Setelah Rossa pergi, Neilsen mengatur pemindahannya. Dia melakukannya secara diam-diam agar tidak ada yang tahu ke mana dia pergi. Ketika Rossa mengetahui bahwa Neilsen dipindahkan ke rumah sakit lain, dia membuatkan Neilsen sup merpati, tetapi ketika Santo Song mengirimnya, Santo Song mengatakan bahwa Neilsen tidak lagi berada di ruangan itu, dan tidak akakn menjelaskan kemana Neilsen pergi.
Di saat itu lah, dia tahu kali ini dia benar-benar melukai Neilsen Santo Song berbisik pada Rossa."Nyonya Rossa, izinkan saya bertanya, apa tujuan Anda kembali kali ini, selama Anda dapat memanfaatkan Tuan Neilsen, Anda dapat berbicara, apa pun dalam Keluarganya, dan apa pun sumber dari sini, saya siap membantu Anda.""Saya ingin melihatnya!" Rossa tidak ingin mengatakan apa-apa sekarang, dia hanya ingin melihat Neilsen.Santo Song berkata dengan malu, "Nyonya, jangan mempermalukan saya. Anda tahu, tidak ada yang bisa mengganggu keputusan yang dibuat oleh TRasa sakit di hati dan mulutnya langsung menyebar dengan jelas, tetapi dia tak dapat mengekspresikan rasa itu kepada orang-orang. Bahkan jika hatinya berdarah pun, Rossa masih akan tetap berlaku tenang. Dia merasa benar-benar berbeda dari Rossa yang dahulu. Dengan sedikit senyum pahit, Rossa menatap Kepala rumah sakit Zhang lagi.Setelah mendengarkan kata-kata Santo Song, Pikiran Kepala rumah sakit Zhang tidak kusut lagi. Dia melihat orang-orang ini dan berkata."Pada awalnya kami pikir Ryu hanya menderita flu ringan, dan ia pun di obati sesuai dengan gejala sakit di perutnya, tetapi itu tidak berpengaruh sama sekali. Jadi kami mengekstraksi darah Ryu untuk di analisa dan menemukan bahwa tubuh Ryu mengandung sesuatu yang berpotensi membuatnya lemah dan lebih rentan terkena gejala demam tinggi yang mirip dengan penyakit flu.""Apa itu?" Rossa memegang tangannya erat-erat.Dia hanya sedikit curiga, tetapi tak berharap itu benar. Perasaan itu benar-b
Rossa pun merasa malu karena terpapar senyuman kecil dalam ekspresi Timothy Huo. Bagaimana bisa ada anak seperti itu di dunia ini! "Timothy Huo, jangan di pikirkan. Wandy terlalu dimanjakan olehku.""Tidak apa-apa, aku sangat menyukainya. Jika aku punya waktu senggang, bolehkan aku datang dan bermain dengannya, Nona Kelselyn?" Timothy Huo bertanya sambil tersenyum. Bagaimana seharusnya Rossa tak memikirkan hal ini? Apakah ini berarti bila dia keberatan maka Timothy Huo akan menjauh dari Wandy? Bagaimanapun juga, Timothy Huo telah banyak membantu dirinya. Rossa secara alami tidak bisa menolak, mengangguk dengan malu."Baik, serahkan saja padaku, yang penting, sekarang tugasmu adalah pulang dan selidiki siapa yang telah meracuni Ryu di rumah Kelurga Neilsen.""Jika kau butuh bantuan dari kantor polisi, jangan ragu untuk berbicara denganku."Mendemgar kata-katanya, Rossa hanya bisa tersenyum kecil. Awalnya dia benar-benar tidak in
"Apa yang kau teriakkan? Diam!" Penjaga itu mengetuk kasar plak pintu di seberang pintu. Suara tongkat membuat Messie Chu meringis tanpa sadar, lalu dengan cepat masuk ke lengan Tiara Zhong."Bu, selamatkan aku, selamatkan aku! Keluarkan aku!"Melihat kelakuan Messie Chu seperti ini, Tiara Zhong sangat tertekan. Dia berbisik, "Dengarkan aku, ada sebotol obat di sini yang bisa membuatmu gila sesaat. Nanti seorang dokter akan memeriksa kamu sekitar jam delapan besok. Ingat, minum obat itu setengah jam sebelum itu. Efek obat ini hanya bisa bertahan selama dua jam, kamu harus menjaganya. Messie Chu, selama kamu bisa keluar dari sini, Ibu akan selalu punya cara untuk membuatmu melihat cahaya lagi. Hanya dengan keluar dari sini, kamu akan memiliki segalanya, kamu tahu?" Ketika Messie Chu melihat Tiara Zhong memberikan botol kecil itu padanya, dia sedikit gugup. "Bu, obat apa ini? Apakah ada yang salah dengan aku?""Tenang, kamu terlahir untuk
