Share

Tak Jadi Bertemu

Author: Brata Yudha
last update Last Updated: 2025-01-02 23:39:55

Bening tersadar. Ketika ia membuka matanya, pemandangan yang ia lihat bukan kafe di gang yang sepi itu lagi, tetapi sebuah ruangan yang ia sinyalir sebagai kamar hotel. Bening sontak bangkit duduk dari posisinya. Kepalanya masih terasa begitu pusing, membuat ia meringis kesakitan karena tiba-tiba langsung duduk.

“Ugh…” Bening meremas kepalanya sendiri. Saat itulah, selimut yang sejak tadi menutupi tubuh Bening turun, menampilkan kondisi tubuh Bening yang polos tanpa memakai apapun.

Bening membelalak kaget. Ia sontak panik dan menarik selimut hotel itu kembali untuk menutupi badannya.

“A-Apa yang terjadi? Kenapa aku…”

Bening mulai berusaha menelaah apa saja yang sudah terjadi sebelumnya hingga dirinya bisa sampai pada posisi ini.

Sebelumnya, Wildan memaksa Bening untuk bertemu, yang katanya sebagai pertemuan terakhir agar perpisahan mereka tidak meninggalkan kesan buruk satu sama lain. Lalu, Wildan mengirimkan sebuah alamat kafe, di sebuah gang kecil yang lumayan sepi. Wildan datang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Aku Tak Pantas Untukmu

    Pagi itu, Bening terbangun seperti biasa dan bersikap seolah-olah tidak ada yang terjadi. Semalaman ia menangis sampai kelelahan dan tertidur sendiri. Bening benar-benar meratapi hidupnya. Setelah menerima panggilan dari Kalingga, Bening semakin merasa sedih. Ia bisa mendengar dengan jelas suara Kalingga yang kecewa. Ia juga merasa bersalah. Jujur saja, Bening ingin sekali bertemu dengan pria itu, tetapi dengan kondisinya yang sudah seperti ini, Bening merasa malu. Ia bahkan merasa tidak mau bertemu dengan siapapun dulu sekarang. Ia merasa jadi manusia paling kotor. Untuk mengalihkan perhatiannya agar tidak teringat dengan kejadian di hotel saat itu, Bening menggunakan waktunya untuk bersih-bersih rumah. Ia biasanya memang bersih-bersih rumah juga karena ibunya tidak boleh terlalu lelah, tetapi kali ini berbeda. Ia membersihkan rumahnya seolah tidak akan ada lagi hari esok. Ketika ibunya keluar dan bersiap hendak pergi ke rumah tetangga, beliau menatap Bening dengan ekspresi bingung

    Last Updated : 2025-01-02
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Maaf, Kapten

    "Bening?!" Kalingga masih berusaha menuntut jawaban. Apa sebenarnya yang disembunyikan oleh Bening hingga ia kesulitan mengatakan alasannya."Aku sudah dijodohkan sama ibu dengan laki-laki lain, karena itulah aku nggak bisa nerima pernikahan dengan Kapten Kalingga," jelas Bening pada akhirnya. Kalingga membelalak kaget. Apa katanya tadi? Perjodohan? Apakah ia tidak salah dengar? Bening yang baru saja patah hati gara-gara dikhianati Wildan tiba-tiba akan menikah dengan orang lain karena dijodohkan? Ini benar-benar di luar nalar."Kamu jangan bohong, Bening!" seru Kalingga. Bening memalingkan wajahnya lagi. Rasanya berat sekali menatap mata Kalingga ."Aku enggak bohong.""Ini terlalu tiba-tiba. Nggak mungkin kamu tiba-tiba aja dijodohkan. Ini hanya alibimu saja 'kan?"Bening menggeleng. "Itu memang benar kok. Aku enggak bohong. Ya kemarin sebenarnya aku ngajak ketemuan sama Kapten buat ngomongin soal perjodohan ini, tapi dipikir-pikir lagi, rasanya itu juga bukan hal yang penting. Ng

