Share

Bab 84: Kejujuran Bryan

Penulis: Bayangan Indah
Bella bertanya, "Apa kamu pernah berpacaran sebelumnya?"

"Pernah." Elvaro menjawab dengan jujur, "Tapi, itu sudah lama sekali. Aku sudah lama menjomblo."

Keduanya mengobrol untuk sesaat. Bella mendapati bahwa pria ini sangat berhati-hati sehingga tidak mungkin bisa mendapatkan petunjuk apa pun. Jadi, dia memutuskan untuk berhenti bertanya.

Tatapan Bella tampak suram, ekspresinya juga datar tanpa menunjukkan emosi apa pun. Dia berkata dengan tidak acuh, seolah-olah hal ini tidak berkaitan dengan dirinya, "Kamu sudah mendengar rumor tentangku dan Pak Alex di perusahaan? Kenyataannya memang seperti itu. Aku memang simpanan Pak Alex sebelumnya, sekarang kami juga masih berhubungan."

Kemudian, Bella bertanya dengan blak-blakan, "Apa kamu tidak merasa jijik? Kamu yakin masih ingin mengejarku setelah mengetahui fakta ini?"

Elvaro mengernyit mendengarnya. Dia tidak menyangka bahwa Bella akan seterus terang ini. Sesudah berpikir sesaat, dia menjawab dengan tulus, "Tidak mungkin kalau aku tidak
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 85: Matilah Kamu

    Gisella tidak berbicara untuk waktu yang lama. Melihat ini, mata Dian seketika berbinar-binar. Dia melanjutkan, "Bella benar-benar pintar merayu pria! Dia merayu Pak Alex, lalu menyetujui permintaan Elvaro dan membuat Pak Bryan menyatakan perasaannya ...."Gisella akhirnya tersadar dari lamunannya. Dia menatap Dian dengan dingin sembari menegur, "Kerja yang benar, jangan hanya tahu bergosip. Hati-hati kamu dipecat!"....Hari-hari berlalu dengan cepat. Hari ini adalah perayaan tahunan Runner Group yang ke-4. Lantaran ini adalah hari besar, Runner Group merayakannya di hotel terbesar Kota Yongum. Seluruh staf tentu menghadiri acara ini.Bryan datang bersama Bella. Setelah Bryan berpidato, semua orang boleh beraktivitas dengan bebas. Semuanya berjalan ke arah kolam renang karena makanan mewah telah disiapkan di sana. Karena ini buffet, mereka boleh mengambil makanan sepuasnya.Sementara itu, lapangan rumput yang cukup jauh dari sana dihiasi oleh lampu kecil yang berkelip-kelip. Pemandang

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 86: Apa yang Harus Kulakukan?

    Luna menunjuk Bella sembari membentak, "Jalang ini kekasih gelapmu, 'kan? Kamu tahu apa yang dia lakukan di belakangmu? Dia menerima cinta Elvaro dan berpacaran dengannya! Selain itu, dia juga punya hubungan istimewa dengan Pak Bryan! Kenapa kamu masih mau wanita kotor seperti dia!"Luna seperti wanita yang menggila. Bella mengira Alex akan mencampakkannya atau melemparkannya kembali ke kolam. Namun, hal seperti ini tidak terjadi. Pria ini tetap memeluknya sambil menatap Luna dengan dingin dan berkata, "Siapa kamu? Berani sekali kamu memaki wanitaku!"Selesai berbicara, Alex sontak menendang Luna. Luna yang tadinya berdiri di tepi kolam seketika jatuh ke dalam.Saat ini, para staf Runner Group telah berkerumun karena insiden ini. Mereka melihat Alex berlari dan menolong Bella tanpa ragu sedikit pun, juga mendengarnya menyebut Bella sebagai wanitanya. Tentu saja, mereka juga melihat Alex menendang Luna ke dalam kolam.Bryan juga menghampiri. Sebelum dia sempat berbicara, Alex sudah mena

