Jakarta, Indonesia. 7 Maret 2021, 1:22 PM.
Dalam ketenangan yang coba diusahakan oleh Clara, keberadaan kartu hotel dan celana dalam wanita di kamar mandi menjadi duri yang menusuk hatinya. Belum lagi, alat kontrasepsi dan alat tes kehamilan, semakin membuatnya yakin bahwa sang suami telah berkhianat. Meskipun ia berusaha meredam kecemasan, hatinya hancur melihat benda yang seharusnya tidak suaminya punyai. Tak berapa lama kemudian, sosok Samuel muncul, menciptakan kedamaian palsu dengan senyumannya yang khas."Istriku... Sejak kapan engkau datang, sayang? Ingin makan siang denganku?" senyuman Samuel terhampar, mencoba mengaburkan ketidaknyamanan di udara.Namun, Clara hanya terdiam, matanya memandang tajam. Samuel mendekati Clara yang duduk di sofa. Jemarinya memeluk pundak sang istri dengan lembut, mencoba membaca rahasia yang disembunyikan di balik tatapan gelisah Clara. "Bidadariku... Ada apa? Mengapa wajah cantikmu terlihat kesal?" tanya Samuel, suaranya penuh kelembutan."Apa yang kau lakukan dengan ini? Apa kau mengkhianatiku dan berselingkuh?" Clara melepaskan pertanyaan yang begitu tegas, sembari menyodorkan seluruh benda mencurigakan yang ia temukan di rumah maupun di kantor.Wajah Samuel berubah menjadi pucat pasi, terkejut melihat benda-benda itu telah ditemukan oleh istrinya, "Sa-sayang.. Ini semua... Emm.. Bukan punyaku," sangkalnya."Berikan aku penjelasan yang masuk akal!" tandas Clara, bibirnya mulai mengerut rapat.Samuel hanya berdiam tanpa mengucapkan apapun, membuat Clara semakin yakin bahwa suaminya telah mencurangi dirinya, "Tega sekali.. Kenapa kamu tega berselingkuh?"Samuel tak terima mendengar tudingan itu, dan dia segera menjelaskan pada sang istri, "Sayang, kamu sepertinya salah paham. Emm.. Kondom ini, adalah hadiah dari anak magang. Sedangkan... Alat tes kehamilan dan juga lipstik ini ingin kuberikan padamu," jelasnya."Kau tahu bukan? Aku ini mandul!!!! Untuk apa kau memberiku alat tes kehamilan, itu sangat tidak masuk akal!!" sanggah Clara dengan pernyataan yang suaminya ungkapkan.Lagi-lagi Samuel mematung tanpa berkata-kata, hal itu membuat Clara semakin diselimuti oleh perasaan yang campur aduk, "Aku... Sangat mencintaimu, jadi tolong... Jangan, jangan selingkuhi aku!!!" suara Clara diiringi oleh isakan tangisnya."Sayang.. Maafkan aku. Sama sekali tidak terlintas dipikiranku untuk mengkhianatimu," ujar Samuel dengan lembut.Kemudian, Clara menunjuk kartu hotel dan juga celana dalam wanita, "Kalau ini? Apa kau bisa menjelaskan padaku?""Astagaa... Sebentar, sayang. Aku akan memanggil Luna... Dia bisa menjelaskan keresahan hatimu," ujar Samuel, mencoba memberikan klarifikasi atas kebingungan ini.Clara, yang masih merasa kesal, memandang Samuel yang bergegas keluar menuju meja kerja Luna yang terletak di depan pintu ruang kantornya. Keraguan dan kebingungan terukir di wajah Clara, seakan-akan ia masih mencari jawaban atas temuan yang membuat hatinya berdegup lebih cepat. Luna, sekretaris pribadi Samuel, mungkin bisa memberikan penjelasan yang diperlukan untuk mengakhiri kecemasan Clara.Beberapa saat kemudian, Luna masuk kedalam dengan ekspresi yang penuh kebingungan, sedangkan Clara, tengah menunggu dengan wajahnya yang cemberut. "Halo, Nona