"Apakah kamu tahu nomor telepon keluarga Tang?"Rossa merasa ini sudah waktunya ia bicara baik-baik dengan Nyonya besar Tang. Sekretaris tersebut ragu beberapa saat, dan akhirnya memberikan nomor telepon tersebut pada Rossa.Rossa tahu bahwa tanpa instruksi dari Nyonya Tang, Sekretaris itu pasti takut untuk mengungkapkan nomor telepon keluarga Tang, dan Rossa pun ragu, tapi juga merasa Tommy tidak akan membiarkan dia mengatakannya.Tommy tidak pernah mau membebankan kritik dan beban keluarga Tang pada Rossa. Dalam kehidupan ini Rossa tidak sadar telah jatuh cinta kepada seorang pria seperti Tommy.Karena dia terlalu sempurna, terlalu lembut, terlalu perhatian, orang tidak dapat menemukan jejak kekurangannya sedikit pun, orang-orang mengagumi dan tidak berani mengkritiknya. Seorang pria sepertinya seharusnya punya wanita yang mencintainya dengan tulus, dan wanita itu bukan dia, yang membawa anak orang lain, Rossa berpikir dalam hatinya bahkan wanit
Semua orang kaget, dan Rossa pun lebih kaget lagi. Dia tidak sengaja! Benar-benar tidak sengaja! Dia mau membungkuk dan menopang Neilsen, tetapi Wandy tertawa dengan kencang didepannya."Ayah, kamu sangat jelek!"Perkataan Wandy membuat raut wajah Neilsen berubah menjadi cemberut."Sangat seru ya?"Neilsen bertanya, Wandy bersembunyi di belakang Rossa dan berkata."Siapa suruh Ayah mengucilkan Mamiku. Ayah memang pantas jatuh agar Ayah ingat.""Wandy, kamu ngambek ya?Neilsen bergegas bangun dan berdiri. Santo bergegas pergi membeli sepatu untuk Rossa. Dia tidak melihat apapun! Benar-benar tidak melihat apapun!Timothy melihat mereka sambil tersenyum mengagumi mereka.Perilaku Rossa padanya sangat sopan, bahkan sampai menjaga jarak, tapi baru saja terhadap Neilsen ia bersikap seperti ini, apakah ini tidak keterlaluan? Timothy tersenyum melihat hal tersebut. Dia sama sekali tidak pernah kehilangan muka s
"Keluarga Tang benar-benar suka mengucilkan orang lain, lima tahun ini telah menyembunyikan anakku, sekarang berani-beraninya mau merebut wanitaku, benar-benar mau mengucilkanku atau mau apa?"Neilsen lama-lama semakin marah, bahkan ingin langsung pergi ke Amerika bicara langsung dengan Tommy. Rossa juga tidak bicara lagi. Pria ini sekarang seperti orang bodoh. Bicara banyak pun tidak akan ada gunanya, dia sendiri yang memilih jalan buntu, tanpa akal sama sekali.Tadinya Neilsen berencana mendengarkan ocehan dari Rossa, tatapi dia sudah marah-marah sepanjang hari, tidak ada reaksi sedikit pun dari Rossa, dia menoleh dan melihat Rossa yang diam saja seperti tidak terjadi apa-apa, rasa marah dalam hatinya semakin membara."Rossa, sekarang kamu ingin aku benar-benar membencimu, melepaskanmu? Lalu membiarkanmu dengan Tommy itu bersama, ia kan? Kuberitahu kamu, kamu jangan bermimpi!"Melihat Neilsen semakin gelisah, Rossa berkata."Aku tidak a
"Dok, apa putra saya baik-baik saja?"Neilsen berdiri sambil menggenggam tangan Rossa, segera berjalan kearah dokter. Dokter melihat Neilsen dan Rossa, dan berkata kepada mereka."Tuan, Ryu baik-baik saja untuk saat ini, tetapi karena racun didalam tubuh Ryu sangat keras, bila tidak sampai ke rumah sakit tepat waktu, Ryu hampir tidak bisa diselamatkan, racun seperti ini sangat jarang ditemukan, biasanya dipakai sebagai alat untuk perang, aku benar-benar ingin tahu siapa yang memberikan racun seperti ini kepada anak kecil?"Tatapan Neilsen berubah menjadi dingin."Sekarang tidak apa-apa kan?""Untuk sekarang tidak apa-apa, tapi nanti harus merawat tubuhnya dengan baik, lebih baik melakukan pencucian darah, karena putra Anda masih belia, sangat tidak baik bila sisa racun ada pada tubuhnya."Perkataan dokter itu membuat Neilsen enggan."Saya dan anak saya mempunyai golongan darah yang sama, bolehkah kah menggunakan darah saya?"Rossa yang menendengarnya panik. Namun dokter lanjut bicara.
