Kamera menyorot Tracy beberapa kali. Bella mendapati bahwa Tracy sangat ingin mendekati Abby. Bahkan, ketika Abby merangkul lengan Kayne memasuki aula, Tracy tampak berkaca-kaca. Dia terlihat seperti seorang ibu yang menangis terharu melihat putrinya menikah.Bella menjadi makin heran, tetapi tidak berpikir terlalu jauh. Kamera pun hanya menyorot Tracy untuk sesaat. Kemudian, Bella menatap pria yang mengenakan setelan hitam dan berparas tampan. Pria ini berjalan ke arah Abby dengan ekspresi dingin.Alex merangkul Abby, lalu keduanya berjalan bersama ke tengah aula. Bella tidak bisa mengendalikan air matanya untuk tidak mengalir. Dia mematikan ponselnya, lalu memandang sinar matahari cerah di luar dengan terbengong-bengong.Sore harinya, seorang pelayan membawakan makanan, tetapi Bella tidak mau memakannya. Sudah 2 hari dia tidak makan sejak kakinya patah.Kepala pelayan tidak punya cara untuk membujuk sehingga hanya bisa menelepon Alex. "Tuan, Nona masih tidak mau makan."Alex mengerny
Bella tidak menanggapi. Tidak peduli apa yang dikatakan Alex, dia tetap diam seribu bahasa. Sikap seperti ini tentu membuat Alex murka. Dia berbalik, lalu sontak mencium Bella ...."Lepaskan aku!" seru Bella sambil mendorong pria di depannya. Namun, dia tidak punya tenaga karena sudah tidak makan 2 hari. Apalagi, kakinya masih digips sekarang."Kamu sudah bisa bicara? Aku harus menghukummu seperti ini supaya kamu bisa patuh?" timpal Alex sambil menatapnya dengan kesal.Bella tidak berkata-kata lagi. Sikap Alex pun menjadi lebih lembut sekarang. Dia menatap Bella dengan penuh kasih sayang, lalu berucap, "Sudah kubilang, aroma di tubuhmu telah membuatku kecanduan! Aku hanya ingin menyentuhmu seorang!""Meskipun aku menikahi Abby, semua itu hanya untuk membuat ibuku senang. Aku tidak mengambil akta nikah dengannya, juga tidak akan menyentuhnya!" jelas Alex."Bukan urusanku," sahut Bella. Alex termangu mendengarnya. Dia seperti bertemu wanita yang tidak memiliki perasaan. Antusiasmenya sam
Alex menatap Abby dengan tatapan dingin, “Dengar baik-baik. Aku nggak akan pernah punya pemikiran seperti itu padamu. Sebaiknya kamu nggak usah permalukan dirimu sendiri lagi. Lagi pula, dari awal aku sudah bilang kalau kita hanya pura-pura menikah. Satu-satunya alasan kamu ada di sini hanyalah untuk buat mamaku senang!”Alex berjalan mendekat. Tatapannya yang tertuju pada Abby begitu dingin hingga menusuk tulang, “Mamaku tahu aku nggak pulang selama dua hari, juga tahu soal ke sini. Sebaiknya bukan kamu yang beritahu dia. Selain itu, sebaiknya kamu cari cara agar besok pagi dia bisa pulang dengan tenang. Kalau nggak ....”Alasan Alex menikahi Abby adalah untuk membuat Abby patuh bekerja sama dengannya untuk bersandiwara. Kalau Abby tidak patuh, maka dia tidak membutuhkan perempuan itu. Dia bisa mengakhiri sandiwara ini kapan saja.Abby segera menggelengkan kepala, “Bukan aku! Alex, kamu harus percaya padaku, benar-benar bukan aku yang beritahu Mama. Aku nggak mengatakan apa pun!”Abby
Alex menatap Jerry dengan tatapan dingin, “Bella milikku, di mana dia berada nggak ada hubungannya dengan orang luar seperti kamu!”“Aku teman Bella!” Jerry memperjelas statusnya. Dia menatap Alex dengan tajam dan berakta, “Kamu sudah menikah, kan? Kenapa kamu masih nggak mau lepaskan Bella? Dia nggak ingin jadi kekasihmu! Lepaskan Bella, biarkan dia pergi bersamaku.”Jerry berkata pada pada Alex lagi, “Kamu nggak mau menikahinya, nggak mau berikan dia masa depan, aku bisa berikan semua itu padanya!”Sorot mata Alex tiba-tiba menjadi gelap. Dia tertawa sinis dan menatap Jerry, “Tapi dia belum tentu mau menikah denganmu.”Jerry, “....”Bella memang tidak mau, memangnya kenapa?“Seenggaknya aku bersedia berikan Bella masa depan. Sekalipun dia nggak mau menikah denganku, aku juga bisa selalu menemani dan melindunginya, bukannya merampas dan menahannya secara paksa. Alex, kamu terlalu diktator dan egois. Kamu jelas-jelas tahu Bella nggak ingin terlibat denganmu lagi. Dia nggak mau jadi kek
