Bab 05 - Kejutan di Hari jadi Pernikahan

Jakarta, Indonesia. 10 Maret 2021, 5:43 PM.

Dalam dapur yang seluruh lapisannya terbalut marmer, Clara, dengan memakai celemek berwarna biru tua, sedang sibuk memasak dengan gemulai. "Nyonya tidak butuh bantuan?” tawar Nana, seorang kepala asisten rumah tangga, sementara aroma harum masakan melingkupi udara.

Cahaya dapur menyoroti rona rambut merah Clara yang memancarkan pesona, "Tidak perlu, Nana. Kamu hanya perlu menuruti beberapa perintahku saja, oke?” balasnya dengan senyum yang menciptakan kebahagiaan di wajahnya yang cantik.

"Nana, tolong tata mejanya,” pintanya dengan lembut pada asisten rumah tangga. Clara dengan penuh dedikasi menyajikan hidangan-hidangan western food untuk menyambut kepulangan sang suami. “Suamiku sangat menyukai Beef Wellington dan Lobster Thermidor,” ungkapnya sambil tersenyum.

Tetapi, hari ini tak sekadar makan malam biasa. Clara dengan penuh antusias memasak seluruh hidangan dan merancang candle light dinner romantis untuknya dan suami, hal itu demi merayakan hari jadi pernikahan mereka yang ke-enam.

"Nana, tolong pasangkan lilin. Minta Dea atau yang lainnya untuk membantumu," perintah Clara.

Lalu, dengan penuh ketulusan Nana menjawab, "Saya bisa melakukannya sendiri, Nyonya. Biarkan saja mereka beristirahat malam ini."

"Kamu ini, selalu saja berbaik hati sam orang lain," balas Clara keheranan.

"Kalau begitu, coba rasakan ini, sudah pas atau belum?" imbuh Clara, sambil menyuapi sesuap masakannya.

Seketika, Nana tersenyum merasakan masakan itu, "Astaga, Nyonya.. Masakan ini sangat lezat! Aku tidak percaya anda lah memasaknya," serunya memberikan pujian pada majikan kesayangan.

Lalu, mereka berdua kembali sibuk mempersiapkan segala sesuatunya untuk menciptakan suasana romantis. Lilin-lilin harum tersebar di sekitar ruang makan, menciptakan cahaya yang lembut dan atmosfer yang tenang. Meja makan dihiasi dengan rapi, ditambah sentuhan bunga-bunga segar yang memberikan nuansa elegan.

Bunga-bunga yang indah tak hanya menghias meja makan, tetapi juga berjejer di sepanjang ruangan, menciptakan aroma harum yang menyegarkan. Nana sibuk mengatur detil-deitl kecil, sementara Clara memastikan bahwa makanan yang dimasaknya sudah memiliki rasa yang lezat dan menyajikan dengan plating ala restaurant bintang lima.

Akhinya, mereka berdua telah selesai menyiapkan makan malam romantis itu, "Sangat indah.." gumam Clara, merasa terpesona dengan meja yang ditata sedemikian cantik oleh Nana.

"Apakah nyonya tidak ingin makan malam romantis dengan tuan di rooftop rumah? Atau dipinggir kolam?" sahut Nana dengan senyuman ramah.

"Sepertinya itu ide bagus, tapi kita sudah terlanjur menata semuanya di sini. Jadi, lebih baik di sini saja,” balas Clara, mata berbinar penuh antusiasme untuk merayakan kebahagiaan cintanya pada sang suami. "Aku akan bersiap" imbuh Clara, sembari melangkahkan kakinya menjauhi meja makan.

Sementara itu, sebuah Rolls Royce Phantom berwarna putih merentangkan pesonanya melintasi hiruk-pikuk jalanan Ibu Kota Jakarta yang padat. Didalam mobil mewah itu terdapat dua insan yang tengah dalam asmara.

Samuel, dengan rambut ikal hitam pekat, berbalut setelan jas Saint Laurent dan gemerlapnya jam tangan bermerek Vacheron Tour de l’ile melingkupi pergelangan tangannya, ia tengah mengemudikan mobil mewah itu. Di sampingnya, seorang wanita berambut hitam pendek mengenakan gaun berwarna merah mencolok, duduk dengan anggun di kursi samping kemudi.

"Bagaimana, mas? Kamu akan menikahiku, bukan?" rayu wanita itu dengan penuh pesona, matanya berkilau dalam cahaya lampu kota yang melintas.

Tiba-tiba, ia melanjutkan, "Aku tengah mengandung anakmu mas, jadi, kamu harus menikahiku," menyisipkan sebuah berita yang merubah nada percakapan menjadi serius.

Samuel, dengan tatapan kebahagiaan melirik ke arah wanita itu dengan intensitas yang tak terbantahkan. Dengan kelembutan, tangannya meraih jemari wanita itu, menciptakan ikatan yang tak bisa dipahami diantara mereka.

"Tenang saja, sayangku. Kita sekarang sedang dalam perjalanan menuju rumahku," jawab Samuel pada perempuan pujaannya itu. Suara mesin mewah Rolls Royce melengking mengiringi kata-katanya, menciptakan suasana dramatis yang memanifestasikan kisah cinta di atas roda yang tak terduga.

Sedangkan, di kamar yang luas dan mewah, keindahan gaun berwarna hijau pastel yang membaluti tubuh Clara dengan anggun. Kemudian, ia merenungi kenangan manis saat Samuel melamarnya. “Dress ini adalah saksi bisu dari momen itu. Aku yakin sekali, kenangan indah itu masih terpatri dalam ingatannya” desis Clara, matanya tertuju pada bayangannya yang terpantul begitu indah di cermin.

Kemudian, Clara membuka laci lemarinya dan mengambil sebuah jam tangan yang sangat mahal dan mewah. Patek Philippe 1928 Single Button Chronograph, jam tangan turun temurun peninggalan mendiang nenek moyangnya. "Sudah saatnya suamiku memakai jam tangan peninggalan ayah," serunya, penuh dengan keceriaan.

Dari balik tirai-tirai jendela kamar, Clara melihat cahaya memantul silau mengenai matanya. Keceriaan terpancar diwajahnya ketika menyadari bahwa suaminya baru saja tiba di rumah. Tanpa ragu, Clara melangkah elegan menuju halaman rumah untuk menyongsong kedatangan sang kekasih.

Dengan senyuman, pintu utama rumah itu dibuka oleh Clara, dan sebuah Rolls Royce Phantom berwarna putih berhenti begitu indah di hadapannya. Suaminya turun dari mobil mewah itu, didampingi oleh seorang wanita yang mempesona dalam balutan gaun merah yang memikat mata. Menyaksikan pemandangan yang tak terduga itu, Clara hanya mematung tanpa sanggup mengucapkan apapun.

***