Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 7:46 AM.Langkah-langkah lembut melintas di lorong rumah, memecah keheningan pagi. Samuel yang sudah rapih dengan setelan jasnya bersama dengan Luna dan Astutie duduk bersama di kursi makan, menunggu dengan sabar juru masak membuat hidangan, aroma sarapan menyelinap dari dapur."Itu masak sarapannya kok lama sekali yah, Ibu sudah lapar banget nih," celetuk Astutie, wanita paruh baya yang masih saja mengenakan setelan kebaya jawa.Namun, Samuel menanggapi celetukan calon Ibu mertuanya dengan senyuman, "Ibu.. Sabar dikit yaa, karena sarapan pagi di rumah ini selalu bervariasi dengan berbagai menu, jadi, yah pasti masaknya pun lama," jelasnya dengan lembut."Owalah, begitu yah, nak Samuel," balas Astutie."Oh iya, Ibu dan Luna jika ingin memakan sesuatu bisa pesan pada Yuni, dia bisa memasak apapun yang ingin dimakan," lanjut Samuel, memberikan penjelasan mengenai keadaan rumahnya yang seperti surga.Astutie nampak masih malu-malu untuk memberi perintah
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 7:57 AM.Pagi itu, meja makan dipenuhi dengan aroma harum berbagai hidangan yang disajikan. Clara tengah menikmati setiap gigitan salad dipiring, tiba-tiba suaminya membeberkan sebuah kabar yang begitu menyayat hatinya. Kabar itu melayang di udara, menciptakan ketegangan yang langsung terasa di seluruh ruangan. Clara, yang sedang asyik mengunyah, tersedak dan batuk-batuk secara refleks. Segera, ia meraih segelas air putih dan meneguknya dalam-dalam, mencoba meredakan rasa sesak yang menyelinap ke dalam dadanya.Setelah itu, sorot mata Clara memandang tajam Samuel. Suaranya terdengar ketus saat ia membalas ucapan suaminya, "Apa kau sudah gila? Agama kita tidak membiarkan poligami dalam pernikahan, kau tahu itu bukan?"Samuel menjawab dengan tegas, "Tapi regulasi negara menyetujuinya, jadi, tidak masalah bukan?" Pria itu melontarkan argumen dinginnya, menciptakan pertarungan antara keyakinan agama dan keinginannya untuk menikahi Luna."Tapi, aku menolak
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 10:15 AM.Rolls Royce Ghost hitam, terparkir dengan elegan di halaman Yayasan 'Kasih Kita', tempat yang menjadi perlindungan bagi anak-anak terlantar dan lansia yang tidak memiliki tempat tinggal. Hanum, seorang wanita paruh baya berbalut gamis dan jilbab, selaku pemilik Yayasan, duduk berhadapan dengan Clara di dalam ruang kantornya yang hangat."Akhirnya kita dapat bertemu hari ini, Bu" sambut Hanum dengan senyuman tulus."Maaf, kemarin saya mendapat urusan yang mendesak. Oh ya, saya sudah mentransfer donasi rutin bulanan" terang Clara sambil tersenyum ramah.Hanum mengangguk penuh rasa syukur, "Terima kasih banyak, Bu Clara. Tanpa bantuan Anda, Yayasan ini mungkin sudah terbengkalai sejak lama."Clara menggeleng sambil tersenyum rendah, "Ah, ini hanya kelanjutan dari tindakan ayah saya dahulu, sebagai donatur rutin Yayasan Kasih Kita""Buat saya, setiap bantuan dan dukungan sangat berarti" ujar Hanum menghela nafas lega.Namun, suasana hangat itu t
