Beranda / Romansa / Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO? / Bab 74: Jangan Takut, Kubawa Kamu Pulang

Share

Bab 74: Jangan Takut, Kubawa Kamu Pulang

Penulis: Bayangan Indah
Alex memiliki keterampilan bela diri yang kuat. Dia menghindari serangan mereka dengan cepat dan berhasil merebut salah satu tongkat besi yang digunakan oleh pria-pria tersebut. Alex kemudian membalas dengan keras. Raja di dunia bisnis saat ini seolah-olah seperti anak sekolahan. Ini adalah pertama kalinya dalam hidup Alex terlibat dalam baku hantam seperti ini.

Ketika polisi tiba, Alex telah berhasil menjatuhkan empat hingga lima orang dari kelompok itu. Hanya Alex, pria bercodet, dan satu orang lainnya yang masih berdiri.

Alex adalah seorang pria berpenampilan mewah yang jelas bukan bagian dari kelompok rentenir ini. Setelah menjelaskan dirinya adalah Direktur Lee Group, Alex segera menuju ke arah Bella yang bersembunyi di sudut.

Alex menanggalkan jasnya yang kotor karena terkena darah dan menghampiri Bella dengan langkah mantap. Dengan lembut, dia berkata, "Jangan takut, aku akan membawamu pulang."

Bella mengangkat wajahnya. Matahari terbenam menyinari tubuh Alex melalui jendela yan
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 75: Abby Hamil

    Alex menuntut dengan emosi menggebu-gebu, "Kamu harus tanggung jawab!" Bella secara refleks merespons, "Ba ... bagaimana mau tanggung jawab?""Kamu tahu sendiri!" Kemudian, Alex memegang tangan Bella ....Demikianlah, Bella kembali ke sisi Alex lagi. Pada akhirnya, Bella tetap saja tidak bisa mengingkari takdirnya menjadi wanita simpanan Alex. Alex benar-benar merasa gembira. Dengan kembalinya Bella ke sisinya, Alex pun tidak lagi menargetkan Runner Group dan Jerry.Semua tampak baik-baik saja. Bella tetap berdampingan dengan Alex. Dia menghabiskan siang harinya di rumah, membaca buku, belajar, dan kadang-kadang pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan.Pada malam hari, mereka menjalani kehidupan mereka sebagai pasangan. Selain dari fakta bahwa hubungan mereka ini adalah hubungan gelap, semuanya berjalan harmonis di antara mereka. Alex semakin sayang padanya. Pria itu datang setiap malam untuk berhubungan, lalu memeluknya dengan erat. Mereka tidur bersama, layaknya sepasang sua

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 76: Kapan Aku Pernah Menyentuhmu?

    Di dalam kamar, Bella yang berbaring dengan mata terpejam mendadak membuka matanya. Dia mendengar percakapan di telepon tadi. Suara Viola sangat keras, jadi Bella bisa mendengarnya marah-marah menyuruh Alex pulang. Dia pun mendengar Viola mengatakan Abby sedang hamil. Jadi, Alex benar-benar tidur dengan Abby?Bella telah menyerahkan dirinya pada Alex, bahkan sebelum dia mengerti apa-apa. Dia telah menjadi wanitanya selama empat tahun penuh. Meski Bella tidak berani berharap muluk-muluk, suatu rasa yang berbeda tetap tumbuh di hatinya. Sayangnya, dia terus-menerus diingatkan dengan statusnya.Setengah tahun lalu, Alex dan Freya bertunangan. Saat itu, Bella tahu sudah waktunya dia pergi. Siapa pun yang menjadi kekasih gelap tidak akan berakhir dengan baik. Begitu pula dengan Bella. Selain hampir mati, dia juga kehilangan anaknya.Namun, kini Alex menolak melepaskan Bella dan bersikeras menahannya. Bella tidak bisa menghindar dari takdir dan mereka pun kembali berhubungan.Malam itu, Alex

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 77: Aku Sangat Merindukanmu

