Home / Pernikahan / Kamu Menidurinya? / 15. Mengapa Mencumbuinya?

Share

15. Mengapa Mencumbuinya?

Author: Lusia
last update Last Updated: 2022-04-09 18:00:00

Sebuah sensasi sangat luar biasa dirasakannya saat sebuah kehangatan menyentuh puncuk bagian dadanya berganti dari kanan ke kiri dan kembali lagi beberapa kali. 

“Oh, my God! Sial!" maki Alia dengan suara tertahan. 

Dia sangat menyukai permainan Fahmi. Alia paham sekali bagian tubuh yang sangat ingin suaminya sentuh adalah dua gundukan daging kenyal. Liat! Fahmi melahap tanpa henti seperti bayi kelaparan dan kehausan, kedua gundukan menggemaskan selalu membuatnya begitu tegang.

Bisa dibilang sudah terlalu lama keduanya tidak merasakan kenikmatan hubungan suami istri dan syukur kini mampu merasakan arti dari rasa nikmat yang sesungguhnya. 

Fahmi melebarkan kaki Alia dengan tidak sabar dan menyuruh menaikkan pinggulnya sedikit. Seperti yang dibayangkan Fahmi, Alia mengeluarkan desahan panjang saat sesuatu berusaha masuk ke dalam miliknya dan berhasil untuk menjelajah celah sesak it

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Yung
hati hati alia takut nya si bajingan itu ada mau nya
goodnovel comment avatar
Rahmadanti
brengsek banget si fahmi seenaknya main celup sana celup sini. Kasian si alia
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
kasian alua yang punya suami dusta tukang selingkuh
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Kamu Menidurinya?   16. “You So Beautiful, Alia.”

    Satu jam Alia berdandan di depan meja rias. Kali ini dia ingin membuat Fahmi terpesona, jadi harus berdandan cantik bak unnie Korea. Sempat bingung memakai pakaian yang cocok untuknya karena jarang sekali keluar rumah kecuali bekerja. Terlalu lama memilih, jadi memutuskan untuk memakai dress vintage. Alia baru sadar beberapa pakaian sudah tak muat di badannya.“Apa aku gendutan, ya?” gumam Alia berdiri di cermin besar. Memang beberapa bulan ini Alia tidak pernah memperhatikan berat badan tubuhnya.“Sudah siap?” Fahmi tiba-tiba datang mengagetkan Alia. Lelaki itu berdiri ternganga melihat Alia. “You so beautiful, Alia,” pujinya.Alia tersipu malu. Kedua pipi merona merah. Tidak apa gendutan, Fahmi tetap memujinya cantik.***

    Last Updated : 2022-04-10
  • Kamu Menidurinya?   17. Bertemu Istri Sah Fahmi

    “Apa?! Kamu sedang ada di Mall?!”Dalam sekejap Fahmi panik. Dia mengacak-acak rambutnya dengan frustasi. Bagaimana kalau Alia dan Misella bertemu? Pertemuan untuk kedua kalinya bagi mereka. Ketakutan Fahmi mendadak menyerang, tak bisa membayangkan apabila Alia mengetahui dirinya dengan Misella mempunyai hubungan istimewa.“Sudah aku katakan. Jangan menghubungiku beberapa hari,” cetus Fahmi. Dia ingin berjuang agar rumah tangganya berjalan semestinya. Makanya mengajak Alia menonton film dan mengajak shoping.Misella pun menjelaskan di panggilan itu, bahwa tidak sengaja melihat Fahmi dengan Alia di Mall, dan ingin menyapa.Fahmi segera melarang niat Misella. Menyuruh untuk segera pulang. Tapi sudah terlambat saat kedua matanya melihat wanita cantik berdiri tak jauh, wanita itu melambaikan tangan dan tersenyum manis sekali.Fahmi mematikan telepon, berjalan cepat ke arah Misella. “Apa yang kamu lakukan di sin

