Alex menatap Jerry dengan tatapan dingin, “Bella milikku, di mana dia berada nggak ada hubungannya dengan orang luar seperti kamu!”“Aku teman Bella!” Jerry memperjelas statusnya. Dia menatap Alex dengan tajam dan berakta, “Kamu sudah menikah, kan? Kenapa kamu masih nggak mau lepaskan Bella? Dia nggak ingin jadi kekasihmu! Lepaskan Bella, biarkan dia pergi bersamaku.”Jerry berkata pada pada Alex lagi, “Kamu nggak mau menikahinya, nggak mau berikan dia masa depan, aku bisa berikan semua itu padanya!”Sorot mata Alex tiba-tiba menjadi gelap. Dia tertawa sinis dan menatap Jerry, “Tapi dia belum tentu mau menikah denganmu.”Jerry, “....”Bella memang tidak mau, memangnya kenapa?“Seenggaknya aku bersedia berikan Bella masa depan. Sekalipun dia nggak mau menikah denganku, aku juga bisa selalu menemani dan melindunginya, bukannya merampas dan menahannya secara paksa. Alex, kamu terlalu diktator dan egois. Kamu jelas-jelas tahu Bella nggak ingin terlibat denganmu lagi. Dia nggak mau jadi kek
Mata gelap Alex menatap perempuan di depannya dengan lekat, “Kalau aku nggak biarkan kamu pergi, apakah kamu akan mogok makan lagi?”Bella diam seribu bahasa. Namun, jawabannya sudah sangat jelas.“Oke.”Alex takut pada perempuan ini. Dia tidak ingin melihat lagi perempuan itu keras kepala melawannya, tidak mau makan dan membuat dirinya mati kelaparan.Hati Alex sakit melihat Bella yang kehilangan semangat, ingin mati, kurus kerontang seperti orang sekarang. Dia sama sekali tidak tega melihat Bella menjadi seperti itu.Akan tetapi, Alex benar-benar tidak ingin melepaskan Bella. Dia tiba-tiba berpikir, bagaimana kalau perempuan ini mengandung dan memberinya seorang anak? Dengan begitu, apakah Bella menjadi tidak tega untuk pergi? Demi anak, apakah Bella akan tinggal bersamanya?“Bella, kalau kamu benar-benar ingin pergi, nggak apa-apa. Tapi setelah kamu pergi, aku mungkin nggak akan sentuh perempuan mana pun lagi. Mamaku ingin punya cucu, aku juga nggak boleh nggak punya keturunan.”Ale
Perempuan j*lang tua itu pernah memukul Abby sebelumnya. Sekarang berani-beraninya dia datang ke vila keluarga Nodum? Dia datang untuk cari mati?Abby keluar dari mobilnya dengan wajah dingin. Sambil menyilangkan tangannya di depan dada, dia berkata pada Tracy dengan dingin, “Apa yang kamu lakukan di sini?”Pada detik Tracy melihat Abby, putrinya yang hilang selama lebih dari 20 tahun, dia langsung menangis kegirangan. Kemudian, dia pun hendak berjalan ke depan Abby dengan penuh semangat.“Jangan mendekat!”Abby memasang raut wajah jijik. Apalagi setiap kali dia teringat bagaimana Tracy menampar dan menendangnya dengan keras sebelumnya, Abby masih merasa sangat sakit di wajah dan perutnya.Saat ini, Abby ingin mengetahui keberadaan Bella dari Tracy. Kalau tidak, dia pasti sudah langsung minta pengawal di rumah untuk keluar dan pukul Tracy.“Abby, aku mamamu.” Tracy menangis tersedu-sedu dan memberitahu Abby, “Aku baru mamamu, mama kandung yang melahirkan kamu lebih dari 20 tahun yang l
Abby menatap Tracy dan bertanya, “Bella tahu soal ini?”Tracy segera menggelengkan kepala dan menjawab, “Nggak tahu. Bagaimana mungkin aku beritahu dia? Abby, kamu tenang saja. Aku nggak akan biarkan dia tahu tentang semua ini. Aku nggak akan biarkan dia rampas milikmu!”Abby merasa semakin puas. Dia pun bertanya lagi pada Tracy, “Sekarang Bella ada di mana?”“Begitu aku tahu kamu putri kandungku, aku takut dia akan terus rebut Alex dari kamu. Aku juga takut dia akan berkumpul kembali dengan keluarga Nodum dan merebut statusmu. Jadi aku biarkan dia pergi bersama pria bernama Bryan. Aku juga suruh dia untuk jangan kembali ke Kota Yules dan Kota Yongum selamanya.”Abby spontan tertawa sinis. Dia menatap Tracy dan berkata, “Kamu yakin Bella sudah pergi?”Tracy mengangguk yakin. Dia melihat sendiri Bella ikut Bryan masuk ke pintu keberangkatan dan pergi. Tidak mungkin salah.“Benar-benar bodoh!”Abby berkata dengan dingin, “Putrimu yang sialan itu masih belum pergi. Sampai sekarang dia mas