    Keesokan harinya, Alex menemani Abby pergi ke Kota Yules. Viola juga ikut berkunjung ke kota itu bersama mereka. Foto kedua keluarga yang sedang makan bersama di hotel internasional Kota Yules diambil oleh reporter dan langsung dipublikasikan pada hari itu juga.Setelah kembali dari Kota Yules, Alex menemani Abby pergi ke rumah sakit untuk pemeriksaan, membuat catatan medis, dan sebagainya. Setelah itu, atas desakan kuat Viola, Abby pindah dan tinggal di Keluarga Lee agar Viola merawat kehamilannya. Alex yang diawasi Viola, hanya bisa pulang ke vila setiap hari selama dua hari ini dan makan malam bersama Abby dan Viola.Abby ingin tinggal bersama Alex, sehingga dia menyampaikan keinginannya kepada Viola, "Ibu, Dokter bilang meskipun bayi ini masih kecil, dia sudah tahu segalanya. Sekarang, kita bisa mulai memberikan pendidikan sejak dalam kandungan dan pendidikan terbaik adalah hubungan yang baik antara orang tua. Aku dan Alex ...."Abby merasa tertekan. Dia berhenti sejenak, lalu mela

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 78: Pengagum yang Tiba-Tiba Datang

    Alex mendorong Abby dengan dingin."Aku sudah mengatakannya sebelumnya, tidak peduli statusmu adalah tunangan atau istriku, aku harap kamu tidak ikut campur urusan pribadiku! Saat itu, aku masih belum menemukannya. Aku pernah bilang kamu boleh menjadi penggantinya sementara atau juga istriku selamanya, tapi kamu selamanya tidak akan bisa menggantikannya! Kamu tidak bisa mengatur urusanku di luar! Kamu juga sebaiknya jangan menyentuh atau berpikir bisa menyakiti orangku! Kalau tidak ...."Alex menyipitkan matanya dan nada suaranya terdengar makin dingin, lalu memperingatkan, "Akhirmu mungkin akan lebih parah daripada Freya!"Dia tentu saja lanjut memperingatkan Abby dengan tatapan yang memancarkan cahaya dingin, "Ibuku sedang sakit! Kamu sebaiknya tidak bicara sembarangan padanya karena itu hanya akan membuatku makin membencimu!"Setelah mengatakan semua itu, Alex langsung meninggalkan Abby dan mengemudikan mobil pergi.Abby merasa sangat marah hingga sekujur tubuhnya bergetar. Mengapa?

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 79: Diserang dari Kedua Sisi

    Elvaro tertegun sejenak, lalu menganggukkan kepalanya. "Suka!""Tapi, aku tidak suka kamu dan saat ini tidak berencana untuk berpacaran! Jadi, jangan habiskan waktumu."Bella menolak Elvaro dengan tegas dan sederhana, tetapi Elvaro merasa sangat sakit hati. Rekan kerja yang melihat dari samping juga merasa kasihan."Tidak apa-apa."Elvaro tersenyum dan terlihat masih ramah. Matanya berbinar dan berkata kepada Bella dengan penuh tekad, "Aku menyukaimu dan ingin mengejarmu adalah urusanku sendiri! Kamu bisa tidak setuju, tapi aku tidak akan menyerah!"Elvaro sangat gigih. Mulai dari hari itu, dia mulai berusaha untuk mengejar Bella. Dia pergi ke tempat kerja Bella setiap hari dengan membawa kue, teh susu, dan lainnya. Tentu saja, dia juga membeli hal yang serupa untuk asisten lainnya. Sikapnya juga sangat ramah. Tidak peduli berapa kali pun Bella menolaknya, dia terus memperlakukan Bella dengan baik. Tidak butuh waktu lama, semua orang di perusahaan mengetahui tentang hal ini. Bryan juga

