Share

89. Marahan (1)

Penulis: Rainy
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-30 12:19:07

.

.

.

Semenjak saat itu, baik Jayden maupun Mawar sama-sama mengunci diri di kamar mereka masing-masing.  Mawar dilantai atas dan Jayden di lantai bawah. Bagai sebuah peperangan, mereka berdua tidak bertegur sapa dan tidak berjumpa satu dengan yang lainnya. Bahkan sudah beberapa hari, mereka menolak untuk makan di ruang makan keluarga. Hal itu tentu membuat bibi Hans yang sudah tua merasa sangat cemas.

Pertempuran batin itu sudah berlangsung beberapa hari, dan tidak ada penyelesaian diantara mereka. Jayden memilih untuk menahan emosinya dan Mawar memilih untuk diam sampai ia diceraikan. Rumah yang awalnya bahagia itupun dalam sekejap berubah menjadi sebuah neraka. Bibi Hans saja menjadi tidak betah untuk tinggal bersama Tuan dan Nyonya-nya itu.

Melihat situasi itu, mau tidak mau Bibi Hans harus mencari sebuah bantuan. Untuk itu ia menghubungi Suseno untuk datang kesana.

“Bibi Hans, ada apa?” Setelah memasuki rumah, Suseno be

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kawin Culik Sang Jenius   90. Marahan (2)

    ...Sementara itu Jayden di ruang kerja rahasianya, mencoba untuk melupakan semua yang didengarnya. Mawar, wanita itu, benar-benar brengsek! Berani sekali dia meminta untuk bercerai?!“Shit!!!” Dengan panas hati, Jayden lalu mengumpat Mawar di sela-sela kesibukannya itu. Brengsek! Mawar benar-benar telah membuatnya sangat marah kali ini. Sambil meneguk segelas Vodka, Jayden berusaha menenangkan dirinya tetapi ia tidak bisa.Dunianya sangat kacau dengan kata-kata dari wanita itu. “Ayo kita bercerai.” Kata-kata sialan itu terus saja terngiang di kepalanya yang membuatnya semakin penat. Menyugar rambutnya frustrasi, Jayden kemudian dikejutkan oleh sebuah suara ketukan pintu dari luar.Tok! Tok! Tok!“Masuk” Ucapnya kemudian di-ikuti oleh langkah kaki Bibi Hans yang membawakannya makan siang.“Tuan. Nyonya bilang, dia mau meminjam laptop anda.” Kata Bibi Hans kepada Jayden yang meny

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Kawin Culik Sang Jenius   91. Robot J Mencuri Kertas

    ...“Brengsek! Di mana kertas milikku?!” Mawar berteriak sambil mengobrak-abrik seluruh meja belajarnya. Barusaja ia menaruh satu paket lembar kertas kosong berwarna putih di atas meja kamarnya, tetapi sekarang kertas itu tiba-tiba saja menghilang. Dimana dia menaruhnya?! Dengan jengkel Mawar lalu melihat ke kolong tempat tidurnya, lalu ke lemari pakaian, dan juga bahkan ke kamar mandi. Sayangnya, sudah beberapa kali ia mencari tetapi tidak ketemu juga. Sialan! Gerutunya dalam hati.“Bibi Hans, kau itu kemana sih?! Ayo cepat bantu aku mencari kertasnya!” Mawar berteriak dengan sangat kencang dari lantai dua, tetapi Bibi Hans benar-benar menghilang bagai ditelan bumi.Menaruh tangannya ke pinggang rampingnya, Mawar lalu mencoba mengingat-ingat kemana ia terakhir kali menaruh kertas kosong itu. Sepertinya, ia memang menaruh kertas itu di atas meja. Tetapi mengapa kertas itu tidak ada disana?! Dan juga sekotak peralatan menul

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Kawin Culik Sang Jenius   92. Terkunci Di Luar

