Alex berkata pada Bella, "Jauhi Elvaro! Kamu tidak akan bisa pergi lagi seumur hidupmu, kamu hanya bisa menjadi milikku!"Di luar jendela, hujan deras masih terus turun dan tidak ada tanda-tanda akan berhenti.Fajar mulai menyingsing. Alex membawa Bella yang sangat kelelahan untuk mandi. Dia membantu Bella membersihkan diri dengan lembut, lalu memeluk dengan erat, dan mencium pipi Bella dengan lembut.Bella berbalik dan membelakangi Alex.Alex tersenyum dengan lembut. Dia memeluk Bella dari belakang dan menyandarkan dagunya di atas rambut Bella yang panjang dan lembut sehingga dia bisa mencium harum tubuh Bella saat bernapas."Aku sudah terbiasa. Aku harus bagaimana kalau tidak ada kamu? Jangan keras kepala lagi dan tetap bersamaku, ya?"...."Geledar!" Petir terus bergemuruh dan terdengar bunyi hujan yang turun makin deras di atap.Di bawah apartemen, Abby mengikuti Alex ke tempat itu. Kilatan petir menyinari wajahnya yang terlihat sangat mengerikan. Dia mengepalkan kedua tangannya de
Tatapan Abby tampak dipenuhi kebencian seperti sedang menatap musuh bebuyutannya. Dia ingin sekali membunuh Bella. "Kalau sesuatu terjadi pada anakku, aku tidak akan mengampunimu!"Bella mengerutkan dahinya. Semua orang mencela karena mengira dia tega mendorong wanita hamil! Bukankah tindakan seperti ini jelas-jelas ingin membunuh?Seseorang menelepon ambulans. "Tolong cepat kemari, ada wanita hamil yang didorong dari tangga. Dia mengalami pendarahan!"Ada juga yang mengepung Bella supaya dia tidak bisa kabur. Salah satunya berkata, "Semuanya, awasi dia baik-baik. Aku akan menelepon polisi."Abby merasa sangat puas melihat semua ini. Dia diam-diam memperlihatkan senyuman kemenangan, lalu segera menangis dan memohon dengan wajah pucat, "Tolong aku, anakku harus selamat. Jangan sampai terjadi sesuatu padanya ...."Karena terlalu sakit dan kehilangan banyak darah, Abby akhirnya jatuh pingsan. Ketika ambulans tiba, seseorang yang berbaik hati menemani Abby dan juga membawa Bella ke rumah s
Mata Bella tampak jernih, tetapi tidak bisa terlihat emosi apa pun. Dia berkata, "Jangan cemas, aku tidak punya hubungan apa pun dengan Pak Alex lagi."Viola menatap Bella sambil bertanya, "Kamu serius?""Ya, hubungan kami sudah berakhir," jawab Bella.Viola tidak percaya sehingga melirik Alex dan bertanya, "Gimana?"Alex tidak mungkin melihat ibunya bunuh diri sehingga terpaksa mengangguk mengiakan. "Ya."Bella memberi hormat kepada Viola, lalu meminta maaf, "Maaf, aku tidak akan mengganggumu lagi."Bella pergi selesai mengatakan itu. Di sisi lain, Alex terus menatap sosok belakangnya yang ramping."Apa yang kamu lihat? Bagus kalau kamu sudah mengakhiri hubungan ini. Pergi jaga Abby! Abby baru cocok untukmu, dia calon istrimu," perintah Viola.Tidak berselang lama, pintu ruang gawat darurat terbuka. Alex mendorong ibunya ke hadapan dokter. Viola bertanya, "Dokter, gimana kondisi menantuku? Gimana dengan anaknya?""Menantumu selamat, tapi dia kehilangan terlalu banyak darah. Kami sudah
Bella diantar masuk ke kamar pasien. Sementara itu, Alex terus menjaganya. Dia juga menginstruksi Chad, "Cepat cari Elvaro, bantu polisi tangkap bajingan ini!""Baik." Chad melaksanakan perintah.Tengah malam, Bella akhirnya siuman. Kini, obat bius telah habis. Sebelum membuka mata, dia sudah merasakan sakit di bagian perutnya."Hiss ...." Bella tak kuasa bersuara, tetapi tidak besar. Mendengar ini, Alex yang sedang beristirahat di kursi samping seketika membuka matanya.Alex menatap Bella dan bertanya, "Kamu sudah siuman?""Hm." Bella mengiakan."Apa lukamu sangat sakit? Apa perlu aku memanggil dokter?" tanya Alex lagi dengan kasihan. Sebelum Bella menjawab, dia sudah bangkit karena ingin mencari dokter."Tidak perlu." Bella menghentikan Alex. Matanya yang jernih tampak dingin seperti biasanya. "Wajar kalau sakit karena perutku ditusuk. Aku bisa menahannya."Alex kembali duduk di kursinya. Keduanya pun tidak berbicara sehingga kamar menjadi sunyi senyap. Kemudian, Bella tiba-tiba bert