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 80: Kesayangan

    Gisella memiliki kepribadian yang berani. Dia menjabat sebagai sekretaris utama Runner Group. Setelah mengusir semua orang, Gisella menghampiri dan menepuk bahu Bella sambil berkata, "Cukup kamu yang mengetahui kebenarannya. Aku percaya pada penilaian Pak Bryan, bekerjalah yang baik."Hari ini, semua orang telah mengetahui bahwa Bella adalah wanita simpanan Direktur Lee Group. Hal ini juga diketahui Elvaro, tetapi cintanya terhadap Bella sama sekali tidak berkurang.Elvaro memberi tahu semua orang bahwa wanita yang disukainya tidak mungkin seperti itu. Selain itu, ketika jam pulang kerja hari ini, Elvaro yang mengenakan setelan membawa 99 tangkai bunga mawar. Dia menunggu Bella di lantai bawah.Begitu melihat Bella keluar, Elvaro langsung mengungkapkan perasaannya dengan lantang, "Bella, aku menyukaimu! Apa kamu bersedia menjadi pacarku?"Suara Elvaro sampai bergetar saat berbicara. Sekarang adalah jam pulang kerja sehingga banyak staf yang berkumpul di bawah. Mereka semua sibuk berser

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 81: Tidak Bisa Terlepas untuk Selamanya

    Pagi ini, Alex mengantar Bella ke perusahaan. Begitu turun, Bella bertemu dengan rekan kerjanya. Wanita ini memandang ke arah mobil, lalu bertanya, "Bella, kemarin kamu naik mobil ini, 'kan? Apa ini mobil pacarmu?"Bella terdiam sesaat. Setelah kembali ke sisi Alex, pria ini memperlakukannya dengan sangat baik. Dia menyayangi dan memanjakan Bella sehingga hubungan keduanya seperti orang yang berpacaran. Akan tetapi, kenyataannya tidak seperti itu!"Pacar apanya! Itu jelas-jelas mobil Pak Alex!" Tiba-tiba, terdengar suara seorang wanita dari belakang mereka. Wanita ini menghampiri, lalu merangkul lengan Bella dan bertanya, "Kak Bella, ternyata kamu balikan dengan Pak Alex?"Bella mengernyit mendengarnya. Dia menatap wanita itu sembari bertanya balik, "Kenapa kamu tiba-tiba ada di sini?"Dian menjawab, "Aku dipecat berkat Kak Bella. Tapi, tidak masalah. Mulai hari ini, aku sudah menjadi staf Runner Group!"Dengan demikian, kemunculan Dian dan rekan kerja wanita yang menyukai Elvaro itu m

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 82: Rahasia Besar Abby Terbongkar

    Asalkan Bella bersedia mengikutinya, tidak akan ada yang bisa menghentikan Jerry membawanya pergi. Dia pasti akan melindungi Bella dari pria jahat seperti Alex. Paling-paling, dia berhenti menjadi aktor.Namun, justru hal ini yang paling ditakuti oleh Bella. Dia sangat menghargai Jerry sebagai sahabatnya sehingga tidak ingin melibatkannya."Apa kamu bisa berhenti?" tanya Bella sambil menyunggingkan senyuman getir. Dia terpaksa berkata, "Anggap saja aku bodoh, jadi ingin mengikuti pria ini. Kumohon, tolong jangan ikut campur lagi ...."Jerry benar-benar tidak menyangka akan menjadi seperti ini. Pada akhirnya, Bella tetap pergi dengan Alex. Sebelum meninggalkan ruang privat, Bella bahkan tidak berani menoleh menatap Jerry. Dia pun berpikir, 'Jerry pasti sangat kecewa padaku.'Setelah kembali ke Kompleks Grand Palace, ekspresi Alex tampak sangat masam. Dia tidak berbicara ataupun bertanya, melainkan langsung menarik Bella ke ranjang.Alex merobek bajunya, lalu menghukumnya dengan ciuman.

Bab terbaru

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 150 Kalau Kamu Tetap Begini, Pergi dari Rumah!