Clara, perkenalkan nama saya Luna, sekretaris pak Samuel," sapanya dengan membungkuk penuh kesopanan."Ya, silahkan duduk," pinta Clara.Ketiga orang itu duduk di sofa ruangan kantor Samuel. "Ada apa anda mencari saya? Apakah yang bisa saya bantu?" tanya Luna."Jelaskan, mengenai ini," jawab Clara sambil menunjuk pada barang-barang yang menjadi perdebatannya dengan Samuel.Sontak, mata Luna melirik kearah Samuel seolah mencari jawaban. "Emm... Maaf, Nona. Sepertinya, saat saya mengganti pembalut saya melupakan celana salam saya yang tertinggal.""Lalu ini?" jari telunjuk Clara menunjuk kearah kartu hotel."Oohh.. Kartu ini saya persiapkan untuk klien penting dari Thailand yang akan datang beberapa hari lagi," jelas Luna.Clara menganggukkan kepala, lalu menampik jawaban yang diterimanya, "Bukankah kau yang harus menyimpannya, kenapa benda itu ada di dalam laci suamiku?"Luna tak kehabisan kata-kata untuk menjawab, "Karena tuan Samuel ingin memeriksa kelayakan kamar hotel.""Baiklah, kau lulus pertanyaan kali ini. Tapi aku masih ada pertanyaan untukmu, apakah di perusahaan ini pernah ada anak magang yang memberikan hadiah pada tuan Samuel?" tanya Clara, untuk yang terakhir kali.Luna menelan ludahnya, kemudian melirik kesana dan kemari sambil menggaruk-garuk kepala, "Emmmm.. Sepertinya, ada, Nona.""Baiklah. Silahkan keluar, aku sudah selesai mendengar jawabanmu," tandas Clara.Samuel duduk di samping Clara dan kembali memeluk istrinya. "Sayangku... Apa engkau masih marah? Luna sudah memberi penjelasan padamu, bukan?" rayu Samuel dengan senyuman lembut.Clara mengembangkan senyum kecilnya, dan tiba-tiba, Samuel mengeluarkan sebuah kotak perhiasan mewah dari saku jasnya. "Taraaaaa..." serunya riang.Dengan penuh semangat, Samuel berlutut di hadapan Clara yang duduk di sofa. Kotak perhiasan berwarna biru itu dibuka, terdapat sebuah kalung berlian yang mempesona. "Ini untukmu, sayangku..." ujar Samuel dengan nada lembut."Astaga sayang, untuk apa ini?" Clara terkejut dan tersipu malu."Kalung ini adalah hadiah untuk merayakan ulang tahun pernikahan kita yang keenam, sayang," ungkap Samuel dengan penuh kehangatan."Tapi kan, masih beberapa hari lagi," balas Clara, dengan senyuman.Samuel mengambil kalung tersebut, menyibakkan rambut panjang Clara ke depan, dan dengan penuh kelembutan, memasangkan kalung berlian itu pada leher istrinya. "Ini sangat cocok dipakai oleh bidadariku..." ucap lembut Samuel dengan nada penuh kasih sayang.Clara terdiam tanpa mengucapkan kata-kata, tak terduga, Samuel mencium leher Clara dengan penuh hasrat. Kemudian, sepasang suami istri itu bercumbu dengan gelora asmara yang membara, suasana ruang kantor itu terasa mendebarkan. Samuel mengunci pintu ruangan, dan bersiap untuk adegan yang lebih lanjut bersama istrinya. Meskipun terdapat insiden yang membuat Clara cemas dan gelisah, momen ini membawa membuatnya melupakan seluruh kecurigaan pada sang suami.Beberapa saat setelah menikmati keintiman dengan sang suami di ruang kerjanya, Clara tersenyum manis sambil membenahi pakaiannya. "Sayang, jangan lupa ya... tiga hari lagi adalah hari jadi pernikahan kita," ucapnya dengan lembut."Iya, sayangku..." balas Samuel dengan senyuman yang memancar kepuasan yang baru saja didapat."Sebaiknya