Home / Romansa / Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO? / Bab 68 Bukankah Kamu sudah Menjualnya?

Share

Bab 68 Bukankah Kamu sudah Menjualnya?

Author: Bayangan Indah
Tekad Bella ini tak tergoyahkan! Selesai mengatakan itu, dia berucap, "Ibu, masalah ini tidak perlu dibahas lagi. Sekarang sudah malam, kamu mau makan apa? Aku akan memasaknya untukmu."

Tracy hanya bisa menghela napas berat mendengarnya. "Hais ...."

Malam ini, Tracy memakan masakan Bella. Sesudah mandi, dia tidur bersama Bella dan membujuknya untuk kembali ke sisi Alex lagi.

Bella tentu menolaknya sehingga Tracy menjadi sangat murka. Dia membentak, "Kamu ini benar-benar keras kepala! Kalau kamu tidak kembali, gimana bisa menang melawan Nona Keluarga Nodum itu? Dia dilindungi Pak Alex, gimana kamu bisa membalaskan dendam ayahmu? Gimana dengan adikmu?"

Bella tidak ingin mendengarnya. Dia membalas dengan tidak berdaya, "Ibu, aku sudah ngantuk. Tidur dulu."

Tracy sungguh gusar melihat tingkah Bella!

Keesokan harinya, setelah mandi, Bella keluar untuk membeli perlengkapan mandi Tracy dan sarapan. Selesai makan nanti, dia berniat pergi ke Kota Yules bersama ibunya untuk menemui Benny.

Namun,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 69: Terlalu Merindukan Aromanya

    Tracy sangat yakin akan hal ini. Dia berkata lagi, "Hanya saja, Pak Alex sudah punya calon istri. Bella tidak ingin dicela orang-orang, apalagi dicelakai sampai hampir mati. Itu sebabnya ...."Tracy tidak menyelesaikan perkataannya, tetapi dia yakin bahwa Alex memahami maksud ucapannya. Dia meneruskan, "Aku juga sudah menasihati Bella. Asalkan menyukai seorang pria, status sama sekali tidak penting. Yang penting adalah Pak Alex memperlakukannya dengan baik. Pak Alex, tolong izinkan Bella tinggal di sisimu. Asalkan bersamamu, dia baru bahagia."Alex menatap Tracy dengan murung sembari bertanya, "Kamu yakin dia menyukaiku? Dia tidak peduli pada hal lain, yang penting bisa bersamaku?"Tracy menyahut, "Yakin! Bella mungkin akan pulang sebentar lagi, kamu tanya sendiri saja nanti. Gadis ini memang pemalu, tapi dia benar-benar menyukaimu!"Selesai mengatakan ini, Tracy hendak pamit. "Putraku masih menungguku di Kota Yules. Pak Alex, aku pamit dulu."Tracy akhirnya pergi dengan membawa cek te

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 70: Abby Dituntut Lagi

    Pria ini sangatlah angkuh. Meskipun Bella bersikap hati-hati, tindakannya mungkin tetap membuat pria ini marah.Sore hari, matahari senja terlihat sangat indah. Alex menatap wanita yang perlahan-lahan terbangun itu. Mata Bella bahkan lebih memikat daripada pemandangan senja!"Bukankah begini sangat bagus? Asalkan kamu terus bersikap patuh begini, aku akan memanjakanmu untuk selamanya," ucap Alex sambil menyelipkan rambut di dahi Bella ke telinganya.Bella tersenyum tidak acuh mendengarnya. Alex menatapnya sembari berkata, "Bangunlah, aku akan membawamu pergi makan.""Kamu sudah lapar?" tanya Bella dengan lirih. Kemudian, dia bangkit dan melanjutkan dengan dingin, "Mau makan apa? Biar aku yang masak.""Terserah." Alex memang pilih-pilih makanan, tetapi Bella sudah mengikutinya selama 4 tahun. Bella tentu tahu selera makan pria ini. Namun, dia sudah lelah sehingga hanya bisa menyiapkan beberapa masakan sederhana."Oke." Bella yang mengenakan piama sutra bangkit dari ranjang, lalu mencari