    Last Updated : 2022-04-10
  • Kamu Menidurinya?   18. Dokter Obgyn

    'Mas sudah makan belum?'Fahmi mendapatkan pesan dari Alia. Jari jemarinya langsung mengetik untuk membalas.'Sudah, La. Tadi aku makan di kantin.'Pesan Fahmi terkirim langsung ke nomor Alia dan Alia secepat kilat membalas pesan itu.'Bagus, deh. Kalau sudah makan. Mas sibuk nggak?''Lumayan, nih, La. Udah dulu, ya. Ada pasiennya.''Okay, deh. Semangat kerjanya, Mas.'Fahmi menyimpan ponselnya kembali setelah mengirimkan pesan— memberi tahu Alia, bahwa dia akan pulang agak terlambat, Fahmi fokus kembali ke pekerjaannya. “Panggil pasien selanjutnya,“ perintahnya kepada perawat.Perawat itu mengangguk. “Bu Dokter bisa masuk,” seru perawat membuka pintu dan mempersilahkan pasien. “Duduk dulu, ya,“ lanjutnya sambil menutup pintu.Fahmi baru selesai mencuci tangan. Tatapan kaget sekaligus heran dengan kening berkerut melihat Misella berada di ruangannya bersama wanita entah sia

    Last Updated : 2022-04-10
  • Kamu Menidurinya?   19. Pasien Mengalami Keputihan

    "Maaf. Kamu sudah menikah?""Belum, Dok.""Pernah berhubungan badan?" tanya Fahmi lagi.Marsha menggeleng. "Saya belum menikah. Jadi, belum pernah berhubungan intim," jelas Marsha.Fahmi mengangguk mengerti."Ini nanti akan sedikit sakit. Tahan, ya.""Sedikit sakit kan, Dok. Nggak sakit banget?" Marsha bertanya memastikan.Fahmi mengangguk. "Karena vagina kamu akan dibuka sedikit untuk membuka bibirnya tanpa merusak selaput dara. Kita harus mengumpulkan sampel keputihan Anda lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa.""Iya, Dok.""Tahan sebentar." Fahmi memulai tugasnya hingga sampel didapatkan. "Done! Sekarang kamu pakai kembali celananya." Fahmi segera memberikan sampel ke perawat.Fahmi berdiri, melepaskan sarung tangan pemeriksaan

    Last Updated : 2022-04-10
  • Kamu Menidurinya?   20. Foto Pernikahan

    Alia baru pulang dari rumah sakit. Dia sempat mampir ke sesuatu tempat untuk mengambil foto yang sudah dibingkai. Sekarang masuk ke rumah membawa bingkai besar sekali tertutup karton coklat cukup kuat dan aku membuka benda besar tersebut. Itu adalah foto pernikahan Alia dengan Fahmi. Ya saat itu Alia sedang memegang bunga, memakai gaun putih cantik, dan terseyum lebar ke arah kamera—membuatnya seperti menjadi ratu. Sangat cantik. Sedangkan Fahmi tampil maskulin dan gagah di hari bahagia, jas hitam dengan dasi kupu-kupu. Pernikahan adalah momen berharga, meski hanya dihelat dalam satu hingga dua hari. Menikah termasuk momen penting terjadi sekali sumur hidup. Agar lebih terkenang, Alia memajang foto pernikahan mereka di dinding ruang tamu dan memandang foto itu cukup lama. "Aku berharap ke depannya akan baik-baik saja," batin Alia. Matanya tak lepas dari foto pernikahan. Ada rasa ketakutan cukup mendalam bila rumah tangganya hancur hanya karena orang ketiga. Alia menarik napas pa