aku pulang sekarang, sayang," ujar Clara, langkahnya yang anggun melangkah menuju pintu, tangannya membuka kunci dengan gemulai."Mau kuantar, sayang?" tawar Samuel, mengkhawatirkan istrinya."Tidak perlu, pak Surya dan Nana sudah menungguku dari tadi," jawab Clara sambil tersenyum.Clara melangkah ke koridor gedung yang megah itu, dihiasi dengan dinding marmer yang indah dan elegan. Udara hangat nan sejuk menyambutnya saat keluar dari gedung, menandakan bahwa sinar matahari sedang berada di tepi barat. Sebuah mobil mewah sudah menunggu di depan. Surya, sopir pribadi setia Clara, dengan ramah membuka pintu mobil saat Clara mendekat. "Selamat sore, Nyonya Clara," sapa Surya dengan penuh sopan."Selamat sore, pak Surya. Terima kasih sudah menunggu saya," jawab Clara, sambil naik ke dalam mobil. Nana, sang pelayan setia, sudah menunggunya di kursi belakang.Perjalanan pulang membawa Clara merenung, menyusuri jalan yang penuh kenangan. Tiga hari lagi akan menjadi perayaan spesial yang mengukir waktu enam tahun pernikahannya. Ia memikirkan momen-momen indah bersama Samuel, tantangan yang mereka hadapi bersama, dan rasa syukur yang tak terhingga.Beberapa hari berlalu...Hari yang dinanti-nanti pun akhirnya tiba, Clara bangun dengan senyum bahagia, memikirkan perayaan indah yang akan dihabiskan bersama Samuel, malam nanti. Seperti pagi-pagi biasanya, Clara pergi untuk jogging, kemudian mandi dan sarapan bersama sang suami.Di saat mereka menikmati hidangan sarapan yang lezat, Clara memulai percakapan dengan suaminya. "Nanti malam, pulanglah pukul sembilan malam. Jangan lebih dan jangan kurang," pinta Clara, suaranya yang lembut seakan menyapu kesejukan udara pagi."Baik, sayang..." ujar Samuel dengan senyuman, matanya memancarkan ketulusan hati."Kita akan merayakan hari jadi pernikahan kita di rumah, tidak perlu mengundang siapapun seperti tahun lalu" jelas Clara, suara lembutnya memberikan kesan romantis yang melingkupi ruang makan mereka."Oke, sayang... Aku akan mengikuti apa saja yang bidadariku minta..." ujar Samuel, memberikan dukungan penuh pada rencana istri tercinta.Clara tersenyum penuh kebahagiaan, melanjutkan menyantap hidangan pagi dengan cita rasa yang nikmat. Suami tercintanya membalas senyumnya sebelum mengecup keningnya dan bergegas pergi ke kantor. Sementara, Clara sibuk mempersiapkan candle light dinner bersama suaminya nanti malam.***Jakarta, Indonesia. 10 Maret 2021, 5:43 PM.Dalam dapur yang seluruh lapisannya terbalut marmer, Clara, dengan memakai celemek berwarna biru tua, sedang sibuk memasak dengan gemulai. "Nyonya tidak butuh bantuan?” tawar Nana, seorang kepala asisten rumah tangga, sementara aroma harum masakan melingkupi udara.Cahaya dapur menyoroti rona rambut merah Clara yang memancarkan pesona, "Tidak perlu, Nana. Kamu hanya perlu menuruti beberapa perintahku saja, oke?” balasnya dengan senyum yang menciptakan kebahagiaan di wajahnya yang cantik."Nana, tolong tata mejanya,” pintanya dengan lembut pada asisten rumah tangga. Clara dengan penuh dedikasi menyajikan hidangan-hidangan western food untuk menyambut kepulangan sang suami. “Suamiku sangat menyukai Beef Wellington dan Lobster Thermidor,” ungkapnya sambil tersenyum.Tetapi, hari ini tak sekadar makan malam biasa. Clara dengan penuh antusias memasak seluruh hidangan dan merancang candle light dinner romantis untuknya dan suami, hal itu demi meray