    Ally tertawa, kaget dengan tanggapan Abby. "Kenapa nggak mau tes DNA kalau kamu yakin aku bukan kakakmu, penipu?" tanya Ally. Abby terdiam, wajahnya merah padam. Dia hanya bisa menatap dengan marah, balik berkata, "Nggak perlu. Buat aku sudah jelas, kamu bukan kakakku!" Abby tampak ingin menambahkan sesuatu lagi, tetapi terhenti.Pada saat itu, Sabrina, yang sedang berbaring di rumah sakit, menyela dengan nada tidak senang, "Abby, ada apa dengan kamu? Dia memang Ally, anak Mama. Mama nggak mungkin salah mengenalinya!" Sabrina menambahkan, "Seharusnya kamu senang kakakmu pulang. Kenapa kamu malah bersikap seperti ini?"Dalam situasi tersebut, Kayne, sebagai kepala keluarga, dengan tatapan tajam dan nada keras memperingatkan Abby, "Sudah cukup, Abby! Atau jika tidak, Papa usir kamu!” Dengan pulangnya Ally, kondisi Sabrina tampak membaik. Dia juga tampak semakin bersemangat. Sabrina meminta Kayne untuk segera membawa dirinya pulang dari rumah sakit untuk berkumpul dengan putrinya.Di

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 149 Bella, Kamu Pura-pura Jadi Kakak

    Jari-jari Sabrina bergerak-gerak. Kelopak matanya bergetar menunjukkan ia berjuang untuk terjaga. Ally memperhatikan ini. Kayne juga melihat perubahan tersebut dan dengan perasaan haru mendekati Sabrina, sambil terbata berkata, "Sabrina, kamu sadar, ‘kan?" Dengan kegirangan dia menambahkan, "Ayo, buka mata dan lihat, anak kita sudah pulang!"Sabrina perlahan membuka matanya dan saat melihat Ally, air matanya langsung mengalir. Dengan suara lemah yang penuh dengan kebahagiaan yang tak tersembunyikan, ia bertanya, "Ally, itu kamu?" "Apa anakku sudah pulang? Atau ini cuma mimpi?" Ally menggeleng, menahan air mata dan menjawab, "Ini nyata, Mama. Aku sudah pulang, anakmu Ally ada di sini!" Sabrina mulai menangis, air matanya mengalir deras. "Ally, Mama tahu kamu belum meninggal!" ucapnya. "Sejak kecelakaanmu, Mama selalu berusaha menahan tangis karena aku merasa kamu masih hidup!" Sabrina menyembunyikan tangisnya selama ini, menangis diam-diam agar tidak terdengar. Dia membasahi ban

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 148 Ally Kembali ke Keluarga Nodum

    Alex merasa sangat sakit hati ketika melihat Ally bersama Jerry. Bayangan Ally yang bermesraan dengan Jerry di kantor terus menghantui pikirannya. “Uhuk!”Alex tiba-tiba terbatuk darah karena rasa sakit yang tak tertahankan.Sementara itu, Jerry membawa Ally kembali ke rumah keluarga Nodum di Kota Yules. Ally merasa aneh ketika melihat rumah yang asing namun terasa akrab. Hatinya bergejolak dengan rasa sakit yang halus di dadanya.Jerry memegang tangan Ally dan berkata, "Ini rumahmu. Meskipun orang tuamu nggak setuju kita bersama, tapi mereka sangat menyayangimu. Tapi, jauhi adikmu, Abby." Jerry mencurigai Abby bertanggung jawab atas kecelakaan Ally. Saat Ally kecelakaan, hanya Jerry dan Abby yang ada di lokasi kejadian. Mengiyakan, Ally hendak merespon ketika seorang pelayan di vila itu melihatnya dari kejauhan dan terkejut. Pelayan tersebut, Bi Jum, yang telah merawatnya sejak kecil, segera mendekati dan dengan mata berkaca-kaca serta tangan gemetar, memegang tangan Ally, "Ini No