Rossa takut mengganggu anak-anak, cepat-cepat keluar ruangan. Ryu melihat Wandy di depannya dan merasa kagum. Kalau dia dan Wandy benar-benar menjadi saudara, berarti Rossa akan menjadi ibunya kan? Tiba-tiba dia rindu ibunya.Sudah beberapa hari, dia belum melihat ibunya, juga belum menerima telepon dari ibunya, apa ibunya sudah lupa pada anaknya sendiri? Ryu menghela napas, mengambil ponsel Wandy diam-diam, dan menelpon Messie dengan lembut.Teleponnya tidak ada yang menjawab, Ryu sangat sedih, dan di sisi lain Rossa mengangkat telepon dan berkata."Ada apa?"Viki yang meneleponnya. Setelah tahu telah terjadi sesuatu pada Rossa, Viki berusaha mencari tahu apa yang telah terjadi pada Rossa belakangan ini, tapi tidak peduli ini terjadi karena keluarga Neilsen ataupun keluarga Huo, suasananya sangat menegangkan. Tidak mudah telah mengetahui apa yang telah terjadi, tapi semuanya benar-benar tidak sempat lagi. Viki tahu bahwa menelepon Rossa saat ini akan menganggu istirahatnya, tapi dia
"Ada apa ini?"Akibat suara dari luar ruangan, Rossa terbangun, lalu dia ke luar dan menanyakan apa yang terjadi. Setelah mendengar terjadi sesuatu dari kamar Cerry, Rossa langsung datang ke sana dengan cepat.Dia tidak terlalu peduli jika itu adalah hal normal, tapi jika itu berurusan dengan Cerry, dia tidak dapat menahannya. Saat Rossa datang untuk bertanya, Wandy langsung menangis,"Mami, aku digertak oleh wanita jahat itu! Mami!"Suara Wandy sekejap membuat Rossa kaget, lalu dia dengan cepat maju ke depan menembus keramaian dan melihat wajah Wandy memar dan merah. Raut wajah Rossa tiba-tiba berubah."Siapa yang melakukan ini! Siapa!"Dari kecil hingga sekarang, dia tidak pernah memukul anaknya. Siapa di dunia ini yang berani, dan membuat anaknya menjadi seperti ini? Neilsen sedikit tertekan saat melihat Rossa datang."Ros, biarkan aku yang mengurus ini. Kamu sekarang kembalilah dulu."Rossa melihat ada Neilsen dan Nyonya Besar di sana. Mata Nyonya Besar mengelak dan malu. Dia meng
Nyonya Besar juga tidak mau menunda, dia langsung mengikuti Neilsen masuk ke dalam.Dokter memberikan Cerry perban kembali di lukanya. Jari Wandy cukup beracun, dia menusuknya di sayatan bekas operasi. Rasa sakitnya seperti orang tua Cerry melahirkan seorang bayi tanpa menggunakan anestesi.Semakin sakit rasanya, semakin membuat Cerry marah. Dia seperti tercebur ke dalam selokan dan diejek oleh seorang bocah tengik. Bagaimana ini bisa terjadi?"Di mana bocah tengik itu! Di mana! Bawa dia kemari, aku akan memotongnya!" Cerry merasa kesakitan dan mulai menangis.Para perawat tidak menghiraukan kata-kata Cerry, tapi kata-kata itu didengar oleh Neilsen yang baru saja memasuki pintu."Siapa yang ingin kamu potong?" Neilsen tiba-tiba muncul dan membuat Cerry kaget. Bahkan membuat para dokter dan perawat juga kaget, bahkan mereka merasa sangat gugup.Cerry adalah tamu keluarga Neilsen, tapi untuk hal seperti ini, seluruh rekan medis tidak tahu bagaimana menjelaskan semua ini ke Neilsen. Ter
