"Leo, kamu terlalu gegabah. Kalau kamu bertaruh seperti itu dengan Pak Farel, kamu jelas akan kalah. "Setelah kembali ke kamar, Febi masih marah."Febi, kenapa kamu nggak percaya padaku sekali saja?" kata Leo sambil tersenyum getir."Aku juga ingin memercayaimu, tapi kamu harus memberiku alasan untuk memercayaimu?" kata Febi."Aku nggak tahu bagaimana menjelaskannya padamu. Bagaimanapun, kamu percayalah padaku. Kamu akan mengetahuinya besok." Leo menunjukkan senyum percaya diri.Meskipun Leo sangat percaya diri, Febi masih khawatir. Jadi, dia pergi berjalan-jalan di sekitar halaman."Nona Febi, ini sudah larut, tapi kamu masih belum tidur." Tiba-tiba Febi mendengar suara dari belakangnya.Febi menoleh ke belakang dan melihat orang itu adalah Farel. Kemunculannya membuat Febi terkejut. "Pak Farel, kamu belum pergi?""Keluargamu mengundangku untuk menginap. Aku sulit untuk menolak usulan mereka." Farel sangat bangga."Pak Farel, bisakah kamu menganggap taruhan antara suamiku dan kamu se
Farel tertegun sejenak. Ray mengabaikannya dan bergegas ke arah Febi. Dia bahkan memanggil Febi sebagai nyonya dengan ekspresi menyanjung. Apa yang terjadi?Sementara Febi juga terkejut. Dia tanpa sadar memegang Air Mata Malaikat di lehernya dengan tangannya.Dia merasa Ray pasti mengenali Air Mata Malaikat ini. Namun, benda ini palsu. Jika ketahuan, Febi mungkin akan mati.Febi diam-diam menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu ceroboh. Dia datang ke Perusahaan Aksara. Dia bahkan lupa melepas untuk Air Mata Malaikat palsu ini.Orang lain juga tampak terkejut dan tidak percaya."Paman Ray, kamu nggak salah orang? Dia adalah putri Keluarga Sharon dan pecundang ini adalah suaminya. Kenapa kamu memanggilnya Nyonya?" tanya Farel dengan bingung."Plak!"Ray mengangkat tangannya dan menampar Farel.Farel menutupi wajahnya yang sakit dengan ekspresi kaget dan marah. "Paman, kenapa kamu memukulku?""Aku hanya menghukumnya dengan ringan. Kalau kamu berani nggak menghormati Nyonya lagi, aku ak
Farel tidak memohon, melainkan malah mengancam, "Leo, kamu harus berpikir jernih. Apa kamu bisa menahan amarahku?""Leo, lupakan saja." Febi merasa sedikit luluh.Leo menyeringai. Lalu, dia berkata sambil memandang Ray. "Pak Ray, sepertinya orang-orang ini nggak menganggap kata-katamu."Ray langsung marah. "Sepertinya kalian benar-benar bosan hidup. Pengawal, seret mereka pergi, potong tubuh mereka dan berikan makan binatang!""Jangan. Aku akan memenuhi taruhannya."Kevin adalah orang pertama yang merasa takut. Lalu, dia memanggil Leo dengan sebutan kakek."Aku makan, aku akan makan." Farel juga ketakutan.Sementara Anna tidak perlu dikatakan lagi. Dia sangat takut mati, jadi dia sudah berlari sambil melepas pakaiannya."Pak Leo, Nyonya, silakan masuk!"Ray mengundang mereka berdua dengan hormat.Setelah sampai di ruang tamu, Ray membuatkan teh untuk mereka berdua dan menyerahkan surat undangan untuk mengikuti tender pada Febi dengan kedua tangannya. Sikapnya tampak sangat hormat.
"Febi, apakah kamu yakin?" tanya Dani dengan tergesa-gesa. Napasnya menjadi semakin cepat.Jika tebakan Anna benar. Ketua menyukai Anna. Dengan begitu, Keluarga Sharon akan meroket.Anna berkata dengan bangga, "Rambut lelaki tua itu berwarna putih. Menurut rumor, dia seumuran dengan Ketua. Dia juga sangat jelek. Ketua juga dirumorkan jelek. Aku nggak yakin sebelumnya, tapi sekarang aku yakin.""Ketua pasti menyukaiku. Ketua melihatku ketika kami lewat hari ini, jadi dia mengirim Pak Ray untuk menyambutku, tapi dia salah mengira Febi adalah aku."Anna mendekati Febi dan berkata dengan sinis, "Kamu benar-benar nggak berpikir bahwa Ketua akan menyukaimu yang sudah menikah, 'kan?""Aku nggak pernah berpikir seperti itu." Febi menggelengkan kepalanya."Kamu masih sadar diri." Anna menoleh ke arah Dani dan berkata, "Kakek, hari ini tampaknya Febi telah memperoleh kualifikasi tender. Faktanya, penghargaan itu milikku, jadi posisi direktur adalah milikku."Santi buru-buru berkata, "Anna benar.
