."Karena terlalu sakit dan kehilangan banyak darah, Abby akhirnya jatuh pingsan. Ketika ambulans tiba, seseorang yang berbaik hati menemani Abby dan juga membawa Bella ke rumah s
Mata Bella tampak jernih, tetapi tidak bisa terlihat emosi apa pun. Dia berkata, "Jangan cemas, aku tidak punya hubungan apa pun dengan Pak Alex lagi."Viola menatap Bella sambil bertanya, "Kamu serius?""Ya, hubungan kami sudah berakhir," jawab Bella.Viola tidak percaya sehingga melirik Alex dan bertanya, "Gimana?"Alex tidak mungkin melihat ibunya bunuh diri sehingga terpaksa mengangguk mengiakan. "Ya."Bella memberi hormat kepada Viola, lalu meminta maaf, "Maaf, aku tidak akan mengganggumu lagi."Bella pergi selesai mengatakan itu. Di sisi lain, Alex terus menatap sosok belakangnya yang ramping."Apa yang kamu lihat? Bagus kalau kamu sudah mengakhiri hubungan ini. Pergi jaga Abby! Abby baru cocok untukmu, dia calon istrimu," perintah Viola.Tidak berselang lama, pintu ruang gawat darurat terbuka. Alex mendorong ibunya ke hadapan dokter. Viola bertanya, "Dokter, gimana kondisi menantuku? Gimana dengan anaknya?""Menantumu selamat, tapi dia kehilangan terlalu banyak darah. Kami sudah
Bella diantar masuk ke kamar pasien. Sementara itu, Alex terus menjaganya. Dia juga menginstruksi Chad, "Cepat cari Elvaro, bantu polisi tangkap bajingan ini!""Baik." Chad melaksanakan perintah.Tengah malam, Bella akhirnya siuman. Kini, obat bius telah habis. Sebelum membuka mata, dia sudah merasakan sakit di bagian perutnya."Hiss ...." Bella tak kuasa bersuara, tetapi tidak besar. Mendengar ini, Alex yang sedang beristirahat di kursi samping seketika membuka matanya.Alex menatap Bella dan bertanya, "Kamu sudah siuman?""Hm." Bella mengiakan."Apa lukamu sangat sakit? Apa perlu aku memanggil dokter?" tanya Alex lagi dengan kasihan. Sebelum Bella menjawab, dia sudah bangkit karena ingin mencari dokter."Tidak perlu." Bella menghentikan Alex. Matanya yang jernih tampak dingin seperti biasanya. "Wajar kalau sakit karena perutku ditusuk. Aku bisa menahannya."Alex kembali duduk di kursinya. Keduanya pun tidak berbicara sehingga kamar menjadi sunyi senyap. Kemudian, Bella tiba-tiba bert
Sabrina juga ingin putrinya mempelajari hal baik, tetapi .... "Abby mungkin memang bersikap patuh di depan kita, tapi di belakang .... Pokoknya, kita harus menyelidiki masalah ini dulu," ucap Sabrina.Di sisi lain, Tracy yang menghampiri kebetulan mendengar semua ini. Dia benar-benar terkesiap! Abby ternyata melakukan operasi plastik supaya wajahnya menjadi seperti sekarang. Itu artinya, wajahnya bukan seperti ini sebelumnya. Wanita ini ....Tracy tiba-tiba terpikir akan sesuatu. Dia membelalakkan mata memandang kamar pasien Abby sambil berpikir, 'Jangan-jangan, Abby ini baru putri kandungnya? Kalau benar seperti itu ....'Tracy teringat pada dirinya yang memukul Abby, bahkan menghasut Bella untuk merebut Alex darinya. Kini, dia benar-benar menyesali perbuatannya.Tidak bisa! Tracy bertekad untuk memastikan semua ini! Tanpa peduli pada Bella, dia segera kembali ke Kota Yules untuk mencari tahu tentang anak kembar Keluarga Nodum. Dia mengetahui bahwa kakak beradik ini memiliki wajah dan