Cahaya yang remang, terdengar suara napas yang terengah-engah. “Ahh… Ahh… Teruslah, sayang,” erang seorang wanita yang merintih-rintih seolah menikmati sebuah momen. Lembutnya seprai mewah, menjadi saksi bisu dari setiap helaan napas dua insan yang tengah memadu kasih. Tubuhnya seolah menari di atas ranjang, dan desahannya menjadi melodi yang mengisi keheningan malam. “Sayang… Ohh… Ohh…” sambut lembut seorang pria, suaranya melemah dengan napas yang tak beraturan.
Setelah percumbuan panas itu berakhir, lampu kamar menyala dengan terang benderang. Seorang wanita dengan rambut merah yang panjang tampak mengenakan baju tidur yang tipis dan seksi, memperlihatkan setiap lekuk tubuhnya yang indah, sedang membenahi dirinya di depan meja rias sambil memoles wajahnya dengan pelembab malam. Sosok yang sering disapa Clara Wijaya, wanita berdarah Tionghoa-Rusia yang berumur 29 tahun, memiliki sifat penuh kelembutan dan keceriaan. Kehidupannya begitu sempurna bahkan sejak ia dilahirkan, dan semakin bahagia setelah menikah dengan pria yang dicintainya.Sementara itu, Samuel Wijaya, tengah bertelanjang dada di ranjang setelah sang istri memuaskan hasratnya, namun, tatapan matanya terus menatap layar ponsel. Sosok pria yang berketurunan Indonesia-Eropa, bertubuh kekar dan memiliki tinggi enam kaki, membuat para wanita seketika jatuh hati. Samuel Wijaya, seorang CEO Wijaya Group, memimpin sebuah perusahaan terkemuka di Indonesia yang menjangkau berbagai sektor.Mata hijau Clara menatap suaminya melalui cermin, “Sayang, kenapa kamu belum tidur?” tanyanya dengan lembut.Samuel, yang terus terpaku pada layar ponselnya, menjawab, "Iya sebentar lagi, sayang."Setelah merampungkan ritual kecantikannya, langkahnya mengarah ke ranjang, dan Clara berbaring di samping suaminya. “Sedang buka apasih sayang, coba aku lihat,” godanya.Samuel, seolah tidak ingin Clara tahu isi ponselnya, dengan sigap meletakkannya di meja kecil di samping ranjang. “Hanya urusan pekerjaan, sayang, tidak penting,” ucapnya dengan lembut.Clara menyandarkan kepalanya di pundak suaminya, seolah mencari kenyamanan. "Seandainya saja kita punya anak ya, sayang. Pasti suasana rumah tidak akan sesepi ini,” keluhnya pada suami.Jemari Samuel dengan lembut mengelus rambut Clara, mencoba menenangkan hatinya. "Istriku, rumah kita sudah ramai. Ada para ART di sini, sama sekali tidak sepi," ucapnya lembut.Clara menegaskan, "Bukan itu yang aku maksud, sayang. Jikalau kita punya anak, pasti kamu akan lebih bahagia."Samuel tersenyum, "Kamu ini bicara apa sayang? Aku sudah sangat bahagia dan bersyukur bisa memiliki istri yang pengertian, penyayang, sabar, dan cantik sepertimu. Bidadariku ini adalah istri yang sangat sempurna.”"Tidak, sayang, aku masih punya banyak kekurangan. Apalagi… Aku seorang wanita yang mandul,” desis Clara.Mendengar ucapan itu, Samuel segera memeluk erat tubuh istrinya, “Sayang… Kamu tidak boleh bicara seperti itu! Anak bukanlah satu-satunya kebahagiaan dalam berumah tangga. Kunci dari kebahagiaan adalah kita sendiri. Kamu tidak boleh bicara soal mandul lagi, janji?”Clara mengangguk pelan, "Iya, sayang."Samuel melanjutkan, "Sayangku, kamu adalah istri yang selalu membuat aku kecanduan setiap malam."Wajah Clara memerah sebab malu, "Ah, bisa saja kamu, sayang.""Terlebih, istriku ini sangat pandai dalam urusan ranjang,” goda Samuel, senyuman mencuat diwajahnya."Sayaangg…! Ihhh bercandanya nggak lucu,” sahut malu Clara mendengar ejekan suaminya.Kemudian, Samuel mengecup kening istrinya dengan lembut, “Bagaimana pun keadaanmu, aku akan tetap bersamamu dan menyayangimu.”