"Damn! Apa yang tadi aku lamunkan?!" gerutu Fahmi dalam hati.
Keinginan bercinta dengan Misella hilang begitu saja. Gairah seksual menurun. Terbesit dalam benak menginginkan tubuh Alia malam itu juga. Fahmi tidak tahan. Sialan! Tubuh Alia di pesta pernikahan tadi sangat menggoda, lekukan indah itu membuat Fahmi ingin menyentuh dan meraba keseluruhan.Fahmi menggeleng kepala. Berusaha menghilangkan pikiran jorok itu.Lelaki itu tidak ingin bercinta dengan sang istrinya dalam keadaan membayangkan wanita lain. Itu akan sangat menyakiti Misella.Akhirnya Fahmi memilih menahan diri. Dia mengecup kening Misella lalu berkata, "Maaf ...."Hanya kata maaf terlontar. Setelah itu berdiri, menuangkan wine ke dalam gelas, melangkah pelan ke jendela besar yang memperlihatkan keindahan kota di malam itu. Misella terbengong bengong apa yang Fahmi lakukan barusan. Tidak mengerti. Mengapa mendadak meminta maaf?"Kamu pasti lelah." Abian menghampiri Alia yang sedang duduk di ruang keluarga sangat mewah dan luas. Sangat perhatian membawa teh buatannya untuk Alia. "Pindah itu melelahkan. Jadi, aku buatkan teh mawar untuk meredakan stres, dan membantu tidurmu agar nyenyak."Memang. Hari itu melelahkan bagi Alia. Seluruh badan terasa pegal dan capek."Terima kasih," ucap Alia saat Abian memberinya secangkir teh mawar. Ah, suaminya sangat perhatian padanya.Abian duduk di sebelah Alia. "Kamu suka tempat ini?"Alia menghirup uap teh mawar lalu meletakkan cangkir teh ke meja karena masih panas, dan menoleh dengan senyuman lebar pada Abian. "Tentu saja. Aku sangat menyukai unit apartmen ini. Sangat mewah. Aku bagaikan ratu di Belleza, haha ...," jawab Alia setengah bercanda.
Malam pertama pasangan baru itu tidak seindah yang dibayangkan.Sejujurnya perasaan Misella bercampur aduk. Kepalanya dipenuhi oleh banyak pertanyaan.Kenapa Fahmi tidak menyentuhnya malam itu?Apakah Fahmi tidak ingin melakukan hubungan layaknya pasangan suami istri di luar sana, mereka pasti melakukan di malam pertama bukan?Padahal sudah jelas, keduanya saling merindukan kenikmatan. Tapi, Fahmi menghentikan secara tiba-tiba, memilih untuk meminum wine. Seolah wine lebih menarik dibandingkan Misella. Hal itu membuat harga diri sebagai wanita merasa terinjak-injak.Untung saja Misella type wanita yang tidak mudah larut dalam emosi. Jadi, bisa bersikap seperti biasanya, walaupun telah diberi harapan palsu.***Pagi sekali sedang sarapan ada s
"HOEK!"Misella hampir mengeluarkan isi perutnya karena mencium bau darah yang sudah kering. Menjauhkan box itu dari wajahnya."Fuck?!" Misella mengumpat kata kasar. Menggertakan gigi dan dada naik turun. "Siapa yang berani mengirimkan hadiah yang menyeramkan ini, huh?! Menjijikkan!"Dia langsung menutup box itu lalu melangkah cepat ke meja makan, di mana Fahmi duduk dengan tatapan bertanya-tanya melihat kedatangan istrinya membawa sesuatu di tangan."Apa itu?" tanya Fahmi polos.Misella meletakkan box itu di meja dengan kasar dan mata tidak berkedip sedikit pun. Terpancar jelas raut wajah emosi tertahan. "Aku mendapatkan kiriman ini," ucapnya mengadu, bergidik ngeri. "Membuat aku takut."Kening Fahmi berlipat, mengapa istrinya sampai ketakutan seperti itu? Apa yang membuatnya takut? Lelaki itu semakin penasara