Wandy melakukannya dengan sengaja! Lagipula kedua mata dia yang menyedihkan membuat perawat itu tidak dapat menolaknya."Bagaimana menurutmu? Saya pergi sebentar untuk memanggil dokter memeriksa bibi tadi. Kamu ke kamar mandi yang ada di dalam sana saja, tapi jangan kamu mengganggu dia ya. Emosi dia sangat tidak baik."Perawat dan Wandy bersepakat.Wandy dengan nada ketakutan berkata, "Tapi bibi itu sangat jahat!""Kamu tidak usah memperdulikan dia, Dia sekarang hanya bisa berbaring di ranjang. Selama kamu tidak mengganggunya, dia tidak akan menyakitimu. Sana, kamu pergi buang air kecil, aku akan memanggil dokter. Ok?" Perawat itu sedikit tergesa-gesa.Walaupun dia tidak menyukai Cerry, tapi dia adalah orang yang dibawa oleh Keluarga Neilsen. Pada saat itu, dia tidak tahu keadaan Cerry seperti apa. Dia takut nanti dia akan menerima konsekuensinya.Wandy dengan sedikit malu menganggukkan kepalanya, tapi di dalam hatinya dia merasa senang. Situasi seperti ini adalah yang dia inginkan.M
Viki tidak peduli dengan suara melengking Linny. Bahkan saat ini dia menghargainya. Wanita ini sangat berani bahkan dia meludahinya. Mental Linny sangat kesel, tapi sayangnya dia tidak bisa berteriak.Dasar bajingan apa yang ingin dia lakukan?Viki membawa Linny masuk ke dalam tempat pemakaman yang jauh, lalu melemparkan dia ke tanah. Dinginnya suhu di sana membuat Linny langsung gemetaran. Linny melihat ke arah atas dan melihat sebuah peti mati, dan membuat wajahnya pucat."Hm ... hm!" Dia menggelengkan kepalanya ke arah Viki.Viki tersenyum dan berkata, "Kamu pikir dengan memprovokasi saya, saya bisa mundur begitu saja? Saya beritahu kamu, Jangan pikir kamu adalah teman baik Rossa, saya tidak akan bisa memukulmu. Bahkan orang tua saya pun dapat saya kalahkan.""Kakakmu bajingan!"Dia hanya bisa menatap Viki dengan ganas dan mengumpat dalam hati.Viki sepertinya tahu apa yang dia ocehkan, tapi dia tidak memperdulikannya. Bahkan dia berkata, "Oh, saya lupa memberitahumu, petugas kubu
Linny menatap Wandy bingung, dan membuat Wandy merasa sangat tidak nyaman."Oh, aku tidak menelan air buruk apa-apa."Wandy membebaskan diri dari Linny dan berusaha kabur, tapi Linny dengan cepat menarik kerah bagian belakang Wandy."Kamu pikir aku belum mengenalmu? Cepat katakan ada masalah apa? Mana mamimu?"Sejak kembali dari pelatihan militer, Rossa tidak pernah berhubungan lagi dengan Linny dan mengatakan ini untuk kebaikannya. Linny pun juga tidak bertanya lebih lanjut.Dia selalu berpendapat bahwa Neilsen bukanlah orang yang dicintai Rossa, tapi karena dia adalah sahabat baiknya, dia tidak ingin berkelahi dengan Rossa karena hal ini. Dia tahu ini adalah untuk kebaikannya juga, sehingga dia tidak perlu tahu banyak hal.Seperti pada lima tahun lalu. Rossa tidak pernah memberitahu Linny bagaimana kehidupannya di dalam sebuah keluarga kaya, tapi Linny adalah tujuan akhirnya.Selama Rossa membutuhkan dia, Linny dapat m
Saat telepon Wandy berdering, Neilsen yang sedang menelepon, meletakkan teleponnya sebentar seakan ingin berbicara pada Wandy ketika telepon Wandy berdering."Siapa yang menelepon?" Neilsen tanpa sadar bertanya.Wandy meliriknya dan menjawab,"Itu privasi saya."Setelah selesai berbicara, dia berlari dengan membawa teleponnya."Privasi? Seorang anak bau kencur punya privasi?"Neilsen merasa dihina oleh putranya, tapi hal ini adalah hal yang sering terjadi, dia hanya bisa menggelengkan kepalanya.Setelah Wandy keluar untuk mengangkat telepon itu, dia menemukan sebuah sudut yang sunyi untuk menjawab panggilan video, lalu pada layar telepon tampak Lulu yang sedang merasa sedih."Kak, kamu tidak sayang lagi padaku.""Mana mungkin, yang paling kakak sayangi adalah kamu."Saat Wandy melihat Lulu, dia masih terlihat sangat pucat tapi semangatnya jauh lebih. Dia tidak dapat membantu apa-apa, tapi dia merasa sang