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 1:49 PM.Saat matahari beranjak tinggi, Clara, tiba di lobi megah Plaza Indonesia dan disambut oleh ketiga sahabatnya. Siska memandang Clara dengan senyum hangat. "Bagaimana kabarmu, Clara?" tanyanya dengan keceriaan yang selalu melekat pada dirinya."Ohh. Aku baik-baik saja kok." jawab Clara, senyumnya ikut terpancar. "Kau sendiri bagaimana?" tambahnya, mencerminkan rasa ingin tahu yang tulus."Sama saja, aku juga baik-baik saja," jawab Siska sambil tersenyum. Suasana akrab dan kehangatan pun mulai merayapi ruangan, membawa kenangan-kenangan indah yang pernah mereka lewati saat mengenyam pendidikan di negeri paman sam beberapa tahun silam. Keempat perempuan itu bersahabat karena mereka merupakan mahasiswi yang berasal dari Indonesia, dan akhirnya menjalin hubungan persahabatan yang kini telah terpisah oleh kehidupan pribadi sejak lulus dari Stanford.Mey, yang selama ini terdiam, akhirnya turut berbicara. "Kalau kita berempat berkumpul begini rasanya
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 6:13 PM.Dua orang tidak tahu malu itu, seakan menjadi pemeran utama dalam drama romantis yang sedang dipertontonkan oleh Clara dan ketiga sahabatnya. Riana, Mey dan Siska tak bisa menyembunyikan rasa bingung dan kejutan saat melihat Samuel dan Luna melangkah bersama dengan mesra menuju meja lain di restoran eksklusif itu.Clara merasa hatinya berdebar kencang, terbersit kekhawatiran dan tanda tanya besar mengitari pikirannya. Ia mencoba menyamarkan kegelisahan di wajahnya, tetapi ketiga sahabatnya tahu bahwa sesuatu yang tidak biasa sedang terjadi. Mey, dengan mata penuh tanya, menatap Clara, menciptakan keheningan yang terasa begitu berat.“Apakah semuanya baik-baik saja, Clara?” tanya Mey dengan nada khawatir. Clara hanya mampu mengangguk pelan, namun ekspresi wajahnya masih terlihat khawatir dan penuh pertanyaan."Tidak! Kau sedang berbohong pada kami, kan, Clara?" bentak Siska dengan nada kesal, "Apa yang terjadi dengan suamimu? Mengapa dia meran
Jakarta, Indonesia. 12 Maret 2021, 10:22 PM.Dalam hening malam yang diiringi oleh suara tangis yang terisak, Clara merasakan dadanya yang teramat sesak dan kepedihan yang mendalam. Bukan lantaran gamparan keras yang menyakiti pipinya, melainkan karena suaminya yang lebih memihak pada wanita lain. Terkurung dalam gelapnya kamar yang terkunci, Clara tak bisa menahan derasnya air mata. "Hiks... Apa maksudnya memihak pada wanita itu? Sungguh, dia begitu kejam..." erangnya, suara isakan pilu menciptakan goresan luka tak terlihat.Dengan tangan gemetaran, perempuan malang itu menekan sakelar lampu dan seketika kamar yang remang menjadi terang. Dengan langkah pelan, ia mendekati sebuah meja yang tertata indah dipojok kamar. Jemarinya meraih album foto dari laci, sebuah peti memori yang mengisahkan kisah cinta dimasa lampau. Gerakan lembut Clara membuka satu per satu halaman album itu, memperlihatkan potret dua insan yang dipenuhi tawa dan kebahagiaan. Air mata hangat jatuh, meresapi foto-fo
Jakarta, Indonesia. 13 Maret 2021, 10:15 PM.Suara langkah kaki lembut melintas di koridor megah rumah itu, hening terasa semakin dalam. Nana, sang kepala ART, menapaki tangga dengan langkah ringan, menghampiri pintu kamar Clara. "Tok-tok-tok... Nyonya, segeralah makan malam sebelum makanannya dingin," panggilnya dengan nada lembut, namun balasan tak kunjung terdengar. Kekhawatiran membayangi wajah Nana, membuatnya memanggil Surya, seorang sopir dengan kekuatan fisik yang bisa diandalkan untuk mendobrak pintu."Baiklah, Nana, saya coba mendobrak pintunya ya," ucapnyaa dengan wajah serius, mengantisipasi segala kemungkinan yang akan terjadi. Surya yang penuh semangat mendorong pintu dengan sekuat tenaga, namun bagai menantang takdir, pintu tetap setia pada posisinya yang terkunci. Usahanya tak membuahkan hasil, malah menyisakan rasa sakit di tubuhnya.Dalam usahanya yang sia-sia untuk membuka pintu kamar yang tetap terkunci rapat, Nana merasa tak ada pilihan lain selain memanggil Samue