“Terimakasih sayang, sebaiknya kita tidur yuk, besok aku mau joging pagi,” pinta Clara.Bersama pelukan yang erat, Clara dan Samuel dengan perlahan mata mereka terpejam, tenggelam dalam tidur yang damai di dalam selimut yang lembut pada malam itu, merajut mimpi dalam keheningan malam yang tenang dan damai. Pernikahan mereka tetap harmonis meskipun Clara mendapat vonis mandul oleh dokter kandungan. Samuel yang begitu sangat menyayangi istrinya, tidak pernah sekalipun berniat untuk meninggalkannya.Keesokan harinya, di pagi hari yang sejuk, halaman rumah yang megah, di mana air mancur mengalir dengan gemerlap dan pepohonan cemara berjejer menjulang indah. Clara terlihat berkeringat dengan setelan training tipis yang melingkupi lekuk tubuhnya, rambutnya yang berwarna merah terikat anggun ke belakang. Sorot matanya melirik apple watch yang melekat ditangan. Seketika, ekspresi wajahnya mengerut dan seraut bibirnya mengisyaratkan rasa sesal. "Astaga... Ini sudah siang! Aku malah keasikan jogging," keluhnya.Tanpa menunggu waktu lebih lama, Clara, dengan langkah-langkah ringan bergerak menuju pintu utama rumah. Sesaat setelah melewati ambang pintu, ia merasakan kesejukan yang menyegarkan dari pendingin udara di dalam rumah. Di antara estetika kemegahan, seorang perempuan dengan setelan maid muncul, menyapa dengan lembut, "Selamat pagi, Nyonya. Sarapan telah saya persiapkan, dan ini handuk untuk Anda," ujarnya sambil menyodorkan sehelai handuk kepada Clara. Perempuan itu bernama Nana, seorang Kepala Asisten Rumah Tangga.Clara dengan lembut menyeka wajahnya, setelah merasakan kelembutan handuk yang diberikan oleh Nana, Clara melanjutkan langkahnya menuju kamar. Di sana, tugasnya sebagai istri terpanggil untuk membangunkan suaminya. Namun, ketika Clara memasuki kamar, dia menemukan Samuel yang sudah terjaga dari tidurnya, tengah duduk dan sibuk dengan ponselnya di sofa kamar.Dengan senyuman yang hangat, Clara menyapa, “Selamat pagi, suamiku." Meski demikian, Samuel seakan tersentak oleh kehadiran mendadak istrinya. Dengan sigap, ia menyembunyikan ponselnya, lalu menjawab dengan senyuman malu-malu, "Ehh... Istriku... Selamat pagi juga, bidadari surgaku."Samuel melirik istrinya dengan tatapan lembut dan bertanya, "Bagaimana jogging pagi ini, sayangku? Apakah kamu merasa kelelahan?"Clara tertawa lembut dan membalas pertanyaan itu, "Ohhh... Sungguh menyenangkan, itulah mengapa aku sampai kesiangan begini.""Nggak apa-apa sayang, hobi kamu itukan menyehatkan," balas Samuel, yang terus menatap layar ponsel."Aku akan mandi lebih dulu, ya." Senyuman Clara memancar dari bibirnya saat Clara melangkah masuk ke dalam kamar mandi.Dalam kamar mandi yang dipenuhi oleh uap, Clara menikmati air hangat yang mengucur dari shower memberikan rasa kesegaran, menghapus kelelahan dari tubuhnya. Setelah satu jam menghabiskan waktu untuk membersihkan tubuh, Clara melangkah keluar dengan mengenakan handuk piyama berwarna pastel yang memeluk tubuhnya.Jemarinya dengan lembut meraih pengering rambut, mengisi ruangan dengan desiran angin dan bunyi hairdryer yang menyala. Setelah rambutnya dikeringkan, Clara melangkah dengan keceriaan ke dalam ruang pakaian pribadinya. Di dalam sana, hamparan pakaian desainer menjelma sebagai hutan yang memikat dan ia memilih Gucci Knit Dress sebagai pakaiannya pagi ini.Clara melangkah keluar dari ruang pakaian, duduk di depan meja rias yang dipenuhi dengan pernak-pernik kecantikan. Memoles seluruh bagian wajahnya dengan pelembab Dior, kemudian, dengan saksama mengaplikasikan sunscreen dan sedikit liptint, tentu saja bermerek