Jakarta, Indonesia. 10 Maret 2021, 9:12 PM.Ekspresi Clara tak bisa berbohong, ia nampak sangat terkejut dengan pemandangan didepannya, sangking terkejutnya, Clara hanya diam membisu didepan pintu. Samuel pun melangkah menghampiri istrinya, "Kemarilah, Luna" ujar Samuel pada sekertarisnya yang sedari tadi bersamanya didalam mobil."Mengapa kau membawanya kemari? Ada urusan pekerjaan?" tanya Clara, sambil menyilangkan kedua tangannya didada dengan erat. "Sebaiknya, kita masuk dulu" jawab Samuel, sebuah misteri tersembunyi di balik kata-katanya. Clara hanya bisa diam, membiarkan kebingungannya terjalin dalam keheningan malam.Samuel memperlihatkan elegansi dengan merentangkan telapak tangannya, saat Clara hendak meraih tangan sang suami, Luna dengan anggun lebih dulu menggandengnya. Clara pun menyipitkan matanya, menatap kearah Luna, raut wajahnya penuh dengan kebingungan dan ketidakpercayaan.Suasana malam yang dramatis, mereka bertiga memasuki rumah megah itu. Ruang utama menyambut mer
Jakarta, Indonesia. 11 Maret 2021, 9:11 AM.Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela kamar Clara, mencerahkan ruangan yang sejatinya dipenuhi oleh ketenangan tidurnya. Clara, dengan matanya yang masih lelap, merasakan kehangatan ranjangnya. Bahkan, ketika suaminya melangkah keluar memulai harinya untuk bekerja, Clara masih terombang-ambing dalam dunia mimpi."Entah apa yang terjadi pada Nyonya Clara,” bisik Dea dengan penuh rasa ingin tahu, sementara ia menggenggam erat penyedot debu di tangannya.“Iya, benar. Biasanya, pada jam enam pagi, Nyonya selalu menyelesaikan joggingnya, dan pukul tujuh, Nyonya sarapan berdua dengan Tuan Samuel,” sambung Yuni, tukang masak di rumah itu.Bertambah ramai dengan kehadiran Wawa, yang tengah mencuci piring. “Aku dengar, semalam ada sesuatu yang terjadi. Tuan Samuel membawa seorang wanita ke sini,” tambahnya, memecahkan suana.Dea membantah dengan yakin, “Tidak mungkin! Tuan Samuel sangat mencintai Nyonya Clara.” Namun, keraguan meny
Jakarta, Indonesia. 11 Maret 2021, 11:34 AM.Panas terik sinar mentari yang merayap di antara gedung-gedung tinggi Ibukota Jakarta, sebuah pemandangan kota metropolitan yang penuh dengan kehidupan dan aktivitas sehari-hari. Seperti biasa, jalanan dipadati oleh aliran kendaraan yang tak kunjung surut, para pemotor yang memenuhi lalu lintas, mobil-mobil berjejeran dijalanan, menyatu dengan padatnya pejalan kaki yang berjalan di trotoar, dan suara riuh dari pedagang kaki lima yang menjajakan dagangannya. Anak-anak sekolah menanti dengan sabar di pinggir jalan, menunggu angkot yang akan membawa mereka pulang. Di tengah hiruk-pikuk ini, para penyanyi jalanan menghampiri setiap mobil yang terjebak macet, berharap mendapatkan sejumput receh sebagai imbalan untuk melengkapi melodi jalanan yang mereka suguhkan.Namun, di tengah kesibukan kota yang penuh sesak itu, Clara tampak seperti berada di dunianya sendiri. Terduduk di dalam Rolls Royce Ghost yang anggun, dia menikmati segarnya Ice Cappuci
