Home / Romansa / Kamulah Takdirku / Salah tingkah

Share

Salah tingkah

Author: Silviherma98
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bukh

“Azka sudah” teriak Nay karena lagi-lagi Azka memukul suaminya.

Nay tidak bermaksud membela siapapun, karena menurutnya sama-sama keterlaluan, Aksa dengan sok berkuasanya dan Nay tidak pernah menyukai kekerasan, dan ini kali pertama melihat Aksa kelepasan seperti ini.

“kamu kenapa?” tanya Nay bersimbah air mata

“Nay maaf ... ” Nay mundur ia takut pada Azka yang seperti kesetanan tadi.

“Tangan kamu luka kamu obatin yah, aku pulang dulu.” ucap Nay setengah ketakutan

“Nay,” panggil Azka pelan.

“Kita bicara besok saja, aku pulang dulu.”

Nay benar-benar keluar dari base camp mereka berjalan kaki entah kemana, melihat Azka membabi buta membuatnya ketakutan dan ia enggan bersama Azka.

“Pulang sama aku.” Usai menatap semua teman-teman Nay Aksa beringsut keluar mencari Nay yang lebih dulu keluar.   

“Aku bisa pulang sendiri.” tolak Nay.

“Mama masuk rumah sakit” Nay menoleh seketika memastikan apa yang ia dengar barusan.

“mama khawatir menunggu kamu yang belum pulang, kamu janji pulang jam 11 sekarang jam berapa?” Nay benar-benar kebingungan ia lupa dengan janjinya pada mama Rani kalau akan tiba di rumah jam 11 malam dan ini sudah setengah tiga pagi.

“Mama? Mama kenapa Sa?”

“Sekarang kita kerumah sakit. Sebentar lagi mama akan dioperasi ayah kamu juga sedang perjalanan balik.” Mendengar kata ayah Nay merasa badannya lemas bukan main, Nay pasti kena marah besar, entahlah Nay bingung untuk menjelaskan seperti apa perasaannya saat ini.

“Kamu kenapa?” tanya Aksa karena Nay hanya diam.

“Pasti ayah bakalan marah lagi sama aku, ini semua karena aku yang terlalu ceroboh,  bayi mama bagaimana?” tanya Nay harap cemas

“Kamu tenang aja yah ada aku, sekarang kita kerumah sakit dulu” Nay masih belum beranjak bahkan  diam mematung seperti orang kebingungan parah.

“Nay, ayuk lebih cepat lebih baik,” Nay mengangguk menggegam pergelangan Aksa mengikuti langka laki-laki itu.

***

Nay bersyukur ternyata ia lebih dulu tiba di rumah sakit dari pada ayahnya, setidaknya yang ayahnya tau ia berada di rumah sakit menunggui mamanya.

“Yah” panggil Aksa menemui mertuanya yang baru keluar dari lift dengan kebingungan mencari kamar yang Aksa maksud.

“Maaf tidak menunggu ayah, dokter memutuskan untuk segera mengambil tindakan agar mama dan bayinya tidak kenapa-kenapa.”

“Terima kasih yah Sa, doakan semoga mama bisa melewati perjuangan panjangnya.”

“pasti yah, ayah duduk dulu. Ayah minum dulu tadi Aksa beli sebelum ke mari.”

“Ayah di sini saja, kamu temani Nay anak itu tampak lebih pucat,” tunjuk Esha pada putrinya yang bahkan tidak menyadari kedatangan dirinya

“Iya yah.”

“Aksa,” panggil Esha kembali

“Wajah kamu kenapa?”

“Ada insiden kecil yah, bukan masalah besar kok, ayah tenang saja,” ucap Aksa menutupi

“yah sudah kamu bersihin takutnya malah lebih parah.”

“iya yah,” ucap Aksa berjalan menuju tempat Nay menunggu di ruang tunggu sendirian

“Nay.”

“Hmm?” jawab Nay pelan, bahkan tatapan perempuan itu masih tetap kosong.

“Kamu gak papa?” sentak Aksa pelan sekedar membuat Nay sadar dari lamunan panjangnya.

“Belum ada kabar dari dokter?” bukannya jawaban, Nay malah memberi pertanyaan balik pada Aksa.

“mama masih di operasi mungkin sebentar lagi.” Nay mengangguk perasaannya lebih rileks tidak ada gurat kemarahan sang ayah yang sedari tadi ia takutkan bahkan mamanya juga sudah dalam penanganan.

“Sa kenapa ayah gak marah sama aku?”

“Nanti aku cerita sekarang kita temui ayah dulu, aku berani jamin ayah tidak akan marah sama kamu.”