Dior.Usai merias tipis wajahnya, Clara pun melirik Samuel melalui cermin. Ia memperhatikan suaminya yang masih asyik dengan ponsel. Suara lembut Clara memanggil, "Sayang, ayo bersiap"Samuel tersadar oleh suara istrinya, kemudian ia tersenyum, "Eh, maaf sayang, aku malah asyik main game," seraya bergerak cepat menuju kamar mandi.Beberapa puluh menit berlalu, Clara menunggu dengan sabar sambil menatap keindahan taman melalui jendela kamar. Akhirnya, Samuel keluar dari ruang ganti, memakai setelan jas yang membuatnya terlihat begitu elegan. Clara mendekati Samuel, memilih sebuah dasi dari laci dan memakaikan ke leher suaminya. "Terima kasih, istriku, engkaulah perempuan yang paling cantik di dunia ini" bisik Samuel dengan lembut, lalu mencium kening Clara.Mereka berdua meninggalkan kamar dengan langkah yang seirama, menuju ke meja makan yang sudah tersedia dengan hidangan lezat untuk sarapan pagi.***Jakarta, Indonesia. 7 Maret 2021, 8:49 AM.Meja makan dengan panjang sejauh tiga meter, memiliki desain klasik Eropa dan diselimuti porselen yang elegan, dirancang khusus oleh pengrajin asal Finlandia. Kursi Samuel terletak di ujung barat, sementara Clara duduk di sisi ujung timur. Dengan jarak tiga meter yang memisahkan mereka, suasana makan pun menjadi hangat, wajah mereka saling berhadapan, membentang dari satu ujung ke ujung lainnya.Sarapan disajikan dengan berbagai hidangan yang menggoda selera. Croissant yang renyah, telur mata sapi yang lezat, sosis panggang yang menguar aroma menggugah selera, dan sereal gandum. "Selamat makan, sayangku," sapa Samuel dengan senyuman hangat, dan Clara membalasnya dengan senyuman yang penuh kebahagiaan. Suami dan istri itu menikmati hidangan pagi bersama-sama.Tak lama kemudian, Samuel membuka obrolan baru, mengusik kedamaian pagi mereka dengan kata-kata yang menyedihkan, “Seandainya saja kita memiliki anak…”Clara, yang tengah menikmati kelezat
Jakarta, Indonesia. 7 Maret 2021, 10:31 AM.Mobil mewah berwarna hitam, Rolls Royce Ghost, meluncur masuk ke area parkir Starbucks, melibas jejeran mobil mewah lainnya yang tengah menanti giliran di antrean drive-thru. Clara, duduk di dalam kendaraannya yang elegan. Seperti biasa, ia memerintah sopir pribadinya, Surya, untuk memesan kopi dan kue di cafe favoritnya."Pak Surya, tolong pesan Frappuccino untuk saya. Dan juga beberapa roti," pinta Clara dengan suara yang tenang dan penuh pesona. Mobilnya melaju perlahan di antrean drive-thru, mengikuti jejak pengunjung lain, aroma kopi dan roti panggang tak terelakkan."Oh, iya... Untuk Nana dan juga Pak Surya, boleh pesan apa saja. Gunakan ini..." lanjut Clara, sembari menyodorkan black card dengan aura kemewahan kepada Pak Surya, sang sopir pribadi yang mengemudikan mobil mewah tersebut."Terima kasih banyak, Nyonya. Anda selalu baik…" ujar Surya dengan penuh rasa terharu, mengapresiasi kebaikan majikannya."Tentu saja, dari dulu, Nyonya
Jakarta, Indonesia. 7 Maret 2021, 1:22 PM.Dalam ketenangan yang coba diusahakan oleh Clara, keberadaan kartu hotel dan celana dalam wanita di kamar mandi menjadi duri yang menusuk hatinya. Belum lagi, alat kontrasepsi dan alat tes kehamilan, semakin membuatnya yakin bahwa sang suami telah berkhianat. Meskipun ia berusaha meredam kecemasan, hatinya hancur melihat benda yang seharusnya tidak suaminya punyai. Tak berapa lama kemudian, sosok Samuel muncul, menciptakan kedamaian palsu dengan senyumannya yang khas."Istriku... Sejak kapan engkau datang, sayang? Ingin makan siang denganku?" senyuman Samuel terhampar, mencoba mengaburkan ketidaknyamanan di udara.Namun, Clara hanya terdiam, matanya memandang tajam. Samuel mendekati Clara yang duduk di sofa. Jemarinya memeluk pundak sang istri dengan lembut, mencoba membaca rahasia yang disembunyikan di balik tatapan gelisah Clara. "Bidadariku... Ada apa? Mengapa wajah cantikmu terlihat kesal?" tanya Samuel, suaranya penuh kelembutan."Apa yan