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 71: Tracy Terus Memeras

    Kayne terkejut mendengarnya. Dia bertanya, "Alex? Dia membantumu?"Abby menjawab, "Dia adalah calon suamiku, tentu saja harus membantu. Dia seperti Ayah yang masih menyayangiku meskipun menegurku. Alex memang keras kepala, tapi dia mencintaiku!"Kayne tidak begitu menyukai Alex karena perkataan pria ini waktu itu. Setelah mengetahui bahwa Alex yang menekan masalah ini di Kota Yongum dan tahu pria ini mencintai putrinya, kesan Kayne menjadi makin baik. Hanya saja ....Kayne berkata, "Masalah ini sudah sampai ke Kota Yules. Aku mau bertemu putri korban itu, mari kita lihat seberapa besar jumlah uang yang dia minta.""Tidak perlu!" Abby lagi-lagi menghalangi ayahnya. Dia meneruskan, "Aku sudah bertemu ibunya, aku bisa bernegosiasi dengannya."Abby pun menjamin bahwa kali ini dia akan berhasil. Kayne membalas, "Oke, ada bagusnya juga kalau kamu menangani sendiri hal yang sudah kamu lakukan. Tapi, aku peringatkan dulu, jangan bersikap sombong! Turuti saja permintaan mereka asalkan tidak ket

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 72: Gugatan Bella Gagal Lagi

    Tracy langsung menjelaskan, "Orang seperti kita tidak akan bisa melawan kekuasaan Keluarga Lee dan Keluarga Nodum. Bukannya gugatanmu ditolak saat berada di Kota Yongum? Apa bedanya kalau kamu menggugat di Kota Yules? Dengan kekuasaan Keluarga Nodum, hasilnya pasti sama saja!""Tidak sama! Sebelumnya kita belum punya saksi, tapi sekarang kita sudah punya! Kita pasti menang kalau berusaha! Ibu, aku tetap akan menuntut keadilan untuk Ayah! Aku ingin melihat Abby menerima hukuman yang pantas!" sahut Bella.Tracy juga ingin Abby dipenjara, tetapi semua itu tidak cukup! Keluarga Nodum telah membunuh putri kandung dan suaminya! Dia ingin kedua bersaudara ini saling menyerang, juga ingin Keluarga Nodum menjadi kacau, bahkan berharap keluarga ini hancur! Dengan begitu, dia baru bisa membalas dendam untuk putri dan suaminya!"Tidak boleh, kamu harus mencabut gugatannya," ucap Tracy dengan tegas. Kemudian, dia menangis sambil berkata, "Aku juga ingin membalaskan dendam ayahmu, aku bahkan ingin m

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 73: Saat Krisis, Telepon Dia

    Pria itu langsung marah, "Awalnya kamu dan ibumu datang kepada kami dan mengatakan bahwa kamu ingin kami bersaksi tentang kematian ayahmu. Aku mendengar bahwa kasus ini telah dihentikan. Tapi kami pergi ke kantor polisi dan bersedia memberikan kesaksian untukmu.""Selain itu, apakah kamu akan menggugat atau tidak, bukan masalah kami! Pada awalnya, ayahmu berutang 800 juta padaku, sekarang nominalnya sudah menjadi 2 miliar! Tanda utang yang kamu tandatangani dianggap sebagai pembayaran utang ayahmu."Semua ini terdengar cukup masuk akal. Hanya saja, Bella menolak, "Aku tidak punya uang!"Bella memandang orang-orang ini dengan dingin, lalu dia memberi tahu mereka, "Selain itu, kalaupun aku punya uang, aku juga tidak akan membayarnya!"Ayah tirinya ditipu dan terjerumus ke dalam perjudian. Rentenir-rentenir ini sengaja memberinya pinjaman berulang kali, dengan bunga yang menggulung! Mereka adalah algojo yang membunuh tanpa belas kasihan!"Kalian telah mendapat untung besar selama beberapa