Tina menatap Bella dan bertanya dengan serius, “Katakan saja padaku, mau pergi atau nggak?”Bella terdiam sejenak, lalu dia mengangguk dengan tegas, “Aku mau pergi!”Tina spontan tersenyum. Sorot matanya begitu lembut dan murni. “Kalau begitu, sekarang juga aku pergi cari Jerry dan diskusikan semuanya dengan dia. Setelah itu, aku baru datang ke sini lagi dan beritahu kamu. Kamu harus makan dengan teratur. Jangan sampai sudah waktunya untuk pergi, kamu malah sama sekali nggak punya tenaga dan jadi beban untuk dirimu sendiri.”Bella menganggukkan kepala. Setelah Tina pergi, dia pun mulai makan dengan teratur. Alex merasa heran dengan perubahan Bella. Dia tidak mengerti mengapa Bella tiba-tiba berhenti bersikap keras kepala dan mulai makan dengan teratur.Akan tetapi, hal itu tidak penting. Yang penting Bella mau makan dengan teratur, Alex pun merasa sangat senang.Tracy juga tidak mengerti dengan sikap Bella, dia pun bertanya, “Bella, ada apa denganmu? Apakah kamu nggak ingin tinggalkan
Abby memasang raut wajah sedih dan bertanya pada Tina, “Apa aku ada salah dan menyinggung kamu?”“Hmm!” Tina menganggukkan kepala.Tina sama sekali tidak berusaha menyembunyikan apa pun dari Abby, “Semua hal yang dilakukan perempuan yang pura-pura polos seperti kamu buat aku merasa kesal.”Abby, “....”Wajah Abby seketika menjadi muram. Tina masih menatapnya dengan matanya yang berkilau dan berkata tanpa sungkan-sungkan, “Karena kamu sudah dengar pembicaraanku barusan, lebih baik aku langsung beritahu kamu saja. Aku minta seniorku datang ke sini.”Tina menambahkan, “Dia mahasiswa terbaik Fakultas Kedokteran St. Peter University. Sekarang dia melakukan penelitian dan pengobatan tumor. Selain itu, dia sudah menyembuhkan banyak pasien kanker.”Tina merasa bangga ketika membicarakan seniornya itu. Dia pun berkata pada Abby, “Seniorku pasti bisa sembuhkan penyakit mamaku. Kakakku nggak suka sama kamu. Begitu mamaku sembuh, kakakku nggak akan mau perempuan munafik seperti kamu jadi istrinya
Tengah malam.Ada sebuah kapal pesiar yang berlabuh di pelabuhan tidak terlalu jauh dari vila tepi pantai. Kapal itu adalah kapal pesiar pribadi milik Jerry.Tina membawa Bella ke ke kapal pesiar itu. Begitu melihat Jerry, Tina langsung berkata sambil tersenyum, “Misi selesai dengan sukses. Aku sudah bawa Kak Bella ke sini.”“Terima kasih,” kata Jerry.Kalau Bella tidak perlu dikatakan lagi. Dia sungguh berterima kasih kepada Tina.Tina tersenyum padanya, “Kak Bella, kamu nggak usah sungkan-sungkan sama aku. Aku merasa kakakku yang salah. Selain itu, aku suka Kak Bella. Sudah seharusnya aku bantu kamu.”Ketiga orang itu mengobrol sebentar, lalu Tina berkata, “Sudah, kalian cepat pergi.”Setelah Tina mengucapkan selamat tinggal pada kedua orang itu, dia pun pergi. Tina turun dari lantai dua ke lantai pertama kapal, lalu berjalan ke geladak kapal. Tepat ketika dia hendak meninggalkan kapal pesiar itu, sosok hitam di belakangnya mendekat.Tina mendengar suara langkah kaki di belakangnya.
Bella terus bertahan, tidak pernah sekali pun dia ingin menyerah. Dia mengerahkan seluruh tenaganya yang tersisa untuk berdiri dan melompat dengan kaki kirinya. Dia terus berjalan di tengah api yang berkobar.Karena sekarang mereka berada di atas latu, angin laut bertiup yang membuat api berkobar dengan semakin cepat dan besar. Bella merasa sangat tidak nyaman saat asap hitam menyapu dirinya, terkadang asap itu membuatnya tersedak. Untungnya, ini bukan ruang tertutup.Bella akhirnya berhasil sampai di kokpit. Dia mendengar suara Jerry yang juga terkunci di dalam kabin kokpit. Pria itu masih berusaha mendobrak pintu besi itu.Pada saat ini, Jerry sudah panik setengah mati. Dia mengkhawatirkan Bella. Demi keluar dari kokpit yang terkunci, Jerry menghantam pintu yang berat itu berulang kali dengan tubuhnya.Karena tubuhnya menghantam pintu terlalu keras, Jerry mengalami luka dalam dan muntah darah. Tangan besarnya yang menarik kuat pegangan pintu juga sudah terluka.“Jerry!”Tiba-tiba Jer