Jakarta, Indonesia. 10 Maret 2021, 5:43 PM.Dalam dapur yang seluruh lapisannya terbalut marmer, Clara, dengan memakai celemek berwarna biru tua, sedang sibuk memasak dengan gemulai. "Nyonya tidak butuh bantuan?” tawar Nana, seorang kepala asisten rumah tangga, sementara aroma harum masakan melingkupi udara.Cahaya dapur menyoroti rona rambut merah Clara yang memancarkan pesona, "Tidak perlu, Nana. Kamu hanya perlu menuruti beberapa perintahku saja, oke?” balasnya dengan senyum yang menciptakan kebahagiaan di wajahnya yang cantik."Nana, tolong tata mejanya,” pintanya dengan lembut pada asisten rumah tangga. Clara dengan penuh dedikasi menyajikan hidangan-hidangan western food untuk menyambut kepulangan sang suami. “Suamiku sangat menyukai Beef Wellington dan Lobster Thermidor,” ungkapnya sambil tersenyum.Tetapi, hari ini tak sekadar makan malam biasa. Clara dengan penuh antusias memasak seluruh hidangan dan merancang candle light dinner romantis untuknya dan suami, hal itu demi meray
Jakarta, Indonesia. 10 Maret 2021, 9:12 PM.Ekspresi Clara tak bisa berbohong, ia nampak sangat terkejut dengan pemandangan didepannya, sangking terkejutnya, Clara hanya diam membisu didepan pintu. Samuel pun melangkah menghampiri istrinya, "Kemarilah, Luna" ujar Samuel pada sekertarisnya yang sedari tadi bersamanya didalam mobil."Mengapa kau membawanya kemari? Ada urusan pekerjaan?" tanya Clara, sambil menyilangkan kedua tangannya didada dengan erat. "Sebaiknya, kita masuk dulu" jawab Samuel, sebuah misteri tersembunyi di balik kata-katanya. Clara hanya bisa diam, membiarkan kebingungannya terjalin dalam keheningan malam.Samuel memperlihatkan elegansi dengan merentangkan telapak tangannya, saat Clara hendak meraih tangan sang suami, Luna dengan anggun lebih dulu menggandengnya. Clara pun menyipitkan matanya, menatap kearah Luna, raut wajahnya penuh dengan kebingungan dan ketidakpercayaan.Suasana malam yang dramatis, mereka bertiga memasuki rumah megah itu. Ruang utama menyambut mer
Jakarta, Indonesia. 11 Maret 2021, 9:11 AM.Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela kamar Clara, mencerahkan ruangan yang sejatinya dipenuhi oleh ketenangan tidurnya. Clara, dengan matanya yang masih lelap, merasakan kehangatan ranjangnya. Bahkan, ketika suaminya melangkah keluar memulai harinya untuk bekerja, Clara masih terombang-ambing dalam dunia mimpi."Entah apa yang terjadi pada Nyonya Clara,” bisik Dea dengan penuh rasa ingin tahu, sementara ia menggenggam erat penyedot debu di tangannya.“Iya, benar. Biasanya, pada jam enam pagi, Nyonya selalu menyelesaikan joggingnya, dan pukul tujuh, Nyonya sarapan berdua dengan Tuan Samuel,” sambung Yuni, tukang masak di rumah itu.Bertambah ramai dengan kehadiran Wawa, yang tengah mencuci piring. “Aku dengar, semalam ada sesuatu yang terjadi. Tuan Samuel membawa seorang wanita ke sini,” tambahnya, memecahkan suana.Dea membantah dengan yakin, “Tidak mungkin! Tuan Samuel sangat mencintai Nyonya Clara.” Namun, keraguan meny