Jakarta, Indonesia. 14 Juni 2021, 11:12 PM.Jemari Clara mulai bergerak, Nana yang sedang membaca novel tersentak dengan keadaan majikannya yang sudah mulai sadarkan diri. "Nyo-nyo-nyonyaa??" gagapnya merasakan kebahagiaan dan kelegaan dalam suaranya. Nana berlari kearah Surya dan membangunkannya, "Surya! Hey, Surya! Bangunlah, nyonya sudah sadarkan diri" serunya sembari mengusap lengan pria itu.Surya, seketika matanya membelak mendengar kabar itu, "Apa kau serius, Nana?" tanyanya. Nana, dengan senyuman penuh harapan, menganggukkan kepala, “Kau harus memanggil dokter sekarang,” pintanya pada Surya, yang kemudian meninggalkan kamar dengan langkah tergesa-gesa untuk memberitahu dokter yang bertanggung jawab.Nana kembali duduk di samping ranjang, menggenggam erat telapak tangan Clara. “Nyonya… Akhirnya, Anda sadar."Tak lama setelahnya, dokter memasuki kamar Clara untuk memeriksa keadaan pasien, "Syukurlah, Nona Clara kini sudah mulai membaik. Tubuhnya mungkin akan kesulitan bergerak k
Kuala Lumpur, Malaysia. 15 Agustus 2021, 10:33 AM.Mereka melanjutkan dengan penuh semangat membahas detil teknis, saling bertukar pandangan dan pengetahuan tentang mesin-mesin canggih yang menggerakkan koleksi mobil sport mereka. Percakapan ini bukan hanya menggambarkan cinta mereka pada keindahan desain, tetapi juga rasa kagum mereka terhadap prestasi teknologi yang luar biasa dalam dunia otomotif.Pembahasan tentang mobil sport beralih ke dunia balap F1, di mana Christian dan Ismail bersemangat untuk membahas pertandingan yang terjadi pada tahun dua ribu dua puluh.Christan dengan semangat berkata, "Tahun dua ribu dua puluh benar-benar memberikan persaingan yang intens di dunia F1. Lewis Hamilton dengan Mercedes-nya tampil mengesankan. Konsistensinya luar biasa dan membuatnya meraih gelar juara dunia untuk yang ketujuh kalinya."Ismail menanggapi, "Benar sekali, Christan. Hamilton benar-benar menjadi dominan. Tapi Max Verstappen dan Red Bull Racing juga memberikan penampilan yang me
Selangor, Malaysia. 15 Agustus 2021, 9:38 AM.Setelah perjalanan laut yang indah, romantis dan begitu menyenangkan, super yacht mewah milik keluarga Winata akhirnya menepi di pelabuhan Klang, Malaysia. Clara dan Christian melangkah keluar dari kapal, di sambut oleh kehangatan sinar matahari tropis dan udara yang segar di semenanjung daratan Selangor.Christan tersenyum pada Clara, “Selamat datang di Malaysia, sayang. Ayo, kita temui Zainab.”Mereka berdua dijemput oleh sebuah Limousin yang tampak elegan, mobil mewah itu telah disiapkan oleh Zainab untuk menyambut Christan dan Clara.Christan membukakan pintu Limousin tersebut untuk Clara, yang kemudian melangkah masuk ke dalam dengan anggun. Limousin tersebut bergerak dengan santai, menuju Mandarin Oriental, sebuah hotel mewah yang terletak di pusat kota Kuala Lumpur.Setibanya di hotel, mereka disambut oleh staf hotel yang begitu ramah. "Selamat petang, Tuan dan Puan. Adakah yang boleh saya bantu? Good afternoon, Sirs and Madam. Is th