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 87: Viola Terkena Masalah

    Bella menghela napas dalam hati. Dia membiarkan Alex memeluknya, sambil mendengar suara napas Alex yang semakin teratur. Mungkin pria itu sudah terlelap. Setelah itu, Bella membuka matanya dan menatap wajah pria yang tampan itu. Bella telah mengikuti Alex selama 4 tahun, sejak dari usianya masih sangat muda.Dalam hatinya membatin, 'Apakah Alex ... benar-benar suka padaku? Dia pasti suka padaku, 'kan? Paling tidak, dia sangat menyukai tubuhku.'Keesokan sorenya, saat Bella pulang kerja. Ketika berjalan keluar dari gedung kantornya, Bella melihat seorang wanita yang menghampirinya. "Nyonya Viola.""Ya," jawab Viola. Tatapannya penuh dengan kebencian, tetapi dia tetap mempertahankan sikapnya yang bak seorang bangsawan. "Bella, kamu ada waktu sekarang?"Bella mengangguk pelan. Kemudian, dia pergi ke kafe di ujung jalanan bersama Viola. Viola mendongak menatap Bella, lalu berkata dengan terus terang, "Butuh berapa banyak uang agar kamu bisa menjauhi anakku selama-lamanya?"Bella menggeleng

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 88: Bella Dibawa Pergi

    Abby memberi tahu sopir itu, "Kamu tadi melihat sendiri bahwa Bella yang mendorong mertuaku sehingga mertuaku sampai kecelakaan!"Sopir itu tidak berani menerima uang yang diberikan Abby. Namun, Abby tersenyum tipis sambil berkata, "Aku tunangan Alex yang sah, aku juga yang akan menjadi pemilik Keluarga Lee kelak! Lagi pula, kamu juga seharusnya tahu kenapa mertuaku mencari wanita itu, 'kan? Kalau mertuaku tahu, dia juga pasti akan setuju melakukan hal ini. Karena hanya dengan begitulah, kita baru bisa mengusir wanita itu dari sisi Alex!"Akhirnya, Abby berhasil meyakinkan sopir tersebut. Dia juga mengirim pesan kepada Elvaro, meminta Elvaro untuk segera menghancurkan semua rekaman kamera pengawas di lokasi kecelakaan Viola!Di rumah sakit. Alex terus menunggu di luar ruang perawatan intensif. Abby menemani di sisinya, memberikan dukungan dengan mengatakan, "Alex, kamu tidak perlu terlalu khawatir, aku yakin Ibu tidak akan apa-apa!"Alex tetap diam. Dia dan adiknya telah kehilangan aya

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 89: Katakan padanya, Kamu Milik Siapa?

    Ketika Bryan dan Jerry bersama-sama menjemput Bella keluar dari kantor polisi, Bryan melepaskan jasnya dan meletakkannya di atas tubuh Bella. Sementara itu, Jerry membukakan pintu mobil untuknya. Kedua pria yang tinggi dan tampan itu melindungi Bella saat dia masuk ke dalam mobil.Ketika mobil Alex tiba, dia melihat semua kejadian ini dengan mata kepala sendiri. Hari itu, Bella kembali ke apartemen Jerry. Malam harinya, saat Bella baru saja tertidur, dia merasakan sesuatu yang mendesaknya dan sebuah ciuman penuh gairah dari seorang pria hampir menelan dirinya. Dia mendorong pria tersebut dengan keras, lalu menyalakan lampu dan melihat ke arah pria itu dengan dingin, "Alex, apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?" Alex mendekat lagi. Bella mendorongnya jauh-jauh sambil berkata, "Alex, hubungan kita sudah berakhir!"Alex mengerutkan kening sambil menatap Bella. "Karena itu kamu pindah dari Grand Palace ke tempat Jerry? Ada Jerry, Bryan, lalu muncul lagi Elvaro! Kenapa kamu selalu menggoda pr

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 90: Aku Terlalu Baik padamu

