Beranda / Pernikahan / Kamu Menidurinya? / 50. Selidik Misella — S 2

Share

50. Selidik Misella — S 2

Penulis: Lusia
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-15 19:22:00

Fahmi menoleh dan terkejut. “K-kau belum tidur?” Bertanya balik. Sedikit gelagapan.

Misella menggelang cepat, mendekat Fahmi. Membantu melepaskan dasi dan jas hitamnya. “Ini jas hitam kesayanganmu. Jadi, Aku akan mencuci pakaianmu, tidak aku laundry,” jelas Misella sembari tersenyum kecil.

“Tidak perlu, sayang. Nanti kamu capek.”

Awalnya Fahmi menolak, tapi Misella memaksa. “Sudah. Jangan kamu tolak niat baik istrimu.”

Mau tidak mau menuruti dengan tersenyum kecut. Lelaki itu naik ke lantai atas setelah disuruh oleh Misella. 

Di depan mesin cuci, Misella melihat jas dengan cukup lama. Dia sengaja meminta Fahmi melepaskan jas itu sebab mencium parfum berbeda, seperti parfum wanita lain.

Misella curiga. Kecurigaan bertambah dengan raut wajah Fahmi.

“Ada yang tidak beres.”

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Kamu Menidurinya?   51. Bohong! — S 2

    Ya. Jawaban Fahmi semua bohong. Misella tahu Fahmi berbohong. Pasalnya sekitar pukul sembilan malam, Misella menghubungi sekretaris Tony. Dia mendapatkan informasi kalau Fahmi tidak lembur sampai larut malam dan Fahmi keluar kantor sekitar jam delapan malam bukan jam 11 malam.“Kamu tidak percaya?”Misella tak berkata apa-apa. Hanya diam. Tak menyangka. Dirinya sudah dibohongi oleh suaminya sendiri. Dia teringat saar menjadi selingkuhan Fahmi. Misella tahu betul, Fahmi dulu selalu berbohong pada Alia hanya untuk bertemu dengan dirinya.Misella sekarang sadar bagaimana rasanya di posisi Alia dan menjadi Alia yang dulu. Sakit teramat sakit.Kepercayaan dalam rumah tangga lambat laun akan menghilang.Saat Misella melihat ke arah tangan Fahmi, dia seperti teringat pada sesuatu. Ada yang janggal dalam pandangannya."Kenapa kamu tidak menggu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-15
  • Kamu Menidurinya?   52. Bertengkar — S 2

    "Kamu sudah berani membohongiku!"Fahmi mengacak rambut berpura-pura sebal pada Misella, nyatanya sedang menyembunyikan kebohongannya. "Aku sudah menjelaskan bahwa aku tadi mandi dan aku meletakkan cincin di sana."Misella memincingkan matanya. "Cincin itu hilang atau memang kamu sengaja melepaskan?" terkanya."Aku lupa memakai cincin kembali, seingatku seperti itu."Fahmi berusaha untuk menjelaskannya lagi. Tapi tetap saja Misella tidak percaya."Oke aku akan mempercayaimu dan aku akan terus percaya setiap apa yang kamu sampaikan! Asalkan kali ini kamu bisa membuktikan bahwa cincin kawin itu memang benar-benar ada," tuntut Misella.Misella dan Fahmi berdebat, perdebatan paling panjang yang pernah terjadi sepanjang pernikahan mereka. Fahmi berusaha tetap membuatMisella percaya kepadanya, sementara Misella dengan kecurigaannya membantah semua hal yang dipaparkan oleh Fahmi.Misella merasa bahwa Fahmi sudah keterlaluan. Melepaskan cincin kawin saat mandi, kemudian lupa memakainya kemba

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-16
  • Kamu Menidurinya?   53. Cincin Siapa? — S 2

    "Kenapa diam? Apakah kamu tidak sanggup melakukan apa yang aku katakan?!" Robert emosi ketika Fahmi hanya diam saja. Fahmi mendongakkan kepalanya, dia menoleh ke arah Robert juga Tiffany yang masih berada di ruang makan itu kemudian berbicara, “Aku berjanji tidak akan pernah menyakiti hati Misella dan aku akan berusaha sebaik mungkin mengurus perusahaan.” Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Fahmi berpamitan pada Misella, "Aku mau berangkat ke kantor dulu." Fahmi membalikkan badannya lalu pergi meninggalkan Robert dan Tiffany yang masih berada di sana. Kemudian berpamitan ke kedua orang tua Misella. "Ma, Pa. Aku harus siap-siap untuk pergi ke kantor," pamit Fahmi dengan mencium punggung tangan mereka berdua. “Tolong temani Sella, ya. Maaf merepotkan Mama dan Papa.” Robert menepuk bahu Fahmi. Fahmi dengan cepat-cepat meninggalkan ruang makan, naik ke atas untuk mengambil tas kerja dan ponsel, kemudian keluar dari unit tersebut. Lelaki itu harus secepatnya mengambil cincin kawinny