    ...Siang hari tadi, situasi di pantai Henai begitu memanas. Jayden sampai memerlukan waktu berjam-jam untuk menenangkan dirinya sendiri. Meskipun ia sudah mencoba, tetapi mendengar kata perceraian, emosinya selalu kembali meluap. Mawar kali ini benar-benar menguji kesabarannya. Memandangi lantai yang sudah dibersihkan oleh bibi Hans, Jayden kembali teringat dengan kaki wanita brengsek itu yang menginjak serpihan yang sebelumnya ada disana. Shit! Jayden mengumpat di dalam hatinya. Meskipun berkali-kali mencoba, tetap saja ia tidak bisa abai dengan wanita brengsek itu.“Bi!” Panggil Jayden kepada bibi Hans yang segera memasuki kamar miliknya.“Iya Tuan. Apakah ada yang bisa saya bantu?”“Cepat obati luka wanita itu.” Katanya sembari memberikan sebuah kotak obat kepada kepala pelayannya itu.“Eh. Maaf Tuan. Nyonya tidak ada di rumah.” Sahut sang bibi yang membuat Jayden mengernyitkan ali

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Kawin Culik Sang Jenius   93. Ulah Tua Bangka Li Lagi

    . . . Mengamati isi cek bernilai puluhan juta dollar itu, Jayden menyipitkan kedua matanya. Sial! Tua bangka itu rupanya telah melangkah lebih jauh dari dugaannya. Batinnya dalam hati dengan begitu geram. Apakah ia mau membeli isterinya hanya dengan puluhan juta dollar?! Sepertinya tua bangka Li terlalu merendahkannya. Meremas selembar cek yang semalam tidak sengaja ditemukannya, Jayden kemudian memikirkan hal lain yang mungkin dilakukan oleh tua bangka itu. Tidak mau berlama-lama, ia lalu segera menuju ke ruang kerjanya untuk membuka perangkatnya. Disana, beberapa monitor kemudian dinyalakannya. Setelah semua siap, ia lalu mengunduh semua rakaman dari sebulan yang telah berlalu ketika dirinya tidak ada di rumah. “Tuan, Nyonya marah-marah meminta kertas, bagaimana?” Bibi Hans terlihat menyela Jayden di ruang kerjanya. “Berikan saja padanya.” Sahut Jayden kemudian. “Tetapi Tuan…” “Berikan saja Bi. Biarkan

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Kawin Culik Sang Jenius   94. Lingerie Berwarna Hitam

    ...Sementara di ruang tamu itu, suasana begitu hening. Disana ada seorang wanita cantik dengan dress bunga-bunga sedang memangku sekeranjang roti yang dibawanya untuk pria yang sangat dirindukannya. Sayangnya, pria itu saat ini tampak begitu sedih. Diona tidak tahu ada apa dengan pria yang duduk didepannya itu.“Kak, bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?” Wanita itu berbicara dengan sangat lembut. Lalu ia meletakkan keranjang roti di atas meja dan menatap Jayden dengan penuh kasih sayang.“Aku baik-baik saja.” Seperti biasa, Jayden menjawabnya dengan singkat sembari memainkan segelas wine ditangannya.“Benarkah?” Memandang wajah pria itu, Diona tahu bahwa kondisinya sedang tidak baik-baik saja. Ia sangat mengenal pria itu dengan sangat baik. Jadi, ia tidak bisa dibohongi dengan begitu mudahnya. “O, iya. Aku dengar kau kembali ke pusat kota. Apakah itu benar Kak?” Wanita itu lalu mengamb

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Kawin Culik Sang Jenius   95. Ternyata Cemburu dengan Adik Iparnya

    ...Beberapa jam telah berlalu, setelah mengakhiri sesi pertama, akhirnya mereka berdua berbaring dengan Jayden yang memeluk erat punggung Mawar yang tidak mau menatapnya itu. Beberapa kali Jayden mengusap-usap bahu perempuan itu untuk menenangkannya. Tetapi, Mawar tidak mau menghentikan tangisannya.Menghela nafasnya, Jayden lalu memalingkan wajahnya untuk menyalakan lampu tidur yang tadi sempat dimatikannya. Ia berpikir untuk mencari tisyue supaya isterinya itu bisa mengusap air matanya. Namun bukannya sekotak tisyue, ia malah melihat selembar foto yang dikenalnya.Yups, itu adalah foto dirinya bersama dengan Diona. Di dalam foto itu, dia mengenakan setelan tuksedo berwarna hitam sedangkan Diona memakai gaun putih yang berkilauan. Mungkin jika orang tidak tahu, pasti foto itu dikira sebuah foto pernikahan. Padahal bukan! Foto itu adalah foto disaat mereka merayakan ulang tahun pernikahan kedua orang tua mereka.Jayden sama sekali tidak m

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Kawin Culik Sang Jenius   96. Aduh Malu Sekali

