Kemudian, lampu di dalam gudang dinyalakan. Seketika kegelapan di sekitar menghilang hingga membuat lokasi itu menjadi terang seperti siang hari.Di kejauhan, lima pria berjalan mendekat dengan perlahan.Orang yang memimpin adalah seorang pria berusia tiga puluhan tahun. Orang-orang di belakangnya sedikit lebih tua. Namun, tidak ada satu pun dari mereka berusia di atas empat puluh tahun.Beberapa orang berhenti kurang dari dua meter dari Leo.James memperhatikan Leo dari atas hingga ke bawah. Kemudian, dia berkata sambil tersenyum main-main, "Kamu pasti Leo, 'kan!""Ya, kalian dipanggil oleh Bonar, 'kan?" tanya Leo.James berkata sambil tersenyum sinis, "Sekarang, kamu sangat cerdas. Kenapa kamu bisa sebodoh itu sebelumnya?""Hanya orang bodoh yang menganggap orang lain bodoh," balas Leo."Kamu benar-benar nggak tahu diri. Kalau kamu berani melawan majikan kami, kamu akan mati." Aura pembunuh yang menakjubkan muncul dari tubuh James.Leo sedikit terkejut. Dilihat dari aura yang memanca
"Tolong jangan bunuh aku."Saat James melihat Leo berjalan ke arahnya dengan perlahan, dia ketakutan hingga wajahnya menjadi pucat.Leo tersenyum dengan ekspresi menghina.James merasakan niat membunuh Leo. Tubunya gemetar ketakutan, kemudian dia buru-buru berkata, "Jangan bunuh aku. Aku akan memberitahumu sebuah rahasia.""Rahasia apa?" tanya Leo."Sebelum aku memberitahumu, kamu harus berjanji nggak akan membunuhku," kata James."Kamu nggak memenuhi syarat untuk tawar-menawarkan denganku." Leo menunjukkan aura pembunuh yang kuat.James langsung merasa sedih, lalu dia berkata dengan tubuh gemetar, "Pak Bonar telah pergi ke Kota Kumara. Dia ingin menindas istrimu.""Cari mati!"Leo menginjak leher James dan mematahkannya. Seketika, aura pembunuh yang menakjubkan muncul dari tubuhnya.Meskipun dia dan Febi telah berpisah, mendengar berita itu tetap membuat Leo sangat marah....Setelah Bonar tiba di Kota Kumara, dia langsung pergi ke Kediaman Keluarga Sharon. Saat mereka mendengar Bonar
Febi menutup matanya dengan putus asa. Dia membiarkan air matanya jatuh dalam diam.Dia tahu tidak ada gunanya menangis. Namun, selain menangis, Febi tidak bisa berbuat apa-apa.Febi tidak bisa menolak sama sekali. Dia bahkan tidak bisa memilih untuk bunuh diri.Saat Bonar melihat penampilan Febi yang seperti ini, Bonar bukannya menunjukkan belas kasihan, dia malah menjadi lebih bersemangat dan langsung menerkamnya.Pada saat ini, jendela dari lantai ke langit-langit tiba-tiba pecah. Kemudian, sebuah anak panah melesat ke arah Bonar.Bonar adalah master Alam Guru Besar tingkat puncak menengah. Dia tidak ketakutan. Bonar bereaksi dengan sangat cepat dan menangkap anak panah itu."Siapa itu? Cepat keluar!"Bonar menatap ke arah jendela dan berteriak dengan kasar, matanya dipenuhi dengan niat membunuh.Bonar benci diganggu ketika dia sedang bersenang-senang. Sekarang, orang itu tidak hanya mengganggunya, tetapi juga ingin membunuhnya. Bonar merasa sangat marah.Sosok merah terbang masuk d
Tepat ketika Phoenix dan Febi mengira mereka akan celaka, seorang pria berjubah hitam dan bertopeng hitam tiba-tiba menyerbu masuk. Kemudian, pria itu menendang kepala Bonar."Ada lagi yang menantang maut!"Bonar menunjukkan niat membunuh yang kuat. Dia memiringkan kepalanya untuk menghindari tendangan pria itu. Selain itu, Bonar memaksa pria itu mundur."Phoenix, apa kamu baik-baik saja?" tanya pria itu dengan prihatin."Aku baik-baik saja, cepat bunuh dia!" Mata Phoenix dipenuhi dengan amarah.Orang yang datang tidak lain adalah Pegasus. Dia ingin segera membunuh Bonar, tetapi karena Bonar memegangi leher Phoenix, dia tidak berani bertindak gegabah. Kemudian, Pegasus berkata dengan nada dingin, "Bonar, kamu cari mati. Cepat lepaskan dia. Kalau nggak, aku akan membuatmu mati dengan sengsara!"Bonar menunjukkan senyum menghina, "Kamu masih ingin membunuhku, kamu benar-benar melebih-lebihkan kemampuanmu. Tapi, aku nggak ingin membunuh orang nggak dikenal. Jadi, kamu perkenalkan diri ter