    Nada bicara Alex yang rendah dan dingin terdengar sungguh menakutkan. Emosinya siap meledak setiap saat. "Dia pacarmu? Bella, apa kamu lupa kamu milik siapa? Kamu malah membawanya ke sini?"Alex ingin sekali mencekik Bella dan mengakhiri semuanya. "Kamu juga ingin berhubungan dengannya di tempat aku merawatmu?"Bella berkata, "Ya!"Alex benar-benar ingin membunuh seseorang. "Katakan sekali lagi!"Pada saat ini, Elvaro mendekat dan ingin merebut Bella. "Pak Alex, Bella sudah bilang dia dan kamu ...."Sebelum Elvaro selesai berbicara, Alex meliriknya dengan tatapan yang dingin dan penuh kebencian. "Kalau kamu ingin menghilang dari Kota Yongum selamanya, coba saja katakan satu kata lagi! Aku akan mengabulkan keinginanmu sekarang!"Elvaro terdiam dan tidak berani berbicara lagi.Alex berkata, "Pergi!"Elvaro terus berlari tanpa berhenti. Alex menyuruh Bella untuk melihat Elvaro dan berkata sambil tersenyum dingin, "Apa kamu melihatnya? Inilah pria yang kamu sebut pacar!"Bella terdiam.Ale

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 91: Kehilangannya, Dunia Alex Menjadi Sangat Suram

    Abby mendekat dan meletakkan mangkuk di tangannya. Kemudian, dia berjalan ke depan Alex, meraih tangannya yang besar, dan meletakkan tangan itu di perutnya sendiri. "Alex, coba sentuh ini. Anak kita sudah lebih dari empat bulan, dia sudah bisa bergerak."Abby mengenakan gaun tidur seksi dari bahan sutra. Saat Abby memegang tangan Alex dan meletakkannya di perut, rasanya hampir tidak ada bedanya dengan meletakkan tangan itu di tubuhnya langsung.Alex mengernyitkan alisnya dan langsung menarik tangannya. Dia menatap Abby dengan tatapan yang kesal. "Aku katakan sekali lagi, keluar!"Kali ini, Abby benar-benar menangis dan air matanya bercucuran. Dia menatap Alex dengan penuh kesedihan dan rasa sakit. "Apa kamu harus begitu dingin padaku?"Setelah menanyakan itu, Abby memeluk pinggang Alex tanpa memedulikan apa pun lagi. Dia menempelkan pipinya ke dada Alex dan menatap Alex dengan tatapan yang tulus dan antusias. Dia berkata pada Alex, "Alex, kamu belum pernah menyentuhku lagi setelah mala

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 92: Abby Keguguran

    Alex berkata pada Bella, "Jauhi Elvaro! Kamu tidak akan bisa pergi lagi seumur hidupmu, kamu hanya bisa menjadi milikku!"Di luar jendela, hujan deras masih terus turun dan tidak ada tanda-tanda akan berhenti.Fajar mulai menyingsing. Alex membawa Bella yang sangat kelelahan untuk mandi. Dia membantu Bella membersihkan diri dengan lembut, lalu memeluk dengan erat, dan mencium pipi Bella dengan lembut.Bella berbalik dan membelakangi Alex.Alex tersenyum dengan lembut. Dia memeluk Bella dari belakang dan menyandarkan dagunya di atas rambut Bella yang panjang dan lembut sehingga dia bisa mencium harum tubuh Bella saat bernapas."Aku sudah terbiasa. Aku harus bagaimana kalau tidak ada kamu? Jangan keras kepala lagi dan tetap bersamaku, ya?"...."Geledar!" Petir terus bergemuruh dan terdengar bunyi hujan yang turun makin deras di atap.Di bawah apartemen, Abby mengikuti Alex ke tempat itu. Kilatan petir menyinari wajahnya yang terlihat sangat mengerikan. Dia mengepalkan kedua tangannya de

Bab terbaru

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 150 Kalau Kamu Tetap Begini, Pergi dari Rumah!