    Last Updated : 2022-04-10
  • Kamu Menidurinya?   21. Ada Helaian Rambut Wanita

    Misella turun dari mobil Fahmi. Sebelum benar-benar turun, dia mencium bibir Fahmi. Keduanya sengaja tidak berjalan saling beriringan karena Fahmi menyuruh wanita itu agar lebih dulu menuju rumah sakit. Langkah kaki panjangnya menaiki lift ke ruangan kejiwaan, di mana dia bekerja. “Sudah berapa lama kamu mengalami kesulitan tidur?” tanya Misella saat ada pasien sedang berkonsultasi. “Dua bulan yang lalu,“ jawab pasien. “Aku ingin tidur, tapi tidak bisa. Setiap hari insomnia. Itu sangat menyiksaku. Terkadang aku hanya tidur beberapa jam, terkadang juga sama sekali tidak tidur, keluhnya. “Apakah kamu sedang diet?” Pasien itu menggeleng cepat. “Tidak! Aku sama sekali tidak tertarik untuk diet. Aku hanya butuh tidur. Itu saja,” jelasnya. “Inilah alasanku kenapa harus mengunjungi psikiater.” “Okay. Aku mengerti.” “Lalu apa dokter bisa memberikan obat penenang dan obat tidur?” Misella menatap wajah pasien seperti sangat menginginkan obat penenang. “Ya. Aku bisa. Tapi tidak semudah i

    Last Updated : 2022-04-10
  • Kamu Menidurinya?   22. Mengecek Ponsel Suami

    “Kamu bohong, 'kan?” Alia menggeleng kepala. “Untuk apa aku berbohong?” Ayora menenangkan diri sendiri. Alia tahu respon dari sahabatnya akan seperti ini. Tidak hanya cuaca yang sedang panas, tapi hati Ayora ikut panas hingga berkeringat. Masih tidak habis pikir dengan dokter Fahmi. Tega sekali telah mencoba berkhianat. “Fahmi mencoba menyembunyikan sesuatu dariku," ujar Alia. “Dia bilang akan selalu pulang lebih awal, tapi sering pulang terlambat. Saat aku tanya pada Erza, Fahmi sudah pulang. Kenapa dia berbohong? Apa yang dilakukan selama beberapa jam sebelum pulang ke rumah?” Ayora tidak bisa berkata apa-apa dan hanya bisa bertanya, “Apa kamu mencurigai salah satu wanita?” “Salah satu dokter di rumah sakit Havanna,” jawab Alia dengan yakin. “Lalu apa yang akan kamu lakukan?” Alia mengangkat kedua bahunya. “Sekarang aku tak terlalu memikirkan. Aku hanya fokus pada pekerjaanku dan menjadi istri yang baik bagi Fahmi karena masih menjadi tanggung jawab seorang istri. Mungkin,

    Last Updated : 2022-04-11
  • Kamu Menidurinya?   23. Mengapa Mendua

    Alia menatap Fahmi dengan sorot mata redupnya. “Enggak, Mas. Aku nggak buka ponsel kamu,” jawab Alia meyakinkan. Fahmi menggeleng, tidak percaya. Jelas-jelas Alia membuka ponselnya saat dia tidur. “Kenapa, sih? Kamu ingin lihat apa? Mau tahu apa? Katakanlah padaku secara langsung. Jangan secara sembunyi-sembunyi seperti ini. Kamu rela berbohong.” Alia diam. Hanya mendengar perkataan panjang dari Fahmi, suara begitu lembut, enak didengar, dan tidak terdengar marah. Oke. Alia mengaku. Dirinya salah. Telah berani membuka ponsel tanpa seizin dari pemilik. Tapi, Alia lakukan demi dirinya di masa depan. Membongkar perselingkuhan. “Jawab saja. It's okay,” ucap Fahmi lagi. Alia memalingkan wajahnya. Sorot matanya berubah dratis. “Kalau kamu diam-diam mengecek ponselku. Itu akan menambah beban pikiran kamu, dan menambah masalah. Jadi, apapun yang ingin kamu tahu. Katakan padaku.” Sumpah. Demi apapun. Alia tidak bisa membalas perkataan Fahmi yang sejak tadi berbicara. “Kenapa diam? P

