Share

Bab 146

Rossa tahu bahwa jika dia keluar sekarang, tak akan ada harapan ke depan antara dia dan Neilsen. Sebelumnya, dia tak berharap Neilsen untuk menyukainya, dia hanya ingin kembali, tapi sekarang, setelah melihat taman pribadi, dan saat dia mengetahui cinta Neilsen padanya sangat dalam, dia tidak ingin melepaskan tangannya untuk kedua kali.

Terlepas dari rasa melepuh di punggung tangannya, Rossa meraih tangan Neilsen dan berkata.

"Bisakah kamu percaya padaku sekali ini? Hanya kali ini! Perasaanku padamu tak pernah berubah dari awal sampai sekarang. Neilsen, aku tidak menyangkal bahwa dulu aku membencimu, dan berharap kamu mati, tetapi pada saat itu, aku benar-benar keberatan, aku benar-benar tak sanggup. Dalam ragamu juga ada aku, jangan mudah terpengaruh oleh kata-kata orang lain ya? Bisakah kita menjalani hidup kita dengan baik?"

Neilsen menatap Rossa dengan air mata di matanya. Matanya begitu jernih dan transparan, begitu tulus dan terpancar dari persahabat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status