Jakarta, Indonesia. 11 Maret 2021, 11:34 AM.Panas terik sinar mentari yang merayap di antara gedung-gedung tinggi Ibukota Jakarta, sebuah pemandangan kota metropolitan yang penuh dengan kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Seperti biasa, jalanan dipadati oleh aliran kendaraan yang tak kunjung surut, para pemotor yang memenuhi lalu lintas, mobil-mobil berjejeran dijalanan, menyatu dengan padatnya pejalan kaki yang berjalan di trotoar, dan suara riuh dari pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya. Anak-anak sekolah menanti dengan sabar di pinggir jalan, menunggu angkot yang akan membawa mereka pulang. Di tengah hiruk-pikuk ini, para penyanyi jalanan menghampiri setiap mobil yang terjebak macet, berharap mendapatkan sejumput receh sebagai imbalan untuk melengkapi melodi jalanan yang mereka suguhkan.Namun, di tengah kesibukan kota yang penuh sesak itu, Clara tampak seperti berada di dunianya sendiri. Terduduk di dalam Rolls Royce Ghost yang anggun, dia menikmati segarnya Ice Cappuci
Jakarta, Indonesia. 11 Maret 2021, 5:11 PM.Restoran mewah di kawasan Jakarta Barat memancarkan kemegehan, setiap sudut ruangan dihiasi oleh lukasan klasik dan patung-patung berwarna putih, ukiran peninggalan romawi kuno. Clara, tengah duduk menyilangkan kakinya, gaun pastel bermerek Louis Vuitton membalut tubuhnya, menikmati alunan musik klasik yang disuguhkan pihak restoran. Dalam sekejap, seorang perempuan dengan tubuh yang tinggi, rambut hitam yang terurai dan dari ujung kepala hingga kaki menggunakan merek Dior, muncul dihadapan Clara yang sedari tadi menunggunya."Claraa…” sapaan lembut itu menyapa telinga Clara, memecah lamunan seseorang yang sedang dilanda kesedihan. Tanpa menunggu lama, Clara melihat ke arah perempuan itu dengan wajah yang berseri-seri, dan dengan lincah berdiri untuk menyambut kedatangan sahabat lamanya. Ciuman lembut di pipi disertai dengan bisikan hangat, “Lama tak jumpa, Riana. Aku sangat merindukanmu.”Senyum yang tulus merekah di wajah Riana, “Aku juga m
Kuala Lumpur, Malaysia. 15 Agustus 2021, 10:33 AM.Mereka melanjutkan dengan penuh semangat membahas detil teknis, saling bertukar pandangan dan pengetahuan tentang mesin-mesin canggih yang menggerakkan koleksi mobil sport mereka. Percakapan ini bukan hanya menggambarkan cinta mereka pada keindahan desain, tetapi juga rasa kagum mereka terhadap prestasi teknologi yang luar biasa dalam dunia otomotif.Pembahasan tentang mobil sport beralih ke dunia balap F1, di mana Christian dan Ismail bersemangat untuk membahas pertandingan yang terjadi pada tahun dua ribu dua puluh.Christan dengan semangat berkata, "Tahun dua ribu dua puluh benar-benar memberikan persaingan yang intens di dunia F1. Lewis Hamilton dengan Mercedes-nya tampil mengesankan. Konsistensinya luar biasa dan membuatnya meraih gelar juara dunia untuk yang ketujuh kalinya."Ismail menanggapi, "Benar sekali, Christan. Hamilton benar-benar menjadi dominan. Tapi Max Verstappen dan Red Bull Racing juga memberikan penampilan yang me
Selangor, Malaysia. 15 Agustus 2021, 9:38 AM.Setelah perjalanan laut yang indah, romantis dan begitu menyenangkan, super yacht mewah milik keluarga Winata akhirnya menepi di pelabuhan Klang, Malaysia. Clara dan Christian melangkah keluar dari kapal, di sambut oleh kehangatan sinar matahari tropis dan udara yang segar di semenanjung daratan Selangor.Christan tersenyum pada Clara, “Selamat datang di Malaysia, sayang. Ayo, kita temui Zainab.”Mereka berdua dijemput oleh sebuah Limousin yang tampak elegan, mobil mewah itu telah disiapkan oleh Zainab untuk menyambut Christan dan Clara.Christan membukakan pintu Limousin tersebut untuk Clara, yang kemudian melangkah masuk ke dalam dengan anggun. Limousin tersebut bergerak dengan santai, menuju Mandarin Oriental, sebuah hotel mewah yang terletak di pusat kota Kuala Lumpur.Setibanya di hotel, mereka disambut oleh staf hotel yang begitu ramah. "Selamat petang, Tuan dan Puan. Adakah yang boleh saya bantu? Good afternoon, Sirs and Madam. Is th