Apa saja fasilitas di apartemen Belleza untuk mempermudah aktivitas Penghuni?Fasilitas parkir yang luas demi kenyamanan penghuni. Fasilitas area hijau untuk menghirup udara segar. Fasilitas olahraga disediakan oleh para developer apartemen seperti gym, swimming pool, jogging track, dan lainnya. Fasilitas keamanan, setiap area apartemen siap 24 jam dipantau security.Area berkumpul menjadi fasilitas yang wajib ada di apartemen, sarana sosialisasi antar penghuni lainnya. Ada juga area pesta BBQ untuk para penghuni dapat berkumpul. Tentu saja seluruh peralatan disediakan dari pengelola apartemen.Area komersial, sangat bermanfaat bagi para penghuni. Akan membuat semakin dekat untuk belanja kebutuhan sehari-hari, penghuni bisa mencari makan di restoran yang tersedia di area komersial ataupun berkumpul bersama teman-teman di coffe shop."Kamu sudah dengar? Unit 001 telah terjual," kata wanita berambut pe
"Yuna ...." Findy memandang Yuna dengan mata berbinar."Kenapa, Fin?" tanya Yuna bingung setelah meminum coffe Caramel Machiato favoritnya, dia juga sempat mengelap sudut bibir dengan tisu."Jimmy Choo," balas Findy sembari menunduk, matanya terarah ke high heels Yuna, diikuti oleh Erika. "Seharga $1175? Kamu beli di mana?"Yuna mengangguk dan salah tingkah. "Ya. Pemberian dari suamiku sebagai hadiah ulang tahunku," jelasnya."Wah ... Sangat cantik." Findy tidak berkedip sama sekali. "Kau tahu. Aku sangat menginginkan high heels itu, tapi aku terlambat membeli karena Hanya ada lima pasang yang di jual di Indonesia. Ternyata kamu salah satunya. Aku iri padamu.""Apa kalian berdua tidak penasaran seperti apa mewahnya unit 001?" Yuna mengganti topik, memandang Erika dan Findy bergantian. "Bagaimana kalau kita ke sana dan menjadi tamu tak diundang?""Setuju!"
Untuk pertama kali mereka masuk ke unit milik Alia.Findy, Yuna, Erika terpesona dengan kemegahan di dalam unit tersebut. Ruang tamu tampak sangat luas, dengan sofa empuk panjang, dan meja bundar, meja kotak berada di tengah. Dari ruang tamu tersebut bisa melihat keindahan kota Jakarta di lantai paling atas.Bayangkan saat gelapnya malam. Berdiri di balik kaca sambil menikmati minuman favorit masing-masing bersama suami. Pasti, pemandangan lebih indah dua kali lipat di malam hari. Apalagi unit milik Alia adalah gedung tertinggi di kota tersebut.Ruang keluarga dan ruang makan tidak jauh dari ruang tamu. Terletak di dekat tangga, lantai pun bersih dan tampak kinclong seperti wajah Alia.Erika menyongol lengan Yuna berkali-kali ketika matanya melihat ke selu
"Kamu yang mengirimkan gift box itu bukan? Katakan dengan jujur! Apa maksudmu?!" desaknya, tak berani menatap mata Alia."Kalau iya memangnya kenapa?" Alis kanan Alia terangkat."Ada apa?" Muncullah Abian dari arah tangga. Lelaki itu berjalan dengan kedua tangan di masukkan ke kantong celana. Berdiri di samping Alia."Omg! Liat, suami Alia sangat tampan!" Erika tak bisa mengobrol diri. Memuji ketampanan dari Abian. "Dia sangat karismatik!"Fendy dan Yuna setuju dengan ucapan Erika. Dokter tampan itu milik Alia, benar-benar ketampanan mampu melelehkan hati mereka."Jantan sekali!" komentar Yuna saat memperhatikan postur tubuh Abian.
Misella kembali ke unit 002. Langkah cepat, napas naik turun membuat baby sister sedang menggendong Kayla merasa takut pada sang majikan itu. Apalagi tatapan itu."Mengerikan," komentar Baby sister dengan nada rendah.Misella menaiki tangga dengan tergesa-gesa.Sesampai di kamar, Misella mengacak-acak meja riasnya hingga parfum bermerk mahal, dan make up berjatuhan ke lantai. Parfum ada yang pecah, Misella tak peduli. Dia mengerang kesal, berteriak melengking. Emosi menguasai dirinya sejak bertemu dengan Alia."AKHHH! WANITA ITU! KENAPA HARUS TINGGAL DI UNIT 001!" teriaknya hingga kehabisan napas. "APA YANG DIA LAKUKAN DI SINI!"Ketakutan terbesar Misella adalah Fahmi terpikat lagi dengan Alia. Dan Misella takut Fahmi akan berselingkuh dengan mantan istrinya. Sangat takut. Misella mulai membayangkan Fahmi berselingkuh. Kepala