    Last Updated : 2022-04-11

Latest chapter

  • Kamu Menidurinya?   140. —THE END — S 2

    Para tamu bertanya-tanya termasuk Misella ikut terheran. Sontak Abian dan Alia menutup mulut tak percaya. Dikejutkan dengan kehadiran kedua orang tua Abian yang tiba-tiba datang bergabung di acara tersebut. Tak disangka-sangka mendapat surprise dari keluarga Abian. Ayah Mario, Ibu Caroline, Kak Amber dan juga Xylia si gadis kecil bule dengan rambut pirangnya."Sepertinya mereka dari keluarga terpandang," batin Misella menebak.Amber melambaikan tangan pada Abian dengan semangat sekali dan senyum lebarnya. Keluarga Abian pun semakin mendekat. Hati Alia terenyuh dengan kedatangan mereka. Alia pikir, keluarga Abian sangat mustahil untuk menginjak kaki di Jakarta. Sebab mereka lebih menyukai berada di Bali ketimbang di Jakarta, seperti pertama kali Abian memperkenalkan Alia pada keluarganya di Bali. "Siapa mereka?" ucap Papa Alia kebingungan."Mereka Keluarga saya, Pa. Ibu, ayah, dan kakakku dari Amerika," jawab Abian cepat. "Saya kira tidak akan datang."Tiffany melongo, begitu juga den

  • Kamu Menidurinya?   139. Sembilan Bulan Kemudian — S 2

    Sembilan bulan kemudian .... Setelah kejadian mengerikan di Belleza, rencana Robert berhasil total dan kematian Fahmi tidak membuat orang menaruh kecurigaan. Itulah gelapnya tinggal di hunian modern itu. Siapapun yang mempunyai uang, dia akan berkuasa. Pada dasarnya uang segalanya, termasuk uang membuat orang lain tutup mulut.Di hunian elit, Belleza unit 002 milik keluarga Robert.Keluarga Robert hidup jauh lebih bahagia daripada tahun kemarin. Kini Kayla sudah bisa berbicara walaupun belum amat jelas. Tingkah lucu dan nada bicara cadel Kayla sangat menghibur mereka. Apalagi Kayla cukup tanggap, pasti tumbuh besar menjadi anak pintar. "Kayla sayang ...!" Tiffany berteriak, melambaikan tangannya dengan senyum lebarnya. Saking kangennya dengan cucunya. "Nenek datang!"Kayla baru turun dari tangga dituntun oleh Misella. Misella langsung berkata, "Hayo, siapa yang datang itu, Kay?" nunjuknya ke arah pintu.Awalnya Kayla sempat bingung, tapi langsung sadar. Tubuh mungil itu berlari untuk

  • Kamu Menidurinya?   138. Menjadi Pembunuh — S 2

    Deg."APA KATAMU?!" Robert sangat terkejut. Berdiri dengan sorot mata tidak percaya. "Putriku tidak mungkin melakukan itu!"Bella terkaget-kaget. Tiffany yang baru sadar dari pingsan, syok kembali. Membekap mulutnya tidak menyangka. "T-tidak! Putriku bukan anak pembunuh!" Geleng-geleng kepala. "Pasti ada kesalahpahaman. Iya, kan?!""Maaf ... Saya melihat dengan kepala saya sendiri! Bahwa Putri Anda yang mendorong Fahmi!" tegas pengawal itu meyakinkan. "Harus ke atas sekarang kalau tidak percaya."Mereka langsung berlari-lari naik tangga menuju kamar Kayla. Mulut mereka terbuka lebar saat melihat jendela kaca telah hancur. Mata masing-masing menangkap punggung Misella, berdiri di antara serpihan kaca berserakan di lantai. Tidak ada yang memperdulikan betapa cantiknya warna kembang api di menyala-nyala.Robert membalikkan badan Misella. "Apa yang sebenarnya terjadi?!" tanya Robert butuh penjelasan. "Kenapa begitu berantakan di sini?!" tambah Robert.Kesadaran Misella kembali saat kedat

