Lokasi itu tiba-tiba menjadi sangat sunyi. Semua orang hanya bisa mendengar napas berat satu sama lain. Mata mereka dipenuhi ketakutan yang tak terbatas. Mereka merasa seperti ada binatang tak dikenal di depannya, seolah-olah binatang itu akan menelan mereka di detik berikutnya.Sesosok tiba-tiba muncul di pintu gudang. Orang-orang berbaju hitam di dalam terkejut, hingga jantung mereka berdebar kencang.Tiba-tiba, muncul seorang pria jangkung dengan wajah tegas dan mata yang serius, seperti dua pedang tajam. Tatapannya itu seakan mampu menembus pikiran orang dan merebut hati mereka.Saat rombongan pria berbaju hitam melihat wajah laki-laki itu, pupil mereka tiba-tiba menyusut. Mereka ketakutan hingga kaki mereka mulai gemetar tanpa sadar.Pemimpin pria berbaju hitam juga gemetar ketakutan. Namun, dia tampak sedikit tenang. Dia buru-buru menempelkan belati di leher Febi. "Jangan mendekat. Kalau kamu berani mengambil langkah maju lagi, aku akan bunuh dia!"Orang lain juga buru-buru menar
Setelah dia membuka matanya, Febi langsung melihat punggung yang lebar. Pemandangan itu membuatnya terkejut.Karena menurut rumor yang beredar, Ketua sudah berusia lebih dari 70 tahun. Namun, orang di depannya bertubuh tinggi dan tegap dengan rambut hitam tebal. Dia tidak terlihat seperti pria berusia 70 tahun.Namun, karena dia tidak bisa melihat wajahnya, Febi tidak terlalu memikirkannya.Leo tidak tinggal lama di sini. Saat ini, dia berjalan keluar."Ketua, tunggu sebentar!"Febi buru-buru mengejarnya."Ada apa?" Suara Leo terdengar dingin dan sedikit serak. Leo segera merendahkan suaranya untuk mencegah Febi mendengar suaranya."Terima kasih, Ketua. Kamu telah menyelamatkan hidupku!"Febi segera mengucapkan terima kasih."Kalau begitu, bagaimana kamu ingin berterima kasih padaku?" tanya Leo dengan tiba-tiba.Begitu mendengar pertanyaan itu, Febi terkejut. Apakah memberinya uang? Ketua adalah orang terkaya di dunia. Dia juga tidak akan kekurangan hal-hal lain. Tidak peduli seberapa
"Tentu saja dia baik-baik saja sekarang. Semua ini berkat bantuan Ketua. Kalau dia mengandalkanmu, dia pasti akan celaka," kata Lanny dengan nada dingin."Bu, jangan bilang begitu. Leo nggak ada di rumah. Bagaimana kamu bisa menyalahkan dia?" kata Febi."Kalau aku nggak menyalahkan dia, siapa yang harus aku salahkan?" kata Lanny dengan marah. "Seorang pria dewasa nggak bekerja sepanjang hari. Dia hanya meminta makanan gratis. Untuk apa kamu menikah dengan pria seperti itu."Anna berkata dengan setuju, "Bibi benar. Pernikahan itu seperti reinkarnasi bagi seorang wanita. Kamu harus berpikir dengan hati-hati. Kalau kamu menemukan pecundang, dia nggak hanya nggak bisa membantunya sama sekali, tapi dia juga akan menjadi bebanmu. Kalau kamu mencari suami, kamu harus menemukan seseorang seperti Pak Marvin."Leo melirik Marvin dengan ekspresi jijik. Dia bukanlah siapa-siapa, Leo tidak menganggapnya serius sama sekali.Begitu Marvin melihat ekspresinya, dia langsung berkata dengan marah, "Leo,
Setelah mendengarnya, Leo tersenyum menghina. Belum lagi dia hanya pergi ke Hotel Alea untuk makan, bahkan jika dia menyewa seluruh Hotel Alea pun, Leo tidak menganggapnya serius.Sebelumnya, Lucas ingin memberikan Vila Alea kepada Leo. Harga Vila Alea jauh lebih berharga daripada Hotel Alea.Tentunya bagi masyarakat awam, bisa makan di Hotel Alea memang menjadi sebuah kebanggaan tersendiri.Kali ini, Marvin mengusulkan untuk pergi ke Hotel Alea, pertama untuk pamer dan kedua untuk menyenangkan semua anggota Keluarga Sharon. Pada saat yang sama, dia ingin mencari kesempatan untuk mempermalukan Leo.Tentu saja, tujuan utamanya adalah Febi.Febi dikenal sebagai wanita tercantik di Kota Kumara. Faktanya, tidak ada seorang pun di seluruh dunia yang bisa melampaui kecantikannya.Marvin sudah menginginkannya untuk waktu yang lama. Namun, Febi sudah menikah. Selain itu, yang lebih penting adalah Raka tertarik padanya. Jadi, Marvin tidak bisa merebutnya.Namun, sekarang Raka sudah mati. Marvin