Leo tidak mengatakan apa-apa. Dia langsung mengembalikan 20 miliar yang Robby berikan kepadanya. Leo tidak menganggap serius 20 miliar itu sama sekali.Tidak lama setelah Lanny pergi, Febi datang."Leo, apakah ibuku baru saja datang?" tanya Febi dengan ragu.Leo menganggukkan kepalanya."Apakah kamu meminta mahar?" tanya Febi.Leo mengangguk lagi."Maafkan aku." Febi tampak bersalah."Kenapa kamu meminta maaf? Setelah menikahi istri cantik sepertimu, mahar itu bukanlah apa-apa," kata Leo sambil tersenyum.Febi menggelengkan kepalanya. "Kamu setara dengan menjadi menantu matrilokal Keluarga Sharon. Kamu nggak seharusnya memberikan hadiah ini.""Uang adalah bukanlah hal penting. Aku nggak peduli sama sekali. Terlebih lagi, uang itu diberikan pada ibumu. Dia adalah keluarga kita," kata Leo.Febi tersenyum masam. Kapan keluarganya menganggap Leo sebagai keluarga mereka?Di mata keluarganya, bahkan Febi pun tidak lebih dari sekadar alat untuk menukar keuntungan."Aku ada pemeriksaan nan
Meskipun Lanny merasa curiga, dia sangat ingin pergi ke tender itu.Karena semua orang yang ikut serta dalam tender adalah orang-orang ternama di Kota Kumara. Bahkan ada orang ternama dari kota lain. Jika dia bisa membawa Febi ke sana, mungkin dia akan memikat salah satu bos.Robby tidak pergi. Dia tidak punya harapan untuk pergi sama sekali.Tak alam kemudian, mereka bertiga tiba di luar Perusahaan Aksara.Mereka yang masuk harus memegang undangan."Leo, apakah kamu benar-benar punya cara untuk membawa kami masuk?" Febi masih sedikit ragu.Lanny bahkan berkata dengan terus terang, "Jangan salahkan aku karena nggak memperingatkanmu. Kalau kamu berani mempermalukanku, aku nggak akan pernah memaafkanmu!"Leo tersenyum dan tidak berkata apa-apa. Perusahaan Aksara adalah wilayahnya. Jika dia tidak bisa masuk, siapa lagi yang bisa masuk?"Oh, kamu benar-benar pecundang."Diiringi dengan suara yang kasar, seorang pria dan seorang wanita berjalan mendekat. Mereka adalah Rendi dan Ranti.R
"Plak!"Begitu Rendi selesai berbicara, Leo menamparnya.Suara tamparannya terdengar jelas dan nyaring.Semua orang tercengang, termasuk beberapa satpam. Tidak ada yang mengira Leo benar-benar berani bertindak di sini. Apakah dia tidak takut dihukum oleh Perusahaan Aksara?Leo mencibir dan berkata, "Kamu yang memintaku untuk memukulmu.""Sialan, aku bunuh kamu!"Rendi sangat marah. Saat dia berbicara, dia mengangkat tinjunya dan memukul kepala Leo.Dia juga tahu Leo bisa bertarung, tapi sekarang kakinya cacat. Rendi tidak takut padanya lagi."Bang!"Saat Rendi melayangkan tinjunya, dia telah menerima pukulan keras di perutnya. Rasa sakit itu menyebabkan dia berlutut di tanah sambil memegangi perutnya.Leo menggelengkan kepalanya. "Kamu nggak bisa mengalahkanku bahkan setelah kakiku patah. Dasar pecundang.""Beraninya kamu memukul seseorang di pintu masuk Perusahaan Aksara. Kamu pasti akan mati." Ranti terkejut dan marah. Dia melihat ke beberapa satpam dan berkata, "Kalian melihatnya me
"Apa! Nona Febi sudah menikah. Dia masih menikah dengan orang cacat. Bagaimana mungkin?"Mungkinkah orang cacat ini adalah putra dari keluarga kaya?" tebak seseorang."Putra keluarga kaya dari mana. Dia hanyalah pecundang yang nggak bisa apa-apa.""Nona Febi sangat luar biasa. Kenapa dia menikah dengan seorang pecundang?""Seorang pecundang bahkan menikah dengan Nona Febi. Menjengkelkan sekali.""Ternyata memang ada orang biasa yang bisa menaklukkan wanita kaya. Entah apa yang dipikirkan Nona Febi. Dengan kelebihannya, dia bisa menikah dengan keluarga kaya. Kenapa dia jatuh cinta pada pecundang?"Gosip itu menyebar dengan cepat. Seketika, kerumunan itu langsung heboh.Banyak orang merasa kasihan pada Febi. Ada yang merasa senang dan ada yang cemburu, Namun, mereka cemburu pada Leo.Seketika, eksrpesi Anna menjadi masam. Kemudian, dia berjalan mendekat dengan marah."Siapa yang mengizinkanmu datang!" Anna bertanya dengan suara lantang.Leo mencibir, "Kami bisa datang kapan pun kami mau.