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Ternyata Dia Berbohong

    Kalingga gelagapan ketika mendengar pertanyaan ibunya Bening. Ia tidak sadar ketika menyebut nama Bening, padahal jelas ibunya belum tahu wajah Kalingga. "Oh itu... saya hanya ingat dengan nama teman saya yang kebetulan juga namanya Bening," jawab Kalingga seraya tersenyum tipis.Ibunya Bening mangut-mangut, tidak ada kecurigaan sama sekali mendengar jawaban Kalingga. "Oh, apa mungkin itu anak Ibu ya?"Ibunya Bening terkekeh pelan. "Ya mungkin saja. Nak, boleh Ibu minta tolong antarkan pulang?"Kalingga mengangguk. "Bisa, Bu." Ia pun dengan sigap membantu wanita paruh baya itu untuk turun dari ranjang rumah sakit.Sebenarnya, tidak ada kondisi berbahaya yang sedang dihadapi ibunya Bening saat ini. Untunglah ia bisa dibawa ke rumah sakit dengan cepat, jadi penanganannya pun bisa cepat dilakukan. Ibunya Bening hanya mengalami syok saja karena terlalu emosi saat berhadapan dengan Susan tadi. Keluar dari ruangan rumah sakit, Kalingga yang mengurus seluruh administrasi secara penuh. Pem

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Pengakuan

    "Bening!"Kalingga dan Bening tersentak saat tiba-tiba sosok ibu Bening muncul di depan pintu. Keduanya refleks melepaskan lingkaran tangan mereka di tubuh satu sama lain. Bening mencoba menjelaskan, tetapi dia juga bingung hendak membuat alasan apa."Ibu, sebenarnya..." suaranya menggantung, ragu.Ibu Bening mengalihkan pandang ke arah Kalingga, lalu bertanya dengan nada mencurigakan, "Jadi, kamu kenal sama anak saya? Ada hubungan apa sebenarnya di antara kalian?"Kalingga, yang merasakan tatapan berat itu, menelan ludah, mencoba mencari kata yang tepat untuk menjawab. Ia tak mau jawabannya nanti membuat Ibu Bening kaget dan shock lagi. Padahal baru keluar dari rumah sakit.Kalingga mengangguk. "Ya, saya kenal sama Bening. Dan saya adalah komandannya Wildan," jawab Kalingga dengan tenang.Ibunya Bening terkejut. "Jadi kalian memang benar-benar memiliki hubungan?"Kalingga mengangguk membenarkan.Bening terkejut karena Kalingga justru menjawab seperti itu. Ia baru saja akan melarat, t

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Di Bayar Tunai

    "Ibu, ini nggak seperti yang—"Ucapan Bening langsung dipotong oleh ibunya. "Nggak seperti yang apa? Ibu punya mata, Ning!" seru wanita itu.Bening kebingungan sendiri. Wajar saja kalau ibunya tidak percaya dengan apapun penjelasan yang Bening utarakan. Masalahnya, beliau melihat sendiri apa yang dilakukan oleh Kalingga tadi.Ibunya Bening geleng-geleng kepala. "Kalian berdua ini...""Bu, Bening mohon dengerin dulu. Masalahnya, ini enggak seperti yang Ibu pikirkan. Tadi itu kami... kami..." Bening jadi bingung sendiri mau membuat alasan apa. Kenyataannya memang Kalingga seperti mau mengecup bibirnya. Ibunya Bening menyilangkan kedua lengan di depan dada. "Sudahlah Bening, kamu nggak usah banyak alasan. Intinya Ibu udah melihat langsung apa yang kalian lakukan, jadi jangan coba-coba mengelak dan mau membodohi Ibu."Bening gelagapan. "Bu, tapi—" Bening menoleh ke arah Kalingga, seolah berusaha meminta bantuan kepadanya agar menjelaskan apa yang baru saja terjadi. Sialnya, Kalingga mala