Jakarta, Indonesia. 11 Maret 2021, 5:11 PM.Restoran mewah di kawasan Jakarta Barat memancarkan kemegehan, setiap sudut ruangan dihiasi oleh lukasan klasik dan patung-patung berwarna putih, ukiran peninggalan romawi kuno. Clara, tengah duduk menyilangkan kakinya, gaun pastel bermerek Louis Vuitton membalut tubuhnya, menikmati alunan musik klasik yang disuguhkan pihak restoran. Dalam sekejap, seorang perempuan dengan tubuh yang tinggi, rambut hitam yang terurai dan dari ujung kepala hingga kaki menggunakan merek Dior, muncul dihadapan Clara yang sedari tadi menunggunya."Claraa…” sapaan lembut itu menyapa telinga Clara, memecah lamunan seseorang yang sedang dilanda kesedihan. Tanpa menunggu lama, Clara melihat ke arah perempuan itu dengan wajah yang berseri-seri, dan dengan lincah berdiri untuk menyambut kedatangan sahabat lamanya. Ciuman lembut di pipi disertai dengan bisikan hangat, “Lama tak jumpa, Riana. Aku sangat merindukanmu.”Senyum yang tulus merekah di wajah Riana, “Aku juga m
Jakarta, Indonesia. 11 Maret 2021, 8:21 PM.Suasana malam di Jakarta terlihat bersahaja meski Clara baru saja menikmati makan malam di restoran mewah dan meminum kopi di kafe elit dengan Riana, sahabat lamanya. Udara segar malam mengiringi langkahnya keluar dari kafe, dan tak lama kemudian, Rolls Royce Ghost berwarna hitam yang elegan menanti di depan restoran.Clara memandang kendaraan mewahnya sejenak sebelum memasuki mobil. Pintu yang dioper oleh sopir pribadinya membuka akses ke interior yang mewah dan nyaman. Ketika Clara duduk di kursi belakang, aroma wangi mobil baru mengelilinginya. Seiring Rolls Royce melaju melalui jalanan yang terang benderang, Clara merenung, membiarkan pikirannya melayang.Malam itu terasa sepi dan memikirkan perjalanan pulang yang singkat memberikan Clara waktu untuk berpikir, "Apakah aku memiliki keberanian untuk menceraikannya?" gumamnya sendiri. Lampu-lampu kota membentuk jejak gemerlap di luar jendela, seolah menari mengiringi perasaannya yang tengah
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 7:46 AM.Langkah-langkah lembut melintas di lorong rumah, memecah keheningan pagi. Samuel yang sudah rapih dengan setelan jasnya bersama dengan Luna dan Astutie duduk bersama di kursi makan, menunggu dengan sabar juru masak membuat hidangan, aroma sarapan menyelinap dari dapur."Itu masak sarapannya kok lama sekali yah, Ibu sudah lapar banget nih," celetuk Astutie, wanita paruh baya yang masih saja mengenakan setelan kebaya jawa.Namun, Samuel menanggapi celetukan calon Ibu mertuanya dengan senyuman, "Ibu.. Sabar dikit yaa, karena sarapan pagi di rumah ini selalu bervariasi dengan berbagai menu, jadi, yah pasti masaknya pun lama," jelasnya dengan lembut."Owalah, begitu yah, nak Samuel," balas Astutie."Oh iya, Ibu dan Luna jika ingin memakan sesuatu bisa pesan pada Yuni, dia bisa memasak apapun yang ingin dimakan," lanjut Samuel, memberikan penjelasan mengenai keadaan rumahnya yang seperti surga.Astutie nampak masih malu-malu untuk memberi perintah