    Ally tertawa, kaget dengan tanggapan Abby. "Kenapa nggak mau tes DNA kalau kamu yakin aku bukan kakakmu, penipu?" tanya Ally. Abby terdiam, wajahnya merah padam. Dia hanya bisa menatap dengan marah, balik berkata, "Nggak perlu. Buat aku sudah jelas, kamu bukan kakakku!" Abby tampak ingin menambahkan sesuatu lagi, tetapi terhenti.Pada saat itu, Sabrina, yang sedang berbaring di rumah sakit, menyela dengan nada tidak senang, "Abby, ada apa dengan kamu? Dia memang Ally, anak Mama. Mama nggak mungkin salah mengenalinya!" Sabrina menambahkan, "Seharusnya kamu senang kakakmu pulang. Kenapa kamu malah bersikap seperti ini?"Dalam situasi tersebut, Kayne, sebagai kepala keluarga, dengan tatapan tajam dan nada keras memperingatkan Abby, "Sudah cukup, Abby! Atau jika tidak, Papa usir kamu!” Dengan pulangnya Ally, kondisi Sabrina tampak membaik. Dia juga tampak semakin bersemangat. Sabrina meminta Kayne untuk segera membawa dirinya pulang dari rumah sakit untuk berkumpul dengan putrinya.Di

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 149 Bella, Kamu Pura-pura Jadi Kakak

    Jari-jari Sabrina bergerak-gerak. Kelopak matanya bergetar menunjukkan ia berjuang untuk terjaga. Ally memperhatikan ini. Kayne juga melihat perubahan tersebut dan dengan perasaan haru mendekati Sabrina, sambil terbata berkata, "Sabrina, kamu sadar, ‘kan?" Dengan kegirangan dia menambahkan, "Ayo, buka mata dan lihat, anak kita sudah pulang!"Sabrina perlahan membuka matanya dan saat melihat Ally, air matanya langsung mengalir. Dengan suara lemah yang penuh dengan kebahagiaan yang tak tersembunyikan, ia bertanya, "Ally, itu kamu?" "Apa anakku sudah pulang? Atau ini cuma mimpi?" Ally menggeleng, menahan air mata dan menjawab, "Ini nyata, Mama. Aku sudah pulang, anakmu Ally ada di sini!" Sabrina mulai menangis, air matanya mengalir deras. "Ally, Mama tahu kamu belum meninggal!" ucapnya. "Sejak kecelakaanmu, Mama selalu berusaha menahan tangis karena aku merasa kamu masih hidup!" Sabrina menyembunyikan tangisnya selama ini, menangis diam-diam agar tidak terdengar. Dia membasahi ban

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 148 Ally Kembali ke Keluarga Nodum

    Alex merasa sangat sakit hati ketika melihat Ally bersama Jerry. Bayangan Ally yang bermesraan dengan Jerry di kantor terus menghantui pikirannya. “Uhuk!”Alex tiba-tiba terbatuk darah karena rasa sakit yang tak tertahankan.Sementara itu, Jerry membawa Ally kembali ke rumah keluarga Nodum di Kota Yules. Ally merasa aneh ketika melihat rumah yang asing namun terasa akrab. Hatinya bergejolak dengan rasa sakit yang halus di dadanya.Jerry memegang tangan Ally dan berkata, "Ini rumahmu. Meskipun orang tuamu nggak setuju kita bersama, tapi mereka sangat menyayangimu. Tapi, jauhi adikmu, Abby." Jerry mencurigai Abby bertanggung jawab atas kecelakaan Ally. Saat Ally kecelakaan, hanya Jerry dan Abby yang ada di lokasi kejadian. Mengiyakan, Ally hendak merespon ketika seorang pelayan di vila itu melihatnya dari kejauhan dan terkejut. Pelayan tersebut, Bi Jum, yang telah merawatnya sejak kecil, segera mendekati dan dengan mata berkaca-kaca serta tangan gemetar, memegang tangan Ally, "Ini No

