Lilis mengusap air matanya. Penyesalannya itu memang sudah tak bisa lagi digambarkan dengan kata-kata. Malam itu Nadine merengek meminta pulang menemui ibunya, tetapi dirinya justru abai dan akhirnya membuat Nadine sakit dan menemui ajalnya. Jika diingat, ia ingin meminta maaf sebanyak-banyaknya, meski kini Almira mau membantu tetapi sungguh hati rasanya malu."Tunggu di sini! Saya akan ke ruangan dokter yang kemarin menangani saya," ucap Almira."Mau saya temani?" tanya Rani."Tak usah. Temani Ibu saja, beliau yang sepantasnya membutuhkan teman daripada saya," cetus Almira.Almira keluar kamar Zidan dan melangkah menuju ruang Suaka. Almira berharap, sahabatnya itu mau membantu. Almira mengetuk pintu ruang kerja Suaka."Permisi."Almira masuk dan melihat ruangan Suaka yang kosong. Saat dia hendak keluar, ia berpapasan dengan dokter Iriana–sepupu Suaka."Cari Suaka, ya?" tanya Iriana yang sudah sangat mengenal Almira sejak dia menjadi dokter spesialis penyakit Almira waktu itu."Iya. K
...Setelah berbincang dan mengutarakan maksud dirinya datang ke ruangan Suaka, Almira kembali ke ruangan Zidan dengan Iriana. Banyak pembicaraan serius antara Iriana dan Almira, yang pastinya hanya diketahui oleh keduanya saja."Ibu, Almira sudah membawakan dokter yang dulu menangani Almira. Dokter Iriana ini akan membantu penyembuhan Mas Zidan, jadi tidak usah khawatir akan kondisi Mas Zidan. Asal Ibu nurut dengan arahan beliau dan Ibu tidak membuat dosa baru, insya Allah semuanya akan kembali baik–baik saja. Saya pamit, semoga Ibu diberi kesehatan dan ketabahan dengan cobaan yang terjadi dan semoga Mas Zidan lekas sembuh," tegas Almira sebelum beranjak dari tempatnya berdiri."Terima Kasih banyak, Almira. Ibu sangat malu melakukan hal ini padamu. Semoga kamu benar-benar memaafkan kami," ucap Lilis sebelum membiarkan Almira pergi.Sempat melihat tubuh Zidan yang berada di atas brankar dengan mata terpejam, sebelum Almira memutuskan benar-benar meninggalkan ruangan itu.Almira kelu
..."Yan, lihat siapa yang datang?" bisik Raffi saat Lyan baru selesai take in.Lyan menengok ke arah lain tempat Raffi menunjukan di mana Almira berada."Kamu yang mengajaknya?" tanya Lyan."Nggak lah. Nih calon bini," tunjuk Raffi pada Meysila yang merenges ke arah Lyan.Tanpa ingin bertanya, Lyan langsung berjalan ke arah Almira. "Keknya teman kamu itu suka deh sama temanku yang satu itu, A," celetuk Meysila melihat gerakan cepat Lyan yang langsung menghampiri Almira."Biarlah! Daripada nggak ada gosip. Ada Almira setidaknya hidup Lyan tidak terlalu tenang dan cuek. Manusia yang satu itu sulit ditebak. Saat bareng Raisa saja, kami nggak tahu awalnya. Tahu-tahu mau lamaran dan akhirnya … gagal. Kasihan sebenarnya sama Lyan itu.""Hooh. Semoga Almira berjodoh dengan Lyan," sambung Meysila."Emang udah resmi bercerai?" tanya Raffi."Belum kayaknya. Kamu emang gak tahu? Kan yang ngurus perceraian itu Lyan sama pengacaranya.""Enggak. Lyan itu hemat berita. Ada apa-apa emang dia mau cer
Selama beberapa hari, Almira sibuk bekerja dengan Lyan. Setelah urusan dari Bali selesai minggu lalu, Almira kembali sibuk mendampingi Lyan ke manapun. Bahkan wajahnya kini sering disorot media karena seringnya bersama Lyan di manapun berada. Berita dan gosip berseliweran namun Almira sudah harus tutup telinga karena hal itu. Meski acara pernikahan Suaka tinggal beberapa hari, tak urung membuat Lyan libur dari aktivitas hiburannya. Bahkan jadwalnya begitu padat membuat Almira tak ada lagi jadwal libur setiap harinya."Lusa pernikahan Suaka. Nggak libur, Bee?" tanya Almira saat sedang menyiapkan baju ganti pasca selesai shooting."Kenapa? Kamu sudah ingin libur?" Lyan merapikan bajunya dan melirik ke arah Almira yang sibuk membereskan peralatan yang habis dia gunakan.Rico masuk dengan membawa tabnya. Wajahnya tersenyum kala melihat ALmira yang ada di ruang ganti Lyan. "Malam, Almira," sapa Rico ramah.Lyan berdehem. "Ada apa?" "Ni jadwal udah aku susun biar bisa maju untuk 3 hari k