Singapura, Singapura. 15 Agustus 2021, 8:47 AM.Dengan api cemburu yang masih membara, Clara memilih pakaian yang paling seksi dan mencolok untuk dipakai olehnya, memastikan bahwa dirinya akan jauh lebih cantik dibandingkan dengan Zainab.Clara mengenakan Gaun Mini Dior berwarna merah, yang pernah dikenakan juga oleh Selena Gomez. Christan yang melihat penampilan vulgar Clara, merasa terkejut. "Apa yang sedang kamu pakai, Clara?" tanya Christan, seraya mengerutkan dahinya terheran-heran.Clara menaikkan dagunya agar tampak percaya diri, dan berkata, "Jangan pedulikan aku."Saat mereka telah selesai bersiap-siap, Clara bertanya, "Kita akan ke sana naik apa, Christian?"Christian tersenyum dan menjawab, "Kita akan menggunakan private yatch milik keluargaku yang berada di pelabuhan."Saat mereka keluar dari vila, sebuah Lamborghini Urus berwarna hitam elegan telah menunggu di depan. Clara memandang kendaraan tersebut dengan kagum, "Wow, Christian, ini mobil apa?"Christian tertawa, "Ini
Singapura, Singapura. 15 Agustus 2021, 7:15 AM.Matahari terbit dengan kelembutan di balik jendela vila pinggir pantai Singapura, menyoroti Clara dan Christian yang baru saja membuka matanya. Mereka terbangun dengan pelukan hangat, saling menatap dengan senyuman bahagia. Suara ombak memeluk mereka, menambah keindahan pagi yang tenang.Clara mencuri ciuman lembut dari bibir Christian, "Pagi ini terasa begitu indah, sayang."Christian tersenyum, "Iya, jauh lebih indah lagi karena aku bersamamu." Mereka berdua menikmati momen intim itu, merasakan kebahagiaan yang memenuhi hati mereka.Dengan pelan, Clara menyentuh wajah Christian, "Aku sangat bersyukur karena kamu selalu ada di sisiku. Terima kasih, i love you so much, Chrsitan."Kedua insan yang tengah dimabuk asmara tersebut saling menatap dengan mata penuh keterpesonaan, merasakan cinta yang semarak di antara mereka seperti ombak yang tak henti berayun.Mereka berdua bergegas dari tempat tidur dengan penuh kebahagiaan. Clara dan Chris
Singapura, Singapura. 14 Agustus 2021, 6:15 PM.Setelah matahari benar-benar tenggelam dan pantai menjadi gelap, Clara dan Christan kembali ke dalam vila. Suasana yang penuh romansa dan hangat menyelimuti mereka, menciptakan momen istimewa yang tak terlupakan. Mereka memutuskan untuk duduk di meja makan, menginginkan momen berdua yang lebih intim.Christan, dengan senyuman, beranjak dari meja dan berkata, "Bagaimana kalau aku memasak sesuatu yang spesial untuk kita malam ini?" Clara antusias berkomentar, "Itu ide yang bagus! Aku penasaran apa yang akan kau masak."Christan masuk ke dapur, dan sambil menunggu, Clara merenung, merenungi betapa beruntungnya dia memiliki seseorang seperti Christan di hidupnya, seseorang yang telah memberikan dukungan dan cinta sejati.Christan memasak steak salmon, hidangan favorit Clara, dengan penuh keahlian di dapur vila. Aroma harum salmon yang dipanggang mulai mengisi ruangan, menambah kegembiraan Clara yang sangat menyukai hidangan tersebut.Ketika
