❤ Rina
Aku mengedip-ngedipkan kedua mataku, saat merasa ada seseorang yang kini sedang mengusap lembut puncak kepalaku.
"Hai Rin. Ini aku, Gita. Aku udah datang."
Aku langsung mendudukan diriku, setelah berhasil membuka kedua mataku.
Dan aku baru sadar, bahwa ternyata, tadi, aku sampai ikut tertidur ketika berusaha menenangkan tangisan Elysia.
"Maaf ya Git, tadi aku ketiduran."
Gita tersenyum manis sekali padaku, "Nggak papa, Rina."
Tiba-Tiba Gita mengusap bagian bawah mataku, "Matamu bengkak, Rin. Kamu habis nangis?"
Dita
Chapter ini masih lanjutan cerita flashback dari Rina ya ;) ***** ❤ Rina Bagian Empat!Bahkan Embun Pagi Kalah Sejuk Karena Kedatangannya Pagi ini aku sudah berbaris dengan rapi menggunakan baju pramuka lengkap dengan semua atributnya. Hari ini aku dan semua anak kelas X akan mengikuti Persami Pramuka untuk kegiatan Penerimaan Tamu Ambalan (PTA). "Kenapa si Rin dari tadi ribut terus? Nggak usah gelisah sampai tengok kanan kiri gitu. Nanti, takutnya, jadi banyak yang salah paham dikira kamu lagi ngelirikin mereka."
Chapter ini masih lanjutan cerita flashback dari Rina ya ;) ***** ❤ Rina Bagian Delapan!Kakanda Memang Manis Sekali "Rina." Aku yang tadinya sedang berbicara dengan Gita, lantas mengangkat kepalaku. Lalu seketika tersenyum dengan begitu bahagia, saat melihat siapa laki-laki yang tadi memanggil namaku. Dia Mas Rezky, yang saat ini sedang menuruni setiap anak tangga masjid dengan ujung rambutnya yang masih terlihat basah. Manis sekali kakanda setelah menunaikan ibadah wajibnya.
💙 Mas Rezky Aku menghela napas dengan sangat berat sambil memijat pelipisku. Rasanya, aku benar-benar bisa berubah jadi gila jika seperti ini terus. "Astaghfirullah. Nyebut. Inget, nggak boleh ngomong yang macem-macem. Sabar," ucapku menyemangati diri. Tanpa ada aba-aba terlebih dahulu, tiba-tiba Mas Rangga datang dan langsung duduk di sampingku. Saat ini, aku sedang duduk di kursi panjang yang ada di halaman belakang. "Udah malam begini, tumben kamu masih ada di sini. Kenapa, Dek?" Aku menghela napas lagi. "Ibu masih ter
❤ Rina Aku masuk ke ruang makan, dan sudah melihat Ibu sedang duduk di sana dengan segelas teh hangat yang menemani beliau. Aku tersenyum, lalu mendudukan diriku di kursi yang berada tepat di hadapan Ibu. "Padahal, Rina baru aja mau jemput Ibu di kamar." Ibu juga ikut tersenyum ke arahku, "Tadi, Ibu dituntun sama Shinta kok. Jadi kamu tenang aja." Aku langsung menganggukan kepalaku. Lalu setelahnya, aku jadi terdiam, karena sedang menimbang, apakah aku akan kembali membicarakan tentang hal ini dengan Ibu atau tidak. "Kenapa, Rin? Ada yang lagi bikin kamu nggak enak?"