"Tante yang tenang ya? Mey pasti baik-baik saja," ucap Almira mencoba menenangkan Vivian yang sedari tadi menangis di dalam mobil."Tante takut, Ra. Mey itu anak satu-satunya Tante. Mana Ayahnya lagi dinas lagi. Tante khawatir kalau….""Nggak usah khawatir. Tante berdoa saja semoga semuanya baik-baik saja dan keadaan Mey juga tidak parah."Almira sengaja mengendarai mobil Vivian dengan kecepatan tinggi agar mereka bisa segera sampai di rumah sakit. Lima Belas menit kemudian, keduanya sampai dan gegas turun untuk menuju ruang Meysila dirawat."Sayang," panggil Vivian kala baru masuk dan melihat Meysila yang terbaring dengan selang infus dan banyak perban di tubuhnya. "Kenapa bisa begini?" isak Vivian melihat Meysila yang hanya tersenyum melihat bundanya datang."Lagi apes, Bun." Meysila hanya meyakinkan Vivian jika keadaannya tidak begitu parah."Kok bisa, Mey? Ngantuk? Atau …?" tanya Almira."Aku dibegal. Untung ada Lyan lewat dan dia nolongin aku," jawab Meysila santai seperti tak te
Setelah penjelasan Almira mengenai apa yang dilakukan akhir-akhir ini, membuat Lyan lebih banyak diam. Setidaknya ia merenungi juga kesalahpahamannya pada Almira. Prasangka yang kerap muncul dan membandingkan Almira akan sama dengan wanita dan kekasih sebelumnya, perlahan memudar. Lyan tak bisa membayangkan jadi ALmira, bahkan wanita itu mau memaafkan dengan mudah orang-orang yang sudah menyakitinya dan membuangnya. Hingga sidang perceraian digelar, Almira tenang menghadapinya."Rencananya apa?" tanya Lyan yang melihat Almira sedang duduk sambil memegangi surat janda miliknya."Disimpan saja, siapa tahu butuh buat jaminan bank," kelakar Almira. Lyan yang datang menemani Almira, tersenyum dan memberikan satu kaleng minuman isotonik."Makasih," kata Almir. Diminumnya air yang botolnya telah dibukakan Lyan itu perlahan."Sudah lega?" tanya Lyan."Lebih baik. Tante sama Om Gemal sudah pulang, ya?" tanya Almira yang menengok mencari keberadaan mereka yang sudah dianggap orang tua oleh Alm
"Contohnya?" tanya Raisa bertambah penasaran."Ah, sudah lupakan. Ini sudah saya lupakan karena saya sadar, bukan hal baik berkata masalah pribadi pada orang asing," jawab Zidan terlihat sendu. Ingatan terhadap masa lalu bersama Almira, sungguh menggores luka dan penyesalan."Why? Saya Raisa. Kenapa mengatakan orang asing?" "Tapi saya tidak begitu kenal Anda."Raisa heran, kenapa bisa ada orang yang tidak mengenal dirinya sebagai artis. Mungkin karena dia jarang menjadi tokoh utamanya. Raisa berpikir keras saat ini, agar Zidan mengatakan banyak hal mengenai Almira. "Baiklah kalau begitu. Mari kita berteman. Kamu juga akan banyak untung kenal sama saya, bisa jadi artis dadakan pastinya. Pekerjaanmu yang sekarang ini, pasti jauh dari ekspektasi kamu yang idamkan bukan?""Maksudnya bagaimana?" Zidan masih bingung dengan arah bicara Raisa yang terkesan merendahkannya."Saya akan memberimu uang banyak, kalau kamu bekerja sama dengan saya.""Bekerjasama dalam hal apa?""Mantan istrimu. Sa
.....Beberapa kali Meysila mencoba menghubungi Lyan, tetapi tak diangkat. Mungkinkah dia juga sudah lihat? batin Meysila bertanya-tanya. [Lyan. Kamu sudah lihat berita viral Almira hari ini?]Akhirnya Meysila mengirim pesan. Pesan itu tetap sama dan tidak bercentang biru membuatnya penasaran dan sedikit yakin Lyan sedang tidur. Setengah jam Meysila hanya mondar mandir di kamarnya sambil memegangi ponsel miliknya. "Padahal masih jam segini. Masa sih sudah tidur," gerundel Meysila. Ia memilih menelpon kekasihnya untuk menanyakan berita ini."Halo, Yank. Kamu sama Lyan nggak?" tanya Meysila saat panggilannya baru diangkat Raffi."Tumben, Yank tanyain Lyan. Ada apa?""Ini gawat!""Kenapa? Ada masalah lagi dengannya?""Kali ini bukan hanya Lyan yang bermasalah. Tapi juga Almira kena masalah besar. Kamu cek instagram gih! Berita Almira dan Zidan trading di akun gosip @Bibirtua. Zidan buka suara mengenai masalah rumah tangganya dulu saat sama Almira. Gila pokoknya! Kamu cek segera pokokn