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 147 Sudah Tiga Tahun, Kamu Pulang Juga

    Benny memberikan pandangan tajam. Pada saat itu, aura yang ia pancarkan dan kata-katanya tentang menampar Abby sama sekali bukan candaan. Abby jelas kesal.Dia menegur Benny, "Heh, kamu harus ngerti. Aku yang seharusnya kamu panggil Kakak!"Benny mengernyit, bingung. "Maksudmu apa?"Ia menoleh mencari penjelasan dari Tracy, "Mama, apa maksudnya?"Di dalam benak Benny, ia tahu Mamanya tidak pernah akrab dengan Bella sang Kakak, tapi selalu bersikap lembut kepada Abby. Semua yang terdengar dalam pertengkaran itu membuat Benny berspekulasi ….Benny tak percaya pada pikirannya sendiri, dia bertanya pada Tracy, "Mama, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Benar dia anak kandung Mama?"Sebelum Tracy menjawab, Benny buru-buru menyatakan, "Meski itu benar, aku nggak mau ngakui dia jadi kakakku! Aku hanya punya satu Kakak, dan itu Bella! Nggak ada yang lain yang pantas mendapat gelar itu dari aku!"Tracy menghela napas, lalu menjelaskan langkah demi langkah, "Abby sangat menyayangi Mama dan ingi

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 146 Bella, Aku Akan Membunuhmu!

    Matanya menatap Abby dengan ejekan, "Kalau memang begitu, kenapa kamu kelihatan ketakutan akan kemungkinan aku muncul lagi di hadapan lelaki itu?""Bahkan empat tahun lalu Alex sudah jelas-jelas bilang betapa dia merasa muak saat lihat kamu, loh. Kayaknya nggak mungkin dia akan menjadikan kamu istrinya!"Sudut bibir Bella membentuk sebuah senyum sinis. Ia memandang Abby dan berkata, "Jadi, apa dia sekarang sudah jadi suamimu? Hanya karena kejadian malam itu ketika dia mabuk dan menidurimu, apa itu membuat Alex jadi menikahimu?"Rasa marah terpancar dari wajah Abby, seolah-olah dia ingin memuntahkan darah.Abby melontarkan sumpah serapah, "Wanita rendahan, nggak tahu malu! Semua ini karena ulahmu, kalau tidak, aku dan Alex nggak akan berakhir seperti ini!"Bella mengernyit, berpikir, sepertinya dia sudah terlalu sabar menghadapi cemoohan Abby yang tiada henti.Setelah merenung sejenak, Bella menegaskan wajahnya dan tanpa peringatan, tangannya bergerak cepat, "PLAK!" - sebuah tamparan me

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 145 Menghajar Abby

    Tracy dengan panik mendekati Abby, "Non, nggak apa-apa? Luka, nggak?""Tenang saja, aku nggak apa-apa," jawab Abby.Dengan tatapan yang intens, Abby berkata kepada Tracy, "Bantu aku! Wanita itu harus kita habisi!"Tracy terdiam, suaranya pelan, "Jangan, lah. Ini rumahku. Kalau dia mati di sini dan ketahuan polisi, kita berabe ....""Takut apa, sih?" potong Abby dengan mata yang bersinar tajam, "Dia nggak boleh hidup melewati hari ini!"Dengan mata yang terbakar kemarahan, Abby bangkit dan sekali lagi meraih pisau buahnya, berlari ke arah Bella.Pada saat itu juga, Benny menyadari ada kegaduhan dari luar. Ia bergegas membuka pintu dan terkejut melihat Abby bersenjatakan pisau hendak menyerang Bella."Berhenti! Jangan sakiti Kakak!" Benny berteriak sambil melindungi Bella.Tracy berteriak panik, "Non, berhenti! Jangan sampai Benny terluka!"Abby menatap Benny, "Minggir!"Namun, Benny tetap teguh di tempatnya.Dia bersikeras tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti kakaknya.Dalam ketega