    ...Pagi hari telah menyingsing di pulau Henai. Burung-burung telah berkicau dan bertengger di atas pinggiran balkon seakan ingin membangunkan seorang wanita cantik yang masih tertidur disana.“Emmm…” Menggeliatkan badannya, wanita itu lalu mulai membuka matanya perlahan-lahan hanya untuk mendapati bahwa ruangan kamarnya itu telah kosong.Sekali lagi mengerjapkan kedua mata indahnya, Mawar lalu mengingat semua hal yang terjadi semalam. Astaga, apa yang telah dilakukannya semalam?! Hanya berbalut selimut tebal, Mawar lalu menangkap penampakan sebuah lingerie berwarna hitam yang tersampir di kursi yang ada disana. Seketika, rasa malu memenuhi relung hatinya. Hingga ia lalu membenamkan dirinya kembali ke dalam selimut itu.“Ma-war. Se-la-mat. Pa-gi.” Tiba-tiba saja, robot J menghampirinya. Dengan membawa segelas susu, robot itu lalu naik ke atas ranjangnya dan meletakkan susu itu dengan sangat hati-hati ke atas

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30
  • Kawin Culik Sang Jenius   97. Memotret Kehangatan di Meja Makan

    ...Setelah memandikan isteri cantiknya, Jayden merasa sangat segar. Meskipun tadi ia telah lelah bermain Voli, tetapi rasanya ia telah mendapat suntikan yang memompa semangatnya itu kembali. Dengan tersenyum puas, Jayden lalu membawa isteri cantiknya yang berbalut gaun pantai berwarna biru toska untuk turun ke bawah.“Jangan pegang aku, aku bisa jalan sendiri!” Ucap Mawar dengan sinis kepada suami busuknya itu. Sialan, hampir satu jam dia digeranyangi di dalam kamar mandi oleh suami yang tidak mau melepaskannya. Kedepannya, Mawar memastikan akan mengunci pintu kamar mandi itu supaya suaminya tidak bisa menyelonong masuk begitu saja.Aduh“Sayang… Tetapi kakimu itu tampak lemah.” Kata Jayden menunjukkan kedua lesung pipinya dengan manis kepada Mawar yang membalasnya dengan sebuah tatapan mautnya.“…” Tidak bisa berkata-kata, Mawar hanya diam saja sambil memelototi suami yang sama sekali tdia

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-30

Bab terbaru

  • Kawin Culik Sang Jenius   109. Kemarahan Madelline

    ...“Bibi! Bangunlah Bi!” teriak Mawar seraya memeluk bibi Hans.Bibi Hans telah kehilangan banyak darah. Tubuh tuanya telah dengan ganas dikoyak oleh harimau itu karena dia terus berusaha melindungi Mawar.“Bi, jangan mati. Kumohon.”Mawar mengusap darah yang mengalir di dada bibi Hans yang tercabik oleh hewan buas itu. Dia begitu panik dan tubuhnya gemetaran. Mawar tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya karena darah bibi Hans mengucur begitu derasnya.“Nyonya, maafkanlah saya,” ucap Bibi Hans tiba-tiba.Wanita tua itu membuka matanya. Dia terlihat meneteskan air matanya karena rasa bersalah yang menderanya. Sudah lebih dari 20 tahun dia hidup bersama dengan Jayden yang telah diasuhnya layaknya anaknya sendiri. Dan sang tuan muda begitu mempercayainya. Tetapi apa yang dilakukannya? Dia malah mengkhianati Jayden dengan membawa isterinya ke Madelline!“Tidak Bi. Jangan ucap

  • Kawin Culik Sang Jenius   108. Perjumpaan dengan Sang Ibu Mertua!

    ...Mawar tidak mengetahui dimana dia berada saat ini. Matanya tertutup kain hitam dan kedua tangannya terikat kebelakang. Hanya deru nafasnya saja yang terdengar menggema di ruangan yang dingin dan sepi itu.Sampai akhirnya, langkah kaki terdengar memasuki ruangan yang nampaknya besar itu. Dan tidak beberapa lama kemudian sebuah suara asing akhirnya menggema disana.“Buka kain di matanya!” seru seorang wanita dengan suara mendominasi.“Baik Nyonya!” jawab seorang pria yang sepertinya adalah pengawalnya.Langkah kaki pria itu terdengar mulai mendekat ke arah Mawar. Dan dalam hitungan detik, pria itu telah menarik dan melepas penutup mata hingga Mawar dapat melihat dengan jelas situasi di depannya.Ya, dia saat ini berada di ruang tamu sebuah rumah mewah bergaya Victoria yang sangat besar. Dinding rumah itu berwarna putih dan dikelilingi oleh jendela-jendela kaca yang memperlihatkan pemandangan pegunung