Singapura, Singapura. 15 Agustus 2021, 8:47 AM.Dengan api cemburu yang masih membara, Clara memilih pakaian yang paling seksi dan mencolok untuk dipakai olehnya, memastikan bahwa dirinya akan jauh lebih cantik dibandingkan dengan Zainab.Clara mengenakan Gaun Mini Dior berwarna merah, yang pernah dikenakan juga oleh Selena Gomez. Christan yang melihat penampilan vulgar Clara, merasa terkejut. "Apa yang sedang kamu pakai, Clara?" tanya Christan, seraya mengerutkan dahinya terheran-heran.Clara menaikkan dagunya agar tampak percaya diri, dan berkata, "Jangan pedulikan aku."Saat mereka telah selesai bersiap-siap, Clara bertanya, "Kita akan ke sana naik apa, Christian?"Christian tersenyum dan menjawab, "Kita akan menggunakan private yatch milik keluargaku yang berada di pelabuhan."Saat mereka keluar dari vila, sebuah Lamborghini Urus berwarna hitam elegan telah menunggu di depan. Clara memandang kendaraan tersebut dengan kagum, "Wow, Christian, ini mobil apa?"Christian tertawa, "Ini
Singapura, Singapura. 15 Agustus 2021, 7:15 AM.Matahari terbit dengan kelembutan di balik jendela vila pinggir pantai Singapura, menyoroti Clara dan Christian yang baru saja membuka matanya. Mereka terbangun dengan pelukan hangat, saling menatap dengan senyuman bahagia. Suara ombak memeluk mereka, menambah keindahan pagi yang tenang.Clara mencuri ciuman lembut dari bibir Christian, "Pagi ini terasa begitu indah, sayang."Christian tersenyum, "Iya, jauh lebih indah lagi karena aku bersamamu." Mereka berdua menikmati momen intim itu, merasakan kebahagiaan yang memenuhi hati mereka.Dengan pelan, Clara menyentuh wajah Christian, "Aku sangat bersyukur karena kamu selalu ada di sisiku. Terima kasih, i love you so much, Chrsitan."Kedua insan yang tengah dimabuk asmara tersebut saling menatap dengan mata penuh keterpesonaan, merasakan cinta yang semarak di antara mereka seperti ombak yang tak henti berayun.Mereka berdua bergegas dari tempat tidur dengan penuh kebahagiaan. Clara dan Chris
Singapura, Singapura. 14 Agustus 2021, 6:15 PM.Setelah matahari benar-benar tenggelam dan pantai menjadi gelap, Clara dan Christan kembali ke dalam vila. Suasana yang penuh romansa dan hangat menyelimuti mereka, menciptakan momen istimewa yang tak terlupakan. Mereka memutuskan untuk duduk di meja makan, menginginkan momen berdua yang lebih intim.Christan, dengan senyuman, beranjak dari meja dan berkata, "Bagaimana kalau aku memasak sesuatu yang spesial untuk kita malam ini?" Clara antusias berkomentar, "Itu ide yang bagus! Aku penasaran apa yang akan kau masak."Christan masuk ke dapur, dan sambil menunggu, Clara merenung, merenungi betapa beruntungnya dia memiliki seseorang seperti Christan di hidupnya, seseorang yang telah memberikan dukungan dan cinta sejati.Christan memasak steak salmon, hidangan favorit Clara, dengan penuh keahlian di dapur vila. Aroma harum salmon yang dipanggang mulai mengisi ruangan, menambah kegembiraan Clara yang sangat menyukai hidangan tersebut.Ketika
Singapura, Singapura. 14 Agustus 2021, 6:02 PM.Saat matahari perlahan tenggelam di cakrawala pantai Singapura, Clara dan Christan menemukan kebahagiaan dalam cerita-cerita konyol dari masa lalu mereka. Duduk di tepi pantai dengan suasana yang tenang, mereka berdua tertawa bersama sambil berbagi kenangan yang menggelikan.Clara tertawa, "Kamu tahu, dulu sewaktu kuliah, aku pernah kehilangan kunci mobil di dalam tas dan ternyata ada di sana selama seminggu!"Christan bergabung dalam tawa, "Serius? Itu lebih baik daripada satu kali aku mengenakan dua sepatu yang berbeda saat akan pergi ke kantor!"Mereka terus saling berbagi cerita konyol, dari momen kecil hingga kisah yang lebih lucu dari perjalanan hidup mereka. Seiring dengan matahari semakin tenggelam.Clara, sambil tertawa, berkata, "Mungkin konyol, tapi itulah yang membuat hidup begitu berwarna, bukan?"Christan setuju, "Betul sekali. Momen-momen seperti ini yang membuat kita lebih dekat dan menambah nilai pada perjalanan hidup kit