“Nanti aja.” Aksa tak memaksa, bahkan laki-laki itu memilih duduk di samping sang istri.

“Sa.” Panggil Nay sepelan mungkin.

“Hmm?”

“Aku minta maaf yah atas perlakuan Azka sama kamu tadi, pasti sakit sekali tadi.”

Aksa mengusap bagian wajahnya yang mungkin tampak lebih membiru besok. “Lumayan, pukulan anak itu bisa mengurangi ketampananku.”

“Tapi kau tidak perlu minta maaf atas dirinya aku cukup keberatan mendengarnya.” Nay mengangguk patuh dan akan ia catat keengganan laki-laki itu untuk dirinya.

“Sa, kamu tunggu di sini sebentar yah, aku mau ke supermarket bentar”

“Ngapain? Mau beli apa? Biarkau aja udah pagi.”

“Mau beli pembalut, yakin mau beliin?”

“Yah sudah aku temanin saja kalau gitu.”

“Gak perlu nanti ayah nyariin gimana? Udah gak apa lagian aku gak nyebrang juga. masih di wilayah rumah sakit ini juga kan?”

Aksa mengangguk, memilih merebahkan tubuhnya karena ia belum menyentuh kasur satu hari ini, saat matanya hampir terpejam ia kembali mendongak.

“Ada apa?” tanya Aksa ketika Nay mencegatnya saat akan membaringkan tubuhnya secara sempurna.

“Aku belum punya nomor kamu, nanti kalau kamu pergi aku menghubungi kamu bagaimana?” Aksa tersenyum simpul mengambil ponsel Nay mengetikkan nomornya.

“Yah sudah kalau gitu aku turun, kalau tidak begitu mendesak tunggu aku sampai tiba.”

****

Nay tergopoh-gopoh dengan mangkuk kecil dan juga air dingin serta serbet yang masih terbungkus pada kedua tangannya.

“Sa, bangun bentar,” ucap Nay menuangkan air dingin tersebut pada mangkuk yang tadi ia beli

“kamu sudah sampai? Mana pembalutnya?”

“Ngapain nanya itu? Memang situ mau pakai?” tak ada jawaban dari Aksa pandangannya tertuju pada kegiatan Nay yang sedang membasahkan serbet yang entah kapan perempuan itu dapat

“Siniin wajahnya,” titah Nay membasuh memar yang dibuat oleh kekasihnya. Aksa hanya diam memperhatikan wajah Nay yang tampak serius mengamati wajahnya.

aauuww

keluh Aksa ketika Nay menekan luka memarnya kuat

“makanya matanya gak usah jelalatan gitu”

“aku mandangin yang halal kok gak boleh?” jawab Aksa mengambil serbet Nay mengusapnya sendiri.

Sementara Nay hanya terdiam dengan ucapan Aksa barusan.

Related chapters

  • Kamulah Takdirku   Naysila Candramaya

    Naysila Candramaya putri dari Esha Prayoga. Seorang General manager salah satu bank swasta yang ada di Indonesia. Meski begitu semenjak duduk di bangku SMP Nay sudah memiliki bakat berbisnis, mulai dari menjadi reseller aksesoris salah satu brand lokal hingga kerja sama dengan teman-temannya menciptakan brand mereka sendiri, kata sang nenek Nay menuruni bakat bundanya yang sangat jeli dan lihai dalam berbisnis.Sejak kecil Ia tidak pernah mengenal sosok ibu, karena bundanya meninggal saat berjuang mati-matian melahirkan dirinya, hingga usianya 14 tahun ayahnya kembali menikah dengan teman masa SMA sang ayah, bisa dibilang cinta pertama beliau, Naysila tak mempermasalahkan hal itu karena selama ini ia tinggal bersama nenek dan kakeknya tempat bundanya dibesarkan.Hanya sesekali ayahnya datang berkunjung, hingga nasib tak bisa ditolak menghampiri dirinya, kakek dan neneknya dipangil sang kuasa dan saat itu juga ayahnya memboyong dirinya ke ruma

  • Kamulah Takdirku   Suami?