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 147 Sudah Tiga Tahun, Kamu Pulang Juga

    Benny memberikan pandangan tajam. Pada saat itu, aura yang ia pancarkan dan kata-katanya tentang menampar Abby sama sekali bukan candaan. Abby jelas kesal.Dia menegur Benny, "Heh, kamu harus ngerti. Aku yang seharusnya kamu panggil Kakak!"Benny mengernyit, bingung. "Maksudmu apa?"Ia menoleh mencari penjelasan dari Tracy, "Mama, apa maksudnya?"Di dalam benak Benny, ia tahu Mamanya tidak pernah akrab dengan Bella sang Kakak, tapi selalu bersikap lembut kepada Abby. Semua yang terdengar dalam pertengkaran itu membuat Benny berspekulasi ….Benny tak percaya pada pikirannya sendiri, dia bertanya pada Tracy, "Mama, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Benar dia anak kandung Mama?"Sebelum Tracy menjawab, Benny buru-buru menyatakan, "Meski itu benar, aku nggak mau ngakui dia jadi kakakku! Aku hanya punya satu Kakak, dan itu Bella! Nggak ada yang lain yang pantas mendapat gelar itu dari aku!"Tracy menghela napas, lalu menjelaskan langkah demi langkah, "Abby sangat menyayangi Mama dan ingi

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 146 Bella, Aku Akan Membunuhmu!

    Matanya menatap Abby dengan ejekan, "Kalau memang begitu, kenapa kamu kelihatan ketakutan akan kemungkinan aku muncul lagi di hadapan lelaki itu?""Bahkan empat tahun lalu Alex sudah jelas-jelas bilang betapa dia merasa muak saat lihat kamu, loh. Kayaknya nggak mungkin dia akan menjadikan kamu istrinya!"Sudut bibir Bella membentuk sebuah senyum sinis. Ia memandang Abby dan berkata, "Jadi, apa dia sekarang sudah jadi suamimu? Hanya karena kejadian malam itu ketika dia mabuk dan menidurimu, apa itu membuat Alex jadi menikahimu?"Rasa marah terpancar dari wajah Abby, seolah-olah dia ingin memuntahkan darah.Abby melontarkan sumpah serapah, "Wanita rendahan, nggak tahu malu! Semua ini karena ulahmu, kalau tidak, aku dan Alex nggak akan berakhir seperti ini!"Bella mengernyit, berpikir, sepertinya dia sudah terlalu sabar menghadapi cemoohan Abby yang tiada henti.Setelah merenung sejenak, Bella menegaskan wajahnya dan tanpa peringatan, tangannya bergerak cepat, "PLAK!" - sebuah tamparan me

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 145 Menghajar Abby

    Tracy dengan panik mendekati Abby, "Non, nggak apa-apa? Luka, nggak?""Tenang saja, aku nggak apa-apa," jawab Abby.Dengan tatapan yang intens, Abby berkata kepada Tracy, "Bantu aku! Wanita itu harus kita habisi!"Tracy terdiam, suaranya pelan, "Jangan, lah. Ini rumahku. Kalau dia mati di sini dan ketahuan polisi, kita berabe ....""Takut apa, sih?" potong Abby dengan mata yang bersinar tajam, "Dia nggak boleh hidup melewati hari ini!"Dengan mata yang terbakar kemarahan, Abby bangkit dan sekali lagi meraih pisau buahnya, berlari ke arah Bella.Pada saat itu juga, Benny menyadari ada kegaduhan dari luar. Ia bergegas membuka pintu dan terkejut melihat Abby bersenjatakan pisau hendak menyerang Bella."Berhenti! Jangan sakiti Kakak!" Benny berteriak sambil melindungi Bella.Tracy berteriak panik, "Non, berhenti! Jangan sampai Benny terluka!"Abby menatap Benny, "Minggir!"Namun, Benny tetap teguh di tempatnya.Dia bersikeras tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti kakaknya.Dalam ketega

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 144 Kamu Dalang Kebakaran Malam Itu