"Untuk merayakan acara ulang tahun Kakek, tentu saja aku harus memesan yang terbaik," kata Marvin sambil tersenyum.Faktanya, Marvin juga kebingungan. Karena dia tidak memesan Aula Kaisar sama sekali. Selain itu, dia tidak memenuhi syarat untuk memesannya.Namun, pelayan itu memanggil nama Dani. Hal ini jelas tidak salah lagi. Adapun alasannya, Marvin tidak mengetahuinya.Namun, Marvin tidak akan pernah melewatkan alasan untuk pamer.Santi berkata dengan sangat gembira, "Putriku sayang, kamu benar-benar telah menemukan pria yang baik. Nggak seperti pecundang itu. Kita bisa memenuhi syarat untuk datang ke hotel kelas atas karena Pak Marvin."Meskipun Santi tidak mengatakannya dengan jelas, semua orang tahu bahwa pecundang yang dia bicarakan adalah Leo.Robby dan Lanny sangat marah karena Leo adalah menantu mereka. Tindakan Santi sama saja dengan mempermalukan mereka.Namun, mereka tidak bisa membantahnya. Bahkan mereka sendiri merasa Leo adalah pecundang. Leo bahkan tidak memenuhi syara
Setelah pelayan membawa Leo dan rombongannya ke Aula Kaisar, semua orang melihat betapa mewahnya Aula Kaisar. Aula itu seperti istana kerajaan yang megah dan mewah.Kaligrafi dan lukisan di dinding sekitarnya dibuat oleh seniman terkenal. Masing-masing lukisan itu bernilai lebih dari puluhan miliar.Pelayanannya juga sangat baik. Delapan wanita berkaki jenjang yang mengenakan kebaya menunggu di samping. Mereka menyajikan teh dan air untuk semua orang sambil meremas bahu mereka.Terutama Marvin, dua orang tercantik melayaninya sendirian. Kenikmatan seperti ini bukan membuatnya merasa nyaman, dia juga merasa gembira.Faktanya, kartu anggota emas itu bukan miliknya, melainkan dia mencuri dari kakeknya.Sebelumnya, dia hanya datang sekali bersama kakeknya. Namun, Marvin hanya bisa memasuki Ruang VIP. Dia belum pernah menikmati perlakuan tingkat tinggi seperti itu.Leo pergi ke kamar mandi. Saat dia kembali, dia kebetulan bertemu Tiara yang hendak pergi ke Aula Kaisar.Tiara adalah putrinya
Marvin berpikir anggur yang dikirim oleh hotel pasti tidak terlalu buruk. Namun, anggur itu bahkan tidak memiliki nama, jadi tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan anggur terbaik. Dia merasa tidak salah berkata seperti itu.Leo menunjukkan senyuman sarkastik. Anggur Kaisar yang dibuat oleh gurunya adalah anggur terbaik di dunia. Aromanya harum dan lembut dengan rasa yang tak ada habisnya. Satu botol anggur itu dijual dengan harga ratusan miliar. Namun, Marvin bahkan mengatakan bahwa anggur itu tidak bisa dibandingkan dengan anggur di luar yang memiliki reputasi palsu. Konyol sekali.Setelah Marvin melihat senyumannya, dia tiba-tiba menjadi marah. "Apa yang kamu tertawakan? Bukankah yang aku katakan itu benar?""Tentu saja nggak benar. Selain itu, kata-katamu salah besar!" kata Leo sambil mendengus dingin.Sebelum menunggu Marvin sangat marah, Santi berkata dengan marah, "Dasar pecundang, cukup. Pak Marvin sering berkunjung ke sini. Kalau bukan karena Pak Marvin, orang miskin seperti
Tak lama kemudian, sebotol anggur itu telah dituang habis oleh Marvin. Aroma anggurnya menyebar hingga membuat orang mabuk.Marvin juga menyadari bahwa anggur itu mungkin anggur berkualitas tinggi. Namun, dia tetap tidak mengindahkannya. Kemudian, dia membuang botol itu di lantai."Setelah didisinfeksi dengan anggur, udara menjadi lebih segar. Apakah menurut kalian benar?" tanya Marvin dengan penuh arti.Anna, Kevin dan yang lainnya buru-buru menyetujuinya. Di satu sisi, mereka bisa menjilat Marvin dan meremehkan Leo untuk melampiaskan amarahnya. Mereka merasa seperti sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.Leo tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Marvin, kamu harus menanggung konsekuensinya. Kamu harus membayar harga asli anggur ini."Santi segera berkata dengan sinis, "Orang rendahan memang seperti ini. Mereka nggak memiliki harga diri sama sekali. Mereka picik dan berani meminta kompensasi untuk sebotol anggur sampah. Pak Marvin membawamu makan ke sini. Satu gigitan makanan