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Demi Kebahagiaan Mama

    Karna kecelakaan itu, Wildan segera dilarikan ke rumah sakit oleh orang-orang yang berada di lokasi kejadian. Mereka menelpon ambulans dan dengan cepat Wildan diberi pertolongan pertama hingga dokter menanganinya. Pihak rumah sakit sendiri telah memeriksa kartu identitas Wildan dan mengetahui bahwa pria itu merupakan seorang tentara. Mereka menelpon tempat Wildan bertugas dan meminta kontak keluarga Wildan. Tentu saja hal ini juga sampai ke telinga sang kapten, Kalingga.Tak lama setelah mendengar berita nahas yang menimpa putra mereka, orang tua Wildan langsung menyusul ke rumah sakit. Ibu Wildan menangis histeris melihat sang anak dalam balutan pakaian rumah sakit, dengan luka di sana-sini, juga alat bantu pernapasan. Sayangnya, orang tua Wildan dilarang masuk terlebih dulu dan dokter memberitahu mereka mengenai kondisi Wildan saat ini.“Pasien sedang dalam kondisi koma, Bu, Pak,” kata Dokter sambil membaca catatan hasil pemeriksaan Wildan.Ibu Wildan langsung terduduk tak berdaya d

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kuterima Kamu Apa Adanya

    Susan menatap Wildan yang masih tidak terbangun dari komanya dengan kesal. Ia sangat terkejut mendengar kabar kecelakaan Wildan dari ibu pria itu. Susan langsung saja ke rumah sakit hari itu juga untuk memastikan kebenaran tersebut. Dan begitu ia tiba, baru diketahuinya bahwa Wildan sudah koma selama beberapa hari. Susan tidak hanya kesal karena tidak diberitahu langsung pada hari kejadian, namun juga karena Wildan masih belum membuka matanya sampai sekarang."Om, Tante, sebenarnya kapan Mas Wildan sadar? " tanya Susan dengan menggebu-gebu.Ayah Wildan dapat mendengar nada mendesak dari suara Susan. Ia mengembuskan napas panjang dan memberi wanita itu gelengan kecil. "Om dan Tante juga nggak tahu, Nak. Dokter bilang masih memantau kondisi Wildan selama dia koma.""Terus gimana sama kehamilan aku? Makin lama, perutku makin membesar loh, Om, Tante. Mas Wildan harus segera menikahi Susan!" Susan memprotes dengan keras kepala. Ibu Wildan langsung melemparkan tatapan memperingatkan kepada

    Last Updated : 2025-01-04
  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Kenapa Baru Sekarang

    Kalingga dan Bening duduk di salah satu kafe yang berada dalam mall tersebut. Kalingga menggeser menu yang disediakan di meja itu kepada Bening.“Silakan, mau pesan apa?” tanya Kalingga.Bening menatap kertas menu yang ada di depan matanya. Ia agak bingung mau memesan apa. Biasanya kalau pergi ke tempat-tempat seperti ini, Bening sudah ada tujuan dari awal ingin memesan apa. Namun, berhubung kali ini yang mengajak Kalingga, jadi Bening belum kepikiran.“Kapten pesan apa?” Bening malah bertanya balik.“Saya kopi saja. Less sugar.”Bening mengangguk. Ia jadi melihat deretan kopi yang ada di menu itu. Bening ikut-ikutan memesan kopi tetapi yang ada campuran es krimnya bernama affogato.”Pramusaji datang mencatat pesanan mereka kemudian pergi untuk menyiapkan pesanan itu.“Kamu nggak mau pesan camilan juga? Mau minum itu saja?” tanya Kalingga lagi.Bening menggumam pelan. “Nanti dulu, Kapten. Oh iya, sebentar aku mau ke toilet, mau buang air kecil.”Kalingga mengiyakan. Ia tetap menunggu