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 7:57 AM.Pagi itu, meja makan dipenuhi dengan aroma harum berbagai hidangan yang disajikan. Clara tengah menikmati setiap gigitan salad dipiring, tiba-tiba suaminya membeberkan sebuah kabar yang begitu menyayat hatinya. Kabar itu melayang di udara, menciptakan ketegangan yang langsung terasa di seluruh ruangan. Clara, yang sedang asyik mengunyah, tersedak dan batuk-batuk secara refleks. Segera, ia meraih segelas air putih dan meneguknya dalam-dalam, mencoba meredakan rasa sesak yang menyelinap ke dalam dadanya.Setelah itu, sorot mata Clara memandang tajam Samuel. Suaranya terdengar ketus saat ia membalas ucapan suaminya, "Apa kau sudah gila? Agama kita tidak membiarkan poligami dalam pernikahan, kau tahu itu bukan?"Samuel menjawab dengan tegas, "Tapi regulasi negara menyetujuinya, jadi, tidak masalah bukan?" Pria itu melontarkan argumen dinginnya, menciptakan pertarungan antara keyakinan agama dan keinginannya untuk menikahi Luna."Tapi, aku menolak
Kuala Lumpur, Malaysia. 15 Agustus 2021, 10:33 AM.Mereka melanjutkan dengan penuh semangat membahas detil teknis, saling bertukar pandangan dan pengetahuan tentang mesin-mesin canggih yang menggerakkan koleksi mobil sport mereka. Percakapan ini bukan hanya menggambarkan cinta mereka pada keindahan desain, tetapi juga rasa kagum mereka terhadap prestasi teknologi yang luar biasa dalam dunia otomotif.Pembahasan tentang mobil sport beralih ke dunia balap F1, di mana Christian dan Ismail bersemangat untuk membahas pertandingan yang terjadi pada tahun dua ribu dua puluh.Christan dengan semangat berkata, "Tahun dua ribu dua puluh benar-benar memberikan persaingan yang intens di dunia F1. Lewis Hamilton dengan Mercedes-nya tampil mengesankan. Konsistensinya luar biasa dan membuatnya meraih gelar juara dunia untuk yang ketujuh kalinya."Ismail menanggapi, "Benar sekali, Christan. Hamilton benar-benar menjadi dominan. Tapi Max Verstappen dan Red Bull Racing juga memberikan penampilan yang me
Selangor, Malaysia. 15 Agustus 2021, 9:38 AM.Setelah perjalanan laut yang indah, romantis dan begitu menyenangkan, super yacht mewah milik keluarga Winata akhirnya menepi di pelabuhan Klang, Malaysia. Clara dan Christian melangkah keluar dari kapal, di sambut oleh kehangatan sinar matahari tropis dan udara yang segar di semenanjung daratan Selangor.Christan tersenyum pada Clara, “Selamat datang di Malaysia, sayang. Ayo, kita temui Zainab.”Mereka berdua dijemput oleh sebuah Limousin yang tampak elegan, mobil mewah itu telah disiapkan oleh Zainab untuk menyambut Christan dan Clara.Christan membukakan pintu Limousin tersebut untuk Clara, yang kemudian melangkah masuk ke dalam dengan anggun. Limousin tersebut bergerak dengan santai, menuju Mandarin Oriental, sebuah hotel mewah yang terletak di pusat kota Kuala Lumpur.Setibanya di hotel, mereka disambut oleh staf hotel yang begitu ramah. "Selamat petang, Tuan dan Puan. Adakah yang boleh saya bantu? Good afternoon, Sirs and Madam. Is th
Singapura, Singapura. 15 Agustus 2021, 8:47 AM.Dengan api cemburu yang masih membara, Clara memilih pakaian yang paling seksi dan mencolok untuk dipakai olehnya, memastikan bahwa dirinya akan jauh lebih cantik dibandingkan dengan Zainab.Clara mengenakan Gaun Mini Dior berwarna merah, yang pernah dikenakan juga oleh Selena Gomez. Christan yang melihat penampilan vulgar Clara, merasa terkejut. "Apa yang sedang kamu pakai, Clara?" tanya Christan, seraya mengerutkan dahinya terheran-heran.Clara menaikkan dagunya agar tampak percaya diri, dan berkata, "Jangan pedulikan aku."Saat mereka telah selesai bersiap-siap, Clara bertanya, "Kita akan ke sana naik apa, Christian?"Christian tersenyum dan menjawab, "Kita akan menggunakan private yatch milik keluargaku yang berada di pelabuhan."Saat mereka keluar dari vila, sebuah Lamborghini Urus berwarna hitam elegan telah menunggu di depan. Clara memandang kendaraan tersebut dengan kagum, "Wow, Christian, ini mobil apa?"Christian tertawa, "Ini