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 74: Jangan Takut, Kubawa Kamu Pulang

    Alex memiliki keterampilan bela diri yang kuat. Dia menghindari serangan mereka dengan cepat dan berhasil merebut salah satu tongkat besi yang digunakan oleh pria-pria tersebut. Alex kemudian membalas dengan keras. Raja di dunia bisnis saat ini seolah-olah seperti anak sekolahan. Ini adalah pertama kalinya dalam hidup Alex terlibat dalam baku hantam seperti ini.Ketika polisi tiba, Alex telah berhasil menjatuhkan empat hingga lima orang dari kelompok itu. Hanya Alex, pria bercodet, dan satu orang lainnya yang masih berdiri.Alex adalah seorang pria berpenampilan mewah yang jelas bukan bagian dari kelompok rentenir ini. Setelah menjelaskan dirinya adalah Direktur Lee Group, Alex segera menuju ke arah Bella yang bersembunyi di sudut.Alex menanggalkan jasnya yang kotor karena terkena darah dan menghampiri Bella dengan langkah mantap. Dengan lembut, dia berkata, "Jangan takut, aku akan membawamu pulang."Bella mengangkat wajahnya. Matahari terbenam menyinari tubuh Alex melalui jendela yan

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 75: Abby Hamil

    Alex menuntut dengan emosi menggebu-gebu, "Kamu harus tanggung jawab!" Bella secara refleks merespons, "Ba ... bagaimana mau tanggung jawab?""Kamu tahu sendiri!" Kemudian, Alex memegang tangan Bella ....Demikianlah, Bella kembali ke sisi Alex lagi. Pada akhirnya, Bella tetap saja tidak bisa mengingkari takdirnya menjadi wanita simpanan Alex. Alex benar-benar merasa gembira. Dengan kembalinya Bella ke sisinya, Alex pun tidak lagi menargetkan Runner Group dan Jerry.Semua tampak baik-baik saja. Bella tetap berdampingan dengan Alex. Dia menghabiskan siang harinya di rumah, membaca buku, belajar, dan kadang-kadang pergi ke supermarket untuk membeli bahan makanan.Pada malam hari, mereka menjalani kehidupan mereka sebagai pasangan. Selain dari fakta bahwa hubungan mereka ini adalah hubungan gelap, semuanya berjalan harmonis di antara mereka. Alex semakin sayang padanya. Pria itu datang setiap malam untuk berhubungan, lalu memeluknya dengan erat. Mereka tidur bersama, layaknya sepasang sua

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 76: Kapan Aku Pernah Menyentuhmu?

    Di dalam kamar, Bella yang berbaring dengan mata terpejam mendadak membuka matanya. Dia mendengar percakapan di telepon tadi. Suara Viola sangat keras, jadi Bella bisa mendengarnya marah-marah menyuruh Alex pulang. Dia pun mendengar Viola mengatakan Abby sedang hamil. Jadi, Alex benar-benar tidur dengan Abby?Bella telah menyerahkan dirinya pada Alex, bahkan sebelum dia mengerti apa-apa. Dia telah menjadi wanitanya selama empat tahun penuh. Meski Bella tidak berani berharap muluk-muluk, suatu rasa yang berbeda tetap tumbuh di hatinya. Sayangnya, dia terus-menerus diingatkan dengan statusnya.Setengah tahun lalu, Alex dan Freya bertunangan. Saat itu, Bella tahu sudah waktunya dia pergi. Siapa pun yang menjadi kekasih gelap tidak akan berakhir dengan baik. Begitu pula dengan Bella. Selain hampir mati, dia juga kehilangan anaknya.Namun, kini Alex menolak melepaskan Bella dan bersikeras menahannya. Bella tidak bisa menghindar dari takdir dan mereka pun kembali berhubungan.Malam itu, Alex

Latest chapter

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 150 Kalau Kamu Tetap Begini, Pergi dari Rumah!