    Last Updated : 2025-01-04

Latest chapter

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Semua Sia-sia

    Kalingga refleks mendorong Maya lumayan keras karena kaget. Untung saja Maya masih mampu mempertahankan keseimbangannya meskipun didorong seperti itu oleh Kalingga. "Apa-apaan kamu, May?!" seru Kalingga. Ia agak kesal karena Maya tidak tahu batasan dan malah melakukan hal mencurigakan seperti ini di rumah dinasnya, di mana Bening juga ada di sini bersama mereka. Maya tidak mengindahkan seruan Kalingga. Ia malah lanjut memeluk Kalingga lagi dengan begitu erat."Aku kangen sama Bang Lingga," ucap Maya. Ia menyandarkan kepalanya pada dada Kalingga, sementara rengkuhannya pada tubuh Kalingga begitu erat.Kalingga panik. Ia berusaha mendorong Maya lepas, tetapi ia harus menahan kekuatannya untuk tidak sampai menyakiti Maya. Karena menahan diri itu jugalah, agak sulit untuk Kalingga melepaskan diri."Lepasin Abang, May. Jangan kayak gini.""Maya kangen banget, Bang." Maya mulai merengek."Nggak kayak gini caranya, May," tegas Kalingga. Maya cemberut. Namun, ia masih bertahan dengan memel

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Tak Tahu Diri

    Setelah mendapatkan pemberitahuan dari kampusnya, hari ini merupakan jadwal bagi Bening untuk mengambil jas almamaternya. Ia juga akan berbelanja beberapa keperluan untuk OSPEK. Kebetulan karena Bening tidak seperti mahasiswi reguler pada umumnya, OSPEK bagi Bening yang mengambil kelas karyawan tidak diwajibkan. Mungkin ia dan mahasiswa kelas karyawan lain hanya perlu mendengarkan pidato dari para petinggi universitas dan lainnya. Kala itu, setelah mengambil jas almamater dari ruang jurusan, Bening secara tidak sengaja bertemu dengan Risky, kakak tingkat yang kala itu ia tabrak saat berjalan-jalan di sekitar kampus. Risky menyapa Bening terlebih dulu dan menghampirinya dengan senyum mengembang.“Hari ini jadwal maba ambil almamater, ya?”Bening mengangguk dan menunjukkan bungkusan plastik di tangannya. “Iya, Mas. Untung aja tadi antreannya nggak terlalu banyak, jadi bisa langsung dapet.”“Mm, gitu, ya.” Risky manggut-manggut. Ia melihat jam di ponselnya dan menyadari bahwa hari masih

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Dia Sudah Bangun

    “Risky itu temanku,” jawab Bening santai. Memang kenyataannya seperti itu, jadi jawabannya pun jujur.Sayangnya, Kalingga menatap Bening dengan ekspresi skeptis.“Kenapa, Kapten? Nggak percaya ya?” tanya Bening.Kalingga menggeleng. “Nggak papa.”Bening mengangguk saja. Lalu, ia teringat kalau ada jadwal live hari ini untuk mempromosikan produk yang baru saja mengambil jasa endorse darinya, jadi Bening pun buru-buru masuk ke kamar untuk bersiap-siap live. Bening segera mandi supaya wajahnya juga lebih segar. Hampir seharian ia berada di rumah Bu Rita tadi, jadi sudah pasti wajahnya agak kucel. Setelah mandi, Bening berganti pakaian, berdandan sedikit supaya lebih segar, kemudian mengatur posisi ponselnya agar bisa menangkap wajahnya serta produk yang akan ia promosikan dengan baik. Ketika melihat Bening mempersiapkan semua kebutuhan live-nya itu, ia tidak sadar kalau sejak tadi Kalingga memperhatikannya. Kalingga mengernyit ketika melihat Bening mempercantik wajahnya, memakai hijab

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Siapa Risky?

