Share

31. Sosok Yang Berbeda

Dua bulan sudah suamiku berdakwah di negeri lain, semalam dia mengirim pesan bahwa malam itu dia mulai melakukan perjalanan pulang. Hatiku berdebar membayangkan wajahnya yang kuning. Belum lagi senyumnya yang sudah memenjarakan hati dan jiwaku untuk terus berjuang bersamanya di jalan islam.

Zahra sangat antusias kala aku beri tahu bahwa abahnya akan sampai hari ini. Tetapi berbeda dengan Abdul, dia hanya biasa saja menanggapi kabar kepulangan abahnya. Sungguh sangat berbeda watak keduanya.

"Umi, jam berapa abah nanti sampai rumah?" tanya Zahra disela makannya.

"Iih, jangan bicara Adik, lanjutkan makan kamu dalam diam!" ucap Abdul dengan nada sedikit tegas.

Kulihat Zahra langsung menunduk, lalu tangan mungilnya mulai menyendok nasi dan memasukkan dalam mulut. Putri kecilku melirikku, bibirnya mengerucut. Aku tersenyum dan mengangguk agar dia menuruti apa yang dikatakan oleh kakaknya itu.

"Aku sudah selesai, Umi. Pamit undur diri, aku ada pertandingan bole dengan kawan di lapangan kelur
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status