Share

55. Minggu Ketiga 2

Pagi kembali menyapa, runitasku datang lagi. Semua seperti roda yang berputar tanpa lelah. Begitu juga dengan aktifitasku di pagi hari, selalu seperti itu. Pagi ini sedikit berbeda, biasanya makan sahur hanya bertiga sekarang menjadi berlima.

"Umi beli nasi apa?" tanya Abdul.

Setiap puasa aku hampir tidak pernah masak. Hal ini dikarenakan lelahnya jiwa akibat banyaknya order ayam bakar yang semakin meningkat menjelang lebaran. Apalagi minggu ke tiga saatnya banyak godaan untuk berpuasa. Jadi untuk ibadah puasa akan banyak menyusut jumlah yang berpuasa, begitu juga jamaah di masjid.

"Aku nasi pecel saja, Dul. Yang lain mungkin nasi jotos saja!" kataku.

"Aku dua porsi ya, Dul. Jangan lupa es teh!" kata Adam.

"Aku juga mau dong es tehnya, Mas Abdul!" ucap Zahra yang ikut terbangun.

Aku segera mengeluarkan dua lembar uang kertas berwarna biru dan menyodorkan pada Abdul. Suasana makan sahur menjadi sepi. Aku pun keluar rumah melihat suasana sekitar dan memang sepi. Tidak seperti waktu aku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status