    Ally tertawa, kaget dengan tanggapan Abby. "Kenapa nggak mau tes DNA kalau kamu yakin aku bukan kakakmu, penipu?" tanya Ally. Abby terdiam, wajahnya merah padam. Dia hanya bisa menatap dengan marah, balik berkata, "Nggak perlu. Buat aku sudah jelas, kamu bukan kakakku!" Abby tampak ingin menambahkan sesuatu lagi, tetapi terhenti.Pada saat itu, Sabrina, yang sedang berbaring di rumah sakit, menyela dengan nada tidak senang, "Abby, ada apa dengan kamu? Dia memang Ally, anak Mama. Mama nggak mungkin salah mengenalinya!" Sabrina menambahkan, "Seharusnya kamu senang kakakmu pulang. Kenapa kamu malah bersikap seperti ini?"Dalam situasi tersebut, Kayne, sebagai kepala keluarga, dengan tatapan tajam dan nada keras memperingatkan Abby, "Sudah cukup, Abby! Atau jika tidak, Papa usir kamu!” Dengan pulangnya Ally, kondisi Sabrina tampak membaik. Dia juga tampak semakin bersemangat. Sabrina meminta Kayne untuk segera membawa dirinya pulang dari rumah sakit untuk berkumpul dengan putrinya.Di

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 149 Bella, Kamu Pura-pura Jadi Kakak

    Jari-jari Sabrina bergerak-gerak. Kelopak matanya bergetar menunjukkan ia berjuang untuk terjaga. Ally memperhatikan ini. Kayne juga melihat perubahan tersebut dan dengan perasaan haru mendekati Sabrina, sambil terbata berkata, "Sabrina, kamu sadar, ‘kan?" Dengan kegirangan dia menambahkan, "Ayo, buka mata dan lihat, anak kita sudah pulang!"Sabrina perlahan membuka matanya dan saat melihat Ally, air matanya langsung mengalir. Dengan suara lemah yang penuh dengan kebahagiaan yang tak tersembunyikan, ia bertanya, "Ally, itu kamu?" "Apa anakku sudah pulang? Atau ini cuma mimpi?" Ally menggeleng, menahan air mata dan menjawab, "Ini nyata, Mama. Aku sudah pulang, anakmu Ally ada di sini!" Sabrina mulai menangis, air matanya mengalir deras. "Ally, Mama tahu kamu belum meninggal!" ucapnya. "Sejak kecelakaanmu, Mama selalu berusaha menahan tangis karena aku merasa kamu masih hidup!" Sabrina menyembunyikan tangisnya selama ini, menangis diam-diam agar tidak terdengar. Dia membasahi ban

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 148 Ally Kembali ke Keluarga Nodum

    Alex merasa sangat sakit hati ketika melihat Ally bersama Jerry. Bayangan Ally yang bermesraan dengan Jerry di kantor terus menghantui pikirannya. “Uhuk!”Alex tiba-tiba terbatuk darah karena rasa sakit yang tak tertahankan.Sementara itu, Jerry membawa Ally kembali ke rumah keluarga Nodum di Kota Yules. Ally merasa aneh ketika melihat rumah yang asing namun terasa akrab. Hatinya bergejolak dengan rasa sakit yang halus di dadanya.Jerry memegang tangan Ally dan berkata, "Ini rumahmu. Meskipun orang tuamu nggak setuju kita bersama, tapi mereka sangat menyayangimu. Tapi, jauhi adikmu, Abby." Jerry mencurigai Abby bertanggung jawab atas kecelakaan Ally. Saat Ally kecelakaan, hanya Jerry dan Abby yang ada di lokasi kejadian. Mengiyakan, Ally hendak merespon ketika seorang pelayan di vila itu melihatnya dari kejauhan dan terkejut. Pelayan tersebut, Bi Jum, yang telah merawatnya sejak kecil, segera mendekati dan dengan mata berkaca-kaca serta tangan gemetar, memegang tangan Ally, "Ini No

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 147 Sudah Tiga Tahun, Kamu Pulang Juga