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-17
  • Kamu Menidurinya?   54. Perdebatan Pagi — S 2

    “Ada apa sayang?” tanya Alia belum menyadari Abian sedang memegang cincin.“Ini.” Abian memperlihatkan cincin itu pada Alia. “Cincin siapa ini, sayang? Bagaimana bisa ada di dalam unit 001?” tanyanya dengan penuh keheranan dan bingung.WOW.Alia merasa terkejut. Keringat dingin mulai menjalari tubuhnya. Kejadian nista itu berputar-putar di kepalanya.Alia menjadi emosi dan geram pada mantan suaminya itu. “ASTAGA! FAHMI SI*ALAN! BAGAIMANA MUNGKIN MENINGGALKAN CINCIN INI DI SINI?!” jerit Alia dalam hati.Alia menarik napas lalu dihembuskan. Berusaha bersikap biasa saja seakan tidak ada hal yang telah terjadi.“Aku tidak tahu cincin itu milik siapa, sayang." Alia berusaha mengelak karena dia tidak mungkin berkata jujur bahwa itu adalah cincin milik Fahmi.Jika sampai Alia mengatakan itu maka akan terjadi peperangan."Kamu yang seharian berada di rumah waktu kemarin dan aku yakin pasti kamu tahu siapa saja yang datang ke apartemen kita!” Abian sedikit jengkel."Kemarin tidak ada siapa-sia

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-18
  • Kamu Menidurinya?   55. Kemarahan Abian — S 2

    ruangan CCTV.Abian mencengkram erat kedua lengan Alia setelah melihat layar monitor CCTV. Mata elangnya menahan. Ada kemarahan sangat jelas di raut wajahnya, sementara badan Alia gemetar setengah mati.“Sejak kapan kamu menyimpan rahasia dariku?!”Pertanyaan itu mengagetkan Alia sebab suara Abian menyentak dengan nada tinggi. Langkah Alia memundur teratur hingga semakin tersudutkan karena sebuah dorongan kuat tangan Abian yang berada di kedua lengannya.Bibir Alia tertutup rapat-rapat. Tidak berani membuka mulut. Pagi-pagi harus bertengkar dengan Abian. Hal itu membuat Alia semakin tidak tenang.“Siapa dia? Siapa lelaki yang datang tadi malam, hah?!” tanya Abian dengan sangat geram. Bahkan dengan kasar mendorong Alia hingga punggung terbentur ke dinding.“Katakan! Siapa!” paksa Abian. Keinginan tahu menggebu-gebu, pasalnya di CCTV lelaki yang bersama Alia tidak terlihat begitu jelas.Alia memberanikan diri untuk menjawab setenang mungkin, “Aku tidak mengenalinya. Sungguh! Lelaki itu

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-19
  • Kamu Menidurinya?   56. Mencari Cincin — S 2

    Di kantor.Masalah di rumah membuat Fahmi gelisah dan tidak tenang sama sekali. Sudah ke lima kali dia mengetuk meja menggunakan jari telunjuknya dengan gusar, ditambah mengigit bibir bawahnya.Fahmi tidak ingin Misella mencurigainya, kalau sampai ketahuan—tamatlah riwayatnya. Apalagi Robert berpesan padanya agar tidak menyakiti Misella.Ting!Layar ponsel menyala. Ada chat masuk. Fahmi berniat untuk melirik sekilas, namun mata terbuka lebar setelah mengetahui pesan itu dari sang istri.Dengan tangan gemetaran, membuka pesan itu.'Aku sudah mengecek di kamar mandi, tidak ada cincin di sini!' tulis Misella diakhiri dengan tanda seru.“Sh*t!” Satu kata kasar terucap begitu saja dari bibir Fahmi setelah membaca pesan itu. Tidak habis pikir, sifat Misella sekarang tidak sabaran.'Okay. Nanti Aku akan membuktikan cincin itu masih ada di tanganku,' balas Fahmi.Lelaki itu segera memakai jas hitam yang tadi letakan di pada tempatnya. Fahmi sudah memikirkan hal ini, memutuskan untuk pergi dar

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-21
  • Kamu Menidurinya?   57. Adu Jotos — S 2