Dani berjalan berkeliling dengan cemas. Anggota keluarga yang lainnya juga gelisah. Ekspresi mereka tampak gelisah."Kenapa nggak ada pergerakan di atas? Mungkinkah terjadi sesuatu pada Pak Bonar?"Saat gerakan di atas berhenti, Dani menjadi sangat khawatir.Jika sesuatu terjadi pada Bonar di kediaman mereka, Keluarga Wandyasti pasti tidak akan memaafkan mereka. Tiba saat itu, mereka semua akan tamat."Nggak akan, Pak Bonar sangat kuat, dia pasti akan baik-baik saja." Meskipun Anna berkata seperti ini, dia masih sedikit khawatir. Bagaimanapun, dia telah melihat kekuatan Phoenix dengan matanya sendiri. Bonar mungkin akan celaka."Anna, kenapa kamu nggak naik dan memeriksanya?" tanya Dani."Kakek, ini nggak baik. Perutku sedikit sakit. Sebaiknya kamu meminta orang lain." Anna buru-buru menolak. Dia tidak mau mengambil risiko.Dani melihat ke arah lain. Orang lain juga mundur. Bagaimanapun, gerakan barusan terlalu keras sehingga mereka semua ketakutan."Kalau begitu, mari kita lihat bersa
Bonar khawatir dia akan ditemukan oleh Ketua, jadi dia membawa Phoenix dan Febi ke dalam mobil, lalu melaju ke pinggiran kota.Pada saat bersamaan, Bonar menelepon ayahnya dan memberitahunya bahwa dia mungkin tidak sengaja menyinggung Ketua. Bonar meminta ayahnya untuk mengambil tindakan pencegahan.Setelah menerima kabar dari Bonar, Kepala Keluarga Wandyasti, Nico Wandyasti, menjadi gelisah.Meskipun Keluarga Wandyasti adalah keluarga pertama di Negara Cemara, mereka masih jauh di belakang Sekte Aksara.Jika Sekte Aksara ingin menghancurkan Keluarga Wandyasti, Keluarga Wandyasti pasti tidak akan bisa lepas dari bahaya kehancuran.Semakin Nico memikirkannya, dia menjadi semakin khawatir. Jadi, dia memanggil putrinya, Dinda Wandyasti.Dinda sangat cerdas. Begitu dia menghadapi masalah yang sulit, Nico akan meminta pendapatnya. Dinda tidak pernah mengecewakannya. Dia telah membantunya memecahkan banyak masalah."Ayah, ada masalah apa Ayah datang mencariku selarut ini?" tanya Dinda dengan
Dinda mengangguk, lalu keluar untuk menelepon Alvan.Beberapa hari yang lalu, Alvan telah menghubunginya. Dia ingin bekerja sama dengan Keluarga Wandyasti untuk megalahkan Ketua bersama-sama.Pada saat itu, Dinda menolak tanpa ragu-ragu, karena berita pengkhianatan Alvan terhadap Ketua telah menyebar. Alvan jelas bukan tandingannya Ketua. Alvan ingin menyeret Keluarga Wandyasti ke dalam masalah, Dinda tidak akan tertipu.Namun, sekarang itu menjadi satu-satunya pilihan. Semua ini berkat kakaknya, Bonar.Namun, saat ini, Bonar tidak merasa khawatir sama sekali. Lebih tepatnya dia tidak memikirkannya sama sekali.Dengan cepat, Bonar berkendara keluar kota. Akhirnya, dia memarkir mobilnya di jalan pedesaan.Kemudian, Bonar tidak sabar untuk membuka pintu belakang. Sebelumnya, Phoenix pingsan. Saat ini, dia masih tidak sadarkan diri.Meskipun Febi sadar, tangan dan kakinya diikat. Febi tidak bisa berbuat apa-apa.Bonar memandangi dua wanita cantik itu, napasnya tiba-tiba menjadi terengah-e
Awalnya, Bonar ingin menelanjangi Febi sedikit demi sedikit. Namun, dia tidak bisa menahannya lagi. Jadi, Bonar melepas bajunya dengan cepat, lalu mengulurkan tangan dan meraih atasan Febi.Bonar akan melepaskan pakaian dengan cara yang paling liar.Pada saat ini, dia tiba-tiba merasakan aura pembunuh yang menakjubkan. Bonar buru-buru berdiri dan melihat ke arah aura pembunuh itu datang. Bonar melihat bayangan hitam berlari ke arah ini dengan secepat kilat.Sosok itu secepat hantu. Saat pertama kali Bonar menyadarinya, sosok itu masih berjarak puluhan meter."Berhenti!"Bonar berkeringat dingin. Kemudian, dia meraih bahu Febi dan menariknya keluar."Lepaskan dia!"Sosok itu berteriak dengan kasar. Sosok itu memancarkan niat membunuh yang kuat.Saat ini, Bonar melihat orang yang datang. Dia langsung terkejut. "Kamu?"Bonar sangat terkejut. Dia mengira Ketua datang mencarinya. Namun, dia tidak menyangka orang yang datang adalah Leo.Sampai saat ini, Bonar tidak menyadari Leo adalah Ketua