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 144 Kamu Dalang Kebakaran Malam Itu

    Bella bertanya, "Bukannya Mama yang kasih tahu Abby tentang rencanaku untuk pergi, bantu dia untuk membunuhku?""Gimana mungkin dia kasih Mama begitu banyak uang kalau bukan karena itu?"Tracy diam. Dia sama sekali tidak bisa menjelaskan mengapa Abby memberinya begitu banyak uang. Dia juga tidak ingin menjelaskan!Karena, dibandingkan dengan membuka kebenaran terbesar yang Tracy sembunyikan, lebih baik Bella mengira bahwa semua yang dia lakukan hanyalah demi uang."Terserah apa yang kamu pikir!"Tracy tak peduli, tapi dengan tegas berkata, "Apa yang nggak pernah aku lakukan, ya itu memang nggak pernah aku lakukan!"Hati Bella membeku. Dia merasa seperti berada di dalam gua es dan tubuhnya terendam dalam air es. Begitu dingin hingga tubuhnya menggigil, hatinya seolah-olah juga membeku."Mama menjualku sekali, mencoba membunuhku sekali.""Aku ini anak yang Mama lahirkan, yang Mama besarkan dari kecil, ‘kan?""Tapi sejak aku masih sangat kecil, Mama nggak pernah kayak ibu dari teman-teman

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 143 Ternyata Kamu Tidak Mati

    Hari itu, Bella merasa terhimpit dengan pertanyaan yang tidak bisa dia jawab. Bagaimana dia bisa menjelaskan kepada Benny tentang kejadian-kejadian yang telah dilaluinya? Bagaimana cara mengatakan padanya bahwa ia tidak pernah pulang, dan alasannya mereka tidak pernah bisa dihubungi selama bertahun-tahun.Namun, sebelum Bella bisa berkata apa-apa, Benny dengan cepat menyela, "Ah, sudah lah. Nggak perlu diungkit lagi. Pasti ada alasan kuat kenapa kakak nggak bisa pulang. Yang penting sekarang kakak masih hidup dan sehat, itu sudah lebih dari cukup!"Benny kemudian membawa Bella ke rumah baru yang Tracy beli di suatu kawasan elit. Bella hanya bisa mengerutkan kening saat melihat betapa mewah dan lengkapnya rumah tersebut. "Mama sekarang di mana?" tanyanya penasaran. "Kok bisa Mama mendadak kaya dan memiliki rumah semewah ini? Dia ...?"Bella menduga bahwa Tracy mungkin telah bertemu dengan seorang pria kaya raya, yang membuatnya bisa hidup dalam kemewahan. Tapi kenyataannya lain. "Mama

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 142 Nak, Di Mana Kamu?

    Abby meraih majalah yang dipegang Sabrina dengan mata terbelalak, "Itu Bella! Mustahil dia kakakku!"Tracy terlihat terkejut saat dia memperhatikan lebih dekat gadis yang tercetak di majalah di tangan Sabrina. "Bella!" ucapnya.Memanfaatkan momen tersebut, Abby berkata kepada orang tuanya, "Kalian mendengar itu, ‘kan?" Dia bergegas menyampaikan argumennya, "Perempuan di majalah ini bukan kakakku. Mustahil dia kakakku!"Namun, di lubuk hati Kayne dan Sabrina, mereka yakin bahwa gadis di majalah itu adalah Ally, putri mereka yang telah lama menghilang. "Abby, cukup berhenti bertingkah konyol!" Kayne berkata dengan tegas, mengingatkan Abby, "Itu adalah kakakmu, Papa dan Mama nggak mungkin salah."Abby menolak, "Tapi, dia bukan kakakku!" Abby berusaha keras untuk menyangkal bahwa sosok di majalah itu adalah Ally, berupaya menghalangi orang tuanya untuk bertemu dengan wanita bernama Zoe di majalah tersebut. "Pa, Ma, kalian nggak ingat? Bella itu mirip kakak, bahkan mirip dengan aku juga .

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status