    Begitu melihat bahwa yang datang ternyata Maya, ekspresi Bu Rita seketika berubah. Sejak tadi, wanita itu penuh senyum dan berseri-seri, tetapi kali ini seolah semua itu hilang begitu saja. Bening memperhatikan sekilas perubahan ekspresi Bu Rita. Memang, beliau masih tersenyum, tetapi entah mengapa senyumannya agak aneh, atau mungkin itu hanya perasaan Bening saja?‘Ternyata dia ada di Indonesia toh,’ batin Bu Rita. Maya yang datang langsung tersenyum cerah begitu melihat Bu Rita. “Bude… Apa kabar? Lama nggak jumpa.”Bu Rita tersenyum tipis saja saat Maya langsung masuk ke ruang tamu melewati Bening yang membukakan pintu. Gadis itu langsung menghampiri Bu Rita dan memeluknya dengan erat.“Wah… Maya kangen banget sama Bude soalnya udah lama enggak ketemu.” Maya kelihatan senang sekali bisa bertemu dengan Bu Rita. Bening terus memperhatikannya saja, tetapi ia hanya diam dan tidak mengatakan apa-apa.Bu Rita hanya membalas pelukan itu dengan satu lengan kemudian melepaskan diri secara p

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Pipimu Bersemu Merah

    “Maksud kamu apa nyuruh saya begitu?” tanya ibunya Wildan. Kedua alisnya menukik tajam, dan jelas sekali dari kilatan matanya bahwa wanita itu marah luar biasa mendengar permintaan Bening.Bening sendiri menghadapinya dengan kalem. “Kan dulu Ibu juga begitu sama Ibu saya.”“Hah? Terus maksudnya kamu mau balas dendam atau gimana?! Kamu nggak berhak ya nyuruh-nyuruh saya kayak gitu!”Bening mengangguk. “Saya nggak maksa kok. Terserah Ibu mau melakukannya atau enggak. Semua keputusan ada di tangan Ibu.”Ibu Wildan kaget. Ia menggertakkan giginya kuat-kuat. Jelas ucapan Bening tidak pernah ia ekspektasikan sama sekali. Berhubung saat itu ibunya Bening sempat datang minta restu bahkan sampai bersujud, ia pikir Bening sendiri juga akan mudah dimintai pertolongan. Rupanya, Bening malah membalas seperti itu. “Bening! Wildan itu lagi koma lho, bisa-bisanya kamu kayak begini. Kamu nggak kasihan sama dia?”Bening menatap malas kepada ibunya Wildan. “Ya kalau koma kenapa, Bu? Bukan urusan saya j

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Bening, Mama Ingin Punya Cucu

    Sepulang dari melihat-lihat kampus, rupanya Kalingga belum datang. Bening pikir, Kalingga mungkin masih ada urusan jadi ia tidak terlalu memikirkannya. Hari ini, Bening cukup bahagia karena bisa melihat-lihat kampus yang akan menjadi tempatnya belajar. Impian yang harus ia kubur dalam-dalam selama lima tahun terakhir itu akhirnya bisa diwujudkan sebentar lagi. Tidak masalah meski umurnya nanti lebih tua dari kebanyakan mahasiswa yang ada di angkatannya. Lagipula, mencari ilmu juga tidak ada batasan umur. Yang penting, Bening bisa mewujudkan impiannya menggapai pendidikan lebih tinggi. Sejak pulang dari melihat-lihat kampus tadi, Bening tak bisa berhenti tersenyum. Ia mencuci piring pun sambil bersenandung pelan, memasak makan malam juga bibirnya tak bisa berhenti bernyanyi. Hatinya sungguh berbunga-bunga. Sayangnya, sampai petang menjelang, Kalingga tidak kunjung pulang. “Jam kerjanya Kapten kayaknya udah selesai deh, kok belum pulang ya?” pikirnya.Bening sudah menyiapkan makan mal

