Share

23. Persiapan Dakwah

Pagi datang kembali setelah malam panjang yang aku lalui penuh dengan peluh bersama suamiku. Entah hingga berapa kali aku pun tidak menghitungnya. Namun, yang pasti semua itu aku niatkan untuk ibadah. Berulang kali dia menggempurku hingga pagi menjelang. Namun, rasaku seakan sudah mati.

Dituntaskan semua rasanya padaku tanpa memedulikan rasaku. Sungguh pria yang egois. Aku hanya mendesah lirih, mengeluhpun rasanya tidak ada arti. Semua hanya untuk kenikmatan sesaat dia dan itu bukan aku. Adan subuh berkumandang, segera aku bangun untuk melakukan mandi junub.

Mandi wajib setelah sebuah penyatuan suami istri itu aku lakukan hampir 30 menit. Entah mengapa hatiku begitu resah, mungkin karena sebuah rasa yang tidak tuntas hingga membuatku ingin berlama-lama tersiram air dingin. Disela aku mengguyur tubuhmu, samar kudengar adanya ketukan pada pintu kamar mandi.

"Umi, buka pintunya! Aku inginkan kamu lagi," kata Yahya di dekat pintu.

Aku yang mendengar pura-pura tidak dengar. Rasaku hilang e
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status