Sabrina juga ingin putrinya mempelajari hal baik, tetapi .... "Abby mungkin memang bersikap patuh di depan kita, tapi di belakang .... Pokoknya, kita harus menyelidiki masalah ini dulu," ucap Sabrina.Di sisi lain, Tracy yang menghampiri kebetulan mendengar semua ini. Dia benar-benar terkesiap! Abby ternyata melakukan operasi plastik supaya wajahnya menjadi seperti sekarang. Itu artinya, wajahnya bukan seperti ini sebelumnya. Wanita ini ....Tracy tiba-tiba terpikir akan sesuatu. Dia membelalakkan mata memandang kamar pasien Abby sambil berpikir, 'Jangan-jangan, Abby ini baru putri kandungnya? Kalau benar seperti itu ....'Tracy teringat pada dirinya yang memukul Abby, bahkan menghasut Bella untuk merebut Alex darinya. Kini, dia benar-benar menyesali perbuatannya.Tidak bisa! Tracy bertekad untuk memastikan semua ini! Tanpa peduli pada Bella, dia segera kembali ke Kota Yules untuk mencari tahu tentang anak kembar Keluarga Nodum. Dia mengetahui bahwa kakak beradik ini memiliki wajah dan
Bryan mengundang Bella dengan tulus, tetapi Bella menolaknya. Dia menatap Bella dengan heran, lalu bertanya, "Apa kamu masih ingin tinggal di tempat seperti ini?"Bella menggeleng. Dia sudah memutuskan untuk meninggalkan Kota Yongum. Kalau insiden ini tidak terjadi, dia pasti sudah pergi.Bryan tersenyum lembut dan bertanya, "Kalau begitu, kenapa tidak pergi denganku saja? Kamu tidak perlu mencemaskan apa pun. Aku sudah memutuskan untuk memindahkan Runner Group ke Frazo. Alex memang berkuasa di Kota Yongum, tapi Frazo bukan wilayahnya. Dia tidak bisa mengancamku."Bella tidak langsung menyetujuinya, melainkan memberi tahu Bryan bahwa dia akan memikirkannya. Sekarang, Bella sudah pulih dan ingin meninggalkan Kota Yongum. Tracy pun membantunya membuat keputusan, memaksanya untuk mengikuti Bryan."Bella, dengarkan nasihat Ibu. Pak Bryan sangat baik dan tulus padamu. Dia bersedia memberimu masa depan, bahkan memperistrimu. Bukankah begini sangat baik? Kamu akan bahagia bersamanya," jelas T
Kemudian, Bella juga berpesan dengan sungguh-sungguh, "Pak Bryan, tolong jangan ikut campur dalam masalahku lagi."Alex membawa Bella pergi. Kali ini, dia tidak membawa Bella ke Kompleks Grand Palace, melainkan ke sebuah kediaman yang terletak di pinggir laut Kota Yongum.Tempat ini adalah kediaman Alex. Selain vila ini, tidak ada bangunan lain dalam jarak ribuan kilometer dari sini.Alex membawa Bella kemari, lalu memberitahunya, "Mulai sekarang, kamu tinggal di sini. Yang perlu kamu lakukan hanya menuruti perkataanku."Vila ini sangat mewah. Di dalam sini, terlihat pelayan dan pengawal yang bertugas untuk melindungi Bella. Namun, di mata Bella, tempat ini tidak ada bedanya dengan penjara!Bella memahami maksud pria ini. Dia menatap Alex dengan dingin sambil bertanya, "Jadi, kamu ingin mengurungku di sini? Aku akan kehilangan kebebasanku untuk seumur hidup?""Kamu ingin kebebasan apa?" Alex merangkul pinggang Bella, lalu menambahkan, "Maksudmu, kamu ingin diam-diam kawin lari dengan B
Bella menatap ke arah Alex. "Saat ini, berada bersamamu membuatku merasa sangat lelah! Seakan-akan aku ditarik ke dalam neraka. Di hadapanku hanya ada kegelapan, aku tidak bisa melihat sedikit pun cahaya. Alex, aku hanya ingin mencari cahaya yang menjadi milikku, hanya ingin menjauh darimu dan memulai hidup baru. Aku mohon, lepaskan aku."Alex mengernyitkan kening, menahan amarah yang bisa meledak kapan saja!Dalam mata hitamnya yang gelap, Alex menatap Bella lekat-lekat. Dia bertanya pada Bella, "Siapa cahaya yang ingin kamu cari? Bryan, bukan? Sialan! Kalau bukan karena aku menghalanginya, kamu sudah berhasil kabur dengan Bryan dan memulai hidup baru bersamanya?"Bella sama sekali tidak sempat menjawab, Alex langsung melanjutkan, "Kamu tidak akan bisa! Aku tidak setuju, dalam hidup ini kamu hanya bisa menjadi wanitaku! Bahkan mati sekalipun!"Tidak peduli apa yang dikatakan Alex, dia tidak akan membiarkan Bella pergi. Tiba-tiba, Bella tersenyum. Wajah mungilnya yang pucat menyiratkan