Singapura, Singapura. 15 Agustus 2021, 7:15 AM.Matahari terbit dengan kelembutan di balik jendela vila pinggir pantai Singapura, menyoroti Clara dan Christian yang baru saja membuka matanya. Mereka terbangun dengan pelukan hangat, saling menatap dengan senyuman bahagia. Suara ombak memeluk mereka, menambah keindahan pagi yang tenang.Clara mencuri ciuman lembut dari bibir Christian, "Pagi ini terasa begitu indah, sayang."Christian tersenyum, "Iya, jauh lebih indah lagi karena aku bersamamu." Mereka berdua menikmati momen intim itu, merasakan kebahagiaan yang memenuhi hati mereka.Dengan pelan, Clara menyentuh wajah Christian, "Aku sangat bersyukur karena kamu selalu ada di sisiku. Terima kasih, i love you so much, Chrsitan."Kedua insan yang tengah dimabuk asmara tersebut saling menatap dengan mata penuh keterpesonaan, merasakan cinta yang semarak di antara mereka seperti ombak yang tak henti berayun.Mereka berdua bergegas dari tempat tidur dengan penuh kebahagiaan. Clara dan Chris
Singapura, Singapura. 14 Agustus 2021, 6:15 PM.Setelah matahari benar-benar tenggelam dan pantai menjadi gelap, Clara dan Christan kembali ke dalam vila. Suasana yang penuh romansa dan hangat menyelimuti mereka, menciptakan momen istimewa yang tak terlupakan. Mereka memutuskan untuk duduk di meja makan, menginginkan momen berdua yang lebih intim.Christan, dengan senyuman, beranjak dari meja dan berkata, "Bagaimana kalau aku memasak sesuatu yang spesial untuk kita malam ini?" Clara antusias berkomentar, "Itu ide yang bagus! Aku penasaran apa yang akan kau masak."Christan masuk ke dapur, dan sambil menunggu, Clara merenung, merenungi betapa beruntungnya dia memiliki seseorang seperti Christan di hidupnya, seseorang yang telah memberikan dukungan dan cinta sejati.Christan memasak steak salmon, hidangan favorit Clara, dengan penuh keahlian di dapur vila. Aroma harum salmon yang dipanggang mulai mengisi ruangan, menambah kegembiraan Clara yang sangat menyukai hidangan tersebut.Ketika
Singapura, Singapura. 14 Agustus 2021, 6:02 PM.Saat matahari perlahan tenggelam di cakrawala pantai Singapura, Clara dan Christan menemukan kebahagiaan dalam cerita-cerita konyol dari masa lalu mereka. Duduk di tepi pantai dengan suasana yang tenang, mereka berdua tertawa bersama sambil berbagi kenangan yang menggelikan.Clara tertawa, "Kamu tahu, dulu sewaktu kuliah, aku pernah kehilangan kunci mobil di dalam tas dan ternyata ada di sana selama seminggu!"Christan bergabung dalam tawa, "Serius? Itu lebih baik daripada satu kali aku mengenakan dua sepatu yang berbeda saat akan pergi ke kantor!"Mereka terus saling berbagi cerita konyol, dari momen kecil hingga kisah yang lebih lucu dari perjalanan hidup mereka. Seiring dengan matahari semakin tenggelam.Clara, sambil tertawa, berkata, "Mungkin konyol, tapi itulah yang membuat hidup begitu berwarna, bukan?"Christan setuju, "Betul sekali. Momen-momen seperti ini yang membuat kita lebih dekat dan menambah nilai pada perjalanan hidup kit