    “BRENGS*K KAU! BERANI SEKALI DATANG KE SINI SETELAH MENYENTUH ISTRIKU, HAH?!” teriak Abian dengan murka dan kedua tangan mengepal.DUAG!TIdak terduga, Abian melayangkan satu pukulan sangat keras menghantam pipi Fahmi. Gerakannya begitu cepat, hingga Fahmi pun tidak sempat menghindar.Siapa sangka, kedatangan Fahmi untuk mengambil cincin yang tertinggal malah mendapat bogeman.“ABIAN!" Alia menjerit histeris, shock dengan tindakan yang dilakukan suaminya—tiba-tiba menghajar Fahmi seperti itu. Alia tahu, Abian tidak pernah bermain fisik, lelaki itu tergolong lembut ketika marah. Tapi kali ini?Abian menghiraukan Alia.Lalu, masih dengan emosi yang meledak-ledak. Abian melempar cincin itu ke lantai yang sedari tadi cincin digenggam di tangan lain.KLINTING!Cincin itu jatuh dan menggelinding cepa

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-22
  • Kamu Menidurinya?   58. Demi Tuhan! It's hurt! — S 2

    “ASTAGA? ADA APA DENGAN WAJAHMU?!”Fiana heboh dengan kedatangan Fahmi—melihat wajah penuh luka, sudut bibir berdarah.Fahmi menghiraukan pertanyaan Fiana, lelaki itu masuk ke dalam rumah Fiana tanpa permisi dan duduk di ruang tamu. Fahmi merasa tidak tahu tujuan untuk pergi, jadi memutuskan untuk bertemu dengan wanita yang pernah dia tiduri. Wanita matre yang menginginkan dibelikan tas mahal.Lagipula tidak mungkin Fahmi kembali ke kantor, pasti akan ada karyawa melaporkan ke Robert tentang kondisi wajahnya yang babak belur.Fiana duduk bersebelahan dengan Fahmi, dengan centil bercampur kekhawatiran menyentuh dada bidang Fahmi dengan tangannya. Sementara Fahmi hanya diam, menatap lurus ke depan dengan rahangnya mengeras.Bibir Fiana melengkung ke bawah saat tidak ada respon dari Fahmi.“Aku ambil es batu dulu, ya. Untuk mengompres luk

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-23

Bab terbaru

  • Kamu Menidurinya?   140. —THE END — S 2

    Para tamu bertanya-tanya termasuk Misella ikut terheran. Sontak Abian dan Alia menutup mulut tak percaya. Dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tua Abian yang tiba-tiba datang bergabung di acara tersebut. Tak disangka-sangka mendapat surprise dari keluarga Abian. Ayah Mario, Ibu Caroline, Kak Amber dan juga Xylia si gadis kecil bule dengan rambut pirangnya."Sepertinya mereka dari keluarga terpandang," batin Misella menebak.Amber melambaikan tangan pada Abian dengan semangat sekali dan senyum lebarnya. Keluarga Abian pun semakin mendekat. Hati Alia terenyuh dengan kedatangan mereka. Alia pikir, keluarga Abian sangat mustahil untuk menginjak kaki di Jakarta. Sebab mereka lebih menyukai berada di Bali ketimbang di Jakarta, seperti pertama kali Abian memperkenalkan Alia pada keluarganya di Bali. "Siapa mereka?" ucap Papa Alia kebingungan."Mereka Keluarga saya, Pa. Ibu, ayah, dan kakakku dari Amerika," jawab Abian cepat. "Saya kira tidak akan datang."Tiffany melongo, begitu juga den

  • Kamu Menidurinya?   139. Sembilan Bulan Kemudian — S 2

    Sembilan bulan kemudian .... Setelah kejadian mengerikan di Belleza, rencana Robert berhasil total dan kematian Fahmi tidak membuat orang menaruh kecurigaan. Itulah gelapnya tinggal di hunian modern itu. Siapapun yang mempunyai uang, dia akan berkuasa. Pada dasarnya uang segalanya, termasuk uang membuat orang lain tutup mulut.Di hunian elit, Belleza unit 002 milik keluarga Robert.Keluarga Robert hidup jauh lebih bahagia daripada tahun kemarin. Kini Kayla sudah bisa berbicara walaupun belum amat jelas. Tingkah lucu dan nada bicara cadel Kayla sangat menghibur mereka. Apalagi Kayla cukup tanggap, pasti tumbuh besar menjadi anak pintar. "Kayla sayang ...!" Tiffany berteriak, melambaikan tangannya dengan senyum lebarnya. Saking kangennya dengan cucunya. "Nenek datang!"Kayla baru turun dari tangga dituntun oleh Misella. Misella langsung berkata, "Hayo, siapa yang datang itu, Kay?" nunjuknya ke arah pintu.Awalnya Kayla sempat bingung, tapi langsung sadar. Tubuh mungil itu berlari untuk