Konflik antara dirinya dan Cerry tidak akan bisa dipercaya oleh siapa pun yang mendengarnya dari mulut dari siapa pun. Bahkan Nyonya Besar pun mengira dia terlalu waspada, juga tidak merasa Cerry telah melakukan sesuatu kepadanya. Bahkan masih memintanya untuk menjaga sikap di depan umum, tapi siapa yang tahu bahwa dia lah yang tertindas?Saat melihat Neilsen yang meneleponnya sekarang, walaupun dia belum lama berpisah dengannya, tapi Rossa merasa sangat sedih. Dia pun membawa telepon dan keluar dari ruang kantor dan mengangkat telepon dari Neilsen di koridor. Suaranya terdengar seperti menahan tangis. Neilsen langsung menyadarinya."Ada apa? Apakah kamu merasa kesal? Aku mendengar kamu berdandan sampai merusak kulitmu, wajahmu terluka, bagaimana bisa? Apakah parah? Lebih baik kita melakukan video call saja."Mendengar Neilsen yang berkata seperti itu, Rossa tahu Nyonya Besarlah telah mengabari Neilsen.Apa yang diucapkan Nyonya Besar kepadanya, R
Melihat tatapan Nyonya Besar, Rossa tidak tahu harus menjelaskan apa, tapi saat dia melihat Lulu, dia tersenyum dan berkata."Lulu, apa makanan yang mami belikan untukmu enak?""Yes! Apel!" Lulu tersenyum senang.Dia sangat suka makan apel, tapi karena dulu fungsi ginjal dia yang buruk, dia tidak bisa makan banyak. Terkadang dia hanya bisa makan sedikit saja. Sangat disayangkan dia tidak bisa memakannya walaupun dia sangat menyenanginya.Sekarang, dia merasa sangat senang saat melihat Rossa membawakan dia apel. Lulu menghampirinya dengan tersenyum. Lalu Rossa berkata."Walaupun sekarang kamu bisa memakannya, tapi kamu tidak bisa makan terlalu banyak. Kamu baru saja selesai operasi.""Mami, mengapa kamu sangat kejam?" Dia menggumamkan mulutnya, terlihat kecewa.Rossa mengelus kepalanya dan berkata, "Mami melakukan ini untuk kebaikanmu, coba kamu pikirkan nantinya kamu mau kehidupan yang seperti apa? Sekarang masih ingin membandel?"Lulu memiringkan kepala kecilnya dan berkata dengan su
"Kenapa? Apakah kamu ingin marah karena menahan malu? Menggunakan identitas dan statusmu untuk menyerangku? Atau kamu ingin membunuhku untuk menutup mulut? Lebih baik kamu harus cukup bisa membunuhku, jika tidak aku tidak takut memakai sepatu dengan kaki telanjang, aku hanya takut kamu tidak bisa menerima pembalasanku."Penampilan Cerry sekarang terlihat sangat menyeramkan. Tiba-tiba Rossa terdiam."Sebenarnya apa yang kamu inginkan?""Tidak bagaimana. Berdasarkan perjanjian kita, aku ingin Neilsen menemaniku selama tiga bulan. Mengenai apa yang telah dia janjikan padaku, itu adalah urusanku dengannya bukan? Jadi, jika dia menjadikanku sebagai adik angkatmu, menjadi Nona muda kedua keluarag besarmu, maka aku akan melakukannya. Tapi ini adalah hal yang kamu janjikan, dan apa yang kamu janjikan padaku harus terpenuhi."Ucapan Cerry membuat Rossa merasa sangat tidak tahu malu."Aku dan Neilsen adalah suami istri, kita itu sehidup semati. Apa yang dia inginkan adalah inginku, atas dasar a