Singapura, Singapura. 14 Agustus 2021, 6:02 PM.Saat matahari perlahan tenggelam di cakrawala pantai Singapura, Clara dan Christan menemukan kebahagiaan dalam cerita-cerita konyol dari masa lalu mereka. Duduk di tepi pantai dengan suasana yang tenang, mereka berdua tertawa bersama sambil berbagi kenangan yang menggelikan.Clara tertawa, "Kamu tahu, dulu sewaktu kuliah, aku pernah kehilangan kunci mobil di dalam tas dan ternyata ada di sana selama seminggu!"Christan bergabung dalam tawa, "Serius? Itu lebih baik daripada satu kali aku mengenakan dua sepatu yang berbeda saat akan pergi ke kantor!"Mereka terus saling berbagi cerita konyol, dari momen kecil hingga kisah yang lebih lucu dari perjalanan hidup mereka. Seiring dengan matahari semakin tenggelam.Clara, sambil tertawa, berkata, "Mungkin konyol, tapi itulah yang membuat hidup begitu berwarna, bukan?"Christan setuju, "Betul sekali. Momen-momen seperti ini yang membuat kita lebih dekat dan menambah nilai pada perjalanan hidup kit
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 11:15 AM.Christan, dengan penuh kejutan, mengajak Clara untuk mencoba sebuah gaun pengantin di butik yang mewah. Gaun pengantin itu berwarna putih dan dihiasi oleh berlian yang berkilau. Clara dengan senang hati menerima ajakan itu, dan suasana hatinya berubah menjadi ceria saat mengenakan gaun tersebut.Christan tersenyum melihat Clara berkilau dalam gaun pengantin. "Kau terlihat luar biasa, Clara. Gaun ini cocok sekali padamu."Clara, dengan tatapan penuh kebahagiaan, berputar-putar memeriksa gaunnya di depan cermin. "Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan memakai gaun pengantin seindah ini. Terima kasih, Christan."Christan mendekat dan memandang Clara dengan penuh cinta. "Ini hanya percobaan, tapi aku tidak sabar untuk melihatmu mengenakan gaun pengantin ini di hari pernikahan kita nanti."Clara tersenyum lembut, "Aku juga tidak sabar, Christan. Kita akan memiliki hari yang indah bersama."Saat mereka meninggalkan butik, gambaran indah te
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 8:57 AM.Dengan hati yang berat, Clara meninggalkan ruangan, menuju lorong-lorong, ia masih berusaha mencari tahu keberadaan dan penyebab ketidakhadiran Samuel. Perjalanan penyelidikan mereka di Wijaya Group semakin kompleks dengan misteri hilangnya uang perusahaan dan sekarang ketidakhadiran Samuel yang menjadi pertanyaan besar.Dengan kabar bahwa Samuel tidak masuk kerja selama dua hari dan tanpa memberikan pemberitahuan, Clara dan Christan mulai merasa curiga. Mereka duduk bersama untuk membahas situasi ini."Christan, ini sangat aneh. Samuel tidak masuk kerja dan tidak memberi tahu siapa pun," ujar Clara dengan raut wajah penuh kekhawatiran.Christan mengangguk, "Ya, ini semakin rumit. Mungkin dia terlibat dalam masalah yang lebih besar terkait hilangnys uang perusahaan."Clara menyela, "Atau mungkin dia sendiri yang terlibat dalam hal ini. Kita perlu mencari tahu lebih lanjut."Christan setuju, "Kita perlu memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 7:15 AM.Suasana pagi di kediaman megah Christan begitu tenang. Aroma kopi segar dan wangi masakan mewah memenuhi udara saat Clara, Christan, dan si kecil Julian duduk bersama di meja makan yang megah.Clara tersenyum penuh kasih saat memberikan suguhan pagi kepada suaminya dan anaknya. "Christan, kita harus segera menemukan solusi atas kehilangan uang perusahaanku. Ini bukan hanya tentang Wijaya Group, tapi juga masa depan perusahaan dan karyawan."Christan, sambil menikmati sarapan, menatap Clara dengan tekad. "Kamu benar, Clara. Kita harus menyelidiki ini bersama, diluar penyelidikan yang dilakukan oleh Tom. Tak ada yang bisa merugikan perusahaanmu tanpa konsekuensi."Julian, yang antusias menyantap pancake di meja, penasaran. "Om, Mama, Julian ikut ya?"Christan tersenyum dan mengusap kepala Julian lembut. "Sayang, hari ini Om dan ibumu harus pergi di luar. Kamu akan bersama Nana kdi rumah, yang akan menjaga dan bermain bersamamu."Julian menun