💙 Mas Rezky Bu Sri memang suka semaunya sendiri. Perintah dan kemauannya harus segera dituruti. Jika tidak, Ibu akan terus menerorku dengan panggilan telepon tanpa henti seperti tadi. Aku menghela napas lelah jika teringat lagi bagaimana memaksanya Ibu hari ini yang tetap memintaku untuk mau bertemu dengan perempuan pilihan Ibu. Padahal aku sudah berulang kali mengatakan, kalau aku tidak mau. Tapi Ibu tetap saja memaksaku. Bahkan Ibu sampai bilang, kalau aku tidak mau menemui perempuan pilihan Ibu, maka Ibu juga tidak mau bertemu dengan Rina, wanita cantik pilihanku. Kalau sudah seperti itu, maka mau tidak mau, akhirnya aku mengalah dan mau menuruti kemauan Ibu kali ini untuk bertemu dengan perempuan pilihan Ibu. Hanya untuk bert
💙 Mas RezkyAku masih terkejut dan bingung luar biasa, karena bagaimana caranya Ibu bisa mengenal Rina?Tadi, setelah aku sampai di sini, Ibu langsung pergi meninggalkan aku dan Rina. Katanya, biar kami bisa bicara.Tapi sejak tadi, tak ada obrolan yang terjadi di antara kami berdua. Rina sibuk mengusap-usap punggung Elysia yang sedang tertidur di pangkuannya. Sedangkan aku, tentu saja, kalau aku sibuk memandangi Rina.Ya. Mataku benar-benar tak bisa berhenti untuk melihat Rina. Karena aku memang sangat merindukannya. Tapi sepertinya, Rina tak merasakan hal yang sama. Karena tatapan Rina tak pernah tertuju padaku yang sejak tadi sudah ada di dekatnya. Rina lebih senang memandangi pemandangan yang ada di hadapannya. Atau menatapi putr
💙 Mas Rezky Kini, aku menyeruput pelan-pelan teh manis yang sudah dibuatkan Ibu untukku dengan senyum yang tak mau luntur sejak tadi. Bahkan rasanya, teh yang dibuatkan Ibu jadi jauh lebih manis dari biasanya. Aku terkekeh menertawakan bagaimana tingkahku saat ini yang sudah mirip seperti remaja belia yang baru saja jatuh cinta. To : Elsa Azarina Safira Dek, udah sampai rumah? Aku langsung terkikik geli membaca pesan yang baru saja kukirimkan pada Rina. "Dek. Gemes banget ya? Rina marah nggak ya kalau aku panggil dia, adek?" monologku.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas Rezky"Tapi Bu, Rezky masih penasaran, kok Ibu bisa kenal sama Rina? Terus kenapa Rina sama El panggil Eyang Yanti sama Ibu?"Ibu tersenyum misterius sekali, "Mau tahu ceritanya dari Ibu dulu, atau mau tanya langsung sama Rina?"Baru saja aku ingin menjawab pertanyaan dari Ibu, tapi ponselku bergetar sampai sedikit mengejutkanku. Dan ternyata Rina sudah membalas pesan dariku.Aku mendongak untuk menatap Ibu, "Bu, ceritanya ditunda dulu ya. Soalnya Rezky mau teleponan sama calon istri," ucapku sambil cengengesan.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** 💙 Mas Rezky "Ya ampun. Nana masih cemburu sama Diandra?" Rina mendengus tanpa menjawab pertanyaanku. Aku menarik tubuh Rina untuk mendekat lagi padaku, "Coba cerita, sebenarnya, dulu, Nana lihat Mas ngapain aja sama Diandra sampai Nana cemburu kaya gini." Rina malah memukul dadaku, "Nggak tahu lah. Bodo. Nggak usah tanya-tanya." Aku tertawa, lalu mencium pipi Rina yang kini jadi menggembung dengan sangat lucu di kedua bagiannya. "Mas suka kalau Nana cemburu ka
💙 Mas Rezky Aku menaiki tangga untuk menuju ke kamarku setelah tadi selesai berbincang-bincang bersama semua keluarga dan mengantar mereka sampai depan rumah ketika mereka pamit pulang. Bersyukur sekali aku mempunyai keluarga besar yang pengertian dan sangat mengerti dengan kebutuhanku malam ini. Senyumku tak kunjung pudar sejak tadi pagi. Apalagi mengingat moment di mana hari ini aku sudah resmi menjadi seorang suami. Ya. Hari ini aku menikah. Aku sudah punya istri, aku tak sendiri lagi. Dan tentu saja, istriku adalah seorang Elsa Azarina Safira. Seseorang yang sudah kucintai sejak sekian lama. Akhirnya, hari ini, R
❤ RinaAku merenggangkan otot-ototku setelah selesai mengecek semua rekap resi pengiriman paket hari ini.Tiba-tiba ponselku berdering. Dan ternyata, Mas Rezky yang sedang meneleponku saat ini.Aku langsung tersenyum, dan segera menerima panggilan telepon dari calon suami tercinta."Assalamu'alaikum Mas.""Wa'alaikumsalam. Nana lagi di mana?""Masih di toko, Mas. Pripun?"