  • Kamu Menidurinya?   138. Menjadi Pembunuh — S 2

    Deg."APA KATAMU?!" Robert sangat terkejut. Berdiri dengan sorot mata tidak percaya. "Putriku tidak mungkin melakukan itu!"Bella terkaget-kaget. Tiffany yang baru sadar dari pingsan, syok kembali. Membekap mulutnya tidak menyangka. "T-tidak! Putriku bukan anak pembunuh!" Geleng-geleng kepala. "Pasti ada kesalahpahaman. Iya, kan?!""Maaf ... Saya melihat dengan kepala saya sendiri! Bahwa Putri Anda yang mendorong Fahmi!" tegas pengawal itu meyakinkan. "Harus ke atas sekarang kalau tidak percaya."Mereka langsung berlari-lari naik tangga menuju kamar Kayla. Mulut mereka terbuka lebar saat melihat jendela kaca telah hancur. Mata masing-masing menangkap punggung Misella, berdiri di antara serpihan kaca berserakan di lantai. Tidak ada yang memperdulikan betapa cantiknya warna kembang api di menyala-nyala.Robert membalikkan badan Misella. "Apa yang sebenarnya terjadi?!" tanya Robert butuh penjelasan. "Kenapa begitu berantakan di sini?!" tambah Robert.Kesadaran Misella kembali saat kedat

  • Kamu Menidurinya?   137. Terjatuh dari Penthouse — S 2

    "T-tapi Tuan ...." "Tidak ada tapi tapi!" Robert masih punya secuil rasa kasihan setelah melihat Fahmi begitu mengenaskan. "Beri waktu dua menit dan awasi dia jangan sampai menyentuh sedikitpun cucu saya! Kalau cucu saya sedang tidur, jangan sampai lelaki itu membangunkan!""Baik Tuan." Body guard menurut, mereka pun menghampiri Fahmi. "Hei! Ayo jalan!" perintahnya karena Fahmi hanya diam tak bergerak. "Cepat jalan! Sebelum Tuan Robert berubah pikiran!"Fahmi pun berjalan pincang naik ke arah tangga dikawal ketat. Meninggalkan Robert di bawah bersama putri pertama. Bella dengan penuh amarah menghampiri Robert yang melamun dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celana."Papa!" teriak Bella. "Papa yang benar saja membiarkan lelaki bajingan itu menemui Kayla?! Di atas juga ada Sella!" Marah Bella, geleng-geleng kepala kenapa Papanya berbuat demikian.Robert menatap putri pertamanya. "Sudah. Kamu jangan marah begitu," tanggap Robert

  • Kamu Menidurinya?   136. Menghajar habis-habisan — S 2

    Robert kembali ke apartemen karena baru selesai menyelesaikan beberapa pekerjaan mendadak di hari tersebut. Awalnya Robert ingin menikmati waktu malam tahun baru bersama sang istrinya, alhasil gagal. Saat pulang lelaki tua geram setelah mendapatkan pesan dari putrinya. "Dia datang sendirian?" tanya Robert pada dua body guard itu.Salah satu body guard menjawab, "Sepertinya sendiri, Tuan. Saya mendapat notif panggilan banyak sekali dari putri dan istri Anda.""Kenapa dia ada di sini?" Napas Robert terdengar berat. Sangat heran sekali. "Apa tidak punya harga diri?" sinisnya mengingat wajah Fahmi yang begitu memuakkan."Mungkin dia lapar," tebak body guard setengah bercanda."Dia lapar pada hari ini?" Satu alis Robert naik."Kan Tuan yang membuatnya miskin tak punya apa-apa. Jadi, dia berusaha mendatangi keluarga Tuan agar mendapat belas kasih," jelas body guard itu."Ah, iya. Kalau begitu kita harus cepat!"Dua b