  • Kawin Culik Sang Jenius   107. Pergi

    ...Melihat keinginan sang Nyonya, Bibi Hans tidak dapat menahan rasa ibanya. Dia menghela nafasnya sebelum akhirnya dia pergi ke belakang untuk mengambil sesuatu dari dalam brankas yang dimilikinya. Sekilas, ia terlihat mengamati benda itu. Sepertinya ada sedikit keraguan di dalam hatinya. Dari sorot matanya, ia tidak ingin memberikan benda itu kepada Mawar. Tetapi ada hal lain di dalam dirinya yang mendorongnya begitu kuat untuk melakukan apa yang dia yakini.Perlahan, BIbi Hans mengambil benda itu dan menggenggamnya. Kemudian, dia lalu menghampiri sang Nyonya yang masih menangis di atas lantai dingin di dapur itu.“Nyonya … “ ucap Bibi Hans ikut bersimpuh di depan sang Nyonya.Bibi Hans memegang tangan Mawar. Tangan itu terasa begitu dingin karena gemetaran. Bibi Hans tahu, ini adalah waktu baginya untuk memberikan benda itu kepada sang Nyonya.“Nyonya, pergilah. Saya akan menolong anda untuk keluar dari

  • Kawin Culik Sang Jenius   106. Hati yang Pedih

    ...Selama berhari-hari Mawar dibuat penasaran oleh sikap bibi Hans yang berubah. Beberapa kali, Mawar menangkap bayangan bibi Hans yang selalu sembunyi-sembunyi menuju ke belakang rumah untuk menghubungi seseorang. Tetapi anehnya, ketika ditanya, dia selalu mengatakan bahwa itu adalah telepon dari anaknya. Atau kalau tidak, itu adalah telepon dari suaminya.Mustahil. Ponsel bibi Hans tidak akan mungkin bisa digunakan untuk menghubungi keluarganya dengan leluasa karena Jayden sudah membuat pembatas jaringan. Lagipula, Bibi Hans sendiri dulu juga pernah mengatakan bahwa ia tidak pernah menikah. Kalau dia sampai berbohong, pasti ada hal besar yang disembunyikannya, batin Mawar sambil meneguk segelas orange juice miliknya.“Nyonya, saya akan mengambil bahan-bahan makanan yang di drop oleh suruhan Tuan Jayden,” ucap Bibi Hans yang segera diangguki oleh Mawar.Selama beberapa hari ini, Mawar memang tinggal sendiri bersama Bibi Hans

  • Kawin Culik Sang Jenius   105. Ancaman

    ...Hari telah berganti malam di Pulau Henai. Setelah Bibi Hans memasak makan malam, ia bergegas untuk berjalan menuju ke belakang rumah pantai yang besar itu. Disana, ada sebuah kursi kayu di bawah pohon beringin yang cukup remang. Setelah memastikan bahwa tidak ada orang lain disana, ia lalu mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang.Tidak beberapa lama kemudian, sambungan itu terhubung dan seseorang terdengan berbicara diseberang sana.“Bagaimana hasilnya?” tanya wanita itu diseberang sana.“Seperti yang Nyonya minta, saya sudah mencari tahu niat Tuan Muda yang sebenarnya,” jawab bibi Hans kepada wanita itu.“Apa katanya?” sahut wanita itu sebelum kembali berbicara, “Kau tahu sifatku dan kau juga tahu apa saja yang bisa aku lakukan kalau kau menyembunyikan sesuatu dariku,” imbuhnya.“Tentu saya tidak berani Nyonya,” timpal Bibi Hans kemudian melanjutkan perk

  • Kawin Culik Sang Jenius   104. Dia Hanyalah Alat Pemuas!