    Ucapan Esha tak main-main seminggu sudah Nay dikurung dalam penjara yang dipenuhi kemewahan. Bahkan perkuliahannya dilakukan dari rumah secara virtual, dan itu benar-benar membosankan.“Kamu kurusan nak.” Mendengar itu Esha mendongakkan kepalanya memperhatikan wajah Nay yang memang lebih tirus dari sebelumnya namun memilih untuk tidak mengomentari apapun.“Nay diet,” jawab Nay pelan, nyaris tak terdengar.“Tapi kamu masih tetap perlu makan makanan yang bergizi apa lagi kamu sedang persiapan debat kan?”“Nay gak lapar,” jawab Nay memasang earphonenya agar mendengar materi dari dosennya lebih jelas.“Yah sudah biarain saja, toh kalau dia lapar dia tau mencari dimana, aku pergi dulu,” ucap Esha menyudahi sarapannya mengecup kening Rani tak lupa mengusap pelan perut buncit sang istri kemudian berlalu pergi tanpa menyapa putri satunya lagi.Tak bisa dipungkiri ada se

  • Kamulah Takdirku   Pilihan

    Seorang pemuda lengkap dengan seragam biru lautnya tenga berbenah bersiap untuk berangkat pendidikan seperti biasanya. baru kemarin dirinya merubah status lajang menjadi seorang suami. Berbicara mengenai suami, dirinya sudah menyandang gelar tersbut diusianya ke 18 tahun kurang dua bulan lagi 19 tahun. “Papa boleh masuk?” Aksa mengangguk kemudian melanjutkan kegiatannya merapikan rambutnya agar lebih klimis. “Kau menyesal?”Dengan senyum sekilas, Aksa memasukkan buku yang kemarin malam sudah ia persiapkan untuk keberangkatannya hari ini. “Menyesal? Tidak, memangnya apa yang harus Aksa sesali?” tanya Aksa dengan senyum yang tidak usai. “Yah karena harus melepas masa bujangmu diusia muda seperti ini?” “Tidak, Aksa tidak menyesal sama sekali.” “Kau bisa mundur nak, papa tidak mau membuat kau berada dalam masalah.” “Tidak ada yang menjadi masalah pa.” Aksa menjeda ucapannya sejenak, “Aksa kira pembicaraan ini sudah final tadi malam, Aksa terima. P

  • Kamulah Takdirku   Kelepasan

    Malam ini terasa begitu menguntungkan untuk Nay, ayahnya sedang tugas luar kota, mamanya pasti sudah terlelap. Hamil tua membuat mamanya menjadi lebih sering mengantuk sehingga jam 8 malam mamanya pasti sudah terlelap. Hal itu tak ia sia-siakan untuk keluar rumah, pasalnya ia sudah sangat rindu bersama teman-temannya.“Apaan?” ucap Nay berbisik pada panggilan ponselnya.“....”“Iya sebentar aku sedang... mama,” sentak Nay melihat Rani duduk di ruang tengah seolah memang menanti dirinya.“Sudah malam, kamu mau kemana Nay?”“Ma, sekali ini aja Nay keluar malam. ”“Nay.”“Ma, Nay janji ini yang terakhir kalinya, mama bisa pegang janji Nay kali ini.”“Tapi ayah?”“Nay janji pulang sebelum jam 11, ayolah ma jam segitu belum terlalu malam,” pinta Nay tak pantang menyerah.“Yah sudah jam 11 malam sudah harus di rumah lewat dari itu mama tidak akan bisa membantu lebih, kalau nantinya ayah bakal ngamuk sama kamu, bagaimana?”“Oke Nay janji. Terima kasih ma”Rani menghela napas dengan berat, e

Latest chapter

  • Kamulah Takdirku   Salah tingkah

    Bukh“Azka sudah” teriak Nay karena lagi-lagi Azka memukul suaminya.Nay tidak bermaksud membela siapapun, karena menurutnya sama-sama keterlaluan, Aksa dengan sok berkuasanya dan Nay tidak pernah menyukai kekerasan, dan ini kali pertama melihat Aksa kelepasan seperti ini.“kamu kenapa?” tanya Nay bersimbah air mata“Nay maaf ... ” Nay mundur ia takut pada Azka yang seperti kesetanan tadi.“Tangan kamu luka kamu obatin yah, aku pulang dulu.” ucap Nay setengah ketakutan“Nay,” panggil Azka pelan.“Kita bicara besok saja, aku pulang dulu.”Nay benar-benar keluar dari base camp mereka berjalan kaki entah kemana, melihat Azka membabi buta membuatnya ketakutan dan ia enggan bersama Azka.“Pulang sama aku.” Usai menatap semua teman-teman Nay Aksa beringsut keluar mencari Nay yang lebih dulu keluar. “Aku bisa pulang sendiri.” tolak Nay.“Mama masuk rumah sakit” Nay menoleh seketika memastikan apa yang ia dengar barusan.“mama khawatir menunggu kamu yang belum pulang, kamu janji pulang jam