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 11:15 AM.Christan, dengan penuh kejutan, mengajak Clara untuk mencoba sebuah gaun pengantin di butik yang mewah. Gaun pengantin itu berwarna putih dan dihiasi oleh berlian yang berkilau. Clara dengan senang hati menerima ajakan itu, dan suasana hatinya berubah menjadi ceria saat mengenakan gaun tersebut.Christan tersenyum melihat Clara berkilau dalam gaun pengantin. "Kau terlihat luar biasa, Clara. Gaun ini cocok sekali padamu."Clara, dengan tatapan penuh kebahagiaan, berputar-putar memeriksa gaunnya di depan cermin. "Aku tidak pernah membayangkan bahwa aku akan memakai gaun pengantin seindah ini. Terima kasih, Christan."Christan mendekat dan memandang Clara dengan penuh cinta. "Ini hanya percobaan, tapi aku tidak sabar untuk melihatmu mengenakan gaun pengantin ini di hari pernikahan kita nanti."Clara tersenyum lembut, "Aku juga tidak sabar, Christan. Kita akan memiliki hari yang indah bersama."Saat mereka meninggalkan butik, gambaran indah te
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 8:57 AM.Dengan hati yang berat, Clara meninggalkan ruangan, menuju lorong-lorong, ia masih berusaha mencari tahu keberadaan dan penyebab ketidakhadiran Samuel. Perjalanan penyelidikan mereka di Wijaya Group semakin kompleks dengan misteri hilangnya uang perusahaan dan sekarang ketidakhadiran Samuel yang menjadi pertanyaan besar.Dengan kabar bahwa Samuel tidak masuk kerja selama dua hari dan tanpa memberikan pemberitahuan, Clara dan Christan mulai merasa curiga. Mereka duduk bersama untuk membahas situasi ini."Christan, ini sangat aneh. Samuel tidak masuk kerja dan tidak memberi tahu siapa pun," ujar Clara dengan raut wajah penuh kekhawatiran.Christan mengangguk, "Ya, ini semakin rumit. Mungkin dia terlibat dalam masalah yang lebih besar terkait hilangnys uang perusahaan."Clara menyela, "Atau mungkin dia sendiri yang terlibat dalam hal ini. Kita perlu mencari tahu lebih lanjut."Christan setuju, "Kita perlu memahami apa yang sebenarnya terjadi.
Jakarta, Indonesia. 13 Agustus 2021, 7:15 AM.Suasana pagi di kediaman megah Christan begitu tenang. Aroma kopi segar dan wangi masakan mewah memenuhi udara saat Clara, Christan, dan si kecil Julian duduk bersama di meja makan yang megah.Clara tersenyum penuh kasih saat memberikan suguhan pagi kepada suaminya dan anaknya. "Christan, kita harus segera menemukan solusi atas kehilangan uang perusahaanku. Ini bukan hanya tentang Wijaya Group, tapi juga masa depan perusahaan dan karyawan."Christan, sambil menikmati sarapan, menatap Clara dengan tekad. "Kamu benar, Clara. Kita harus menyelidiki ini bersama, diluar penyelidikan yang dilakukan oleh Tom. Tak ada yang bisa merugikan perusahaanmu tanpa konsekuensi."Julian, yang antusias menyantap pancake di meja, penasaran. "Om, Mama, Julian ikut ya?"Christan tersenyum dan mengusap kepala Julian lembut. "Sayang, hari ini Om dan ibumu harus pergi di luar. Kamu akan bersama Nana kdi rumah, yang akan menjaga dan bermain bersamamu."Julian menun