    Bella bertanya, "Bukannya Mama yang kasih tahu Abby tentang rencanaku untuk pergi, bantu dia untuk membunuhku?""Gimana mungkin dia kasih Mama begitu banyak uang kalau bukan karena itu?"Tracy diam. Dia sama sekali tidak bisa menjelaskan mengapa Abby memberinya begitu banyak uang. Dia juga tidak ingin menjelaskan!Karena, dibandingkan dengan membuka kebenaran terbesar yang Tracy sembunyikan, lebih baik Bella mengira bahwa semua yang dia lakukan hanyalah demi uang."Terserah apa yang kamu pikir!"Tracy tak peduli, tapi dengan tegas berkata, "Apa yang nggak pernah aku lakukan, ya itu memang nggak pernah aku lakukan!"Hati Bella membeku. Dia merasa seperti berada di dalam gua es dan tubuhnya terendam dalam air es. Begitu dingin hingga tubuhnya menggigil, hatinya seolah-olah juga membeku."Mama menjualku sekali, mencoba membunuhku sekali.""Aku ini anak yang Mama lahirkan, yang Mama besarkan dari kecil, ‘kan?""Tapi sejak aku masih sangat kecil, Mama nggak pernah kayak ibu dari teman-teman

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 143 Ternyata Kamu Tidak Mati

    Hari itu, Bella merasa terhimpit dengan pertanyaan yang tidak bisa dia jawab. Bagaimana dia bisa menjelaskan kepada Benny tentang kejadian-kejadian yang telah dilaluinya? Bagaimana cara mengatakan padanya bahwa ia tidak pernah pulang, dan alasannya mereka tidak pernah bisa dihubungi selama bertahun-tahun.Namun, sebelum Bella bisa berkata apa-apa, Benny dengan cepat menyela, "Ah, sudah lah. Nggak perlu diungkit lagi. Pasti ada alasan kuat kenapa kakak nggak bisa pulang. Yang penting sekarang kakak masih hidup dan sehat, itu sudah lebih dari cukup!"Benny kemudian membawa Bella ke rumah baru yang Tracy beli di suatu kawasan elit. Bella hanya bisa mengerutkan kening saat melihat betapa mewah dan lengkapnya rumah tersebut. "Mama sekarang di mana?" tanyanya penasaran. "Kok bisa Mama mendadak kaya dan memiliki rumah semewah ini? Dia ...?"Bella menduga bahwa Tracy mungkin telah bertemu dengan seorang pria kaya raya, yang membuatnya bisa hidup dalam kemewahan. Tapi kenyataannya lain. "Mama

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 142 Nak, Di Mana Kamu?

    Abby meraih majalah yang dipegang Sabrina dengan mata terbelalak, "Itu Bella! Mustahil dia kakakku!"Tracy terlihat terkejut saat dia memperhatikan lebih dekat gadis yang tercetak di majalah di tangan Sabrina. "Bella!" ucapnya.Memanfaatkan momen tersebut, Abby berkata kepada orang tuanya, "Kalian mendengar itu, ‘kan?" Dia bergegas menyampaikan argumennya, "Perempuan di majalah ini bukan kakakku. Mustahil dia kakakku!"Namun, di lubuk hati Kayne dan Sabrina, mereka yakin bahwa gadis di majalah itu adalah Ally, putri mereka yang telah lama menghilang. "Abby, cukup berhenti bertingkah konyol!" Kayne berkata dengan tegas, mengingatkan Abby, "Itu adalah kakakmu, Papa dan Mama nggak mungkin salah."Abby menolak, "Tapi, dia bukan kakakku!" Abby berusaha keras untuk menyangkal bahwa sosok di majalah itu adalah Ally, berupaya menghalangi orang tuanya untuk bertemu dengan wanita bernama Zoe di majalah tersebut. "Pa, Ma, kalian nggak ingat? Bella itu mirip kakak, bahkan mirip dengan aku juga .

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status