Mata gelap Alex menatap perempuan di depannya dengan lekat, “Kalau aku nggak biarkan kamu pergi, apakah kamu akan mogok makan lagi?”Bella diam seribu bahasa. Namun, jawabannya sudah sangat jelas.“Oke.”Alex takut pada perempuan ini. Dia tidak ingin melihat lagi perempuan itu keras kepala melawannya, tidak mau makan dan membuat dirinya mati kelaparan.Hati Alex sakit melihat Bella yang kehilangan semangat, ingin mati, kurus kerontang seperti orang sekarang. Dia sama sekali tidak tega melihat Bella menjadi seperti itu.Akan tetapi, Alex benar-benar tidak ingin melepaskan Bella. Dia tiba-tiba berpikir, bagaimana kalau perempuan ini mengandung dan memberinya seorang anak? Dengan begitu, apakah Bella menjadi tidak tega untuk pergi? Demi anak, apakah Bella akan tinggal bersamanya?“Bella, kalau kamu benar-benar ingin pergi, nggak apa-apa. Tapi setelah kamu pergi, aku mungkin nggak akan sentuh perempuan mana pun lagi. Mamaku ingin punya cucu, aku juga nggak boleh nggak punya keturunan.”Ale
Perempuan j*lang tua itu pernah memukul Abby sebelumnya. Sekarang berani-beraninya dia datang ke vila keluarga Nodum? Dia datang untuk cari mati?Abby keluar dari mobilnya dengan wajah dingin. Sambil menyilangkan tangannya di depan dada, dia berkata pada Tracy dengan dingin, “Apa yang kamu lakukan di sini?”Pada detik Tracy melihat Abby, putrinya yang hilang selama lebih dari 20 tahun, dia langsung menangis kegirangan. Kemudian, dia pun hendak berjalan ke depan Abby dengan penuh semangat.“Jangan mendekat!”Abby memasang raut wajah jijik. Apalagi setiap kali dia teringat bagaimana Tracy menampar dan menendangnya dengan keras sebelumnya, Abby masih merasa sangat sakit di wajah dan perutnya.Saat ini, Abby ingin mengetahui keberadaan Bella dari Tracy. Kalau tidak, dia pasti sudah langsung minta pengawal di rumah untuk keluar dan pukul Tracy.“Abby, aku mamamu.” Tracy menangis tersedu-sedu dan memberitahu Abby, “Aku baru mamamu, mama kandung yang melahirkan kamu lebih dari 20 tahun yang l
Abby menatap Tracy dan bertanya, “Bella tahu soal ini?”Tracy segera menggelengkan kepala dan menjawab, “Nggak tahu. Bagaimana mungkin aku beritahu dia? Abby, kamu tenang saja. Aku nggak akan biarkan dia tahu tentang semua ini. Aku nggak akan biarkan dia rampas milikmu!”Abby merasa semakin puas. Dia pun bertanya lagi pada Tracy, “Sekarang Bella ada di mana?”“Begitu aku tahu kamu putri kandungku, aku takut dia akan terus rebut Alex dari kamu. Aku juga takut dia akan berkumpul kembali dengan keluarga Nodum dan merebut statusmu. Jadi aku biarkan dia pergi bersama pria bernama Bryan. Aku juga suruh dia untuk jangan kembali ke Kota Yules dan Kota Yongum selamanya.”Abby spontan tertawa sinis. Dia menatap Tracy dan berkata, “Kamu yakin Bella sudah pergi?”Tracy mengangguk yakin. Dia melihat sendiri Bella ikut Bryan masuk ke pintu keberangkatan dan pergi. Tidak mungkin salah.“Benar-benar bodoh!”Abby berkata dengan dingin, “Putrimu yang sialan itu masih belum pergi. Sampai sekarang dia mas
Tina menatap Bella dan bertanya dengan serius, “Katakan saja padaku, mau pergi atau nggak?”Bella terdiam sejenak, lalu dia mengangguk dengan tegas, “Aku mau pergi!”Tina spontan tersenyum. Sorot matanya begitu lembut dan murni. “Kalau begitu, sekarang juga aku pergi cari Jerry dan diskusikan semuanya dengan dia. Setelah itu, aku baru datang ke sini lagi dan beritahu kamu. Kamu harus makan dengan teratur. Jangan sampai sudah waktunya untuk pergi, kamu malah sama sekali nggak punya tenaga dan jadi beban untuk dirimu sendiri.”Bella menganggukkan kepala. Setelah Tina pergi, dia pun mulai makan dengan teratur. Alex merasa heran dengan perubahan Bella. Dia tidak mengerti mengapa Bella tiba-tiba berhenti bersikap keras kepala dan mulai makan dengan teratur.Akan tetapi, hal itu tidak penting. Yang penting Bella mau makan dengan teratur, Alex pun merasa sangat senang.Tracy juga tidak mengerti dengan sikap Bella, dia pun bertanya, “Bella, ada apa denganmu? Apakah kamu nggak ingin tinggalkan