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Shalat Berjamaah

    Kala itu tubuh Bening dan Kailngga seperti berubah menjadi batu. Keduanya sama-sama terdiam, dengan posisi bibir yang masih saling menempel. Kejadian itu terjadi begitu cepat hingga keduanya sama-sama kaget, tidak tahu harus melakukan apa. Selain itu, jantung Bening maupun Kalingga seolah berlomba-lomba untuk menunjukkan siapa yang paling keras berdebar. Bening yang lebih dulu tersadar, segera menjauh dari posisi mereka sekarang. Ia meletakkan tangan di dadanya, merasakan jantungnya berdegup kencang di dalam sana. Bening meneguk ludah lalu memaksakan seulas senyum. “Anu, Kapten. Aku mau wudhu dulu. Mau sholat.”"Ekhm, iya silahkan."Kalingga berdeham pelan. Pria itu hanya bisa mengangguk kaku sembari melihat Bening yang buru-buru melarikan diri ke kamar mandi. Ia mengusap wajahnya dengan satu tangan, tidak mengerti bagaimana cara untuk menenangkan debaran jantungnya.Sementara itu, di dalam kamar mandi, Bening bersandar di pintu dan menekan dadanya dengan kuat. Matanya terpejam rapat

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Berdamai

    Bening berusaha menenangkan dirinya. Ia tidak boleh terlalu larut dalam kesedihannya sendiri. Jika ia terus bersedih, lama-lama ia tidak akan bisa melawan Kalingga. Ia tidak mau direndahkan terus. Namun, yang sebenarnya menjadi kekhawatiran Bening saat ini adalah perkataan Kalingga tadi. Kalau Kalingga serius tidak akan membiayainya kuliah, maka rencana Bening untuk menaikkan kualitas diri sekaligus memanfaatkan Kalingga akan gagal total. Sebenarnya, Bening bohong saat mengatakan kepada Kalingga bahwa uang tabungannya cukup untuk membayar kuliah. Ya, mungkin kalau untuk membayar uang kuliah tunggal saja cukup. Namun, seseorang yang berkuliah itu biayanya bukan itu saja. Ada banyak hal lain yang harus dibayar, jadi jelas uangnya tidak akan cukup. Selama ini, Bening selalu berusaha berhemat. Semua penghasilan endorsement yang ia lakukan selalu ia perhitungkan pengeluarannya. Bening juga harus memberikan uang untuk ibunya karena memang mereka hanya hidup berdua. Bening menarik napas pa

  • Kau Campakkan Aku, Kunikahi Komandanmu   Pria Pemaksa

    Wajah Kalingga memucat tatkala melihat Bening datang. Sementara itu, Maya kelihatan tidak suka dengan kedatangan Bening karena berpikir gadis itu telah mengganggu obrolan seriusnya dengan Kalingga. Maya langsung menatap Kalingga dengan ekspresi penuh tanya. “Dia siapa, Bang?” tanyanya.“Itu…”“Saya Bening, istrinya Mas Kalingga.” Bening buru-buru menjawab duluan sebelum Kalingga selesai bicara. Maya membelalak. Ia menatap Bening dan Kalingga secara bergantian. Ekspresi kesalnya malah semakin tampak. Tatapan Maya begitu tajam kepada Kalingga, seolah mengisyaratkan pertanyaan mengapa Kalingga membawa Bening kemari. Namun, untungnya Maya bisa menahan amarah, jadi ia pun langsung berpura-pura memasang senyum manis di depan Bening.“Oh, jadi kamu istrinya Bang Kalingga ya?”Bening mengernyit. Sebenarnya ia tidak terlalu berekspektasi kalau Maya akan menahan diri sampai sok baik di depannya. Dilihat sekilas saja, Bening juga peka kalau Maya sebenarnya kesal luar biasa melihat kedatanganny

DMCA.com Protection Status