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 11:15 AM.Christan, dengan penuh kejutan, mengajak Clara untuk mencoba sebuah gaun pengantin di butik yang mewah. Gaun pengantin itu berwarna putih dan dihiasi oleh berlian yang berkilau. Clara dengan senang hati menerima ajakan itu, dan suasana hatinya berubah menjadi ceria saat mengenakan gaun tersebut.Christan tersenyum melihat Clara berkilau dalam gaun pengantin. "Kau terlihat luar biasa, Clara. Gaun ini cocok sekali padamu."Clara, dengan tatapan penuh kebahagiaan, berputar-putar memeriksa gaunnya di depan cermin. "Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan memakai gaun pengantin seindah ini. Terima kasih, Christan."Christan mendekat dan memandang Clara dengan penuh cinta. "Ini hanya percobaan, tapi aku tidak sabar untuk melihatmu mengenakan gaun pengantin ini di hari pernikahan kita nanti."Clara tersenyum lembut, "Aku juga tidak sabar, Christan. Kita akan memiliki hari yang indah bersama."Saat mereka meninggalkan butik, gambaran indah te
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 8:57 AM.Dengan hati yang berat, Clara meninggalkan ruangan, menuju lorong-lorong, ia masih berusaha mencari tahu keberadaan dan penyebab ketidakhadiran Samuel. Perjalanan penyelidikan mereka di Wijaya Group semakin kompleks dengan misteri hilangnya uang perusahaan dan sekarang ketidakhadiran Samuel yang menjadi pertanyaan besar.Dengan kabar bahwa Samuel tidak masuk kerja selama dua hari dan tanpa memberikan pemberitahuan, Clara dan Christan mulai merasa curiga. Mereka duduk bersama untuk membahas situasi ini."Christan, ini sangat aneh. Samuel tidak masuk kerja dan tidak memberi tahu siapa pun," ujar Clara dengan raut wajah penuh kekhawatiran.Christan mengangguk, "Ya, ini semakin rumit. Mungkin dia terlibat dalam masalah yang lebih besar terkait hilangnys uang perusahaan."Clara menyela, "Atau mungkin dia sendiri yang terlibat dalam hal ini. Kita perlu mencari tahu lebih lanjut."Christan setuju, "Kita perlu memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 7:15 AM.Suasana pagi di kediaman megah Christan begitu tenang. Aroma kopi segar dan wangi masakan mewah memenuhi udara saat Clara, Christan, dan si kecil Julian duduk bersama di meja makan yang megah.Clara tersenyum penuh kasih saat memberikan suguhan pagi kepada suaminya dan anaknya. "Christan, kita harus segera menemukan solusi atas kehilangan uang perusahaanku. Ini bukan hanya tentang Wijaya Group, tapi juga masa depan perusahaan dan karyawan."Christan, sambil menikmati sarapan, menatap Clara dengan tekad. "Kamu benar, Clara. Kita harus menyelidiki ini bersama, diluar penyelidikan yang dilakukan oleh Tom. Tak ada yang bisa merugikan perusahaanmu tanpa konsekuensi."Julian, yang antusias menyantap pancake di meja, penasaran. "Om, Mama, Julian ikut ya?"Christan tersenyum dan mengusap kepala Julian lembut. "Sayang, hari ini Om dan ibumu harus pergi di luar. Kamu akan bersama Nana kdi rumah, yang akan menjaga dan bermain bersamamu."Julian menun