    Benny memberikan pandangan tajam. Pada saat itu, aura yang ia pancarkan dan kata-katanya tentang menampar Abby sama sekali bukan candaan. Abby jelas kesal.Dia menegur Benny, "Heh, kamu harus ngerti. Aku yang seharusnya kamu panggil Kakak!"Benny mengernyit, bingung. "Maksudmu apa?"Ia menoleh mencari penjelasan dari Tracy, "Mama, apa maksudnya?"Di dalam benak Benny, ia tahu Mamanya tidak pernah akrab dengan Bella sang Kakak, tapi selalu bersikap lembut kepada Abby. Semua yang terdengar dalam pertengkaran itu membuat Benny berspekulasi ….Benny tak percaya pada pikirannya sendiri, dia bertanya pada Tracy, "Mama, apa yang sebenarnya terjadi di sini? Benar dia anak kandung Mama?"Sebelum Tracy menjawab, Benny buru-buru menyatakan, "Meski itu benar, aku nggak mau ngakui dia jadi kakakku! Aku hanya punya satu Kakak, dan itu Bella! Nggak ada yang lain yang pantas mendapat gelar itu dari aku!"Tracy menghela napas, lalu menjelaskan langkah demi langkah, "Abby sangat menyayangi Mama dan ingi

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 146 Bella, Aku Akan Membunuhmu!

    Matanya menatap Abby dengan ejekan, "Kalau memang begitu, kenapa kamu kelihatan ketakutan akan kemungkinan aku muncul lagi di hadapan lelaki itu?""Bahkan empat tahun lalu Alex sudah jelas-jelas bilang betapa dia merasa muak saat lihat kamu, loh. Kayaknya nggak mungkin dia akan menjadikan kamu istrinya!"Sudut bibir Bella membentuk sebuah senyum sinis. Ia memandang Abby dan berkata, "Jadi, apa dia sekarang sudah jadi suamimu? Hanya karena kejadian malam itu ketika dia mabuk dan menidurimu, apa itu membuat Alex jadi menikahimu?"Rasa marah terpancar dari wajah Abby, seolah-olah dia ingin memuntahkan darah.Abby melontarkan sumpah serapah, "Wanita rendahan, nggak tahu malu! Semua ini karena ulahmu, kalau tidak, aku dan Alex nggak akan berakhir seperti ini!"Bella mengernyit, berpikir, sepertinya dia sudah terlalu sabar menghadapi cemoohan Abby yang tiada henti.Setelah merenung sejenak, Bella menegaskan wajahnya dan tanpa peringatan, tangannya bergerak cepat, "PLAK!" - sebuah tamparan me

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 145 Menghajar Abby

    Tracy dengan panik mendekati Abby, "Non, nggak apa-apa? Luka, nggak?""Tenang saja, aku nggak apa-apa," jawab Abby.Dengan tatapan yang intens, Abby berkata kepada Tracy, "Bantu aku! Wanita itu harus kita habisi!"Tracy terdiam, suaranya pelan, "Jangan, lah. Ini rumahku. Kalau dia mati di sini dan ketahuan polisi, kita berabe ....""Takut apa, sih?" potong Abby dengan mata yang bersinar tajam, "Dia nggak boleh hidup melewati hari ini!"Dengan mata yang terbakar kemarahan, Abby bangkit dan sekali lagi meraih pisau buahnya, berlari ke arah Bella.Pada saat itu juga, Benny menyadari ada kegaduhan dari luar. Ia bergegas membuka pintu dan terkejut melihat Abby bersenjatakan pisau hendak menyerang Bella."Berhenti! Jangan sakiti Kakak!" Benny berteriak sambil melindungi Bella.Tracy berteriak panik, "Non, berhenti! Jangan sampai Benny terluka!"Abby menatap Benny, "Minggir!"Namun, Benny tetap teguh di tempatnya.Dia bersikeras tidak akan membiarkan siapa pun menyakiti kakaknya.Dalam ketega

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 144 Kamu Dalang Kebakaran Malam Itu