  • Kamulah Takdirku   Kelepasan

    Malam ini terasa begitu menguntungkan untuk Nay, ayahnya sedang tugas luar kota, mamanya pasti sudah terlelap. Hamil tua membuat mamanya menjadi lebih sering mengantuk sehingga jam 8 malam mamanya pasti sudah terlelap. Hal itu tak ia sia-siakan untuk keluar rumah, pasalnya ia sudah sangat rindu bersama teman-temannya.“Apaan?” ucap Nay berbisik pada panggilan ponselnya.“....”“Iya sebentar aku sedang... mama,” sentak Nay melihat Rani duduk di ruang tengah seolah memang menanti dirinya.“Sudah malam, kamu mau kemana Nay?”“Ma, sekali ini aja Nay keluar malam. ”“Nay.”“Ma, Nay janji ini yang terakhir kalinya, mama bisa pegang janji Nay kali ini.”“Tapi ayah?”“Nay janji pulang sebelum jam 11, ayolah ma jam segitu belum terlalu malam,” pinta Nay tak pantang menyerah.“Yah sudah jam 11 malam sudah harus di rumah lewat dari itu mama tidak akan bisa membantu lebih, kalau nantinya ayah bakal ngamuk sama kamu, bagaimana?”“Oke Nay janji. Terima kasih ma”Rani menghela napas dengan berat, e

  • Kamulah Takdirku   Pilihan

    Seorang pemuda lengkap dengan seragam biru lautnya tenga berbenah bersiap untuk berangkat pendidikan seperti biasanya. baru kemarin dirinya merubah status lajang menjadi seorang suami. Berbicara mengenai suami, dirinya sudah menyandang gelar tersbut diusianya ke 18 tahun kurang dua bulan lagi 19 tahun. “Papa boleh masuk?” Aksa mengangguk kemudian melanjutkan kegiatannya merapikan rambutnya agar lebih klimis. “Kau menyesal?”Dengan senyum sekilas, Aksa memasukkan buku yang kemarin malam sudah ia persiapkan untuk keberangkatannya hari ini. “Menyesal? Tidak, memangnya apa yang harus Aksa sesali?” tanya Aksa dengan senyum yang tidak usai. “Yah karena harus melepas masa bujangmu diusia muda seperti ini?” “Tidak, Aksa tidak menyesal sama sekali.” “Kau bisa mundur nak, papa tidak mau membuat kau berada dalam masalah.” “Tidak ada yang menjadi masalah pa.” Aksa menjeda ucapannya sejenak, “Aksa kira pembicaraan ini sudah final tadi malam, Aksa terima. P

  • Kamulah Takdirku   Suami?

    Ucapan Esha tak main-main seminggu sudah Nay dikurung dalam penjara yang dipenuhi kemewahan. Bahkan perkuliahannya dilakukan dari rumah secara virtual, dan itu benar-benar membosankan.“Kamu kurusan nak.” Mendengar itu Esha mendongakkan kepalanya memperhatikan wajah Nay yang memang lebih tirus dari sebelumnya namun memilih untuk tidak mengomentari apapun.“Nay diet,” jawab Nay pelan, nyaris tak terdengar.“Tapi kamu masih tetap perlu makan makanan yang bergizi apa lagi kamu sedang persiapan debat kan?”“Nay gak lapar,” jawab Nay memasang earphonenya agar mendengar materi dari dosennya lebih jelas.“Yah sudah biarain saja, toh kalau dia lapar dia tau mencari dimana, aku pergi dulu,” ucap Esha menyudahi sarapannya mengecup kening Rani tak lupa mengusap pelan perut buncit sang istri kemudian berlalu pergi tanpa menyapa putri satunya lagi.Tak bisa dipungkiri ada se

  • Kamulah Takdirku   Naysila Candramaya

    Naysila Candramaya putri dari Esha Prayoga. Seorang General manager salah satu bank swasta yang ada di Indonesia. Meski begitu semenjak duduk di bangku SMP Nay sudah memiliki bakat berbisnis, mulai dari menjadi reseller aksesoris salah satu brand lokal hingga kerja sama dengan teman-temannya menciptakan brand mereka sendiri, kata sang nenek Nay menuruni bakat bundanya yang sangat jeli dan lihai dalam berbisnis.Sejak kecil Ia tidak pernah mengenal sosok ibu, karena bundanya meninggal saat berjuang mati-matian melahirkan dirinya, hingga usianya 14 tahun ayahnya kembali menikah dengan teman masa SMA sang ayah, bisa dibilang cinta pertama beliau, Naysila tak mempermasalahkan hal itu karena selama ini ia tinggal bersama nenek dan kakeknya tempat bundanya dibesarkan.Hanya sesekali ayahnya datang berkunjung, hingga nasib tak bisa ditolak menghampiri dirinya, kakek dan neneknya dipangil sang kuasa dan saat itu juga ayahnya memboyong dirinya ke ruma

DMCA.com Protection Status