    ...Siang hari terasa sejuk di rumah pantai dengan seluruh jendela kaca yang terbuka. Dengan antusias, Jayden melangkahkan kakinya untuk masuk kesana. Ia berpikir, isterinya itu akan rajin belajar, sama seperti sebelumnya yang dia lihat. Ya, beberapa hari yang lalu, ketika ia dan Mawar sedang bertengkar, Jayden bisa melihat semangat yang membara pada diri wanitanya itu. Sehingga ia berpikir, mungkin hal yang sama juga terjadi saat ini.Saat hendak menarik gagang pintu rumahnya, Suseno tiba-tiba telah berlari keluar dan menabraknya begitu saja. Bruk! “Aw…” keluh sahabatnya itu seketika setelah badan kurus miliknya berbenturan dengan badan Jayden yang kekar. Terasa sakit hingga Suseno mengelus lengannya beberapa kali.“Kau ini kenapa?” tanya Jayden penasaran.“Ja-Jay, mengerikan Jay!” kata Suseno menjawab pertanyaan dari sahabatnya.“Apa yang mengerikan? C

  • Kawin Culik Sang Jenius   103. Rahasia di Pulau Henai

    ...“Bos, sekelompok kru dari kapal itu telah menyelamatkan diri. Apakah kita perlu menangkap mereka?” tanya pria diseberang telepon itu.“Tidak perlu. Biarkan saja mereka. Aku hanya sekedar bermain-main saja,” jawab Jayden seraya terus menciumi tangan isterinya.“Siap Bos!” sahut bawahannya itu.Menutup ponselnya, Jayden lalu merasakan ada sepasang mata yang saat ini tengah menatap tajam dirinya. Dia tahu, Mawar pasti bertanya-tanya mengenai kejadian hari ini. Tetapi Jayden masih belum ingin memberitahunya apapun. Itu terlalu berbahaya bagi Mawar.“Jay, hentikan aksimu itu!” seru Mawar menarik jemarinya dari mulut suaminya itu. “Sekarang cepat katakan semua hal yang aku tidak tahu!” imbuh wanita itu.Jayden tidak bergeming. Dengan lembut, ia malah mengambil anak rambut isterinya dan merubah topic pembicaraan.“Sayang, rambutmu wangi sekali. Shampoo apa

  • Kawin Culik Sang Jenius   102. Pesan dari Cucu Tampannya

    ...Keluar dari rumah pantai itu, Bos Li berdecak dengan sangat kesal. Bagaimana tidak, cucu lelakinya itu telah berani mengepung kapal perang miliknya. Dasar bocah kurang ajar! Sekarang, mungkin yang perlu dia lakukan adalah mundur terlebih dahulu. Tetapi suatu saat nanti, ia yakin, bahwa ia bisa menakhlukkan bocah pemberontak itu dan membawanya kembali ke keluarga Linua.Membawa tongkatnya, Bos Li terus berjalan menuju ke kapal yang telah menjemputnya. Namun di sela-sela perjalanannya, kedua matanya melirik ke arah cucu perempuannya itu.“Diona, sejak kapan kau tahu tentang keberadaan kakakmu di pulau ini?” tanya sang kakek, “Pulau Henai bukanlah tempatmu atau kakakmu,” imbuhnya.“Em, Kakek, aku minta maaf. Aku tahu sejak mata-mataku melihat kakak menculik seorang perempuan,” sahut Diona dengan sedikit merasa bersalah, “Jadi, aku mengikutinya sampai ke pulau ini,”&ldqu

  • Kawin Culik Sang Jenius   101. Pertemuan Sengit

    . . . Ceklek! Pintu itu terbuka menampilkan sosok tua yang tidak asing di mata Mawar. Menyipitkan matanya, Mawar sepertinya mengenali siapa pria beruban yang tiba-tiba datang itu. Tunggu, bukankah dia adalah …. Merasa mengenali pria tua itu, Mawar lalu menarik lengan suaminya dan berusaha mengatakan sesuatu padanya. “Jay, orang itu-“ perkataannya terputus karena Jayden lebih dulu memandangnya dengan tatapan lembut. “Dia yang memberimu cek dan selembar foto palsu pernikahanku?” sahut Jayden membuat Mawar terkejut, “Aku sudah tahu sayang,” imbuhnya lalu mencium tangan isteri kesayangannya itu. “Lalu darimana kau bisa tahu?” tanya Mawar yang langsung dibalas sebuah senyuman oleh suaminya. “Aku terlalu jenius untuk hal sekecil itu, sayang,” jawabnya. “Tapi siapa dia Jay?” tanya Mawar penasaran, “kenapa dia ingin membuat kita bercerai?” imbuhnya. “Ckck …,” mendengar itu, sebuah tawa kecil lepas dari mulut pri

DMCA.com Protection Status