  • Kamu Menidurinya?   137. Terjatuh dari Penthouse — S 2

    "T-tapi Tuan ...." "Tidak ada tapi tapi!" Robert masih punya secuil rasa kasihan setelah melihat Fahmi begitu mengenaskan. "Beri waktu dua menit dan awasi dia jangan sampai menyentuh sedikitpun cucu saya! Kalau cucu saya sedang tidur, jangan sampai lelaki itu membangunkan!""Baik Tuan." Body guard menurut, mereka pun menghampiri Fahmi. "Hei! Ayo jalan!" perintahnya karena Fahmi hanya diam tak bergerak. "Cepat jalan! Sebelum Tuan Robert berubah pikiran!"Fahmi pun berjalan pincang naik ke arah tangga dikawal ketat. Meninggalkan Robert di bawah bersama putri pertama. Bella dengan penuh amarah menghampiri Robert yang melamun dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam kantong celana."Papa!" teriak Bella. "Papa yang benar saja membiarkan lelaki bajingan itu menemui Kayla?! Di atas juga ada Sella!" Marah Bella, geleng-geleng kepala kenapa Papanya berbuat demikian.Robert menatap putri pertamanya. "Sudah. Kamu jangan marah begitu," tanggap Robert

  • Kamu Menidurinya?   136. Menghajar habis-habisan — S 2

    Robert kembali ke apartemen karena baru selesai menyelesaikan beberapa pekerjaan mendadak di hari tersebut. Awalnya Robert ingin menikmati waktu malam tahun baru bersama sang istrinya, alhasil gagal. Saat pulang lelaki tua geram setelah mendapatkan pesan dari putrinya. "Dia datang sendirian?" tanya Robert pada dua body guard itu.Salah satu body guard menjawab, "Sepertinya sendiri, Tuan. Saya mendapat notif panggilan banyak sekali dari putri dan istri Anda.""Kenapa dia ada di sini?" Napas Robert terdengar berat. Sangat heran sekali. "Apa tidak punya harga diri?" sinisnya mengingat wajah Fahmi yang begitu memuakkan."Mungkin dia lapar," tebak body guard setengah bercanda."Dia lapar pada hari ini?" Satu alis Robert naik."Kan Tuan yang membuatnya miskin tak punya apa-apa. Jadi, dia berusaha mendatangi keluarga Tuan agar mendapat belas kasih," jelas body guard itu."Ah, iya. Kalau begitu kita harus cepat!"Dua b

  • Kamu Menidurinya?   135. Dendam. Benci. Marah. — S 2

    Jantung Misella terasa dihantam batu. Selama ini tidak pernah mengizinkan Fahmi melihat wajah putrinya. Batinnya pedih mendengar permintaan Fahmi, Misella merasa menjadi Ibu yang jahat. Sorot mata Fahmi hampir membuat pertahanan Misella goyah, rasa kasihan segera ditepis jauh-jauh.“Dia hanya mantan suami yang tidak tahu diri!” batinnya memperingatkan."Jangan mimpi. Jangankan Sella sebagai ibu! Aku saja tak akan membiarkanmu bertemu Kayla," sinis Bella. "Pergilah dari sini!" Bella menarik paksa tangan Misella, cepat-cepat memencet sandi pintu.Misella menoleh ke belakang, terperangah Fahmi semakin mendekat. Hah?! secepat itu? "Kak! Ayo cepat!" Menarik-narik dress Bella dengan panik."Sabar dong, Sel. Tangan Kakak jadi tremor ini," balasnya bersamaan bunyi pintu apartemen terbuka.Keduanya bergerak cepat masuk ke dalam saat pintu akan tertutup sempurna, tangan Fahmi menerobos pintu tak peduli akan terjepit. Misella dan Bella langsung mendorong sekuat tenaga agar pintu tertutup."Hanya