  • Kamu Menidurinya?   135. Dendam. Benci. Marah. — S 2

    Jantung Misella terasa dihantam batu. Selama ini tidak pernah mengizinkan Fahmi melihat wajah putrinya. Batinnya pedih mendengar permintaan Fahmi, Misella merasa menjadi Ibu yang jahat. Sorot mata Fahmi hampir membuat pertahanan Misella goyah, rasa kasihan segera ditepis jauh-jauh.“Dia hanya mantan suami yang tidak tahu diri!” batinnya memperingatkan."Jangan mimpi. Jangankan Sella sebagai ibu! Aku saja tak akan membiarkanmu bertemu Kayla," sinis Bella. "Pergilah dari sini!" Bella menarik paksa tangan Misella, cepat-cepat memencet sandi pintu.Misella menoleh ke belakang, terperangah Fahmi semakin mendekat. Hah?! secepat itu? "Kak! Ayo cepat!" Menarik-narik dress Bella dengan panik."Sabar dong, Sel. Tangan Kakak jadi tremor ini," balasnya bersamaan bunyi pintu apartemen terbuka.Keduanya bergerak cepat masuk ke dalam saat pintu akan tertutup sempurna, tangan Fahmi menerobos pintu tak peduli akan terjepit. Misella dan Bella langsung mendorong sekuat tenaga agar pintu tertutup."Hanya

  • Kamu Menidurinya?   134. Ingin Bertemu Putrinya — S 2

    Lima jam yang lalu.Misella dan Bella saling berdebat kecil mengenai undangan party dari Yuna. Bella merobek-robek kertas undangan pink pastel cantik itu dengan kesal. "Untuk apa kau datang?! Bukannya lebih baik kamu mengabaikan wanita penyebalkan itu!" omel Bella, pipinya merah menyala. Tak habis pikir jalan pikiran adiknya itu. Diperlakukan buruk, dipermalukan masih saja mau bergabung dengan orang bermuka tebal. Misella berdiri memasang muka tanpa dosa di depan Bella. "Aku hanya ingin datang. Apa salahnya, sih, Kak?""Salah! Memang salah." Bella menarik napas dalam-dalam. Sadar, hanya masalah kecil sampai berdebat dan emosi begini. "Sudah, abaikan saja," lanjutnya menahan diri—merebahkan tubuhnya di sofa."Aku mau datang! Titik." Misella keukuh. "Aku belum pernah datang ke party tahun baru."Bella memutar bola matanya. Astaga. Adiknya sudah dewasa tapi masih keras kepala. Tidak pernah menurut perkataanya. "Ya sudah. Aku temenin! Jangan sendirian. Bisa jadi kamu akan dipermalukan de

  • Kamu Menidurinya?   133. Sebuah Perintah — S 2

    Sudah setengah jam Alia pingsan, kini mulai sadar. Matanya mulai terbuka, pandangan pertama yang dilihat adalah lampu cantik di atas langit-langit dinding yang menggantung. "Akhirmya kamu juga sadar, sayang." Abian menghela napas lega. Setia menunggu Alia bangun, tak melepas genggaman tangan.Alia melihat Abian duduk di sampingnya. "A-apa yang terjadi padaku? Di mana kita?" tanyanya bingung, sadar sedang bukan di kamar miliknya, kamar itu asing.Pelayan datang membawa segelas air putih, diberikan pada Abian. "Minum dulu," perintah Abian.Alia bangun dari posisi baringnya. Meminum beberapa teguk air putih dibantu Abian memegang gelasnya."Kamu pingsan, sayang. Kita masih di apartemen Yuna," ucap Abian memberi tahu. Alia sadar seketika. Matanya membesar, ingat kejadian menakutkan. Memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia langsung turun dari ranjang tanpa berpikir panjang, tubuhnya oleng—untunglah pelayan siap siaga me

  • Kamu Menidurinya?   132. Apa yang terjadi?! — S 2

    Bunyi kaca pecah mengangetkan dan tiba-tiba ada teriakan dari atas membuat empat orang di balkon itu menengadah kepala ke atas. Betapa terkejutnya melihat ada seseorang di atas sana—di dorong hingga tubuhnya hilang kendali, jatuh bersamaan serpihan kaca tebal telah melukai setiap kulitnya. Tangan itu berusaha menggapai di udara, namun malangnya tak bisa berpegang benda apapun.Pasrah dalam hitungan detik tubuh itu jatuh melewati samping kiri balkon hingga menghantam sky light lobby apartemen yang terbuat dari kaca. Sky light berbentuk persegi panjang terpecah, hancur seketika. Saat menghantam lantai seketika sel sel dalam tubuh meledak. Pembuluh darah pecah sehingga tak ada sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh membuat organ vital dan otak berhenti berfungsi. Tengkorak hancur beberapa bagian dan darah terciprat ke mana-mana.Orang-orang sedang berada lobby terkejut mendengar bunyi amat keras lalu diperlihatkan tubuh tergeletak tak bernyawa. Tak hanya itu penghuni Bel

DMCA.com Protection Status