    Bella bertanya, "Bukannya Mama yang kasih tahu Abby tentang rencanaku untuk pergi, bantu dia untuk membunuhku?""Gimana mungkin dia kasih Mama begitu banyak uang kalau bukan karena itu?"Tracy diam. Dia sama sekali tidak bisa menjelaskan mengapa Abby memberinya begitu banyak uang. Dia juga tidak ingin menjelaskan!Karena, dibandingkan dengan membuka kebenaran terbesar yang Tracy sembunyikan, lebih baik Bella mengira bahwa semua yang dia lakukan hanyalah demi uang."Terserah apa yang kamu pikir!"Tracy tak peduli, tapi dengan tegas berkata, "Apa yang nggak pernah aku lakukan, ya itu memang nggak pernah aku lakukan!"Hati Bella membeku. Dia merasa seperti berada di dalam gua es dan tubuhnya terendam dalam air es. Begitu dingin hingga tubuhnya menggigil, hatinya seolah-olah juga membeku."Mama menjualku sekali, mencoba membunuhku sekali.""Aku ini anak yang Mama lahirkan, yang Mama besarkan dari kecil, ‘kan?""Tapi sejak aku masih sangat kecil, Mama nggak pernah kayak ibu dari teman-teman

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 143 Ternyata Kamu Tidak Mati

    Hari itu, Bella merasa terhimpit dengan pertanyaan yang tidak bisa dia jawab. Bagaimana dia bisa menjelaskan kepada Benny tentang kejadian-kejadian yang telah dilaluinya? Bagaimana cara mengatakan padanya bahwa ia tidak pernah pulang, dan alasannya mereka tidak pernah bisa dihubungi selama bertahun-tahun.Namun, sebelum Bella bisa berkata apa-apa, Benny dengan cepat menyela, "Ah, sudah lah. Nggak perlu diungkit lagi. Pasti ada alasan kuat kenapa kakak nggak bisa pulang. Yang penting sekarang kakak masih hidup dan sehat, itu sudah lebih dari cukup!"Benny kemudian membawa Bella ke rumah baru yang Tracy beli di suatu kawasan elit. Bella hanya bisa mengerutkan kening saat melihat betapa mewah dan lengkapnya rumah tersebut. "Mama sekarang di mana?" tanyanya penasaran. "Kok bisa Mama mendadak kaya dan memiliki rumah semewah ini? Dia ...?"Bella menduga bahwa Tracy mungkin telah bertemu dengan seorang pria kaya raya, yang membuatnya bisa hidup dalam kemewahan. Tapi kenyataannya lain. "Mama

  • Ke Mana Perginya Sekretaris sang CEO?   Bab 142 Nak, Di Mana Kamu?

    Abby meraih majalah yang dipegang Sabrina dengan mata terbelalak, "Itu Bella! Mustahil dia kakakku!"Tracy terlihat terkejut saat dia memperhatikan lebih dekat gadis yang tercetak di majalah di tangan Sabrina. "Bella!" ucapnya.Memanfaatkan momen tersebut, Abby berkata kepada orang tuanya, "Kalian mendengar itu, ‘kan?" Dia bergegas menyampaikan argumennya, "Perempuan di majalah ini bukan kakakku. Mustahil dia kakakku!"Namun, di lubuk hati Kayne dan Sabrina, mereka yakin bahwa gadis di majalah itu adalah Ally, putri mereka yang telah lama menghilang. "Abby, cukup berhenti bertingkah konyol!" Kayne berkata dengan tegas, mengingatkan Abby, "Itu adalah kakakmu, Papa dan Mama nggak mungkin salah."Abby menolak, "Tapi, dia bukan kakakku!" Abby berusaha keras untuk menyangkal bahwa sosok di majalah itu adalah Ally, berupaya menghalangi orang tuanya untuk bertemu dengan wanita bernama Zoe di majalah tersebut. "Pa, Ma, kalian nggak ingat? Bella itu mirip kakak, bahkan mirip dengan aku juga .

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status