  • Kamu Menidurinya?   134. Ingin Bertemu Putrinya — S 2

    Lima jam yang lalu.Misella dan Bella saling berdebat kecil mengenai undangan party dari Yuna. Bella merobek-robek kertas undangan pink pastel cantik itu dengan kesal. "Untuk apa kau datang?! Bukannya lebih baik kamu mengabaikan wanita penyebalkan itu!" omel Bella, pipinya merah menyala. Tak habis pikir jalan pikiran adiknya itu. Diperlakukan buruk, dipermalukan masih saja mau bergabung dengan orang bermuka tebal. Misella berdiri memasang muka tanpa dosa di depan Bella. "Aku hanya ingin datang. Apa salahnya, sih, Kak?""Salah! Memang salah." Bella menarik napas dalam-dalam. Sadar, hanya masalah kecil sampai berdebat dan emosi begini. "Sudah, abaikan saja," lanjutnya menahan diri—merebahkan tubuhnya di sofa."Aku mau datang! Titik." Misella keukuh. "Aku belum pernah datang ke party tahun baru."Bella memutar bola matanya. Astaga. Adiknya sudah dewasa tapi masih keras kepala. Tidak pernah menurut perkataanya. "Ya sudah. Aku temenin! Jangan sendirian. Bisa jadi kamu akan dipermalukan de

  • Kamu Menidurinya?   133. Sebuah Perintah — S 2

    Sudah setengah jam Alia pingsan, kini mulai sadar. Matanya mulai terbuka, pandangan pertama yang dilihat adalah lampu cantik di atas langit-langit dinding yang menggantung. "Akhirmya kamu juga sadar, sayang." Abian menghela napas lega. Setia menunggu Alia bangun, tak melepas genggaman tangan.Alia melihat Abian duduk di sampingnya. "A-apa yang terjadi padaku? Di mana kita?" tanyanya bingung, sadar sedang bukan di kamar miliknya, kamar itu asing.Pelayan datang membawa segelas air putih, diberikan pada Abian. "Minum dulu," perintah Abian.Alia bangun dari posisi baringnya. Meminum beberapa teguk air putih dibantu Abian memegang gelasnya."Kamu pingsan, sayang. Kita masih di apartemen Yuna," ucap Abian memberi tahu. Alia sadar seketika. Matanya membesar, ingat kejadian menakutkan. Memegang kepalanya yang terasa pusing. Dia langsung turun dari ranjang tanpa berpikir panjang, tubuhnya oleng—untunglah pelayan siap siaga me

  • Kamu Menidurinya?   132. Apa yang terjadi?! — S 2

    Bunyi kaca pecah mengangetkan dan tiba-tiba ada teriakan dari atas membuat empat orang di balkon itu menengadah kepala ke atas. Betapa terkejutnya melihat ada seseorang di atas sana—di dorong hingga tubuhnya hilang kendali, jatuh bersamaan serpihan kaca tebal telah melukai setiap kulitnya. Tangan itu berusaha menggapai di udara, namun malangnya tak bisa berpegang benda apapun.Pasrah dalam hitungan detik tubuh itu jatuh melewati samping kiri balkon hingga menghantam sky light lobby apartemen yang terbuat dari kaca. Sky light berbentuk persegi panjang terpecah, hancur seketika. Saat menghantam lantai seketika sel sel dalam tubuh meledak. Pembuluh darah pecah sehingga tak ada sirkulasi oksigen ke seluruh tubuh membuat organ vital dan otak berhenti berfungsi. Tengkorak hancur beberapa bagian dan darah terciprat ke mana-mana.Orang-orang sedang berada lobby terkejut mendengar bunyi amat keras lalu diperlihatkan tubuh tergeletak tak bernyawa. Tak hanya itu penghuni Bel

DMCA.com Protection Status