Share

Bab 224

Bab 224

Retno mengusap wajahnya dengan kasar. Dia duduk tepat di sofa sambil menghela napas berat.

"Kenapa Adi nggak ngomong sama sekali soal dia kabur?"

Kemarin, Retno bahkan masih mengunjungi anaknya. Walaupun dia tak bisa memberikan apapun, setidaknya dia ingin memberi sedikit support pada anaknya.

Kepala Retno semakin berdenyut nyeri. Mobil Adi juga sudah dibawa oleh rentenir. Sekarang dia menjadi bingung.

Tiba-tiba, ponselnya berdering nyaring. Retno menoleh sekilas dan memeriksa. Ternyata ada panggilan masuk dari seseorang yang tak dikenal.

"Nomor siapa ini?" gumamnya lirih.

Retno menolak telepon itu. Dia juga tak ingin berurusan dengan orang aneh. Apalagi sekarang marak penipu melalui telepon.

Tapi, sebelum dia berhasil meletakkan ponselnya kembali ke atas meja. Benda pipih itu kembali berbunyi.

Retno berdecak kesal, dia menyambar ponsel dan langsung mengangkat panggilannya.

"Halo? Ini telepon iseng, ya? Saya bukan orang kaya, jadi nggak usah ganggu karena nggak akan hasilkan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status