Share

Bab 204

Beberapa menit berlalu, Bowo masih tidak bergerak sama sekali. Aisa pun kehilangan secercah harapan terakhirnya.

Ria menangis dengan sedih.

Fazli juga sangat sedih. Sementara Bonar hanya merasa marah.

Bonar tidak peduli dengan hidup atau mati Bowo. Dia hanya memikirkan cara menaklukkan Aisa.

Namun, saat ini, Bowo membuka matanya dengan perlahan.

"Ayah, kamu sudah bangun."

Aisa adalah orang pertama yang menyadarinya. Seketika, dia langsung bersemangat.

Orang lain juga buru-buru mendekat.

"Ayah, bagaimana kondisimu?" tanya Fazli dengan prihatin.

"Sepertinya aku sudah sembuh."

Setelah berbicara, Bowo duduk di depan semua orang yang menunjukkan ekspresi tidak percaya.

Aisa menangis lagi. Namun, kali ini dia menangis bahagia. "Sepertinya obat yang diberikan Dokter Leo benar-benar manjur."

Bonar berkata sambil tersenyum sinis, "Jangan terlalu bahagia. Bahkan Dokter Tanu nggak bisa menyembuhkannya. Bagaimana anak itu bisa menyembuhkannya? Mungkin ini pertanda Pak Bowo akan segera mati."

Setel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status