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** 💙 Mas Rezky Aku menyandarkan tubuhku di kursi mobilku, setelah selesai memarkirkan kendaraan roda empatku di halaman besar rumah Rina. Menarik napas perlahan lalu menoleh ke arah kiriku di mana calon istriku sedang tertunduk memandangi putri cantikku yang sejak tadi sudah tertidur di pelukannya. Tiba-tiba, hatiku mencelos saat melihat Rina sedang mengatupkan bibirnya kuat-kuat bahkan ia sampai menggigitnya. Aku melepas sabuk pengamanku lalu mendekati Rina dan meletakkan satu lenganku di belakang kursi yang Rina tempati.
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :) ***** 💙 Mas Rezky Setelah memastikan bahwa Rina dan Elysia sudah masuk ke kamar Siska dan bayinya, aku langsung menarik napas sebanyak-banyaknya. Sedang mengumpulkan kekuatan dan kesabaran, bahwa semoga saja setelah ini aku bisa menyelesaikan masalah yang ada tanpa menimbulkan keributan. Aku memutar tubuhku, dan segera melangkahkan kedua kakiku dengan sangat mantap menuju orang-orang yang tadi telah tega menyakiti hati calon istriku. Aku telah sampai di hadapan mereka. Orang-orang yang saat ini jadi t
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkyAku langsung tersenyum sangat bahagia karena memperhatikan dua perempuan kesayanganku yang saat ini sudah berdiri dengan begitu manis untuk menyambutku, di teras rumah Rina."Cantik banget si sayang-sayangnya Ayah Rezky Pramurindra," kataku ceria, saat kini aku sudah berdiri tepat di hadapan Rina dan Elysia.Rina tersenyum manis sekali seperti biasanya. Sedangkan putri kecilku, Elysia, ia sudah langsung merentangkan kedua tangannya karena ingin digendong dengan segera.Aku terkekeh sebentar sebelum akhirny
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****❤ RinaAku dan Gita telah keluar dari ruang fitting dan langsung melihat Mas Rezky yang saat ini sedang tertawa bersama Elysia. Entah apa yang sedang mereka bicarakan sebelumnya, tapi Mas Rezky dan Elysia benar-benar terlihat sangat bahagia dengan obrolan mereka."Nggak nyangka ya Rin, kalau ternyata, cinta pertamamu saat remaja akan Allah kabulkan sekarang."Aku langsung menganggukan kepalaku, "Iya, Gita. Sampai sekarang, aku juga masih sering nggak nyangka, dan kadang nggak percaya, kalau sekarang, aku bisa sama Mas Rezky saat aku udah punya Elysia."
❤ RinaAku menggandeng tangan Elysia untuk masuk ke butik milik Gita, sahabatku tercinta."Tante Gita!" seru Elysia saat dirinya sudah melihat Gita yang kini sedang berbicara dengan asistennya di meja kasir berada.Gita menolehkan kepalanya, lalu tersenyum saat melihat kedatanganku dan Elysia. Dan setelahnya, Gita langsung berlutut serta membuka kedua lengannya untuk memeluk Elysia yang saat ini sudah berlari menuju ke arahnya."Halo, sayangnya Tante Gita. Apa kabar?" tanya Gita sambil mengusap-usap punggung Elysia.Elysia sudah memeluk erat leher Gita, "Baik, Tante. Tante Gita apa kabar? Udah lama banget nggak main sama El."
Chapter ini masih lanjutan di hari yang sama seperti kemarin ya :)*****💙 Mas RezkyAku sudah selesai mandi. Semua acara hari ini telah selesai, jadi waktunya istirahat dan kangen-kangenan sama calon istri.Aku mengetikan pesan terlebih dahulu untuk kukirimkan pada Rina.To : Rinaku ❤Nana, maaf, ini Mas baru selesai.Nana udah tidur belum?